Anda di halaman 1dari 23

FARMASI FISIKA II

HUKUM KEDUATERMODINAMIKA
OLEH
1. Hizra Dwi Aprilianti (1501081)
2. Besfren Joni (19012002)
3. Indah Kemala Fitrina (19012012)
4. Assyifa (19013021)
5. Echa Septiana (1801010)
6. Deci Ika Putri (1801024)
7. Febriyanti (1801046)
8. Mitta Sasmita (1801059)
9. Yosca Amoralenia Lubis (1801081)
10. Mellania Siska Wati (1801107)
11. Ahmad Syukur (1801131)
12. Annisa Nauli Siregar (1801156)
13. Aulia Hikmah Syamsuruzal (1801178)

DOSEN PENGAMPU : ZIKRA AZIZAH, M.Pd


ARAH PROSES THERMODINAMIKA
 Proses termodinamika yang berlanggsung secara alami
seluruhnya disebut proses ireversibel (irreversibel
process). Proses tersebut berlanggsung secara spontan
pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya.
Contohnya kalor berpindah dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah.

 Proses reversibel adalah proses termodinamika yang dapat


berlanggsung secara bolak-balik. Sebuah sistem yang
mengalami idealisasi proses reversibel selalu mendekati
keadaan kesetimbangan termodinamika antara sistem itu
sendiri dan lingkungannya. Proses reversibel merupakan
proses seperti-kesetimbangan (quasi equilibrium process).
PERNYATAAN HUKUM KEDUA
THERMODINAMIKA

Formulasi Kelvin-Planck
“ Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang
bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah
energi panas yang diperoleh dari suatu sumber pada suhu
tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik.”
 Formulasi Clausius

“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang


bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata memindahkan
energi panas dari suatu benda dingin ke benda panas”.
HUKUM 2 THERMODINAMIKA
 Jika tidak ada kerja dari luar, panas tidak dapat merambat
secara spontan dari suhu rendah ke suhu tinggi (Clausius)
 Proses perubahan kerja menjadi panas merupakan proses
irreversible jika tidak terjadi proses lainnya (Thomson-
Kelvin-Planck)
 Suatu mesin tidak mungkin bekerja dengan hanya mengambil
energi dari suatu sumber suhu tinggi kemudian membuangnya
ke sumber panas tersebut untuk menghasilkan kerja abadi
(Ketidakmungkinan mesin abadi)
MENGENALI IREVERSIBLE

Misalkan sebuah sistem mengalami suatu proses, berubah dari


keadaan A ke keadaan B. jika, sesudah proses itu selesai,
sistem dan lingkungannya dapat dikembalikan ke keadaan
semula, sehingga pada hasil akhirnya tiada kalor yang
berpindah dan tiada usaha yang dilakukan, maka proses
tersebut disebut proses reversibel. Proses yang tidak
memenuhi syarat ini disebut proses ireversibel.
MESIN KALOR

Mesin kalor memiliki tiga ciri utama:

1. Kalor dikirimkan ke mesin pada temperatur yang relatif tinggi dari


suatu tempat yang disebut reservoir panas.

2. Sebagian dari kalor input digunakan ntuk melakukan kerja oleh


working substance dari mesin ,yaitu material dalam mesin yang
secara aktual melakukan kerja (eg.campuran bensin-udara dalam
mesin mobil)

3. Sisa dari kalor input heat dibuang pada temperatur yang lebih rendah
dari temperatur input kesuatu tempat yang disebut reservoir dingin
Skema Mesin Kalor

Gambar ini melukiskan skema mesin


kalor.
QH menyatakan besarnya input kalor,
dan subscript H menyatakan hot
reservoir.
QC menyatakan besarnya kalor yang
dibuang, dan subscript C
merepresentasikan cold reservoir.
W merepresentasikan kerja yang
dilakukan.
Ketika sebuah sistem
melakukan proses siklus
maka tidak terjadi
perubahan energi dalam
pada sistem. Dari hukum I
termodinamika:
U  Q  W

0  Q W
Q W

Q  QH  QC  QH  QC

W  Q  QH  QC
W  QH  QC
MESIN KALOR
 Untuk menghasilkan efisiensi yang tinggi, sebuah mesin kalor
harus menghasilkan jumlah kerja yang besar dan kalor input
yang kecil. Karenanya, efisiensi, e, dari suatu mesin kalor
didefinisikan sebagai perbandingan antara kerja yang
dilakukan oleh mesin W dengan kalor input QH: Qc
 Jika kalor input semuanya dikonversikan menjadi kerja, maka
mesin akan mempunyai efisiensi 1.00, karena W = QH;
dikatakan mesin ini memiliki efisiensi 100%, idealnya
demikian.
 Tetapi hal tersebut tidak mungkin QC tidak sama dengan nol

Kerja yg dilakukan W
e 
Input panas QH
MESIN KALOR
 Sebuah mesin, harus mengikuti prinsip
konservasi energi. Sebagian dari kalor
input QH diubah menjadi kerja W, dan
sisanya QC dibuang ke cold reservoir.
Jika tidak ada lagi kehilangan energi
dalam mesin, maka prinsip konservasi
energi:
QH = W + QC

W  QH  QC
W
e
QH

QH  QC QC
e  1
QH QH
REFRIGERATOR

Pendingin (refrigerator): sebuah mesin kalor yang


beroperasi secara terbalik. Refrigerator menarik panas dari
tempat dingin (di dalam pendingin) dan melepaskan panas
ke tempat yang lebih hangat.
REFRIGERATOR
PENDINGIN
TH

QH  QC  W  0 QH

 QH  QC  W
W
QC
QH  QC  W
TC
QH  QC REFRIGERATOR

TH
QH  QC  W
QH
Persamaan di atas merupakan hubungan nilai-mutlak
yang berlaku untuk mesin kalor dan pendingin
W
Siklus pendingin terbaik adalah yang memindahkan QC
Kalor QC terbanyak dari dalam pendingin dengan
Kerja mekanik W sedikit mungkin TC

QC Semakin besar rasio ini maka semakin baik pendinginnya


Rasio ini disebut koefisien kinerja (coeficient of performance)
W
QC QC
K 
W QH  QC
PRINSIP CARNOT DAN MESIN
CARNOT
Prinsip Carnot : Sebuah alternatif penyataan
Hukum II Termodinamika

Tidak ada mesin ireversibel yang beroperasi antara dua


reservoir pada suhu konstan dapat mempunyai efisiensi
yang lebih besar dari sebuah mesin reversibel yang
beroperasi antara temperatur yang sama. Selanjutnya,
semua mesin reversibel yang beroperasi antara
temperatur yang sama memiliki efisiensi yang sama.
PRINSIP CARNOT DAN MESIN
CARNOT
Tidak ada mesin nyata  Suatu sifat penting
yang beroperasi secara dari mesin Carnot
reversibel. Akan tetapi, adalah bahwa semua
ide mesin reversibel kalor input QH berasal
memberikan standard dari suatu hot reservoir
yang berguna untuk pada satu temperatur
menilai performansi
mesin nyata. Gambar ini tunggal TH dan semua
menunjukkan sebuah kalor yang dibuang QC
mesin yang disebut, pergi menuju suatu
Mesin Carnot, yang cold reservoir pada
secara khusus berguna satu temperatur
sebagai model ideal. tunggal TC.
CIRI SIKLUS CARNOT

 Setiap proses yang melibatkan perpindahan


panas haruslah isotermal baik pada TH maupun
pada TC.
 Setiap proses yang mengalami perubahan suhu
tidak terjadi perpindahan panas (proses
adiabatik)
 Siklus carnot terdiri dari dua proses isotermal
reversibel dan dua proses adiabatik reversibel
Application
Application of
of 22nd
nd law
law to
to energy
energy conversion
conversion
systems
systems
isothermal
Carnot expansion
Engine QH TA

adiabatic W12 adiabatic


compression a-b expansion
d-a b-c
W41 W23
c-d
isothermal
W34 compression
QC TB
Application
Application of
of 22nd
nd law
law to
to energy
energy conversion
conversion
systems
systems

Carnot T 1 2 TA
Cycle
engine
reversible TB
heat engine 4 3
V
T 1 2 TA

reversible TB
heat pump 4 3
V
Untuk gas ideal energi dalam hanya bergantung pada suhu
maka pada proses isotermal perubahan energi dalam sama
dengan nol

Q W Dari proses adiabatik

Vb  1  1  1
 TC Vd
 1
QH  Wab  nRTH ln .........(1) TH Vb  TC Vc TH Va
Va
 1  1
V Vb Vc Vb V
QC  Wcd  nRTC ln d  1
  1  c
Vc Va Vd Va Vd
Vc QC TC QC TC
QC   nRTC ln .........(2)  
Vd QH TH QH TH
Subtitusikan persamaan 1 dengan persmaan 2

 T  ln (Vc / Vd ) QC TC
QC
  C  ......(3) e 1  e 1 
QH QH TH
 TH  ln (Vb /V a)
Hubungan ini memberikan nilai efisiensi maksimum yang
mungkin dari suatu mesin kalor yang beroperasi antara TC dan TH
PENDINGIN CARNOT
Karena masing-masing langkah dalam siklus carnot adalah
reversibel, maka seluruh siklus dapat dibalik, hal ini
mengubah mesin menjadi pendingin

QC TC
K K carnot 
QH  QC TH  TC

QC / QH
K
1  QC / QH
Semakin besar perbedaan suhu TH –TC
QC TC semakin kecil harga K dan semakin besar
 kerja yang diperlukan untuk memindahkan
QH TH jumlah panas yang dibutuhkan
PRINSIP CARNOT DAN MESIN
CARNOT
 Untuk mesin Carnot, perbandingan antara kalor yang
dibuang QC dengan kalor input QH dapa dinyatakan
dengan persamaan berikut:
QC T C

QH TH
dengan TC dan TH dalam kelvins (K).

 Efisiensi mesin Carnot dapat dituliskan sebgai berikut:


QC TC
e  1  1
QH TH
Hubungan ini memberikan nilai efisiensi maksimum yang
mungkin dari suatu mesin kalor yang beroperasi antara TC
dan TH
Daftar pustaka
Mark W. Zemansky, R.H. 1986. Kalor dan
Termodinamika. Bandung : ITB

Tipler,P.A.1991. Fisika untuk Sains dan


Teknik.Jakarta: Erlangga
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai