Anda di halaman 1dari 24

DESA SIAGA

OLEH :
Ni Kadek Dian Lita Dewi (P07124018003)
Ni Putu Diah Ananda Saputri (P07124018017)
Ni Komang Diah Puspitasari (P07124018019)
Gusti Ayu Pramitha Dewi (P07124018027)
Ni Komang Wita Winanti Putri (P07124018031)
Luh Kadek Anindya Karina Putri (P07124018032)
Apa itu Desa Siaga?
Desa siaga adalah desa yang telah
menjalankan sistem kesehatan yang
bersifat adil bagi masyarakat bersama
dengan negara yang bertujuan menjaga
kesehatan masyarakat, khususnya
mencegah kematian ibu dan bayi
dengan mengutamakan kebutuhan,
kepentingan, dan tindakan yang
didasarkan pada pilihan masyarakat itu
sendiri.
Siap Antar Jaga
 Pendataan dan  Warga desa, bidan,  Menjaga ibu pada
mengamati seluruh dan komponen saat dan setelah
ibu hamil. lainnya dengan cepat melahirkan.
 Siap mendampingi dan sigap  Menjaga kesehatan
ibu dan siap menjadi mendampingi dan bayi yang baru
donor darah. mengantar ibu yang dilahirkan.
 Siap memberikan akan melahirkan jika
bantuan kendaraan memerlukan tindakan
untuk rujukan. gawat darurat.
 Siap membantu  Kelompok bank darah
pendanaan. desa siap
 Bidan selalu siap mengirimkan calon
memberikan donor darah.
pelayanan.
KRITERIA DESA SIAGA

01. 04.
Memiliki pelayanan kesehatan Memiliki sistem surveilans
dasar. (penyakit dan faktor resiko berbasis
02. masyarakat).
05.
Memiliki berbagai UKBM (usaha Memiliki kesiapsiagaan dan
kesehatan berbasis masyarakat) penanggulangan kegawatdaruratan dan
sesuai kebutuhan masyarakat bencana berbasis masyarakat.
setempat misalnya posyandu.
03. 06.
Dibina oleh puskesmas PONED Memiliki sistem pembiayaan
(pelayanan obstetrik dan kesehatan berbasis masyarakat.
neonatal esensial dasar). 07.
Masyarakatnya berperilaku hidup bersih dan sehat.
TUJUAN DESA SIAGA

1. Terciptanya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.

2. Masyarakat memahami bahwa setiap kehamilan beresiko.

3. Meningkatkan hak asasi wanita atas kelangsungan hidupnya.

4. Memberdayakan kaum wanita agar dapat melindungi kesehatan dan


kualitas hidup sendiri dan anak yang akan dilahirkan.

5. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membantu dan


bertanggung jawab mencegah kematian ibu dan bayi.
Kegiatan Dalam Desa Siaga :

1. Adanya notifikasi atau informasi sippen K3 (sistem


pencatatan pelaporan kehamilan, kelahiran, dan
kematian)
2. Adanya penggalangan donor darah.
3. Adanya kelompok transportasi atau ambulans desa.
4. Penggalangan dana atau tabulin (tabungan ibu
bersalin) atau dasolin (dana sosial ibu bersalin).
Unsur Desa Siaga

Bidan Desa Fasilitator Puskesmas


Masyarakat

Perangkat Desa Tokoh Tokoh Agama


Masyarakat
Pendekatan Pengembangan Desa Siaga
Pengembangan Desa Siaga dilaksanakan dengan membantu
serta memfasilitasi masyarakat untuk menjalani proses
pembelajaran melalui siklus atau spiral pemecahan masalah
yang terorganisasi (pengorganisasian masyarakat), yaitu
dengan menempuh tahap-tahap:

1. Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumber


daya yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
2. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-
alternatif pemecahan masalah.
3. Menetapkan alternative pemecahan masalah yang layak,
merencanakan dan melaksanakannya.
4. Memantau, mengevaluasi dan membina kelestarian
upaya-upaya yang telah dilakukan.
Meskipun di lapangan banyak variasi pelaksanaanya, namun secara garis
besar langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Tim Petugas


Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-kegiatan
lainnya dilaksanakan. Tujuan langkah ini adalah mempersiapkan para
petugas kesehatan yang berada di wilayah Puskesmas, baik petugas
teknis maupun petugas administrasi. Persiapan pada petugas ini bisa
berbentuk sosialisasi, pertemuan atau pelatihan yang bersifat
konsolidasi, yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
2. Pengembangan Tim di Masyarakat
Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para petugas,
tokoh masyarakat, serta masyarakat, agar mereka tahu dan mau
bekerjasama dalam satu tim untuk mengembangkan Desa Siaga.
Dalam langkah ini termasuk kegiatan advokasi kepada para
penentu kebijakan, agar mereka mau memberikan dukungan, baik
berupa kebijakan atau anjuran, serta restu, maupun dana atau sumber
dana yang lain, sehingga pembangunan Desa Siaga dapat berjalan
dengan lancar.
3. Survei Mawas Diri
Survey Mawas Diri (SMD) Community Self Survey (CSS)
bertujuan agar pemuka-pemuka masyarakat mampu
melakukan telaah mawas diri untuk desanya. Survey ini harus
dilakukan oleh pemuka-pemuka masyarakat setempat dengan
bimbingan tenaga kesehatan.

