bersifat persuasif.
Isi tulisan diusahakan untuk memikat pembaca agar yang bersangkutan tetap terus membaca tulisan
tersebut sampai selesai.
Penulis melakukan kontekstualisasi data hasil riset ke dalam tulisan tersebut sehingga data dapat
dipahami dengan mudah oleh pembaca umum.
Bahasa yang dipergunakan bersifat umum dan tidak menggunakan terminologi khusus yang hanya
dipahami oleh ilmuwan atau kelompok tertentu.
Biasanya struktur kalimat yang dipergunakan ialah kalimat aktif.
Gaya penulisan tidak baku.
Umumnya, informasi dipaparkan dalam bentuk narasi.
Secara implisit, kadang mengandung pesan tertentu berupa keinginan penulis agar pembaca
melakukan tindakan tertentu.
Jenis-jenis
Tulisan jurnalistik merupakan salah satu contoh jenis tulisan popular. Naskah jurnalistik masuk
dalam kategori nonfiksi karena ditulis berdasarkan fakta atau data peristiwa. Jadi, ciri utama naskah
atau karya jurnalistik adalah nonfiksi, faktual, atau bukan hasil khayalan. Naskah jurnalistik dibagi
dalam tiga kelompok besar, yaitu berita (news), opini atau pandangan (views), dan karangan khas
(feature)
Perbedaan antara tulisan populer dan karya
ilmiah
Perbedaan yang mendasar antara penulisan populer dan penulisan artikel ilmiah terletak pada tujuan dan cara penulisannya.
Dari tujuan-tujuan yang telah diuraikan tentang penulisan populer dapat dilihat bahwa penulisan populer adalah tulisan untuk
memberikan informasi atau wacana sesuai dengan pemikiran dan perenungan dari penulis tidak harus berdasarkan pada fakta-
fakta empirik (penelitian), tidak harus mengikuti aturan penggunaan tata bahasa yang berlaku di dunia akademik, menggunakan
istilah-istilah yang mudah dicerna dan populer dimasyarakat, namun logika serta sistematika pemikiran harus tetap diperhatikan,
agar pembaca dapat menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan (Wiyata,2008).
Hal tersebut berbeda dengan tata cara penulisan artikel ilmiah. Dalam penulisan artikel ilmiah ditulis berdasarkan hasil
penelitian lapangan sehingga memuat informasi-informasi dan fakta-fakta empirik yang akurat, mutakhir dan komprehensif dengan
metodologi yang jelas. Laporan penelitian saja tidak cukup, karena sering kali hanya dibaca oleh pemberi dana dalam lingkungan
terbatas. Artikel ilmiah dipaparkan secara singkat, rinci, logis, sistematis, padat, dan komprehensif (namun tidak bertele-tele),
dengan menggunakan bahasa Indonesia (asing) yang sesuai dengan “aturan main” yang berlaku di dunia akademik. sehingga
pembahasan dan analisisnya dapat dipahami dengan jelas dan tepat. Dengan artikel ilmiah hasil penelitian menjadi lebih enak
dibaca, dicerna dan dipahami karena telah melalui proses penyempurnaan penulisan dan penyuntingan ulang (Wiyata,2008).
Menulis artikel ilmiah memerlukan persiapan lebih matang, lebih cermat, lebih teliti, dan latihan berkelanjutan. Menulis artikel
ilmiah memerlukan juga kesungguhan, keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi. Yang tidak kalah pentingnya menulis artikel
ilmiah harus dilakukan sebagai suatu kewajiban yang menyenangkan dan mengasyikkan, bukan karena keterpaksaan
(Wiyata,2008).
Contoh tulisan populer
Pengaruh Era Digital Terhadap Pendidikan. Perkembangan teknologi saat ini tidak bisa dihindari, teknologi digital bahkan sudah
merambah seluruh aspek kehidupan termasuk pendidikan. Arus informasi yang deras di era digital memang tidak bisa dihindari karena
mengontrolnya tidaklah mudah. Dengan adanya percepatan informasi ini seharusnya bisa mempermudah pendidikan. Namun yang terjadi
tidaklah demikian, derasnya informasi ternyata tidak selalu berpengaruh positif. Semua hal pasti ada efek positif dan efek negatifnya
termasuk dengan teknologi informasi yang maju di era digital ini. Di balik kemajuan teknologi informasi ternyata ada efek negatif yang
ditimbulkan pada dunia pendidikan, seperti di bawah ini:
1. Membuat Siswa Tidak Fokus. Banyaknya informasi yang menarik bagi siswa di internet membuat siswa terkadang tidak fokus lagi dalam
belajar di kelas. Meski pun sedang belajar di kelas pikiran siswa ternyata berselancar di dunia maya atau media sosial yang dimilikinya.
2. Siswa Lebih Suka Game Online. Maraknya game online juga mempengaruhi siswa dalam belajar, apalagi bagi siswa yang memang
memiliki hobi main game. Siswa-siswa ini akan lebih suka main game online dibandingkan harus mengikuti pelajaran di kelas bersama guru
mata pelajarannya.
3. Menurunkan Kemauan Siswa Belajar. Seperti yang sudah disinggung di atas, banyaknya informasi menarik atau game online membuat
siswa menjadi malas belajar. Mereka lebih suka menjelajahi dunia mayanya dengan berbagai informasi menarik yang disajikan kepada
pengguna.
4. Pengaruh Pergaulan Bebas Dari Luar. Teknologi informasi membuat pengaruh dari luar negeri masuk dengan sangat bebas dan sangat
sulit dibendung. Inilah yang menyebabkan datangnya pengaruh pergaulan bebas di kalangan siswa karena mencontoh apa yang mereka lihat
di luar melalui media informasi.
5. Maraknya Penyebaran Pornografi Di Kalangan Siswa. Selain itu juga marak penyebaran pornografi di kalangan siswa yang akan
merusak moral generasi remaja saat ini. Bagi jiwa yang masih muda dan suka penasaran melihat hal yang berbau pornografi justru akan
membuat siswa ingin mencoba karena penasaran. Inilah yang kemudian akan membuat siswa mengalami kerusakan moral.
Itulah berbagai efek negatif teknologi terhadap dunia pendidikan, siswa khususnya yang menjadi korban langsung dari derasnya arus
informasi. Semua pihak harus ikut mengontrol arus informasi yang diterima siswa agar siswa bisa kembali menerima pendidikan dengan baik
dan benar.
Terimakasih