Anda di halaman 1dari 73

Farmakologi dan

Terapi Diet Infark


Miocard

Yesi Hasneli N, SKp., MNS


Pengertian
• Sindrom Serangan jantung akut (Acute Coronary
Syndrome / ACS) adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menguraikan suatu kelompok
gejala akibat dari iskemia myocardial akut (darah
tidak cukup mengalir ke otot jantung) dan berkisar
antara angina tidak stabil (terus meningkat, nyeri
dada yang tidak dapat diramalkan) ke myocardial
infarction (serangan jantung).

• Kumpulan klinis yang biasanya disebabkan


aterosklerosis/trombosis pada pembuluh koroner
sehingga menyebabkan sumbatan sebagian atau
seluruh lumen pembuluh darah.
Pengertian…
• Kondisi-kondisi tersebut berhubungan dengan
berbagai derajat tingkat penyempitan atau
terbentuknya dari satu atau beberapa arteri koronaria
yang menyediakan darah, oksigen, dan bahan gizi
kepada jantung.

• Gangguan yang mengancam jiwa ini adalah suatu


penyebab utama dari kegawatdaruratan medik dan
rawat inap. Penyakit Arteri Koronaria (Coronary
Artery Disease/CAD) masih merupakan penyebab
kematian utama di Amerika Serikat
Klasifikasi klinis ACS

Acute Coronary Syndrome


(ACS)

No ST Elevation ST Elevation

Unstable MI (NSTEMI) MI (STEMI)


Angina
Pectoris

No Q-wave Q-wave
National Heart Foundation of Australia, Cardiac Society of Australia and New Zealand.
Med J Aust 2000;173 (suppl):S65–S88
Angina Pectoris
“Angina Pectoris adalah suatu sindroma klinis yang
ditandai dengan episode atau paroksisma nyeri
(perasaan tertekan di dada depan)”. (Smeltzer &
Bare, 2001: 779).

Etiologi
• Aterosklerotik.
• Sumbatan arteri koroner utama.
Jenis Angina
Jenis Angina
1. Angina Non Stabil (Angina Prainfark: Angina
Kresendo).
Frekuensi, intensitas dan durasi serangan angina
meningkat secara progresif (berakhir panjang,
lebih berat, kadang-kadang nyeri tidak hilang
dengan istirahat atau nitrogliserida).

2. Angina Stabil Kronis


Dapat diramal, konsisten, terjadi saat latihan dan
hilang dengan mudah (istirahat).
Jenis Angina …
3. Angina Noktural
Nyeri terjadi pada malam hari, biasanya saat tidur,
dapat dikurangi dengan duduk tegak. Biasanya
akibat gagal ventrikel kiri.

4. Angina Dekubitus
Angina saat baring

5. Angina Refrakter atau Intraktabel


Angina yang sangat berat sampai tak tertahan

6. Angina Prinemetal (varian: istirahat)


Jenis Angina …
Nyeri angina yang bersifat spontan disertai elevasi
segmen – ST pada EKG. Diduga disebabkan oleh
spasme arteri koroner. Berhubungan dengan risiko
tinggi terjadinya infark.

• Iskemia tersamar
Terdapat bukti obyektif iskemia (seperti tes pada
stres) tetapi pasien tidak menunjukkan gejala.
Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan nyeri pada
angina
1. Latihan fisik
Memicu serangan dengan cara meningkatkan
kebutuhan oksigen jant
2. Pajanan terhadap dingin.
Mengakibatkan vasokonstriksi dan peningkatan
tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan
oksigen.
3. Makan makanan berat
Meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik
untuk pencernaan, sehingga menurunkan
ketersediaan darah untuk suplai jantung. (Pada
jantung yang sudah sangat parah, pintasan darah
untuk pencernaan membuat nyeri angina semakin
buruk).
Faktor-faktor yang
dapat menyebabkan
nyeri pada angina
4. Stres atau berbagai emosi akibat situasi yang
menegangkan.
Menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat
pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan
darah, dengan demikian beban kerja jantung juga
meningkat
 Manifestasi Klinik
1. Nyeri yang sangat bervariasi
 Rasa tertekan pada dada atas.
 Nyeri hebat yang disertai rasa takut atau rasa akan
menjelang ajal.
 Nyeri dirasakan pada dada di daerah belakang
sternum atas atau sternum ketiga tengah (retrosternal)
2. Reffered Pain (Nyeri Alih) ke:
 Leher
 Dagu
 Bahu
 Aspek pada ekstremitas atas (Nyeri di pergelangan
tangan dan tangan) .
3. Sesak napas dan rasa tercekik
4. Rasa lemah
5. Baal di lengan atas
Pertimbangan
Gerontologi
Klien lanjut usia yang mengalami angina tidak
memperlihatkan jenis nyeri tertentu akibat
perubahan neuroreseptor. Nyeri yang dirasakan
akan ditampilkan dalam bentuk kelemahan atau
pingsan. Pada saat terpajan suhu sudah
berkurangnya, lemak subkutan untuk mengisolasi
rasa dingin. Dianjurkan untuk mengenakan
pakaian ekstra dan disarankan untuk mengenali
kelemahan yang dirasakan .
Evaluasi Diagnostik
1. Enzim / insoenzim jatung, biasanya CKMB:
Meningkat, menunjukkan kerusakan miokard
2. EKG:
 EKG Biasanya normal bila pasien istirahat tetapi
datar atau defresi pada segmen ST gelombang T
menunjukkan iskemia.
 Pemantauan EKG 24 jam (Holter). Dilakukan
untuk melihat episode nyeri sehubungan dengan
segmen ST berubah. Depresi ST tanpa nyeri
menunjukkan iskemia.
3. Foto dada:
Biasanya normal; namun infiltrat mungkin ada
menunjukkan dekomponesasi jantung atau
komplikasi paru.
Evaluasi Diagnostik…

4. PC02 kalium dan laktat miokard


Mungkin meningkat selama serangan angina
(semua berperan dalam iskemia miokard).
5. Kolesterol / trigliserida serum
Mungkin meningkat (faktor risiko AD
6. Paeu stres-takikardi atria.
Pengertian…
Definisi:
Infark Miokard Akut (IMA) adalah kerusakan
jaringan miokard akibat iskemia hebat yang terjadi
secara tiba-tiba. Kejadian ini berhubungan erat dg
adanya penyempitan arteri koronaria oleh plak
ateroma & trombus yang terbentuk akibat rupturnya
plak ateroma.

Etiologi:
 Penurunan suplai darah (akibat penyempitan kritis
arteri koroner karena aterosklerosis).
 Penyumbatan total arteri oleh emboli atau thrombus.
 Syock.
 Perdarahan
Pengertian…
Insidens dan mortalitas:
 Di Amerika Serikat dan Eropa, penyakit ini
merupakan penyebab kematian pertama (1,5 juta
orang krn IMA pertahun)

 Jlh + 30 % dari semua kematian

 Di Asia Pasifik 15-30 % di Indonesi 20 %

 Kematian IMA Fase Akut 30-35 % dg kasus 14-20 %


sebelum masuk RS, 15 dlm perawatan RS

 Mayoritas kematian di RS terjadi dlm 2 hari pertama


perawatan (Hizbullah, 2004)
Manifestasi klasik Atherothrombosis
Acute Coronary Syndrome (ACS)

Unstable Non-ST Peripheral Arterial


Stroke/TIA
angina (UA) elevated MI Disease (PAD)

Common underlying
atherothrombosis

Plaque rupture Platelet activation Thrombus formation


and aggregation

Atherothrombotic event
(MI, stroke, vascular death)
Pengertian…
Lokasi IMA
 Di dinding miokard : inferior (posterior) atau lateral
 Ventrikel kiri (paling sering)
 Ventrikel kanan

Menurut penelitian, pasien IMA biasanya terjadi pada


Pria > 40 tahun yg mengalami aterosklerosis pd
pembuluh koronernya, sering disertai hipertensi
arterial.
 Wanita dan pria muda di awal 30-an atau 20-an
 Wanita yg merokok
 Wanita pasca menopause.
Atherothrombosis: A Generalized and Progressive Disease
Atherothrombosis

Unstable
angina
MI
ACS
Ischemic
stroke/TIA

Atherosclerosis Critical leg


ischemia
Intermittent
claudication
CV death

Stable angina/Intermittent claudication

MI = Myocardial infarction
Adapted from Libby P. Circulation ACS = Acute coronary syndrom
2001; 104: 365–372 CV = Cardiovascular
Manifestasi Klinis
- Nyeri dada hebat (seperti diremas-remas) yg datang
tiba-tiba dan berlangsung terus menerus dibagian
bawah sternum dan perut atas.

- Rasa nyeri tajam dan berat bisa menyebar ke bahu dan


lengan (biasanya tengah kiri).

- Tidak seperti angina, nyeri ini muncul secara spontan


(bukan setelah bekerja berat atau gangguan emosi).

- Nyeri berlangsung lebih dari 30 menit bahkan bisa


menetap selama beberapa jam sampai beberapa hari
dan tdk akan hilang dg nitrogliserin atau istirahat.
The development of atherothrombosis –
a generalized and progressive process

Acute syndrome:
• coronary
• cerebrovascular
• peripheral
Occlusive
thrombus

Plaque Platelet activation


rupture and aggregation

Non-occlusive Healing and Plaque growth


thrombus resolution
Adapted from: Drouet L. Cerebrovasc Dis 2002; 13(suppl 1): 1–6.
Platelet adhesion and activation

Platelets adhering to Aggregation


Normal platelets damaged endothelium of platelets into a
in flowing blood and undergoing activation thrombus
A B C

Platelet
thrombus
Platelets adhering
to subendothelial
Platelets space

Endothelial cells
Subendothelial space

Adapted from: Ferguson JJ. The Physiology of Normal Platelet Function. In: Ferguson JJ, Chronos N,
Harrington RA (Eds). Antiplatelet Therapy in Clinical Practice. London: Martin Dunitz; 2000: pp.15–
35.
Manifestasi Klinis…
 Nyeri sering disertai dg gejala sistemik : napas
pendek/sesak, pucat, berdebar-debar, lemas,
berkeringat dingin, pusing, mual dan muntah.
 Pd klien diabetes mellitus mungkin tdk merasa
nyeri berat apabila menderita IMA krn neuropati
dpt mempengaruhi neuroreseptor sehingga
menumpulkan nyeri yg dialaminya.

Pertimbangan Gerontologis
Pd pasien manula mungkin tdk mengalami nyeri
tajam yg berhubungan dg Infard miokardium krn
menurunnya respons neurotransmiter yg terjadi
seiring proses menua.
Manifestasi Klinis…
• Biasanya nyeri tdk khas seperti: nyeri di dagu,
bahkan dpt terjadi pingsan. Arteriosclerosis yg
menyertai proses menua dpt memperburuk perfusi
jaringan krn kekakuan arteri menyebabkan
peningkatan tekanan vaskuler perifer.
Evaluasi Diagnostik

Evaluasi diagnostik
1. Riwayat penyakit sekarang (RPS) ada 2 tahap
 Riwayat penyakit skrg (misalnya : awitan dan
gumbaran nyerinya)
 Riwayat penyakit dahulu serta riwayat
kesehtan keluarga (khususnya yg berkaitan dg
penyakit jantung).

2. Elektrokardiogram (EKG)
EKG menunjukkan peninggian gelombang ST,
iskemia seperti: Penurunan atau datarnya
gelombang T, menunjukkan cidera dan adanya
gelombang Q: terjadi nekrosis.
Evaluasi Diagnostik …
Elektrokardiogram
Elektrokadiografi adalah test ultrasound non invasif
yang digunakan untuk memeriksa ukuran, bentuk
dan pergerakan struktur jantung. Cara ini
menggunakan pemancaran gelombang suatu
frekuensi tinggi ke jantung melaluyi dinding dada
dan mencatat sinyal yang kembali.

Ultrasound dibangkitkan oleh transuder yang dpt


dipegang dg tangan dan diletakkan di bagian
depan dada. Transduser akan menangkap guna,
kemuadian mengubahnya menjadi impuls listrik,
dan menjalarkannya ke mesin elektrokardiografi
utk ditampilkan di layar osiloskop dan direkam
dalam pita video.
Evaluasi Diagnostik …
Fungsi:
 Evaluasi fungsi jantung, khususnya fungsi ventrikel
 Dapat menentukan dimensi serambi, gerakan
katup/dinding ventrikuler dan konfigurasi /fungsi
tetap.
 Dapat menunjukkan apakah jantung mengalami
dilatasi dinding atau septum mengalami penebalan
atau adanya efusi perikardinal.
Evaluasi Diagnostik…

Hasil elektrokardiografi ada 2


IMA gelombang Q atau STEMI (ST elevasi miokard
infark ) = Infark Miokard Transmural, dgn
tanda-tandanya:
 Akan terjadi gelombang Q
 Jam-jam pertama setelah nyeri dada, gelombang Q
belum terbentuk, baru ada ST elevasi dan atau
hiperakut T
 Beberapa jam kemudian baru terbentuk gelombang Q.
 Penting utk melakukan ECG serial, 12 jam sekali dan
pasien harus langsung dirawat utk observasi dan
pengobatan
Evaluasi Diagnostik…

IMA tanpa gelombang Q (non Q atau non STEMI) :


Infark Miokard non transmural ( sub endokardial) dg
tanda-tanda:

Tdk terdapat gelombang Q


Biasanya terdapat ST depresi dengan T inverted yg
dalam
IMA gelombang Q ( =transmural ) lebih berat dari
IMA non Q
IMA non Q lebih sering mengalami infark berulang.
Evaluasi Diagnostik…

3. Enzim jantung dan Iso Enzim.


a. Enzim jantung yg spesifik : CKMB &
TROPONIN I danT.
ada 3 macam ISO enzim CK : CK MM (otot
skeletal ), CK MB (otot jantung ), CK BB
(jaringan otak). Pd kasus IMA yg diperiksa
adalah CKMB, CKMB dibagi menjadi MB1
(berasal dari serum ) & MB2 (berasal dari
miokard). Jika terjadi peningkatan kadar enzim
jantung dalam darah 2x batas atas normal (nilai
CKMB melebihi 6 % dari CK) hal ini
menggambarkan luasnya infark.
Evaluasi Diagnostik…
b. Kurang spesifik : LDH, SGOT,& SGPT ,CPK
(CKNAC), LDH, ALFA<HBDH, Mioglobin.

Reaksi laktat dehidrogenase lebih lambat dan meningkat


lebih dalam dari enzim jantung lain. Maka LDH sangat
berguna utk mendiagnosa IMA pd pasien yg mungkin
mengalami IMA tetapi terlambat di bawa ke RS.

Ada 5 macam ISO enzim LDH, tetapi hanya LDH, dan


LDH1, dan LDH2, yg penting utk mendiagnosa IMA.
LDH1, dan LDH2 kadarnya tinggi di jantung, ginjal dan
otak.
Pada keadaan normal LDH2 > LDH1, pada kasus IMA LDH1>LDH2

Enzim Onset Puncak Kembali


normal
CK 3-6 Jam 12-24 Jam 3-5 hari

CK-MB 2-4 Jam 12-20 Jam 48-72 hari

LDH 2-4 Jam 48-72 Jam 7-10 hari

LDH1 4 Jam 48 Jam 10 hari

LDH2 4 Jam 48 Jam 10 hari


Evaluasi Diagnostik…
4. Elektrolit
Ketidak seimbangan dpt mempengaruhi konduksi
dan dpt mempengaruhi kontraktilitas contah
hipokalemia / hiperkalemia.

5. Sel darah putih


leukosit ( 10.000 – 20.000) biasanya tampak pada
hari kedua IMA sehubungan dg proses inflamasi.

6. Kecepatan sedimentasi
meningkat pd hari kedua –ketiga setelah infark
miokard, menunjukkan inflamasi.
Plaque disruption leading to
atherothrombosis formation
Aggregated platelets
BLOOD
FLOW Fibrin

Macrophage Tissue factor

Adapted from: Falk E et al. Circulation 1995; 92: 657–71.


Evaluasi Diagnostik…
7. Kimia
Mungkin normal tergantung abnormalitas
fungsi/perfusi organ akut/kronis.

8. GDA/Oksimetri
Dpt menunjukkan hipoksia atau proses penyakit
paru akut/kronis.

9. Kolesterol / Trigliserida serum


meningkat, menunjukkan aterosclerosis sebagai
penyebab IMA.
Evaluasi Diagnostik…

10. Foto dada


Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran
jantung diduga GJK ( gagal Jantung Kongestif )
atau aneurisma ventrikuler.

11. Pemeriksaan Pencitraan Nuklir.


= thalium: mengevaluasi aliran darah miokardia
dan status sel miokardia,
contoh: lokasi/luasnya IMA sebelumnya.
= technetium: terkumpul dlm sel iskemi di sekitar
area nekrotik.
Evaluasi Diagnostik…

12. Pencitraan darah jantung /MUGA.


Mengevaluasi penampilan khusus dan umum,
gerakan dinding regional atau fraksi ejeksi (aliran
darah).

13. Angiografi koroner


Menggambarkan penyempitan / sumbatan arteri
koroner dan biasanya dilakukan sehubungan dg
pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi
ventrikel kiri ( fraksi ejeksi ). Prosedur tdk selalu
dilakukan pd fase akut IM kecuali mendekati
bedah jantung angioplasty / emergensi.
Angiogram: left coronary artery
Angiogram: right coronary artery
Evaluasi Diagnostik…

14. Digital Substraction Angiography (DSA)


teknik yg digunakan utk menggambarkan
status penanaman arteri dan utk mendeteksi
penyakit arteri perifer.
tiga kreteria utk menegakkan diagnosis IMA
adalah : adanya nyeri khas infark, elevasi
segmen ST pada EKG & kenaikan enzim
Creatinin Kinese (CK) & Creatinin Kinase
Myocardial band (CKMB).
EKG 12 LEAD

• Irama jantung yang normal disebut irama sinus


• Berasal dari sa node
• Merupakan pusat pacu jantung
EKG PADA MCI

• DAERAH ISKEMI :
INVERSI GEL. T
• DAERAH LUKA :
ELEVASI SEGMEN
ST
• DAERAH INFARK :
GEL.Q
ABNORMAL /
PATOLOGIS
EKG ANGINA PECTORIS
INFARK MIOCARD

Daerah iskemi : Inversi Gel. T


Daerah luka : Elevasi segmen ST
Daerah infark : Gel.Q abnormal / patologis
EKG PADA MCI
Web of Caution MCI
Penatalaksanaan
(Farmakologi)
Tujuan penatalaksanaan medis adalah memperkecil
kerusakan jantung sehingga mengurangi kemungkinan
terjadinya komplikasi dg cara mengembalikan
keseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen
jantung melalui tindakan:

Terapi obat-obatan (dpt meningkatkan saturasi darah)


Pemberian oksigen (dpt meningkatkan suplai
oksigen)
Tirah baring (dpt mengurangi kebutuhan oksigen).
Penatalaksanaan…

Indikator utama bahwa kebutuhan O2 dan suplai


seimbang adalah nyeri pasien berkurang.

INTERVENSI DINI IMA


1. Mengatasi nyeri dada dan perasaan takut
2. Menstabilkan hemodinamik (kontrol TD & nadi).
3. Reperfusi miokard secepatnya dg trombolitik,
guna mencegah terjadinya nekrosis jaringan &
membatasi perluasan infark.
Penatalaksanaan…
Ad.1. Atasi nyeri & perasaan takut
 Beri oksigen 2-4 liter/menit  utk meningkatkan
suplai oksigen. diberikan pd awitan nyeri, dpt
meningkatkan saturasi darah. Efektifitas terapi O2
dpt diobservasi dari kecepatan dan irama
pertukaran pernafasan dan pasien mampu bernafas
dg mudah. Saturasi oksigen dlm darah secara
bersamaan diukur dg pulsa oksimetri.

 Analgetik diberikan pasien yg tdk efektif diobati


dg nitrat dan antikogulan. Analgetik yg diberikan
morfin sulfat (intra vena ) dg dosis meningkat 1
sampai 2 minggu. Morfin dpt menurunkan preload
dan afterload serta merelaksasi bronkus sehingga
oksigenasi meningkat.
Penatalaksanaan…
• Beri diazepam 2-5 mg setiap 8 jam (oral atau IV).

Ad.2. Stabilkan hemodinamik


 Klien dipuasakan pd 8 jam pertama serangan
 Setelah itu beri makanan lunak.
 Beri laksansia agar tidak mengedan
 Tirah baring sampai 24 jam bebas angina.
 Kontrol TD & laju jantung dg penyekat beta,
antagonis kalsium atau ACE inhibitor.
Penatalaksanaan…
Penyekat beta
Penyekat beta memilki efek mengurangi kebutuhan
O2 miokard dan meningkatkan aliran darah koroner.
hasil dr berbagi uji klinis menunjukkan bahwa pd
penderita IMA yg menerima atau yg tdk menerima
trombolitik, pemberian penyekat beta yg
kardioselektif, seperti atenolol (tenormin) atau
metroprolol ( lopresor, seloken) pd jam –jam pertama
IMA dpt mengatasi perluasan infark dan menurunkan
angka kematian. Sedangkan pemberian propranolol
atau timolol setelah IMA dpt mengurangi risiko
reinfark dan memperpanjang survival.
Pemberian penyekat beta yg dianjurkan adalah tdk
kurang dari 2 tahun setelah IMA.
Penatalaksanaan…

Kontraindikasi utk penyekat beta antara lain :


Nadi < 60 kali/menit.
Tekanan darah sistolik < 100 mm Hg.
Adanya tanda-tanda gagal jantung.
Perfusi perifer yg jelek
Aritmia berupa blok.
Penyakit paru obstruktif kronis.
Penatalaksanaan…
Antagonis kalsium
Antagonis kalsium yg terbukti memberi keuntungan
utk penderita IMA adalah diltiazem (herbesser,
diltikor ) pd penderita non-Q –wave myocardial
infartction. Obat ini dpt diberikan pd hari-hari
pertama IMA dg dosis 30-90 mg setiap 6 jam.

ACE – Inhibitors
Hasil dari berbagai uji klinis seperti : Survival and
Ventrikular Enlargemen (SAVE), Co-operative
North Scandinavian Enalapril Survival study II
( CONSESNSUS).
Penatalaksanaan…
• ISIS (International study of Infaret Survival) –4, dan
Acute Infarction Ramipril Efficacy (AIRE)
menunjukkan bahwa pemberian ACE inhibitors
efektif menurunkan mortalitas pd penderita IMA yg
hemodinamik stabil, tdk ada keluhan nyeri dada
sedangkan terdapat tanda-tanda gagal jantung. Hal
ini disebabkan karena ACE- Inhibitors memiliki
efek kardioprotektif.
Penatalaksanaan…
Pfeffer dkk(1984) menunjukkan behwa pemberian
kaptopril (capoten) mampu menghambat terjadinya
dilatasi ventrikel kiri, evolusi dari gagaal jantung, dan
mencegah kematian akibat infarkyg dibuat dg mengikat
A. Karonaria pd binatang percobaan.

Akhir-akhir ini ditemukan bahwa bradikinin adalah


substansi yg dibentuk secara fisiologis dari endotel, dan
salah satu fungsi dari bradikinin ialah mobilisasi
kalsium intraseluler melalui aktivasi bradikinin B2
reseptor yg terdapat di endotel. Peningkatan kalsium
intraseluler selanjutnya akan memacu pembentukan
nitric axide (NO) dan prostasikilin.
Penatalaksanaan…
NO dan prostasikilin telah diketahui memiliki efek
antara lain : menurunkan durasi fibrilasi ventrikel,
menurunkan pelepasan enzim sitosilik.
Menurunkaan pembentukan radikal bebas, dan
meningkatkan aliran darah koroner. Mungkin
melalui mekanisme ini ACE –Inhibitor mencegah
komplikasi-komplikasi pasca IMA. Ramipril
(triatec) adalah ACE-Inhibitor yg relatif baru yg
dapat meningikat bradykinine converting site
sehingga mencegah penghancuran bradikinin.
Penatalaksanaan…
• Hasil AIRE study menunjukkan bahwa pemberian
ramipril dg dosis 2x2,5-5 mg per hari antara hari
kedua dan kesembilan pasca infark, dpt menurunkan
angka kematian sebesar 27%. Dan manfaat
pengobatan telah tampak pd minggu pertama pasca
infark.
Penatalaksanaan…

Ad.3 Reperfusi Miokard


A. TROMBOLITIK
Trombolitik awal (kurang dari 6 jam ) dg
streptokinese (streptase) atau tissue plasminogen
activator (t-PA) telah terbukti secara bermakna
menghambat perluasan infark, menurunkan
mortalitas, dan memperbaiki fungsi ventrikel kiri.
Hasil ISIS-2 trial menunjukkan bahwa pemberian
streptokinase walaupun >6 jam setelah nyeri dada
akibat anfark. Namun belum melampaui 12 jam
masih dapat memperbaiki keadaan.
Penatalaksanaan…
Streptokinase
Streptokinase adalah trombolitik yg paling sering
digunakan di USA, Streptokinase bekerja seccara
sistemik pd mekanisme pembekuan dlm tubuh
( efektif melarutkan bekuan darah ). Efek pemberian
Streptokinase dpt terjadi pendarahan sistemi, reaksi
alergi & terbukti hanya efektif bila di injeksikan
langsung ke arteri koroner. Obat ini dpt deberikan
secara IV maupun secara intrakoroner melalui
kateter.
Penatalaksanaan…
• Dosis Streptokinase ialah 1,5 juta unit diencerkan
dlm 100 ml NACL 0,9 % diinfus selama 1 jam.
Untuk mencegah reaksi anafilaksis atau alergi,
sebelum pemberian Streptokina seselalu diberi
premedikasi 100 mg hidrokortison atau 4 mg
deksametason secara intravena ditambah 50 mg
difenhidramin.
Penatalaksanaan…
Tissue Plasminogen Activator
Tissue Plasminogen Activator (t-PA) : bolus 15 mg
dilanjutkan 0,75 mg/KgBB (max.50 mg) jam pertama &
0,5 mg/KgBB (mx.35 mg) jam kedua. T-PA memiliki
tingkat rekanalisasi dini yg lebih tinggi dibanding
Streptokinase tapi obat ini sangat mahal.
Indikasi dan nkontraindikasi pemberian trombolitik adalah
sebagai berikut : ( Pokja koroner, bagian Kardiologi
FKUI/RS Jantung Harapan Kita ) :
Indikasi :
 Umur < 70 tahun
 Nyeri dada khas infark atau ekuivalen, lebih dari 20
menit, tdk hilang dg pemberian nitrat.
 Elevasi St>0,1 mV sekurang-kurangnya pd 2 sandapan
EKG
Penatalaksanaan…
Kontraindikasi
 Perdarahan aktif organ dalam (GIT)
 Perkiraan diseksi aorta
 Resusitasi kardio –pulmonal yg berkepanjangan dan
traumatik.
 Trauma kepala yg baru atau adanya neoplasma.
 Trauma kepala baru atau adanya neoplasma
intrakranial.
 Diabetic hemorrhagic retinopathy
 Kehamilan
 Tekanan darah > 200/120 mmHg.
 Riwayat CVD hemorrhagic.
 Telah mendapat streptokinase dlm jangka waktu 12
bulan ( apabila masih ada indikasi utk trombolitik, beri
t-PA).
Penatalaksanaan…
B. ANTIKOAGULAN DAN ANTIPLATELET
Beberapa hari setelah serangan IMA terdapat
peningkatan risiko utk terjadi tromboemboli dan
reinfark sehingga perlu diberikan obat-obat
pencegah.

Heparin adalah antikoagulan pilihan utk


membantu mempertahankan integritas jantung.
Heparin memperpanjang waktu pembekuan darah,
sehingga dapat menurunkan kemungkinan
pembentukan thrombus dan selanjutnya
menurunkan aliran darah.
Penatalaksanaan…
Heparin and aspirin referfusi trial menunjukkan
bahwa heparin (intravena) diberikan segera setelah
trombolitik (terutama t-PA) dpt mempertahankan
patensi dari arteri yg berhubungan dg infark.

Pemberian heparin juga dianjurkan pd penderita yg


akan mengalami immobilisasi lama seperti : usia
lanjut, IMA yg luas, gagal jantung atau syok, utk
mencegah terjadinya deep vein thrombosis. Emboli
paru atau emboli arteri.
Penatalaksanaan…
Hasil ISIS-2 menunjukkan bahwa pemberian aspirin
(160-325 mg/hari : Aspilet/thrombo Aspilet 2 tablet
sekaligus ) baik secara tersendiri maupun bersama
trombbolitik dapat menurunkan angka kematian dan
reinfark, sehingga semua penderita MA dianjurkan
segera mendapat pengobatan aspirin.

Mencegah komplikasi :
Usaha penanggulangan yg telah diuraikan diatas
sebenarnya juga merupakan usaha pencegahan thdp
komplikasi. Komplikasi yg paling sering pd hari-
hari pertama IMA ialah aritmia dan gagal jantung.
Penatalaksanaan…
Komplikasi yang lain ialah:
 Syok kardiogenik.
 Ruptur septum atau dinding ventrikel
 Perikarditis
 Myocardial stunning
 Tromboemboli.
Penatalaksanaan…
Penatalaksanaan (operasional IMA di IGD)
 Segera di evakuasi. Kita berpacu dg waktu
 Makin cepak tindakan Refperfusi, hasil lebih baik.
 Tujuan:
 Mencegah infark miocard
 Membatasi luasnya infark
 Mempertahankan fungsi jantung
 Dalam 10 menit harus selesai dilaksanakan.
 Pemeriksaan klinis + penilaian EKG
 Periksa enzim jantung CK/CKMB atau TROPANIN T
 02,2 l/m infus D5% atau NaCL 0,9%
 EKG monitor secara kontinu
 Pemberian obat : Nitrat sub lingual atau per infus
 Aspirin 160-325 mg/Ticlopidin / Plavix
 Mengatasi nyeri : Morfin, Petidin atau Tramadol

 Hasil penilaian EKG


Hasil penilaian EKG (lanjutan)

Penilaian EKG Tindakan

 Elevasi segmen ST>01 mv  Reperfusi


pada 2 atau lebih sandapan
extremitas
 Atau elevasi segmen ST>  Terapi / trombolitik
0,2 mv pada 2 atau lebih
sandapan prekordial
 Jika ada bundle branch  Angio plastik koroner
blok dan anamnesa (PTCA) primer
dicurigai IMA
 Depresi segmen ST, Inversi  Therapi anti iskemia
T Menunjukkan iskemia  Rawat ICCU
 EKG normal atau non  Pemantauan di IGD
diagnostik Monitor EKG /  Rawat jalan atau non
enzim serial tiap 12 jam ICCU
 EKG normal, enzim jantung  Periksa Tredmill
normal
 EKG berubah bermakna /  Rawat ICCU
enzim jantung meningkat
Atherothrombosis: a Life-threatening Disease

• Atherothrombosis is a chronic, progressive, generalized and unpredictable


disease characterized by the formation of blood clots on top of established
atherosclerosis

Plaque rupture1 Plaque erosion2

 An atherothrombotic manifestation (like myocardial infarction, stroke,


transient ischemic attack, unstable angina, or peripheral arterial disease) in
one vascular territory means increased risk in all vascular beds 3
• Atherothrombosis (cardiovascular and cerebrovascular disease) is one of the
world’s biggest killers4

1. Falk E et al. Circulation 1995; 92: 4. World Health Organization.


657–671 Cardiovascular diseases site.
2. Arbustini E et al. Heart 1999; 82: www5.who.int/cardiovascular-
269–272 diseases/main.cfm?p=0000000424
3. Aronow WS, Ahn C. Am J Cardiol (last accessed 24 January 2003)
1994; 74(1): 64–65
PENATALAKSANAAN (Operasional IMA di intensive Coronary Care Unit
/ICCU)

 Umum :
 Bed Rest.
 02,2 l/m
 Infus Dext 50% atau NaCl 0,9 %
 Pantau Blood Pressure, HR,RR, tiap ½ jam stabil kemudian
tiap 4 jam atau sesuai kebutuhan.
 Diet cairan : Diet jantung.

 Medikamentosa
 Mengatasi nyeri : morfin, petidin atau tramadol.
 Nitrat sub lingual infus bila nyeri berulang dan berkepanjangn.
Major clinical manifestations
of atherothrombosis
Ischemic Transient
stroke ischemic attack

Myocardial Angina:
infarction • Stable
• Unstable

Peripheral arterial
disease:
• Intermittent claudication
• Rest Pain
• Gangrene
• Necrosis

Adapted from: Drouet L. Cerebrovasc Dis 2002; 13(suppl 1): 1–6.


Manajemen Diet jantung
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai