Anda di halaman 1dari 9

PERMASALAHAN

PENDIDIKAN
NAMA KELOMPOK :
1. Nur Faizah (209)
2. Trera Nabila O. (216)
3. Mawaddatul Afaf (237)
1. Permasalahan Teoritis
Permasalahan teoritis merupakan permasalahan yang terjadi
akibat perbedaan ilmu ilmu pendukung yang digunakan dan juga
akibat perbedaan konsep dalam ilmu ilmu pendukung tersebut. Ilmu
ilmu pendukung tersebut antara lain ilmu filsafat, ilmu psikologi,
ilmu sosiologi. Ilmu tersebut hanya digunakan dalam menyusun
konsep dan merancang pelaksanaan pendidikan, sedangkan pemikir
lain menggunakan juga acuan yang lain, seperti ilmu politik, ilmu
Ekonomi, iptek, dan sebagainya..

Tirtaharja mengklasifikasikan berbagai masalah pendidikan menjadi


3 kelompok yaitu :
1. Masalah operasional
2. Masalah struktural
3. Masalah fundamental
2. Permasalahan Praktis

Permasalahan praktis merupakan permasalahan yang


timbul karena kondisi dan tuntutan dari faktor faktor yang
berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan. Seperti
pengembangan IPTEK yang semakin berkembang,
pengaruh pertambahan penduduk, peningkatan aspirasi
masyarakat, problem dana, belum adanya sistem
menejemen yang mantap, munculnya konsep konsep baru.
3. Masalah praktis di Indonesia
Masalah yang dihadapi pemerintah Indonesia yang sampai
saat ini dirumuskan menjadi 5 kelompok yaitu :
1. Masalah pemerataan pendidikan
2. Masalah rendahnya mutu pendidikan
3. Masalah efisiensi
4. Masalah relevansi
5. Masalah lemahnya manajemen pendidikan
4. Usaha mengatasi masalah pendidikan

1. Mengejar mutu pendidikan


Mutu pendidikan menjadi problem internasional. Dalam konteks pendidikan
mutu pendidikan baru pada tingkat istilah yang mudah diucapkan dan
diharapkan oleh beebagai kalangan. Masyarakat masih sering menilai mutu
pendidikan diukur dari segi penampilan gedung yang megah, jumlah siswa
yang ebsar, siswa yang masuk berasal dari bintang bintang kelas atau pelajar
teladan ketika mereka berada di sekolah sebelumnya. Sering menjuarai loba,
sering menyabet nilai tertinggi dalam ujian Negara, dan biayanya mahal. Oleh
karena itu mereka berburu dan berebut untuk bisa memasuki maupun
memasukkan putra putrinya kesekolah sekolah yang memiliki karakter tersebut
dengan berbagai cara.
2. Menerapkan desentralisasi pendidikan
Desentralisasi pendidikan menjadi salah satu pilihan pemerintah Indonesia
setelah era reformasi. Desemtralisasi pendidikan berkenaan dengan masalah
yang sangat mendasar, yaitu pendidikan adalah milik rakyat dan untuk rakyat.
Melalui desentralisasi pendidikan, rakyat lebih diperankan dalam
menyelenggarakan pendidikan mulai dari tingkat perencanaan sampai tingkat
evaluasi. Dari sini, desentralisasi pendidikan diharapkan mampu menumbuh
kembangkan pendidikan di Indonesia secara alamiah (natural).

3. Menerapkan manajemen berbasisi sekolah


Penerapan desentralisasi pendidikan tersebut menuntut pengolaan model
manajemen berbasis sekolah (MBS). Dengan kata lain, dari kebijakan
desentralisasi pendidikan, lalu ditempuh kebijakan dengan menerapkan
manajemen berbasis sekolah sebagai konsekuensi logisnya sehingga terdapat
kesamaan misi antar demokrasi, reformasi, otoonomi daerah, desentralisasi
pendidikan, dengan manajemen berbasis sekolah.
4. Memperbaiki kurikulum
Kurikulum perlu mengalami perubahan, sebaiknya perubahan, dan
adakalahnya harus segera diubah ketika menghadapi tantangan tantangan
yang mendesak. Perubahan kurikulum mesti dilakukan terutama akibat
perkembangan sains dan teknologi yang begitu jauh sementara kurikulum
pendidikan belum merespons perkembangan tersebut. Perubahan kurikulum
merupakan suatu keniscayaan terlepas adanya kesulitan kesulitan tertentu
termasuk keresahan masyarakat tersebut. Apalagi adanya perubahan atau
pembaharuan kurikulum. Hukum perubahan atau pembaharuan selalu
menimbulkan gejolak, konflik, dan gugatan karena perubahan dan
pembaharuan selalu membawa nilai nilai baru berhadapan dengan
kepentingan dari kalangan tertentu yang berlawanan.
5. Memperbaiki sistem pendidikan
Metode pembelajaran memiliki konstribusi terhadap hasil pendidikan,
metode pembelajaran ini melengkapi peran kurikulum dalam
mewujudkan hasil pendidikan. Oleh sebab itu, metode, model,
pendekatan, maupun strategi pembelajaran seharusnya mendapat
perhatian bersamaan kurikulum. Metode pembelajaran ini, turut
memberikan pengalaman terhadap anak disekolah. Pengalaman anak
dalam proses pembelajaran sehari hari akan mewarnai kompetensi
lulusannya.

6. Meningkatkan kesejahteraan pendidikan


Guru dalam menjalankan tugas memerlukan rasa aman secara psikologis
melalui kepastian karir dan insentif sebagai imbalan atas perkerjaannya.
Jaminan ini harus ada meskipun Negara dalam keadaan krisis.
Kesejahteraan dan profesionalisme memberikan amunisasi dalam
mebangun kualitas pendidikan. Hadis dan nurhayati menyatakan bahwa
dalam prespektif mikro, factor dominan yang berpengaruh dan
berkonstribusi besar terhadap mutu pendidikan adalah guru yang
professional dan sejahtera.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai