TUBERKULOSIS
Kelompok 10 :
1. Ahmad Syukur
2. Intan Putri Utami ( 1801110 )
3. Krissa Sunasti ( 1801171 )
4. Rori Tio Kristina Sianturi ( 19012015 )
5. Sepsi Ventria Nengsi
6. Sonia Septi Maelani ( 1801045 )
7. Vovri Oqia Tari ( 1801054 )
DOSEN PEMBIMBING :
Yoneta Srangenge, MSC,APT
ETIOLOGI TUBERKULOSIS
• TB Paru
menyerang jaringan (parenkim) paru
tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada
hilus
• TB Ekstra Paru
menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya
pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium),
kelenjar lymfe, tulang, saluran kencing, alat kelamin.
KLASIFIKASI BERDASARKAN
PEMERIKSAAN DAHAK
TB Paru BTA Positif :
• Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
positif
• 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada
menunjukkan gambaran tuberkulosis.
• 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB
positif
• 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen
dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negdan
tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT (non
fluoroquinolon)
KLASIFIKASI BERDASARKAN
PEMERIKSAAN DAHAK
TB Paru BTA Negatif (Kasus yang tidak memenuhi
definisi pada TB paru BTA positif) :
• Minimal 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
negative
• Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran
tuberkulosis
• Tidak ada perbaikan setelah pemberian
antibiotika non OAT (non fluoroquinolon)
• Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk
diberi pengobatan OAT
KLASIFIKASI BERDASARKAN
TINGKAT KEPARAHAN
KasusKambuh (Relaps)
Pasien TB yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah
dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif
(apusan atau kultur)
Kasuslain
Semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas.
Dalam kelompok ini termasuk Kasus Kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih
BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan
Pengobatan TBC
TERIMA
KASIH