4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


Tujuan penyelenggaraaan musyawarah masyarakat desa
(MMD) ini adalah mencari alternative penyelesaian masalah
kesehatan dan upaya membangun Poskesdes, diakitkan
dengan potensi yang dimiliki desa. Di samping itu, juga untuk
menyusun rencana jangka panjang pengembangan Desa
Siaga.
Program-program yang Terdapat Dalam Desa
Siaga
Inti dari kegiatan desa siaga adalah memberdayakan
masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Oleh
karena itu dalam pengembangannya diperlukan langkah-
langkah pendekatan edukatif. Yaitu upaya mendampingi
(memfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses
pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah-
masalah kesehatan yang dihadapinya.
Untuk menuju desa siaga perlu dikaji berbagai kegiatan
bersumberdaya masyarakat yang ada dewasa ini seperti
posyandu, polindes, pos obat desa, dana sehat, Siap-Antar-
Jaga, dan lain-lain sebagai titik awal pengembangan menuju
desa siaga. Dengan demikian, mengubah desa menjadi desa
siaga akan lebih cepat bila di desa tersebut telah ada berbagai
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
Pelaksanaan Pembentukan dan Pelaksanaan
Desa Siaga
Secara operasional pembentukan desa siaga dilakukan dengan kegiatan
sebagai berikut:

1. Pemilihan pengurus dan kader desa siaga


Pemilihan pengurus dan kader Desa Siaga dilakukan melalui
pertemuan khusus para pemimpin formal desa dan tokoh masyarakat
serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan dilakukan secara
musyawarah dan mufakat, sesuai dengan tata cara dan kriteria yang
berlaku, dengan difasilitasi oleh puskesmas.
2. Orientasi/pelatihan kader desa siaga
Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengelola dan kader
desa yang telah ditetapkan perlu diberikan orientasi atau pelatihan.
Orientasi/pelatihan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
sesuai dengan pedoman orientasi/pelatihan yang berlaku.. Materi
orientasi/pelatihan mencakup kegiatan yang akan dilaksanakan di desa
dalam rangka pengembangan desa siaga (sebagaiman telah
dirumuskan dalam Rencana Operasional).
3. Pengembangan poskesdes dan UKBM
Dalam hal ini, pembangunan Poskesdes bisa dikembangkan dari
Polindes yang sudah ada. Apabila tidak ada Polindes, maka perlu
dibahas dan dicantumkan dalam rencana kerja tentang alternative lain
pembangunan Poskesdes. Dengan demikian diketahui bagaimana
Poskesdes tersebut akan diadakan , membangun baru dengan fasilitas
dari pemerintah, membangun baru dengan bantuan dari donator,
membangun baru dengan swadaya masyarakat, atau memodifikasi
bangunan lain yang ada.

4. Penyelenggaraan kegiatan desa siaga


Setelah desa siaga resmi dibentuk, dilanjutkan dengan
pelaksanaan kegiatan Poskesdes secara rutin, yaitu pengembangan
sistem surveilans berbasis masyarakat, pengembangan kesiapsiagaan
dan penanggulangan kegawat-daruratan dan bencana, pemberantasan
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB.,
penggalangan dana, pemberdayaan masyarakat menuju KADARZI dan
PHBS, penyehatan lingkungan, serta pelayanan kesehatan dasar (bila
diperlukan).
Pembinaan dan Peningkatan Desa Siaga
Salah satu kunci keberhasilan dan kelestarian desa siaga
adalah keaktifan para kader. Oleh karena itu, dalam rangka
pembinaan perlu dikembangkan upay-upayauntuk memenuhi
kebutuhan para kader agar tidak drop out. Kader-kader yang
memiliki motivasi memuaskan kebutuhan sosial psikologinya
harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
mengembangkan kreatifitasnya.

Sedangkan kader-kader yang masih dibebani dengan


pemenuhan kebutuhan dasarnya, harus dibantu untuk
memperoleh pendapatan tambahan, misalnya dengan
pemberian gaji/intensif atau difasilitasi agar dapat
berwirausaha. Untuk dapat melihat perkembangan desa
siaga, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi. Berkaitan
dengan itu, kegiatan-kegiatan di desa siaga perlu dicatat oleh
kader, misalnya dalam Buku Register UKBM (contohnya:
kegiatan Posyandu dicatat dalam buku Register Ibu dan Anak
Tingkat Desa atau RIAD dalam Sistem Informasi Posyandu).
Peran Jajaran Kesehatan dan Pemangku
Kepentingan Terkait
1. Peran Jajaran
Kesehatan

a. Peran Puskesmas
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, termasuk Pelayanan
Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
2. Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim tingkat kecamatan dan
desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga
3. Memfasilitasi pengembangan Desa Siaga dan Poskesdes.
4. Melakukan monitoring Evaluasi dan pembinaan Desa Siaga.
b. Peran Rumah Sakit
1. Menyelenggarakan pelayanan rujukan, termasuk Pelayanan Obstetrik dan
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK).
2. Melaksanakan bimbingan teknis medis , khususnya dalam rangka
pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan dan
bencana di desa siaga.
c. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
1. Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat  Kabupaten /Kota
dalam rangka pengembangan desa siaga.
2. Merevitalisasi puskesmas dan jaringannya sehingga mampu
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar dengan baik, termasuk
PONED, dan pemberdayaan masyarakat.
3. Merevitalisasi rumah sakit sehingga mampu menyelenggarakan pelayanan
rujukan dengan baik, termasuk PONEK, dan promosi kesehatan di rumah
sakit.
4. Merekrut/menyediakan calon-calaon fasilitator untuk dilatih menjadi
Fasilitator Pengembangan desa siaga.
5. Menyelenggarakan pelatihan bagi petugas kesehatan dan kader.
6. Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku kepentingan) tingkat
Kabupaten/Kota dalam rangka pengembangan desa siaga.
7. Bersama Puskesmas melakukan pemantauan, evaluasi dan bimbingan
teknis terhadap desa siaga.
8. Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi kelestarian desa Siaga.
d. Peran Dinas Kesehatan Provinsi

1. Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat provinsi dalam


rangka pengembangan desa siaga.
2. Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengembangkan kemampuan
melalui pelatihan-pelatihan teknis, dan cara-cara lain.
3. Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengembangkan kemampuan
Puskesmas dan rumah sakit di bidang konseling, kunjungan rumah, dan
pengorganisasian masyarakat serta promosi kesehatan, dalam rangka
pengembangan desa siaga.
4. Menyelenggarakan pelatihan fasilitator pengembangan desa siaga dengan
metode kalakarya (interrupted training).
5. Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku kepentingan) tingkat
provinsi dalam rangka pengembangan desa siaga.
6. Bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pemantauan, evaluasi
dan bimbingan teknis terhadap desa siaga.
7. Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi kelestarian desa siaga.
d. Peran Departemaen Kesehatan

1. Menyusun konsep dan pedoman pengembangan Desa Siaga, serta


mensosialisasikan dan mengadvokasikannya.
2. Memfasilitasi revitalisasi Dinas Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit, serta
Posyandu dan UKBM-UKBM lain.
3. Memfasilitasi pembangunan Poskesdes dan pengembangan Desa Siaga.
4. Memfasilitasi pengembangan sistem surveilans, sistem informasi /
pelaporan, serta sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan
dan bencana berbasis masyarakat.
5. Memfasilitasi ketersediaan tenaga kesehatan untuk tingkat desa.
6. Menyelenggarakan pelatihan bagi pelatih (TOT).
7. Menyediakan dana dan dukungan sumber daya lain.
8. Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi.
2. Peran Pemangku Kepentingan
Terkait
a. Peran Pejabat-pejabat Pemerintah Daerah
b. Peran Tim Penggerak PKK
c. Tokoh Masyarakat
d. Organisasi Kemasyarakatan / LSM / Dunia Usaha / Swasta
Indikator Keberhasilan Desa Siaga

Indikator Indikator
Masukan Proses
A. B.

C. D.
Indikator Indikator
Keluaran Dampak
Indikator Masukan Indikator Proses

Indikator masukan adalah indikator untuk Indikator proses adalah indikator


mengukur seberapa besar masukan telah untuk mengukur seberapa aktif
diberikan dalam rangka pengembangan Desa upaya yang dilaksanakan di suatu
Siaga. desa dalam rangka
pengembangan desa siaga. .
Indikator Keluaran Indikator Dampak

Indikator keluaran adalah indikator untuk Indikator dampak adalah indikator


mengukur seberapa besar hasil kegiatan untuk mengukur seberapa besar
yang dicapai di suatu desa dalam rangka dampak dan hasil kegiatan di desa
pengembangan desa siaga. dalam rangka pengembangan
desa siaga.
Terimakasih!
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai