Anda di halaman 1dari 47

FARMAKOLOGI OBAT

KARDIOVASKULER
Pokok Bahasan

 Hipertensi
 Angina
 Gagal Jantung Kongestif
HIPERTENSI

 Hipertensi akelainan yang sering dijumpai


 Macam :
 Hipertensi primer (90%) a penyebab tidak
diketahui
 Hipertensi sekunder (5%-10%) a akibat penyakit
lain
 Insidens : USA a sekitar 15% (60 juta orang)
 Sering tanpa gejala
 Hipertensi kronis a gagal jantung kongestif,
infark miokardial, kerusakan ginjal, CVA
Klasifikasi Tekanan Darah
Berdasarkan JNC VII

Klasifikasi Sistolik Diastolik


TD (mmHg) (mmHg)
Normal < 120 dan < 80
Prehipertensi 120 – 139 atau 80 - 89
Hipertensi
140 – 159 atau 90 – 99
stage 1
Hipertensi
> 160 atau > 100
stage 2
Respons Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Respons yang diperantarai sistem saraf simpatis
Aktivasi rec. b1 Cardiac
di jantung output
Aktivitas
simpatis
Aktivasi rec. a1 Tahanan
pada otot polos Perifer
Penurunan
TD Kenaikan
TD
Aliran darah Renin Angiotensin II
renal

Aldosteron

Retensi garam
GFR dan air Volume darah
Respons yang diperantarai sistem renin-angiotensin-aldosteron
Algoritma Pengobatan Hipertensi
Modifikasi Gaya Hidup

Belum mencapai target tekanan darah


( <140/90 mmHg; <130/80 untuk penderita DM atau CKD)

Obat awal

Tanpa penyakit penyerta Dengan penyakit penyerta

Hipertensi Stage 1 Hipertensi stage 2


 Diuretik Thiazide Terapi menggunakan 2 obat Obat utk penyakit penyerta
Gunakan obat antihipertensi
 ACE-inhibitor / ARB (biasanya diuretika thiazide
 b-blocker dan ACE-inhibitor atau (diuretik, ACE-inhibitor,
 Calcium channel blockerARB atau b-blocker ARB, b-blocker, atau
 Atau kombinasi atau CCB) CCB) sesuai indikasi
I. DIURETIKA

 Obat lini pertama


 Terbanyak a diuretika thiazide
 Cara kerja : meningkatkan ekskresi garam dan air,
menghambat retensi garam dan air yang sering dijumpai
pada penggunaan antihipertensi lain
 Terapi jangka panjang a volume plasma normal,
menurunkan tahanan perifer
 Aktif per oral
 ES : hipokalemia, hiperurisemia, hiperglikemia, hipomagnesemia
II. b-blocker
Cara kerja :
 Menurunkan cardiac output
 Menghambat sistem saraf simpatis
 Menghambat pelepasan renin dari ginjal
Prototip : propranolol (b1 dan b2 receptor blocker)
b1 selektif blocker a metoprolol, atenolol a utk px HT dengan asma
 Aktifper oral, mengalami metabolisme lintas
pertama
 Utk hipertensi dengan penyakit penyerta
(supraventrikuler takiaritmia, riwayat infark
miokard, angina pektoris, gagal jantung
kongestif, dan migrain)
 ES : bradikardi, hipotensi, letargi, insomnia,
halusinasi, meningkatkan TG dan menurunkan
HDL, disfungsi seksual
 Penghentian mendadak a rebound HT a akibat
up-regulasi reseptor b
III. ACE Inhibitor
 ES : batuk kering (akibat peningkatan bradikinin), rash,
demam, altered taste, hipotensi (pada keadaan
hipovolemia), hiperkalemia
 Tidak boleh diberikan bersama suplemen kalium
ataupun diuretika hemat kalium (contoh :
spironolakton)
 Fetotoksik a tidak boleh diberikan pada wanita hamil
IV. ANGIOTENSIN
RECEPTOR BLOCKER
 Prototip : losartan
 Efek farmakologis mirip ACE inhibitor a menyebabkan
vasodilatasi dan menurunkan sekresi aldosteron
 Menurunkan nefrotoksisitas pada penderita DM
 Tidak menyebabkan batuk
 Fetotoksik
V. CALCIUM CHANNEL
BLOCKER
 Kalsium masuk sel melalui kanal yg sensitif terhadap
voltase
 CCB a memblok masuknya kalsium melalui kanal tipe L
yg tdpt pd otot polos jantung dan pembuluh darah
koroner dan perifer a menyebabkan relaksasi a
pembuluh darah melebar
 Mempunyai efek natriuretik intrinsik a tidak perlu
penambahan diuretik
 Utk terapi penderita HT dengan penyakit penyerta
asma, diabetes, angina, dan/atau penyakit vaskuler
perifer
 T1/2 pendek (3-8 jam) a pemberian 3x sehari
 ES : konstipasi (10%), pusing, sakit kepala, rasa lelah
akibat menurunnya TD
CCB

Diphenyalkylamines Benzothiazepines Dihydropyridines

Verapamil Diltiazem Nifedipine


Amlodipine
Felodipine
Isradipine
Nicardipine
Nisolpidine
VERAPAMIL
 CCB yang tidak selektif
 Berefek pada otot polos jantung dan pembuluh darah
 Efek inotropik negatif a tidak boleh diberikan pada
penderita gagal jantung kongestif
 Digunakan utk terapi angina, supraventrikuler
takiaritmia, dan migrain

DILTIAZEM
 Juga berefek pada otot polos jantung dan pembuluh
darah
 Efek inotropik negatif dan efek sampingnya lebih
sedikit dibandingkan verapamil
DIHYDROPYRIDINES
 Generasi I : Nifedipine
 Lainnya : Generasi II a interaksi dengan obat
kardiovaskuler lain sedikit
 Efek pada CCB pada otot polos pembuluh darah
> jantung
 Efektif untuk terapi hipertensi
 Nimodipine a termasuk dihydropyridine a
digunakan utk terapi stroke
VI. a-blocker

 Prazosin, doxazosin, terazosin


 Blok kompetitif terhadap adrenoseptor a1 a relaksasi
otot polos arteri dan vena a tahanan vaskuler perifer
menurun a TD menurun
 Perubahan minimal pada cardiac output, aliran darah
ginjal, GFR a takikardi – (jangka panjang)
 ES : retensi garam dan air, postural hipotensi, refleks
takikardi, syncope (dosis I)
VII. OBAT ADRENERGIK
SENTRAL
CLONIDINE
 a2 agonis a menurunkan outflow adrenergik sentral
 Utk terapi HT ringan s/d sedang yang tidak
responsif thd diuretik saja
 Tidak menurunkan aliran darah ginjal dan GFR a utk
HT dg komplikasi peny. ginjal
 Absorpsi baik stlh pemberian p. o
 Ekskresi lewat ginjal
 ES : retensi garam dan air, sedasi, mukosa nasal
mengering
 Penghentian mendadak a rebound HT
a-METHYLDOPA
 Prodrug a methylnorepinephrine
 a2 agonis a menghambat outflow adrenergik
sentral a tahanan perifer menurun a TD turun
 Cardiac output dan aliran darah ke organ
penting tidak terpengaruh
 ES yang paling umum : sedasi dan drowsiness
VIII. VASODILATOR

 Merupakan relaksan otot polos vaskuler yang bekerja


langsung pada pembuluh darah a menurunkan tahanan
perifer a tekanan darah
 Respons kompensasi : peningkatan kontraktilitas dan
denyut jantung serta konsumsi oksigen jantung, juga
timbul retensi garam dan air
 Respons kompensasi tersebut dapat diblok dengan
pemberian diuretika dan b-blocker
HYDRALAZINE

 Vasodilator direk
 Hampir selalu digunakan bersama dengan b-
blocker (mis, propranolol, utk mengontrol
refleks takikardi) dan diuretik (utk
mengurangi retensi garam)
 Hydralazine monoterapi a untuk mengontrol
hipertensi pada kehamilan
 ES : sakit kepala, mual, berkeringat, aritmia,
presipitasi angina, lupus-like syndrome (dosis
tinggi, reversibel)
MINOXIDIL

 Menyebabkan dilatasi arteriol tetapi


tidak mendilatasi vena
 P.o, utk hipertensi maligna yang tidak
teratasi dengan obat lain
 ES : refleks takikardi, retensi garam dan
air berat, hipertrikosis (pertumbuhan
rambut tubuh)
 Sekarang banyak digunakan secara
topikal utk terapi kebotakan
Kombinasi Obat Anti
Hipertensi Diuretik

b-blocker Angiotensin Receptor


Locker

a-blocker Calcium Channel


Blocker

ACE Inhibitor

Kombinasi rasional
Terbukti menguntungkan pada percobaan
HYPERTENSIVE EMERGENCY

 Jarang, namun mengancam jiwa


 TD diastole >150 mmHg (dengan sistole >210 mmHg)
pada individu sehat, atau
 TD diastole >130 mmHg pd individu dg komplikasi
seperti ensefalopati, perdarahan serebral, gagal
jantung, atau stenosis aorta
 Tujuan terapi : menurunkan tekanan darah secara cepat
a. Sodium Nitroprusside
 Pemberian i.v a vasodilatasi arteri dan vena a
refleks takikardi
 Cepat dimetabolisme (T1/2 bbrp menit) a infus
kontinuos

b. Labetalol
 Merupakan blocker reseptor a sekaligus b
 Pemberian : bolus i.v atau per infus
 Tidak menyebabkan refleks takikardi
c. Fenoldopam
 Antagonis reseptor dopamin-1 perifer
 Pemberian : infus i. v.
 Menurunkan tekanan darah tetapi tetap
mempertahankan perfusi renal
 Kontraindikasi pada penderita glaukoma

d. Nicardipine
 Merupakan bloker kanal kalsium
 Pemberian : infus i. v.
ANGINA

 Nyeri dada mendadak


yang parah, seperti
ditekan, yang menyebar
ke leher, rahang bawah,
bahu, dan lengan kiri
 Disebabkan
ketidakseimbangan antara
aliran darah koroner
dengan kebutuhan O2
miokard a iskemia
TIPE ANGINA

1. ANGINA STABIL/
ANGINA
ATEROSKLEROTIK
2. ANGINA UNSTABLE
3. ANGINA VARIANT/
ANGINA
PRINTZMETAL/
ANGINA
VASOSPASTIK
A. ANGINA STABIL

 Bentuk yang paling umum


dijumpai
 Penyebab : sumbatan
plaque ateromatous pada
pembuluh darah koroner
 Nyeri timbul saat tjd
peningkatan kerja jantung
(mis, saat aktivitas, stress)
a iskemia akibat obstruksi
aliran
 Nyeri hilang dgn istirahat
atau pemberian nitrogliserin
b. ANGINA UNSTABLE

 Disebut juga sindroma


koroner akut
 Gejala : peningkatan
frekuensi dan
keparahan nyeri dada
 Tidak dicetuskan oleh
peningkatan aktivitas
 Tidak hilang dengan
istirahat ataupun
pemberian
nitrogliserin
c. ANGINA PRINZMETAL/VARIANT
 Terjadi karena spasme arteri koronaria yg reversibel
 Spasme terjadi sewaktu-waktu, bahkan saat istirahat a tidak berhubungan
dengan peningkatan aktivitas, denyut jantung, ataupun tekanan darah
 Respons baik dengan pemberian vasodilator
 Dapat menjadi unstable angina
TERAPI ANGINA

FARMAKOLOGIS NON-FARMAKOLOGIS

Nitrat Ca2+ Channel


B-blocker CABG PTCA
Organik blocker

ISDN Acebutolol Amlodipine


ISMN Atenolol Diltiazem
Nitrogliserin Metoprolol Felodipine
Propranolol Nicardipine
Nifedipine
Nitredipine
Verapamil
I. NITRAT ORGANIK

 ISDN dan ISMN a sediaan oral


 Nitrogliserin a sediaan oral, sublingual, transdermal
 Amyl nitrit a zat volatil a sediaan inhalasi
 Mekanisme kerja : menurunkan vasokronstriksi koroner
dan spasme
 Nitrogliserin sublingual a obat pilihan utk serangan
angina krn aktivitas / stress
Pemberian
Nitrat

Defosforilasi
Nitrit Relaksasi otot
Miosin
Light chain polos vaskuler

Nitric
oxide c-GMP
Farmakokinetik nitrat
Jenis nitrat Mula Kerja Lama Kerja
Nitrogliserin Tablet
2 menit 25 menit
sublingual
Tablet oral,
35 menit 4 – 8 jam
lepas lambat
Transdermal 30 menit 8 – 14 jam
Isosorbid Sublingual 5 menit 1 hari
dinitrat Tablet oral,
30 menit 8 jam
lepas lambat
Isosorbid Tablet oral,
30 menit 12 jam
mononitrat lepas lambat
 ES : sakit kepala
 Pada dosis tinggi dapat menyebabkan postural
hipotensi, facial flushing, takikardi
 Sildenafil a potensiasi kerja nitrat a
pemberian kedua obat ini harus diselang 6
jam
 Toleransi thd nitrat cepat timbul a diatasi dgn
pemberian berseling (nitrate free interval) 10-
12 jam a biasanya saat malam hari
 Variant angina a memburuk pada dini hari krn
catecholamine surge a interval pemberian
nitrat pada sore hari
II. BETA BLOCKER
 Menurunkan denyut jantung dan kekuatan
kontraksi a kebutuhan oksigen miokardium
 Propranolol a tidak kardioselektif
 Metoprolol, acebutolol, atenolol a kardioseletif
 Pada dosis tinggi a semua b-blocker dapat
menghambat reseptor b1 dan b2
 Dapat diberikan bersama nitrat untuk
meningkatkan durasi latihan dan toleransi
 KI : asma, diabetes, bradikardi berat, penyakit
vaskular perifer, penyakit paru obstruktif kronis
 Penghentian obat a tappering off a
menghindari rebound angina/hipertensi
III. CALCIUM CHANNEL
a.BLOCKER
NIFEDIPINE
 Derivat dihydropiridine
 Terutama bekerja sebagai vasodilator arterial a terapi
variant angina krn vasospasme spontan
 Amlodipine a tidak mempengaruhi denyut jantung dan
cardiac output
 Pemberian p.o, dpt berupa tablet lepas lambat
 Mengalami metabolisme di hepar, ekskresi lewat urine dan
feses
 ES : flushing, sakit kepala, hipotensi, edema perifer,
konstipasi, refleks takikardi
 Dihidropiridine short acting hrs dihindari pada penyakit
jantung koroner
b. VERAPAMIL

 Memperlambat konduksi jantung secara langsung a efek


inotropik negatif
 Dimetabolisme di hepar
 KI pada pasien dengan fungsi jantung yang menurun atau ada
abnormalitas konduksi atrioventrikuler
 Pada penderita yg juga mendapat digoxin a dapat
meningkatkan kadar digoxin

c. DILTIAZEM
 Meperlambat konduksi AV a memperlambat denyut jantung
 Mengatasi spasme arteri koroner a terapi variant angina
 Dimetabolisme di hepar, ES sedikit
Gagal jantung kongestif
A. pengertian
 Curah jantung tidak mencukupi untuk mempertahankan
aliran darah ke organ, hal ini disebabkan menurunnya
kontraksi miokard
 Akibatnya adalah darah terbendung di vena paru – paru
dan kaki, yang menyebabkan sesak nafas dan udem
pergelangan kaki, kemungkinan bisa terjadi udem paru –
paru.
 Penyebab gagal jantung adalah antara lain infark,
kerusakan katup, ganguan ritme, dan hipertensi.
 Gejala terpenting adalah sesak nafas, pada saat
mengeluarkan tenaga juga saat istirahat, udema pada
pergelangan kaki karena darah balik terhambat ke
jantung, perasaan sangat letih & kurang tenaga.
B. Terapi gagal jantung kongestif
 Dengan 3 tindakan untuk meniadakan
kelebihan cairan : banyak istirahat,
pembatasan asupan garam, pengobatan
dengan diuretik.
 Pengobatan ditujukan untuk mencegah
memburuknya penyakit karena pada
prinsipnya penyembuhan fungsi pompa
tidak dapat dicapai. Obat – obat yang
digunakan :
1. diuretika untuk pengeluaran cairan
sehingga pembebanan jantung
berkurang. Contoh obat : furosemid,
jika tidak menghasilkan efek yang cukup
bisa ditambahkan thiazida misal HCT
(hidrochlorothiazida).
2. Glikosida jantung (digoksin) bertujuan untuk
memperkuat daya kontraksi jantung yang lemah, shg
memperkuat fungsi pompa. Obat ini mempunyai
indeks terapi yang sempit jadi harus berhati – hati
dalam penggunaannya, efek samping berupa mual ,
muntah, anoreksia, diare, aritmia , sakit kepala,
pandangan kabur dsb.
3.ACE inhibitor (captopril,enalapril, lisinopril), Obat –
obat ini berkhasiat vasodilatasi perifer yakni
mengurangi beban darah masing – masing sebelum
dan sesudah mencapai jantung
4.Vasodilator koroner, berefek mengurangi kerja
jantung dengan jalan vasodilatasi arteri ,contoh obat
adalah nitro prusida (i.v.), prazozin, hidralazin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai