Anda di halaman 1dari 36

Laporan kkl 1

OLEH :
KELOMPOK 12
JOSEPHINE ADELWAYES BR PURBA
SISSA NOVITA SARI
ADE MAYSURI MADRA
EVEIRMA YANTI
HALASSON SIANTURI
IRMA YEPTA WAHYUNI
MARTAH DEVI PASARIBU
TIROHANA SIREGAR
VIERI S. MANALU
LATAR
BELAKANG

Mahasiswa sebagai calon penerus generasi bangsa sangat


dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai dalam
memecahkan setiap permasalahan yang ada. kegiatan semacam
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) akan sangat membantu
mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan tersebut. Melalui
kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini nantinya diharapkan tiap
mahasiswa mampu mengaplikasikan semua teori yang telah di
dapat di bangku perkuliahan untuk diterapkan secara langsung di
lapangan. Dengan kegiatan ini mahasiswa dituntut untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dalam memecahkan
setiap permasalahan yang ada
Praktek Kuliah Kerja Lapangan 1 (KKL1) yaitu identifikasi
dan pengenalan bentanglahan. Identifikasi dan pengenalan
bentanglahan fisik dan kultural perlu di pahami oleh mahasiswa
melalui pengenalan dan identifikasi di lapangan. Selain itu
dilakukan pengenalan dan pengukuran terhadap proses yang
berlangsung dan hasil proses yang terjadi di permukaan bumi.
Dalam praktik Kuliah Kerja Lapangan 1 ini mahasiswa
mengamati kondisi fisik dan kultural yang meliputi aspek
geologi, tanah, ekologi, meteorologi dan klimatologi, hidrologi,
geomorfologi, dan sosial ekonomi. Adapun tempat dan
perjalanan yang akan dikunjungi oleh KKL 1 Geografi ini
adalah Kabupaten Karo, Desa Laubuluh, Tongging, Sungai Aek
Sikumbang, dan Air Terjun Sipiso piso.
Rumusan Masalah
Fisik
 Bagaimana pengamatan Gunung Api Sinabung dan daerah
sekitarnya dalam aspek Klimatologi, Geologi, geomorfologi dan
lingkungan yang ada di Desa Tiga Pancur, Simpang Empat Kab.
Karo?
Bagaimana kondisi fisik (Gua Liang Dahar) yang ada di Desa
Lau Buluh Kecamatan Kuta Buluh?
Bagaimana pengukuran dan pengamatan di DAS Aek
Sikumbang?
Bagaimana pengukuran dan pengamatan kondisi fisik Desa
Pengambatan dalam Aspek Klimatologi dan Meteorologi,
Lingkungan dan Tanah?
Bagaimana pengamatan kondisi fisik wilayah sekitar air terjun
Sipiso Piso?
Non fisik
Bagaimana kondisi sosial ekonomi
yang ada di Desa Lau Buluh
Kecamatan Kuta Buluh?
Bagaimana kondisi sosial ekonomi
yang ada di Desa Tongging?
Tujuan
Fisik
• Sebagai mahasiswa kita dapat terjun langsung ke lapangan untuk
mengamati Gunung Api Sinabung dalam aspek klimatologi,
geologi, geomorfologi dan lingkuungan yang ada di desa Tiga
Pancur, Simpang Empat Kab. Karo
• Sebagai mahasiswa kita dapat terjun langsung ke lapangan untuk
mengamati Bagaimana kondisi fisik (Gua Liang Dahar) yang ada
di Desa Lau Buluh Kecamatan Kuta Buluh
• Sebagai mahasiswa kita dapat terjun langsung ke lapangan untuk
mengukur dan melakukan pengamatan di DAS Aek Sikumbang
• Sebagai mahasiswa kita dapat terjun langsung ke lapangan dan
melakukan pengamatan kondisi fisik Desa Pengambatan
• Sebagai mahasiswa kita dapat terjun langsug ke lapangan dan
melakukan pengamatan kondisi fisik wilayah sekitar air terjun
Sipiso Piso.
Nonfisik
• Sebagai mahasiswa kita dapat terjun
langsung ke lapangan dan mengobservasi
langsung bagaimana kondisi sosial
ekonomi yang ada di Desa Lau Buluh
Kecamatan Kuta Buluh.
• Sebagai mahasiswa kita dapat terjun
langsung ke lapangan dan mengobservasi
langsung bagaimana kondisi sosial
ekonomi yang ada di Desa Tongging
Manfaat
Antara lain yaitu:
• Melatih mahasiswa untuk mengidentifikasi bentanglahan
fisik
• Melatih mahasiswa untuk mengidentifikasi bentanglahan
kultural,
• Melatih mahasiswa untuk menganalisis bentang lahan
fisik
• Melatih mahasiswa untuk menganalisis bentang lahan
fisik
• Melatih mahasiswa untuk menganalsis bentang lahan
kultural
• Melatih mahasiswa untuk mengukur berbagai macam
karakteristik bentanglahan fisik
METODE
PENELITIAN

Metodologi penelitian memegang peranan


penting dalam sebuah penelitian karena Metode
penelitian dipakai sebagai alat untuk membantu
dalam memecahkan masalah yang di bahas.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data
dan gambaran yang mendalam tentang “Kuliah
Kerja Lapangan 1 identifikasi dan pengenalan
bentanglahan fisik dan kultural “
Maka Dari itu disini penulis menggunakan
Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif.
Penelitian deskriptif kualitatif berusaha
penggambarkan suatu gejala sosial. Dengan
kata lain penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan sifat sesuatu yang tengah
berlangsung pada saat studi. Metode kualitatif
ini memberikan informasi yang lengkap
sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan serta lebih banyak dapat
diterapkan pada berbagai masalah/fenomena.
Data yang Dikumpulkan

1. OBSERVASI
Objek penelitian dalam penelitian kualitatif
yang diobservasi dinamakan situasi sosial yang
terdiri atas tiga komponen yaitu tempat, pelaku
dan aktivitas. Dalam KKL 1 ini ntuk
memudahkan mahasiswa untuk melakukan
observasi maka disusun lah Lembar Observasi
yang mengacu pada apek geologi,
geomorfologi, hidrologi, meteorologi dan
klimatologi, lingkungan dan sosial ekonomi
2. Wawancara 3. Dokumentasi
Wawancara merupakan
pertemuan dua orang untuk Dokumen merupakan
bertukar informasi dan ide catatan peristiwa yang
melalui tanya jawab, sudah berlalu. Dokumen
sehingga dapat bisa berbentuk tulisan,
dikontruksikan makna gambar atau karya karya
dalam suatu topic tertentu monumental dari
(Sugiyono, 2009:321). seseorang. Studi dokumen
Wawancara adalah suatu merupakan pelengkap dari
percakapan yang bertujuan penggunaan metode
mengetahui persepsi observasi dan wawancara
responden tentang dominan dalam penelitian kualitatif.
kenyataan (S.Nasution,
2004:69).
Cara pengumpulan Data

Di dalam pengumpulan data


geomorfologis harus di perhatikan hal-hal
sebagai berikut :
• Menyusun Tabel Data
• Tabel analisis
• Kerja laboratorium
• Pengelompokan dan pengoranisasian data
• Komputerisasi data.
HASIL DAN PEMBAHASAN

• Kuliah Kerja Lapangan I yang dilakukan di


Kaupaten Karo terdapat beberapa titik pengamatan
yang mendukung untuk dilakukannya pengamatan
maupun pengukuran secara fisik. Awal pengamatan
dilakukan pada wilayah kaki gunung Sinabung
yaitu tepat berada di desa Tiga Pancur Kecamatan
Simpang Empat Kabupaten Karo, selanjutnya
pengamatan didaerah Tongging untuk mendapatkan
data berupa Sosial Ekonomi, dan yang terakhir
pengamatan fisik yaitu di daerah Air Terjun Sipiso-
piso. Berupa Hidrologi, Ekologi, dan Tanah.
• KABUPATEN KARO

Kabupaten Karo Kabupaten Karo merupakan salah satu


Kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara,
yang terletak pada jajaran Dataran Tinggi Bukit Barisan
dan sebelah barat daya berbatasan langsung dengan
Samudera Indonesia serta merupakan daerah hulu sungai.
Secara geografis Kabupaten Karo terletak pada koordinat
2050’ – 3019’ Lintang Utara dan 97055’ - 98038’ Bujur
Timur. · Sebelah Utara : Kabupaten Langkat dan
Kabupaten Deli Serdang · Sebelah Selatan : Kabupaten
Dairi dan Kabupaten Samosir · Sebelah Barat : Provinsi
Nangroe Aceh Darusalam · Sebelah Timur : Kabupaten
Deli Serdang dan Kabupaten
Geologi dan Geomorfologi Gunung
Sinabung
Gunung Sinabung adalah gunung api di
Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo,
Sumatera Utara, Indonesia. Sinabung bersama
Gunung Sibayak di dekatnya adalah dua gunung
berapi aktif di Sumatera Utara dan menjadi
puncak tertinggi ke 2 diprovinsi itu. Ketinggian
gunung ini adalah 1160 mpdl dan memiliki
koordinat not 30, 0,79’ is 980, 26,21’. Gunung ini
tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600,
tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus
pada tahun 2010.
Tabel 1. Nama desa sekitaran Gunung Sinabung
Sumber : Kecamatan Simpang Empat Dalam Angka
2012
Rasio Terhadap Luas
No. Nama Desa Luas Desa (Km²)
Kecamatan (%)
1. Beganding 1.98 9..61
2. Serumba 3,78 4.04
3. Nang Belawan 3,47 3,71
4. Lingga 16,24 17,37
5. Lingga Julu 7,29 7,80
6. Ndokum Siroga 2.97 3,18
7. Surbakti 9.54 10,20
8. Tiga Pancur 10.76 11,51
9. Berastepu 10.76 11,51
10. Pintu Besi 2,42 2,59
11. Jeraya 2,83 3,03
12. Perteguhen 2,97 3,18
13. Kuta Tengah 3,56 3,81
14. Torong 3,98 4,26
15. Gajah 4,60 4,92
16. Bulan Baru 3,72 3,98
17. Gamber 2,87 3,07
• Geografis Gua Liang Dahar
Gua Liang Dahar terletak di sebelah timur laut desa
Lau Buluh. Jarak antara desa Lau Buluh dengan Gua
Liang Dahar adalah lebih kurang satu kilometer.
Jarak ini biasanya dapat ditempuh dengan jalan kaki
selama lima belas menit oleh penduduk desa Lau
Buluh tersebut, tetapi bagi orang yang belum biasa
berjalan di atas tanah yang biasanya disebut jalan
tikus mungkin bisa ditempuh selama tiga puluh
menit. Yang dimaksud dengan jalan tikus ialah jalan
yang kiri kanannya dibatasi oleh rumput dan lalang
yang tingginya kira-kira delapan puluh sentimeter.
• Keadaan Gua Liang Dahar
Mulut Gua Liang Dahar kira-kira mempunyai
diameter sepanjang lima belas meter. Luas Gua Liang
Dahar keseluruhannya kira–kira seribu dua ratus meter
bujur sangkar ditambah dengan beberapa lainnya yang
kecil atau kira 250m2. Cuaca di dalam Gua Liang
Dahar sangat sejuk dan keadaan di dalamnya sangat
gelap walaupun di siang hari, apabila waktu malam
hari sekalipun jika kita ingin pergi berjalan–jalan ke
ruang Gua Liang Dahar tersebut maka kita perlu
membuat alat penerangan, yaitu lampu petromak atau
senter yang dapat digunakan selama kita berada di
dalam ruangan gua tersebut.
Geologi dan Geomorfologi Daerah Tongging
Titik Pengamatan III: Daerah Tongging
Kecamatan Merek Kabupaten Karo.
Dalam pengamatan yang dilakukan didaerah
Tongging memiliki titik koordinat berada di
2°54’56’06”LU dan 98°3’23,15”BT. Pada
pengamatan didaerah ini dapat dilihat aliran Aek
Sikumbang yang mengalir kearah danau toba.
Sebelah Timur terdapat satuan Gunung Sipiso-
piso yang terbentuk pada zaman tertier.
Terbentuknya Danau Toba merupakan proses
alam.
Aspek Hidrologi
Hidrologi (berasal dari Bahasa Yunani Hydrologia, "ilmu
air") adalah cabang ilmu Geografi yang mempelajari
pergerakan, distribusi, dan kualitas air di seluruh Bumi,
termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air. Orang yang
ahli dalam bidang hidrologi disebut hidrolog, bekerja dalam
bidang ilmu bumi dan ilmu lingkungan, serta teknik sipil dan
teknik lingkungan.

Ruang lingkup hidrologi mencakup :


Pengukuran,pencatatan dan publikasi data dasar.
Deskripsi properties , penomena dan distribusi air daratan
Analisis data dan mengembangkan teori teori pokok yang ada
pada hidrologi.
Aplikasi teori teori hidrologi untuk memecahkan masalah
praktis.
Pengukuran Debit

Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang


baik dan dapat dipercaya kebenarannya maka
pengukuran debit dilakukan pada stasiun duga
air yang memnuhi persyaratan, terpelihara
bangunan dan peralatannya dengan baik dan
disertai cara pencatatan yang benar. Data
pengukuran aliran yang baik harus
memperhatikan sifat-sifat aliran pada stasiun
duga air.
Data yang Diukur
Data yang diukur dalam praktek
lapangan di Aek Sigumbang Desa
Pengambatan Kecamatan Merek
Kabupaten Karo, yaitu:
• Luas Penampang Melintang Alur
• Kecepatan Aliran Air
• Pengukuran Debit Air
Langkah kerja pengukuran debit air :
1. Sediakan alat dan bahan
2. Tentukan daerah yang akan dijadikan sample
idealnya 50 meter namun jika tidak
memungkinkan 31,5 meter juga bisa dan dapat
di toleransikan yang utama adalah panjang
bagian sungai yang relatif lurus
3. Lakukan pengukuran lebar sungai dengan
menggunakan pita ukur atau tali plastik.
4. Lakukan pengukuran kedalaman sungai dengan
menggunakan tongkat kayu,setiap meter dari
lebar sungai.
5. Lakukan pengukuran debit dengan
pelampung, dengan cara menghitung
kecepatan pelampung mencapai jarak
yang telah di tentukan yaitu sepanjang
30 meter pada setiap satuan meter lebar
sungai
• Melakukan Perhitungan.
Pengukuran penampang
• Mengukur waktu yang di tempuh
Pelampung
Aspek Tanah
• Geografi tanah adalah bagian ilmu tanah yang
membahas tentang genesis, klasifikasi,
kemampuan, dan penyebaran tanah di muka
bumi.
• Identifikasi Aspek Tanah
Menurut ahli geologi (berdasarkan pendekatan
Geologis)Tanah didefiniskan sebagai lapisan
permukaan bumi yang berasal dari bebatuan
yangtelah mengalami serangkaian pelapukan
oleh gaya-gaya alam, sehingga
membentuk regolit (lapisan partikel halus).
• Proses Pembentukan Tanah

Pembentukan tanah di bagi menjadi empat tahap yaitu sebagai berikut:


1. Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi
secara langsung dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini
lingkungan memberi pengaruh terhadap kondisi fisik.
Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu
terjadinya pelapukan kimiawi.
2. Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan
menjadi lunak. Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi
pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini di lapisan permukaan
batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
3. Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis.
Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan
yang ditumbuhinya. Di sini terjadilah pelapukan biologis.
4. Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi
tanaman yang ralatif besar
• Faktor Pembentukan Tanah
Ada beberapa faktor pembentukan tanah,
diantaranya :
• Iklim
• Suhu
• Curah Hujan
• Bahan Induk
• Organik
• Makhluk Hidup
• Topografi
• Waktu
Data yang di ukur dalam kegiatan ini, yaitu:
• Sifat Fisik Tanah, yang terdiri dari:
• Tekstur Tanah
• Warna tanah
• Struktur tanah
• Sifat Kimia Tanah
Bahan :
• H2O : 10 %
• H2O2 : 3%
• KCL : 10 %
• HCL : 10 %
• Air Aqua
Hasil
Tekstur Tanah
Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3
Debu Liat Liat
Berpasir Berdebu Berdeb
u
Warna Tanah

N Susunan Chrom
Hue Value
o. Lapisan a

1. Lapisan 1 6 YR 2,5 1

2. Lapisan 2 4 YR 2,5 4

3. Lapisan 3 1 YR 4 10
• Struktur Tanah
• Perakaran
Lapisan 1 : terdapat banyak akar yang halus
Lapisan 2 : terdapat sedikit akar sekitar 20 %
Lapisan 3 : hampir tidak ada akar, akar sekitar <
10%
 
Warna Tanah

N Susunan Val Chro


Hue Klasifikasi Warna
o. Lapisan ue ma

10
1. Lapisan 1 2 2 Very Dark brown
YR

7,5
2. Lapisan 2 4 6 Strong Brown
YR

3. Lapisan 3 5 YR 2,5 1 Black


Aspek Lingkungan

• Keberadaan geografi lingkungan tak terlepas


dari masalah lingkungan, khsususnya
hubungan antara pertumbuhan penduduk,
konsumsi sumberdaya, dan peningkatan
intensitas masalah akibat ekploitasi
sumberdaya yang berlebihan. Geografi
lingkungan dapat memberikan kombinasi yang
kuat perangkat konseptual untuk memahami
masalah lingkungan yang kompleks.
Geografi lingkungan cenderung pada
geografi manusia atau intergrasi geografi
manusia dan fisik dalam memahami
perubahan lingkungan global. Geografi
lingkungan menggunakan pendekatan
holistik. Geografi lingkungan melibatkan
beberapa aspek hubungan timbal balik
antara manusia dan lingkungan
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai