Anda di halaman 1dari 16

Tugas kep.

Anak
bayi berat lahir rendah (bblr)
ZULJALAL
ELVI SARASWATI
FIRDHA SALSABILA
CICILYA
SINTA SARDI
DEFINISI

• Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi


dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi. Berat lahir adalah
berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam
setelah lahir.
KLASIFIKASI
• Bayi BBLR dapat di bagi menjadi 2 golongan, yaitu :
- Prematuritas murni.
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa
kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan – Sesuai Masa
Kehamilan ( NKB- SMK).
Makin rendah masa gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan makin
tinggi morbiditas dan mortalitasnya. Melalui pengelolaan yang optimal
dan dengan cara yang kompleks serta menggunakan alat-alat yang
canggih, beberapa sangguan yang berhubungan dengan prematuritas
dan dapat diobati, sehingga ejala sisa yang mungkin diderita dikemudian
hari dapat dicegah atau dikurangi.
• . Bayi prematuritas murni digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu:
- Bayi yang sangat prematur (extremely premature): 24-30 minggu. Bayi dengan
masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama di negara yang
belum atau sedang berkembang. Bayi dengan masa gestasi 28-30 minggu
masih mungkin dapat hidup dengan perawatan yang sangat intensif.
- Bayi pada derajat prematur yang sedang (moderately premature) : 31-36
minggu. Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik dari pada
golongan pertama dan gejala sisa yang dihadapinya di kemudian hari juga lebih
ringan, asal saja pengelolaan terhadap bayi ini benar-benar intensif.
- Borderline premature: masa gestasi 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai sifat-
sifat prematur dan matur. Biasanya beratnya seperti bayi matur dan dikelola
seperti bayi matur, akan tetapi sering timbul problematika seperti yang dialami
bayi prematur, misalnya sindrom gangguan pernapasan, hiperbilirunemia, daya
hisap yang lemah dan sebagainya, sehingga bayi harus diawasi dengan
seksama.
• Dismaturitas.
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term,
dan post term. Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan – Kecil
untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK) Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa
Kehamilan (NCB-KMK), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan
(NLB- KMK).
ETIOLOGI
• Faktor Ibu
a) Penyakit
b) Usia ibu
c) Keadaan sosial ekonomi
d) Sebab factor lain
• Faktor janin
• Faktor lingkungan
PATOFISIOLOGI
• Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa kehamilan
dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan asfiksia hingga yang bersifat
sementara pada bayi, proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor
yang kemduian akan berlanjut dengan pernafasan. Bila terdapat gangguan pertukaran
gas / penyangkutan O2 selama kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat.
Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode APNU (primany apnea) disertai
dengan penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha
bernafas yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur pada pendirita asfiksia berat,
usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnu kedua
pada tingkat ini ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah. Disamping adanya
perubahan klinis, akan terjadi pula gangguan metabolisme dan pemeriksaan
keseimbangan asam basa pada tubuh bayi pada tingkat pertama dan pertukaran gas
mungkin hanya menimbulkan asidosis respriratorik, bila gangguan berlanjut dalam tubuh
bayi akan terjadi metabolisme anderobik yang berupa glikosis glikogen tubuh, sehingga
glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang.
MANIFESTASI KLINIK
• Menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan
keadaannya lemah:
• Fisik
 Bayi kecil
 Berat badan < 2500 gram
• Kulit dan kelamin
 Kulit tipis dan transparan
 Genitalia belum sempurna
• Sistem syaraf
Refleks moro
Refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna
• Sistem muskuloskeletal
Ubun-ubun dan satura lebar
Sendi lutut dan kaki fleksi
• Sistem pernafasan
Pernafasan belum teratur sering apnoe
Frekwensi nafas bervariasi
KOMPLIKASI
• Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah
antara lain :
• Hipotermia
• Gangguan cairan dan elektrolit
• Hiperbilirubbinemia
• Sindroma gawat nafas
• Paten duktus anteriocus
• Infeksi
• Perdarahan intraventrikuler
• Apnea of prematurity
• Anemia
PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan prematuritas murni
- Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR
Bila bayi dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan , 2 kg adalah 35 derajat
celcius dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 33-34 derajat celcius. Bila inkubator
tidak ada bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas,
sehingga panan badannya dapat dipertahankan.
- Makanan bayi prematur
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum
matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB sehingga
pertumbuhannya dapat meningkat
- Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih
lemah,kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh karena
itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehinggatidak terjadi persalinan
prematuritas ( BBLR).
B. Penatalaksanaan dismaturitas (KMK)
- Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina serta
menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultra
sonografi.
- Memeriksa kadar gula darah ( true glukose ) dengan dextrostix atau
laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi.
- Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
- Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi SMK.
- Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi
mekonium.
- Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pernafasan danbila frekwensi lebih
dari 60 x/ menit dibuat foto thorax.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN AN.
DENGAN DIAGNOSA MEDIS BAYI
BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan : NOC: NIC:
- Penurunan energi/kelelahan  Respiratory status : Ventilation  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Nyeri  Respiratory status : Airway patency  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Kecemasan    Vital sign Status  Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
DS:   tambahan
- Dyspnea Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama  Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl
- Nafas pendek ………..pasien menunjukkan keefektifan pola nafas, Lembab
DO: dibuktikan dengan kriteria hasil:  Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
- Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak keseimbangan.
- Penurunan pertukaran udara per menit merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan  Monitor respirasi dan status O2
- Menggunakan otot pernafasan tambahan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas  Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
- Orthopnea abnormal)  Pertahankan jalan nafas yang paten
- Pernafasan pursed-lip  Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan  Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
- Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama darah, nadi, pernafasan)  Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
- Penurunan kapasitas vital oksigenasi
- Respirasi: < 11 – 24 x /mnt  Informasikan pada pasien dan keluarga
tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki
pola nafas.
 Ajarkan bagaimana batuk efektif
 Monitor pola nafas
 
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Hipertermia NOC: NIC :

Berhubungan dengan :  Thermoregulasi  Monitor suhu sesering mungkin

- Penyakit    Monitor warna dan suhu kulit

- dehidrasi Setelah dilakukan keperawatan 


tindakan Monitor tekanan darah, nadi dan RR

  selama………..pasien menunjukkan :  Monitor penurunan tingkat kesadaran

DO/DS: Suhu tubuh dalam batas normal dengan kreiteria  Monitor intake dan output
hasil:  Berikan anti piretik:
 kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal
 Suhu 36 – 37C
 serangan atau konvulsi (kejang)  Selimuti pasien
 Nadi dan RR dalam rentang normal
 kulit kemerahan  Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak  Berikan cairan intravena
ada pusing, merasa nyaman  Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
 pertambahan RR
 takikardi  Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

 Kulit teraba panas/ hangat  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR


 Monitor hidrasi seperti turgor kulit,
kelembaban membran mukosa)
TERIMA
KASIH
STAY SAVE

Anda mungkin juga menyukai