Part 2 Felinka Nadia Oktaviani 15170212M II. TAHAPAN PEMERIKSAAN TRANSFER PRICING
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengelola
data, keterangan dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemariksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undang perpajakan. Terdapat beberapa tahapan pemeriksaan yaitu: 1. Tahapan persiapan pemeriksaan transfer pricing 2. Tahapan pelaksanaan pemeriksaan a. Menentukan karakteristik usaha wajib pajak b. Memilih metode transfer pricing c. Menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha 3. Tahapan pelaporan pemeriksaan transfer pricing III. METODE PEMERIKSAAN TRANSFER PRICING
Pemeriksaan transfer pricing terhadap transaksi wajib pajak
dengan pihak afiliasinya dapat dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap harga atau laba baik di tingkat laba kotor maupun di tingkat laba bersih usaha. Penerapan metode transfer pricing dilakukan bersama dengan pemilihan pihak yang akan diuji. 1. Metode perbandingan harga antara pihak yang independen 2. Metode harga penjualan kembali 3. Metode biaya plus 4. Metode laba bersih transaksional IV. HAL-HAL KHUSUS TERKAIT PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN DAN KELAZIMAN USAHA
1. Penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha atas
transaksi pemberian jasa intra grub 2. Penerapan prinsipkewajaran dan kelaziman usaha atas transaksi harta tak berwujud 3. Penerapan prinsip kewajaran dan kwelaziman usaha atas transaksi pembayaran bunga 10. ADVANCE PRICING AGREEMENT
Kesepakatan harga tranfer (asvance pricing agreement)
adalah perjanjian antara DJP dan wajib pajak dan atau otoritas pajak negara lain, sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (3a) undang-undang PPh untuk menyepakati kriteria-kriteria dan atau menentukan harga wajar laba wajar dimuka para pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Wajib pajak dapat mengajukan permohonan kesepakatan harga transfer kepada DJP sesuai dengan ketentuan, sebagai upaya menghindari permasalahn yang mungkin timbul dalam transaksi yang dilakukan antara wajib pajak dengan pihak- pihak yang mempunyai hubungan istimewa. 11. BEBERAPA TIP TAX PLANNING TENTANG PEMAKAIAN BARANG ANTAR PERUSAHAAN YANG MEMILIKI HUBUNGAN ISTIMEWA DAN PENAGIHAN
1. Semua akun utang piutang antar afliasi harus
tereliminasi satu dengan yang lainnya pada akhir bulan dan pada akhir tahun, sedemikian rupa sehingga pada akhir tutup buku tidak terlihat saldo utang piutang antara afliasi di neraca masing-masing. 2. Sebagai ilustrasi, setiap pemakaian barang PT X untuk kepentingan PT Y, dimana PT X memiliki hubungan istimewa dengan PT Y harus diperlakukan sebagai piutang lain-lain dari PT X yang harus ditagih ke PT Y pada setiap bulan dan dilunasi sebelum masuk ke bulan berikutnya 3. Penagihan atas piutang lain-lain tersebut dapat dilakukan oleh bagian keuangan PT X dengan menerbitkan kwitansi kepada PT Y senilai harga pembelian barangnya dengan melampirkan bukti pemakaian barang. 4. Setiap transaksi pemakaian barang antar perusahaan harus didasarkan pada harga pasar yang wajar Thank You and See Ya