Anda di halaman 1dari 39

ASKEP HIPERBILIRUBIN

PENGERTIAN

kadar bilirubin serum total yang lebih dari 10


mg% pada minggu pertama,

ditandai dengan ikterus pada kulit, sclera


dan organ lain.

Nilai normal :
Bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl (blm berkonyugasi)
Bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dl (sdh berkonyugasi)
Metabolisme bilirubin

• Metabolisme bilirubin mempunyai tingkatan


sebagai berikut :
1)Produksi
2)Transportasi
3)Konjugasi
4)Ekskresi
BILLIRUBIN

Asal : dari degradasi Hb dan Merupakan produk yang


sebagian lagi dari heme bebas bersifat toksik dan harus
atau proses eritropoesis yang tidak dikeluarkan oleh tubuh.
efektif.

Hampir semua bilirubin pada ketidakmampuan fetus mengolah


janin dalam bentuk bilirubin bilirubin berlanjut pada masa
indirek dan mudah melalui neonatus yg berakibat
plasenta ke sirkulasi ibu dan penumpukan bilirubin dan disertai
diekskresi oleh hepar ibunya. gejala ikterus.
Pembentukan
AWAL
Minggu pertama : embrio sel darah merah Sel darah merah
primitif janin tdk berumur
diproduksi dalam panjang
yolk sac,
Penghancura
Trimester KE-2 lebih : banyak diproduksi di hati nnya lebih
, sebagian kecil di limpa & cepat
limfonodus

Trimester akhir & sesudah lahir : di produksi di Produk akhir :


sumsum tulang Billirubin
Sel darah merah membrannya
yg sudah tua pecah difagositosis

Heme globin (polipeptida)

4 pirol besi (Fe)


bebas
membentuk pigmen biliverdin dgn dilepas kedalam
1
cepat berubah mjd bilirubin bebas plasma

Berikatan dgn albumin

2 Ditransporta ke hepar
3
80% : dikonyugasi dengan asam
glukoronida Bilirubin terkonyugasi

10% : berkonyugasi dengan Eksekresi


4
sulfat membentuk bilirubun
sulfat Empedu Usus
10% : berkonyugasi dengan zat lain
Diusus Kerja Menjadi
Bakteri Urobilinogen

Diabsorbsi usus Dieksekresi Ginjal

Kembali ke Dlm Urin


Dlm Feses
hati

absorpsi entero hepatik. Urobilin


Sterkobili
n
BBL
Fungsi hepar belum matang / bila terdapat gangguan
dalam fungsi hepar,

Bilirubin indirek dalam darah


kern-ikterus
dapat meninggi.

Penyebab

enzim glukoronil kadar albumin dalam


transferase ↓ atau serum rendah
glukosa ↓
Komplikasi

Terjadi kernikterus, yaitu :


Kerusakan pada otak akibat perlengketan bilirubin
indirek pada otak terutama pada korpus striatum,
thalamus, nucleus subtalamus hipokampus, nucleus
merah didasar ventrikel IV.

• Bila telah terjadi penyembuhan :


Cerebral palsy, RM, hyperaktif, bicara lambat, tidak
ada koordinasi otot, dan tangisan yang melengking.
Penyebab
Ikterik Fisiologis Ikterik b.d menyusui ASI Ikterik ASI Penyakit hemolitik

Penyebab Fungsi hepatic imatur + Masukan susu yg buruk b.d Faktor2 yg mungkin Ketidak cocokan antigen
peningkatan beban sedikitnya kalori yg terdapat dalam ASI yang darah menyebabkan
bilirubin dari hemolisis sel dikonsumsi oleh bayi sebelum memecahkan bilirubin mjd hemolisis sejumlah besar sel
darah merah ASI terbentuk bentuk lemak yg dpt larut, darah merah.
yg direabsorbsi dari usus. Hati tidak mampu
Defekasi kurang sering. mengkonyugasi dan
mengeksekresokan
kelebihan bilirubin dari
hemolisis.

Awitan Setelah 24 jam Hari 2-3 Hari 4-5 24 jam pertama

Puncak 72 jam Hari 2-3 Hari ke 10-15 Bervariasi

Durasi Menurun pada hari 5-7 Dpt tetap ikterik selama


beberapa minggu
Terapi Foto terapi bila kadar Sering menyusui ASI, Penghentian asi Pasca natal:
bilirubin meningkat terlalu suplemen kalori, fototerapi sementara sampai 24 jam - fisioterapi, bila hebat
cepat utk bilirubin 18-20 mg/dl utk menentukan penyebab transfuse tukar
bila kadar bilirubin
menurun, ASI dpt
diminumlagi.
Dpt meliputi fototerapi
dirumah dengan
pemberian ASI tanpa
gangguan
Pengkajian

1. Aktivitas : Lethargy (kesadaran menurun, pusing), malas


2. Sirkulasi : Bila pucat, menandakan anemia (n:12-24
g/dl)
3. Eliminasi :
· Pasase mekonium mungkin lambat
· Bising usus hipoaktif
· Feses lunak/coklat kehijauan selama pengeluaran
bilirubin
· Urin gelap, pekat:hitam kecoklatan
4. Makanan/Cairan:
Riwayat makan buruk (ASI/PASI)
Palpasi abdoment dapat menunjukkan pembesaran
limpa
Pengkajian lanjutan
5. Neurosensori:

Sefalohematoma besar mungkin terlihat pada satu


atau kedua tulang parietal yag berhubungan
dengan
trauma lahir Edema umum, hepatosplenomegali
(pembesaran hati & limpa) mungkin
inkompatibilitas Rh berat.
Kehilangan reflek moro.
Opistotonus (hiperekstensi tubuh), fontanel
menonjol,
menangis lirih, aktifitas kejang (tahap krisis).
6. Pernafasan:
Riwayat asfiksia.
Mukus bercak merah muda (edema
pleural, hemoragi pulmonal).

7. Keamanan
Riwayat sepsis neonatus.
Dapat mengalami ekimosis berlebihan,
petekie (perdarahan bawah kulit),
perdarahan intra kranial. Dapat tampak
ikterik pada wajah dan
berlanjut pada bagian distal tubuh. : kulit
hitam kecoklatan sebagai efek foto terapi.
Pengkajian

Derajat Daerah Ikterus Perkiraan kadar bilirubin


Ikterus
I Kepala & leher 5,0 mg%
II Sampai badan atas (diatas umbilicus) 9,0 mg%
III Sampai badan (dibawah umbilicus hingga 11,4mg/dl
tungkai atas ,di atas lutut)
IV Sampai lengan, tungkai bawah lutut 12,4 mg/dl
V Sampai telapak tangan dan kaki 16,0 mg/dl
Pemeriksaan Diagnostik
1. Test Coomb’s pada tali pusat bayi baru lahir : hasil +/- tes ini
indirek menandakan adanya anti body Rh-positif, anti –A, atau anti_B
dalam darah ibu.
Direk menandakan adanya sensitisasi (Rh-positif, anti-A, anti-B) SDM
dari neonatus
2. Golongan darah bayi dan Ibu : mengidentifikasi inkompatibilitas ABO
3. Biliribin total :
Kadar direk bermakna jika melebihi 1,0 – 1,5 mg/dl, yang mungkin
dihubungkan dengan sepsi dan kadar indirek tidak boleh melebihi
peningkatan 5 mg/dl dalam 24 jam atau tidak boleh melebihi 20 mg/dl
pada bayi cukup bulan atau 15 mg/dl
pada bayi preterm. protein serum total : kadar kurang dari 3,0 g/dl
menandakan penurunan kapasitas ikatan terutama bayi preterm.

 
Lanjutan
4. Hitung Darah Lengkap :
Hb mungkin rendah (kurang dari 12 g/dl, n : 12-24 g/dl)
karena hemolisis.
Ht mungkin meningkat (lebih besar 65%) pada polisitemia,
penurunan (kurang dari 45%) dengan hemolisis
dan anemia berlebihan.
5. Glukosa: glukosa darah lengkap kurang dari 30 mg/dl atau
tes glukosa serum kurang dari 40 mg/dl bila BBL
hipoglikemi dan mulai menggunakan simpanan
lemak dan melepaskan asam lemak.
6. Daya ikat karbon dioksida : penurunan kadar
menunjukkan hemolisis.
7. Smear darah Perifer : dapat menunjukkan SDM abnormal
Penatalaksanaan
Ikterus yang timbul . Ikterus yang timbul 24 – 72 Ikterus yang timbul
pada 24 jam pertama jam setelah lahir: sesudah 72 jam pertama
sampai minggu pertama

. Pemeriksaan Pemeriksaan yang perlu . Ikterus yang timbul


yang dilakukan : diperhatikan yakni pada
· Kadar bilirubin Bila keadaan bayi baik dan akhir minggu pertama
serum berkala. peningkatan tidak cepat dan
· Darah tepi lengkap. dapat dilakukan : selanjutnyPemeriksaan
· Golongan darah Pemeriksaan darah tepi, yg dilakukan :
ibu dan bayi periksa kadar bilirubin · pemeriksaan bilirubin
diperiksa. berkala, pemeriksaan direk dan indirek berkala
· Pemeriksaan penyaring enzim G-6- · pemeriksaan darah tepi
penyaring defisiensi PD · pemeriksaan penyaring
enzim G-6-PD dan pemeriksaan G-6-PD
biakan darah/ lainnya. · biakan darah,
biopsi biopsy hepar
hepar bila perlu. bila ada
indikasi
Penatalaksanaan secara umum

Pengawasan antenatal yang baik.


Menghindari obat yang meningkatakan ikterus pada masa
kehamilan dan kelahiran, misal :
1. Sulfa furokolin.
2. Pencegahan dan pengobatan hipoksia pada neonatus dan
janin.
3. Penggunaan fenobarbital pada ibu 1 – 2 hari sebelum
partus.
4. Pemberian makanan sejak dini (pemberian ASI).
5. Pencegahan infeksi.
6. Melakukan dekompensasi dgn foto terapi. Tranfusi tukar
darah
• a. Fototerapi:
dilakukan apabila telah ditegakkan hiperbilirubin
patologis menurunkan bilirubin dalam kulit
melalui tinja dan urine dengan oksidasi foto pada
bilirubin dari biliverdin.
Cahaya menyebabkan reaksi foto kimia dalam kulit
yang mengubah bilirubin tak terkonjugasi kedalam
fotobilirubin, yang dieksresikan dalam hati
kemudian ke empedu. Produk akhir adalah reversibel
dan dieksresikan ke dalam empedu tanpa perlu
konjugasi.
• b. Fenobarbital : dapat mengeksresi bilirubin
dalam hati dan memperbesar konjugasi.
Meningkatkan sintesis hepatik glukoronil
tranferase yang meningkatkan bilirubin
konjugasi dan clearance hepatik pada
pigmen empedu, sintesis protein dimana
dapat meningkatkan albumin untuk
mengikat bilirubin.
c. Antibiotik; apabila terkait dengan infeksi.
d. Tranfusi tukar; apabila sudah tidak dapat
ditangani dengan fototerapi.
Patofisiologi
Hemoglobin

Globin Heme

Biliverdir Fe.co
 
  Peningkatan destruksi eritrosit ( Gangguan konjungasi bilirubin / gangguan
transport bilirubin / peningkatan siklus enterohepatik ) Hb dan eritrosit abnormal

 
Pemecahan bilirubin berlebih / bilirubin yang tidak berikan dengan albumin meningkat
 
 

Suplay bilirubin melebihi kemampuan hepar


 
 

Hepar tidak mampu melakukan konjungasi


 
Sebagian masuk kembali ke siklus enterohepatik
 

Peningkatan bilirubin unconjugne dalam darah →pengeluaran mekonium terlambat /obstruksi usus →
tinja berwarna pucat

Gangguan
Integritas
kulit
Ikrerus pada sclera leher dan badan peningkatan
bilirubin indirex > 12 mg/dl
 
 
Indikasi fototerapi
 

Sinar dengan Intensitas tinggi

Resti injuri Gangguan temperatur tubuh


 
Proses Keperawatan

Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi cedera b.d fungsi hepar yang immatur,
ketidak mampuan hati mengkonyugasikan bilirubin
Tujuan : Tidak terjadi cedera jaringan akibat
dari kern ikterus
Kriteria : Warna seluruh permukaan kulit
merah muda
Urin berwarna normal
Kulit elastis, tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
Tidak ada iritasi pada mata
 
Intervensi Rasional
-Berikan makanan secara dini (ASI). - Makanan mendorong gerakan usus dan
mekonium lebih cepat keluar.
- Bayi baru lahir dipajankan sinar - Dengan penyinaran bilirbin dipecah
matahari. menjadi dipyrole kemudian dikeluarkan
Pada bayi yang akan diberi fototerapi lewat urin.
- Untuk mencegah iritasi kornea.
-Kelopak mata bayi diberi penutup. - Dgn terapi sinar maka bilirubin diubah
- Tempatkan bayi dibawah sinar dgn menjadi suatu fotoisomer yang mudah
kekuatan 420-480 nannometer. larut dalam air.
- Meningkatkan pemajanan permukaan
- Ubah posisi sesering mungkin terutama Tubuh.
beberapa jam pertama pengobatan - Mencegah luka dera dan luka bakar
- Hindari penggunaan bhn minyak pada - Mencegah dehidrasi.
kulit .
- Pertahankan keseimbangan cairan.
- Buat grafik durasi terapi, jenis sinar,
jarak
sinar dari bayi.
Pada bayi yang dilakukan transfusi
tukar - Mencegah aspirasi
- Puasakan bayi sebelum prosedur (2-4
jam). -Mencegah reaksi transfusi
- Cek kesesuain darah donor - Mencegah infeksi
- Terapkan prinsip aseptik dan - Mencegah hipotermi/stres dingin atau
antiseptik Hipertermi
- Pertahankan suhu tubuh optimal - Untuk tindakan segera
(36,5-
37,5°C)
- Observasi adanya tanda-tanda reaksi
transfusi tukar (takikardi,bradikardi, - Untuk persiapan penanganan gawat
gawat nafas, perubahan TD, ketidak darurat
stabilan suhu) - untuk memantau perdarahan
- Sediakan alat resusitasi oksigen, bag, atau infeksi.
endotraheal tube, laringoskop)
-Periksa area umbilikus
-- Observasi TTV
2. Gangguan Integritas kulit berhubungan dengan
jounndice
• Tujuan :
• Keadaan kulit bayi membaik
• Kriteria hasil :
• - Kadar bilirubin dalam batas normal
• - Kulit tidak berwarna kuning
• - Daya isap bayi meningkat
• - Pola BAB dan BAK normal
Intervensi Rasional

1. Monitor warna dan 1. Untu memantau perkembangan dari


keadaan kulit setiap 4– 8 jam penyebaran ikterus
2. Monitor kadaan bilirubin 2 Menentukan tindakan lebih lanjut
direks dan indireks,
3. Ubah posisi miring atau
3 Mencegah terjadinya penekanan
tengkurap. pada kulit, yg dpt merusak kulit dan
Perubahan posisi setiap 2 jam agar seluruh permukaan kulit
berbarengan dengan perubahan mendapatkan penyinaran
posisi, lakukan massage dan
monitor keadaan kulit. 4 Agar tidak terjadi infeksi
4. Jaga kebersihan dan
kelembaban kulit
• Resiko terjadi Injuriberhubungan dengan phototerapi .
• Tujuan : Tidak terjadi Injuri
• Kriteria hasil :
• - Adanya kontak mata waktu mata dibuka
• - Adanya respon ketika diajak bicara
• - Bayi bebas dari komplikasi
Intervensi Rasional

1. Letakkan bayi + 18 inchi dari sumber


cahaya
2. Tutup mata dengan kain yang dapat
menyerap cahaya dan dapat memproteksi
mata dari sumber cahaya.
3. Matikan lampu dan buka penutup mata
bayi setiap 8 jam lakukan inspeksi warna
sclera
4. Pada waktu menutupmata bayi
yakinkanbahwa penutup tidakmenutupi
hidung
5. buka penutup matawaktu memberi
makanbayi.
Ajak bicara bayi selamaperawatan.
3. Perubahan proses keluarga b.d Hospitalisasi
yg dikarenakan perubahan fisiologi/patologis
• Tujuan : Pasien/Keluarga mendapatkan
dukungan emosional
• Kriteria : Keluarga memahami tentang
terapi dan prognosa
Intervensi Rasional

- Saat keluarga berkunjung : hentikan -Meningkatkan interaksi keluarga


fototerapi, lepaskan penutup mata
- Jelaskan keuntungan ASI terhadap -Mencegah terminasi ASI
proses
metabolisme bilirubin. -Mencegah kehawatiran orang tua yg
- Tekankan sifat jinak ikterik fisiologis tidak perlu dan potensi terlalu
- Tekankan keluarga bahwa kulit akan melindungi
menjadi normal kembali. anak.
- Beri tahu ibu tentang kemungkinan -Keluarga secara psikologis siap
ikterik jangka panjang, dan menerima
penanganannya keadaan

Anda mungkin juga menyukai