Anda di halaman 1dari 35

PRESENTASI KASUS

dr. Jesicca Susanto

Pembimbing:
dr. Dwi Rahayu

PUSKESMAS KECAMATAN TEBET


JAKARTA SELATAN
IDENTITAS PASIEN
 Nama: Tn. E.F
 Umur: 29 tahun
 Jenis kelamin: Laki-laki
 Pekerjaan: Tidak bekerja
 Agama: Islam
 Status pernikahan: Belum menikah
 Tanggal berobat: 24 Januari 2020
 RM: 01432705
Anamnesis
 Keluhan utama: demam 5 hari
 Riwayat penyakit sekarang: demam naik turun, dirasakan
terutama sore ke malam hari, sakit kepala di seluruh lapang,
mual, muntah 3 kali hari ini berisi makanan, nyeri otot, pegal-
pegal, nafsu makan menurun, BAK dan BAB normal.
 Riwayat penyakit dahulu: tidak ada
 Riwayat penyakit keluarga: tidak ada anggota keluarga yang
mengalami keluhan serupa
 Riwayat kebiasaan: jarang mencuci tangan sebelum makan, sering
jajan di pinggir jalan
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum: tampak sakit sedang
 Kesadaran: compos mentis
 Status gizi: TB: 162 cm, BB 45 kg  berat badan kurang
 Tanda vital: -Tekanan darah: 110/77 mmHg
- Nadi: 144 kali/menit
- Nafas: 20 kali/menit
- Suhu: 36.10 C
Status Generalis
1. Kulit:
Inspeksi: pucat+, ikterik-, sianosis-
Palpasi: lembab, turgor kulit baik, edema-
2. Mata: anemis-, hiperemis-, ikterik-
3. Telinga: kiri dan kanan simetris, infeksi-, nyeri tekan-
4. Hidung: perdarahan-, infeksi-, nyeri tekan-
5. Mulut dan tenggorok: bibir tampak kering, coated tongue+, faring
hiperemis-
6. Leher: pembesaran kelenjar tiroid-
Status Generalis

7. Thorax:
Paru-paru: suara nafas vesikuler +/+, ronkhi-/-, wheezing-/-
Jantung: BJ I-II murni reguler, murmur-, gallop-
8. Abdomen: nyeri tekan epigastrium +, hepatosplenomegali-, asites-
9. Genitalia: tidak diperiksa
10. Ekstremitas: oedem-, crt <2 detik
Eritrosit 5.42 4.00-6.20 M/uL

Hemoglobin 15.1 11.0-17.0 K/uL

Hematokrit 48.1 35.0-55.0%

Trombosit 138 150-400 M/uL

WIDAL

S. typhosa NEGATIF NEGATIF

S. paratyphi A0 NEGATIF NEGATIF

S. paratyphi B0 NEGATIF NEGATIF

S. paratyphi CO NEGATIF NEGATIF

S. typhosa H 320 NEGATIF

S. paratyphi AH NEGATIF NEGATIF

S. paratyphi BH NEGATIF NEGATIF

S. paratyphi CH 320 NEGATIF


Resume
 Seorang laki-laki berusia 29 tahun datang dengan keluhan demam 5 hari.
Demam naik turun terutama dirasakan pada sore ke malam hari. Keluhan
disertai dengan rasa mual dan os muntah sebanyak 3 kali berisi makanan. OS
juga mengeluh nyeri kepala, nyeri otot, pegal-pegal dan tidak nafsu makan.
OS mengaku jarang mencuci tangan sebelum makan dan sering jajan di
pinggir jalan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit
sedang, nadi 144 kali/menit, kulit tampak pucat, bibir tampak kering, coated
tongue+ dan terdapat nyeri tekan epigastrium. Pada pemeriksaan penunjang
darah rutin didapatkan trombosit 138.000 M/uL (trombositopenia) titer S.
typhosa H 1/320, S. parathypi CH 1/320
Diagnosa Kerja
 Demam Tifoid hari ke-5
Diagnosa Banding
 DBD
 Malaria
 Leptospirosis
 Hepatitis A
 Demam+infeksi HIV
Penatalaksanaan

Medikamentosa

 Ciprofloxacin 2x500 mg selama 7 hari


 Paracetamol tab 500 mg, 3x1 prn, jika demam obat
dapat diminum per 4 jam
 Domperidon tab 10 mg, 3x1 prn jika mual/muntah
 Vitamin b kompleks, 2x1 tab
Penatalaksanaan
Non-medikamentosa

 Memasak makanan dan air hingga matang


 menutup makanan dari lalat
 Mencuci tangan setelah BAB dan sebelum makan
 BAB di jamban
 Mencuci bersih bahan makanan yang berasal dari pertanian
Prognosis
 Quo ad vitam: bonam
 Quo ad functionam: bonam
 Quo ad sanationam: dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka

Demam Tifoid
Pendahuluan

 Berkaitan erat dengan kualitas higiene pribadi dan sanitasi


lingkungan yang kurang baik
 Penyakit endemik, masalah kesehatan masyarakat
 Angka kesakitan meningkat dari tahun ke tahun, 500/100.000
penduduk
 Angka kematian 0.6-5%
 Aspek permasalahan lain: akurasi diagnosis, resistensi
antibiotik, rendahnya cakupan vaksinasi demam tifoid
Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan

 1. Demam naik turun terutama sore dan malam hari, pola intermiten, kenaikan
suhu step-ladder. Demam tinggi dapat terjadi terus-menerus hingga minggu
kedua
 2. Sakit kepala di daerah frontal
 3. Gangguan gastrointestinal: konstipasi dan meteorismus/diare, mual, muntah,
nyeri abdomen dan BAB berdarah
 4. Gejala lain: nyeri otot, pegal-pegal, batuk, anoreksia, insomnia

 Demam tifoid berat: penurunan kesadaran/kejang


Hasil Anamnesis (Subjective)
Faktor Risiko

 1. Higiene personal yang kurang baik, jarang mencuci tangan


 2. Higiene makanan dan minuman yang kurang baik (air yang
terkontaminasi, tinja manusia, tercemar debu/sampah/lalat)
 3. Sanitasi lingkungan yang kurang baik
 4. Outbreak demam tifoid di sekitar tempat tinggal
 5. Adanya carrier tifoid di sekitar pasien
 6. Imunodefisiensi
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana
(Objective)
Pemeriksaan Fisik

 1. KU: TSS/TSB
 2. Kesadaran: CM/penurunan kesadaran
 3. Demam: suhu >37.50C
 4. Bradikardia relatif
 5. Ikterus
 6. Pemeriksaan mulut: typhoid tongue, tremor lidah, halitosis
 7. Pemeriksaan abdomen: nyeri (epigastrik), hepatosplenomegali
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana
(Objective)
Pemeriksaan Fisik pada Keadaan Lanjut

 1. Penurunan kesadaran ringan/berat


 2. Penderita dengan toksik: gejala delirium lebih menonjol
 3. Nyeri perut dengan tanda-tanda akut abdomen
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana
(Objective)
Pemeriksaan Penunjang

1. Darah perifer lengkap dan hitung jenis leukosit


2. Serologi:
 A. IgM antigen O9 Salmonella typhii (Tubex)  demam H 4-5

 B. Enzyme Immunoassay Test (Typhidot): IgM dan IgG Salmonella typhi

Demam H 4-5
 C. Widal : tidak direkomendasikan. Demam H-7, + bila titer aglutinin O min.

1/320 atau bila titer naik 4 kali lipat pada pemeriksaan ulang
 Hasil pemeriksaan Widal positif palsu sering ditemukan karena reaksi silang

dengan non-typhoidal  over diagnosis  over treatment


Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana
(Objective)
3. Kultur Salmonella typhi (gold standard)
 A. Darah: demam tinggi, minggu ke 1-2 sakit

 B. Feses: minggu ke-2 sakit

 C. Urin: Minggu ke-2 atau 3 sakit

 D. Cairan empedu: stadium lanjut penyakit, deteksi carrier typhoid

4. Pemeriksaan penunjang lain:


 Sesuai indikasi klinis SGOT/SGPT, lipase dan amilase
Penegakkan Diagnosis (Assessment)
 Suspek demam tifoid
 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
 Demam, gangguan saluran cerna, gangguan kesadaran

 Demam tifoid klinis


 Suspek demam tifoid + gambaran laboratorium
Diagnosis Banding
 DBD • Sepsis
 Malaria • Tuberkulosis milier
 Leptospirosis • Endokarditis infektif
 Infeksi Saluran Kemih
• Demam rematik akut
 Hepatitis A
• Abses dalam
 Demam + infeksi HIV
• Demam + infeksi HIV
Komplikasi

Biasanya terjadi pada minggu kedua dan ketiga demam


 Perdarahan

 Perforasi usus

 Sepsis

 Ensefalopati

 Infeksi organ lain


Komplikasi
 Tifoid toksik (tifoid ensefalopati)
 Syok septik
 Perdarahan dan perforasi intestinal (peritonitis)
 Hepatitis tifosa
 Pankreatitis tifosa
 Pneumonia
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
 1. Terapi suportif
 2. Terapi simptomatik
 3. Terapi definitif
Antibiotik dan Dosis Penggunaan untuk Tifoid
Antibiotik Dosis Keterangan
Kloramfenikol Dewasa: 4x500 mg, 10 hari Murah, sensitif, sering digunakan, efektif
Anak: 100 mg/kgBB/hari, dibagi 4 dosis,
10-14 hari

Seftriakson Dewasa: 2-4 Gr/hari, 3-5 hari Cepat menurunkan suhu, aman untuk
Anak: 80 mg/kgBB/hari, 5 hari anak, pengobatan singkat
Ampisilin dan amoksisilin Dewasa: 1.5-2 Gr/hari, 7-10 hari Aman untuk ibu hamil, tidak mahal,
Anak: 100 mg/kgBB/hari, bagi 3 dosis, 10 sering dikombinasi dengan kloramfenikol
hari pada pasien kritis

Kotrimoksazol Dewasa: 2x160-800 mg, 7-10 hari Tidak mahal


Anak: 4-6 mg/kgBB/hari, bagi 2 dosis, 10
hari

Kuinolon Ciprofloxacin 2x500 mg, 1 minggu Pemberian pada anak tidak dianjurkan

Sefiksim Anak: 20 mg/kgBB/hari, bagi 2 dosis, 10 Aman untuk anak, efektif


hari
Thiamfenikol Dewasa: 4x500 mg/hari Dapat dipakai untuk anak dan dewasa,
Anak: 50 mg/kgBB/hari, 5-7 hari sensitif
Rencana Tindak Lanjut

 Bila pasien dirawat di rumah, dokter/perawat dapat melakukan


kunjungan follow-up
 Respon klinis terhadap antibiotik dinilai setelah 1 minggu
Indikasi Perawatan di Rumah
 Persyaratan untuk pasien:
- Gejala klinis ringan
- Kesadaran baik
 Dapat makan, minum dengan baik
 Keluarga cukup mengerti cara merawat
 Keluarga pasien mampu menjalani rencana tatalaksana dengan baik
Persyaratan untuk tenaga kesehatan:
 1 dokter dan perawat tetap yang bertanggungjawab penuh terhadap tatalaksana
pasien
 Tidak ada tanda yang mengarah ke komplikasi
 Semua kegiatan tatalaksana dapat dilakukan dengan baik di rumah
 Dokter/ perawat dapat berkomunikasi secara lancar dengan keluarga sepanjang
masa tatalaksana
Konseling dan Edukasi

Edukasi pasien tentang tata cara:

 Pengobatan dan perawatan


 Diet, cairan, mobilisasi
 Tanda-tanda kegawatan
Pendekatan Community Oriented
Melakukan konseling dan edukasi kepada masyarakat tentang aspek pencegahan dan
pengendalian demam tifoid melalui:

 Perbaikan sanitasi lingkungan


 Peningkatan higiene makanan dan minuman
 Peningkatan higiene perorangan
 Pencegahan dengan imunisasi
Kriteria Rujukan
 Demam tifoid dengan KU berat (toxic typhoid)
 Tifoid dengan komplikasi
 Tifoid dengan komorbid yang berat
 Telah mendapat terapi selama 5 hari tetapi tidak ada perbaikan
Prognosis
 Quo ad vitam: bonam
 Quo ad functionam: bonam
 Quo ad sanationam: dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai