Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
URINARY
SISTEM URINARY???
Sistem urinal (urinary tract) adalah suatu
sistem saluran dalam tubuh manusia, meliputi
ginjal dan saluran keluarnya yang berfungsi
untuk membersihkan tubuh dari zat-zat yang
tidak diperlukan. Zat yang diolah oleh sistem
ini selalu berupa sesuatu yang larut dalam air.
Atau
Sistem perkemihan atau sistem urinaria,
adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari
zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
dan menyerap zat-zat yang masih di
pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).
• Membuang sisa metabolisme :
– Sisa metabolisme Nitrogenous :
ureum, creatinin, uric acid.
– Racun-racun/Toxins
– Obat-obat/Drugs
• Pengaturan homeostasis : FUNGSI???
– Keseimbangan air ???
– Elektrolit
– Keseimbangan asam-basa darah
– Tekanan darah
– Produksi darah merah
– Mengaktifkan vitamin D
KOMPONEN
• Ginjal/Kidneys
• Ureter/Ureters
• Kandung kemih
(urinary bladder)
• Uretra/Urethra
Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum
abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra
lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen.
Fungsi Ginjal:
●
Terdiri dari bagian berbentuk kerucut (renal pyramid)dg
dasarnya menghadap korteks dan puncaknya (papila
renalis)mengarah ke bagian dalam ginjal. Piramid terdiri dari
Medula renalis berkas saluran paralel (tubuli dan duktus kolingentes).
Gabungan antara piramid dan korteks disebut lobus renalis.
(Sumsum ginjal ) ●
Diantara piramid terdapat jaringan korteks yg disebut
kolumna renal yg menggandung ribuan pembuluh halus yg
merupakan lanjutan dari kapsula bowman
●
Merupakan ujung ureter yg berpanngkal di ginjal,berbentuk
corong lebar) sebelum berbatasan dg ginjal pelvis renalis
bercabang 2/3 yg disebut kalix mayor yg bercabang lagi
Pelvis renalis (rongga membentuk beberapa kalix minor yg langsung berhubungan
dg papila renalis
ginjal) ●
Kalix minor menampung urin yg keluar terus-menerus dr papila
renalis kemudian masuk ke kalix mayor, kemudian ke pelvis
renalis dan ke uretra kemudian ditampung di kandung kemih
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang
mempunyai percabangan arteria renalis, yang
berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi Sirkulasi pada
arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata,
arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal
bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan
Ginjal
yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh
alat yang disebut dengan simpai bowman,
didalamnya terjadi penyadangan pertama dan
kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman
kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava
inferior.
Persyarafan Ginjal
URETER •
•
Masuk melalui bagian posterior kandung kemih
Mendorong sejumlah air kemih dalam gerakan bergelombang
(kontraksi).
• Setiap ureter akan masuk ke dalam kandung kemih melalui suatu
sfingter. Sfingter adalah suatu struktur muskuler (berotot) yang bisa
membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup.
Uretritis
Pielonefritis
(Infeksi sal kemih
atas)
Glomerulonefr
Gangguan
Penyaringan
itis Akut KLASIFIKASI
Ginjal Glomerulonefr GANGGUAN
itis Kronik
PERKEMIHAN
Glomerulopati
Sindroma
Nefrotik
GANGGUAN Penyumbatan
PERKEMIHAN saluran
Lanj… Hidronefrosis
Kemih
Batu Saluran
Kemih
Infark Ginjal
Nefroklerosis
Gangguan
Pembuluh Penyakit Ginjal
Darah Ginjal Ateroembolik
Trombosis
Vena Renalis
Gagal Ginjal
Gagal Ginjal
Akut KLASIFIKASI
Gagal Ginjal GANGGUAN
Kronik
PERKEMIHAN
Kanker Renal
Kanker &
Hiperplasia Kanker Ureter &
Renal & Pelvis Renalis
GANGGUAN Tractus
PERKEMIHAN Kanker Kandung
Urinarius
Lanj… Kemih
Kanker Uretra
BPH
Trauma Renal
Trauma Ginjal Trauma Sal Kemih
dan Sal kemih
Perubahan pola
Urinalisasi
Retensi Urin
DEFINISI
Merupakan
ketidakmampuan untuk EPIDEMIOLOGI
melakukan Sering terjadi pada pasien
miksi/urihasi meskipun pascaoperatif , khususnya pasien yg
menjalani operasi di daerah
terdapat perineum atau anal shg timbul
keinginan/dorongan spasme refleks sfingter. Selai itu
pada klien yg melahirkan normal
terhadap hal tersebut. retensi urin terjai sebagai akibat
dari peregangan atau trauma dari
dasar kandung kemih dengan
edema trigonum. Karena itu klien
postpartum sering mengalami
retensi urin. Insiden terjadinya
retensi urine post partum berkisar
1,7% sapai 17,9%.
Etiologi dan Faktor Resiko
• ETIOLOGI • Faktor Resiko
– Pasca operatif perineum – epidural anestesia
atau anal – gangguan sementara
– Post partum normal kontrol saraf kandung
– Kecemasan kemih
– Pembesaran prostat – trauma traktus genitalis,
– Kelainan patologi uretra khususnya pada
( infeksi, tumor) hematoma yang besar
– Trauma – sectio cesaria
– Disfungsi neurogenik
kandung kemih
PATOFISIOLOGI
Selama fase pengisian, pengaruh sistem saraf simpatis terhadap kandung kemih menjadi
bertekanan rendah dengan meningkatkan resistensi saluran kemih. Penyimpanan urin
dikoordinasikan oleh hambatan sistem simpatis dari aktivitas kontraktil otot detrusor yang
dikaitkan dengan peningkatan tekanan otot dari leher kandung kemih dan proksimal uretra
Pengeluaran urine secara normal timbul akibat dari kontraksi yang simultan otot detrusor dan
relaksasi saluran kemih. Hal ini dipengaruhi oleh sistem saraf parasimpatis yang mempunyai
neurotransmiter utama yaitu asetilkholin, suatu agen kolinergik. emed void dis
Selama fase pengisian, impuls afferen ditransmisikan ke saraf sensoris pada ujung ganglion
dorsal spinal sakral segmen 2-4 dan informasikan ke batang otak. Impuls saraf dari batang
otak menghambat aliran parasimpatis dari pusat kemih sakral spinal. Selama fase
pengosongan kandung kemih, hambatan pada aliran parasimpatis sakral dihentikan dan
timbul kontraksi otot detrusor
Hambatan aliran simpatis pada kandung kemih menimbulkan relaksasi pada otot uretra
trigonal dan proksimal. Impuls berjalan sepanjang nervus pudendus untuk merelaksasikan
otot halus dan skelet dari sphincter eksterna. Hasilnya keluarnya urine dengan resistensi
saluran yang minimal.
MANIFESTASI KLINIS
Keluarnya urin
PATOFISIOLOGI
• Inkontinensia Urin Urgensi
Pengisian urin
spontan atau rangsangan
(batuk)
Otot destrusor berkontraksi (destrusor overactivity)
• Pemeriksaan penunjang
Uji urodinamik sederhana dapat dilakukan tanpa menggunakan alat-
alat mahal. Sisa-sisa urin pasca berkemih perlu diperkirakan pada
pemeriksaan fisis. Pengukuran yang spesifik dapat dilakukan dengan
ultrasound atau kateterisasi urin. Merembesnya urin pada saat
dilakukan penekanan dapat juga dilakukan. Evaluasi tersebut juga
harus dikerjakan ketika kandung kemih penuh dan ada desakan
keinginan untuk berkemih. Diminta untuk batuk ketika sedang
diperiksa dalam posisi litotomi atau berdiri. Merembesnya urin
seringkali dapat dilihat. Informasi yang dapat diperoleh antara lain
saat pertama ada keinginan berkemih, ada atau tidak adanya kontraksi
kandung kemih tak terkendali, dan kapasitas kandung kemih.
Pemeriksaan Diagnostik
• Laboratorium
Elektrolit, ureum, creatinin, glukosa, dan kalsium serum dikaji untuk
menentukan fungsi ginjal dan kondisi yang menyebabkan poliuria.
Bakteri naik ke atas menuju saluran kemih dan berkembang biak disana maka
saluran kemih akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan istilah
cystitis.
Bakteri akan naik lagi ke atas menuju ginjal dan menginfeksi ginjal yang
dikenal dengan istilah pyelonephritis.
Tidak semua penderita merasakan gejala
ISK tapi umumnya ada satu gejala yang
mereka rasakan walau tidak terlalu
MANIFESTASI
menganggu. KLINIS
• Sering kencing dan kesakitan saat kencing,
rasa sakit sampai terbakar pada kandung
kemih.
• Pada perempuan merasakan
ketidaknyamanan pada tulang kemaluan
• Selalu ingin kencing tetapi kencing yang
dikeluarkan sangatlah sedikit.
• Air kencingnya sendiri bisa berwarna putih,
cokelat, kemerahan.
• Tidak akan menyebabkan demam selama
masih menginfeksi urethra dan kandung
kemih, demam muncul bila ginjal sudah
kena.
Berikut obat yang tepat untuk ISK
Penatalaksanaan Sulfonamide :
•Dapat menghambat baik bakteri gram positif dan
gram negatif.
•Biasanya diberikan per oral, dapat dikombinasi
dengan Trimethoprim
Bermacam cara pengobatan •Efek samping yang ditimbulkan hipersensitivitas
yang dilakukan pada (demam, rash, fotosensitivitas), gangguan
pencernaan (nausea, vomiting, diare),
pasien ISK, antara lain : Hematotoxicity (granulositopenia,
(thrombositopenia, aplastik anemia) dan lain-lain.
– pengobatan dosis tunggal
– pengobatan jangka pendek Fluoroquinolones :
•Mekanisme kerjanya adalah memblok sintesis DNA
(10-14 hari) bakteri dengan menghambat topoisomerase II (DNA
gyrase) topoisomerase IV.
– pengobatan jangka panjang •Menghambat bakteri batang gram negatif termasuk
(4-6 minggu) enterobacteriaceae, Pseudomonas, Neisseria.
•Pemberian per oralEfek samping yang paling menonjol
– pengobatan profilaksis adalah mual, muntah dan diare
dosis rendah
Nitrofurantoin :
– pengobatan supresif •Bersifat bakteriostatik dan bakterisid untuk banyak
bakteri gram positif dan gram negatif.
•Efek samping : anoreksia, mual, muntah merupakan efek
samping utama.
PENCEGAHAN
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah ISK antara
lain :
Stagnasi urine
Mikroorganisme
Bakteri berproliferasi
Erosi Infeksi
Perubahan Pola
Eliminasi Urine
Manifestasi Klinis
• Rasa nyeri pada saluran kencing dan perut bagian
bawah. Jika dibawa buang air kecil terasa sakit dan
nyeri.
• Sering buang air kecil, tetapi air seni yang keluar
hanya sedikit dan disertai rasa nyeri.
• Jika sistitis disebabkan oleh kanker kandung kemih,
biasanya kencing disertai rasa nyeri dan darah yang
keluar bersama air seni.
• Gejala lainnya adalah nokturia (sering berkemih di
malam hari).
• Air kemih tampak berawan dan mengandung darah
(Piuria dan Hematuria)
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
• Uninanalisis dan kultur urin
Air kemih aliran tengah (midstream), agar air kemih tidak tercemar oleh bakteri
dari vagina atau ujung penis, kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk
melihat adanya sel darah merah atau sel darah putih atau zat lainnya. Dilakukan
penghitungan bakteri dan dibuat biakan untuk menentukan jenis bakterinya
• Rontgen, untuk menggambarkan ginjal, ureter dan kandung kemih
• Sistouretrografi, untuk mengetahui adanya arus balik air kemih dari
kandung kemih dan penyempitan uretra
• Uretrogram retrograd, untuk mengetahui adanya penyempitan,
divertikula atau fistula
• Sistoskopi, untuk melihat kandung kemih secara langsung dengan
serat optik
PENATALAKSANAAN MEDIS
• Pada usia lanjut, infeksi tanpa gejala biasanya tidak memerlukan
pengobatan.
• Untuk sistitis ringan, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah
minum banyak cairan. Aksi pembilasan ini akan membuang banyak
bakteri dari tubuh, bakteri yang tersisa akan dilenyapkan oleh
pertahanan alami tubuh.
• Pemberian antibiotik per-oral (tablet, kapsul, sirup) selama 3 hari
atau dosis tunggal biasanya efektif, selama belum timbul komplikasi.