Anda di halaman 1dari 6

Radio sebagai

Media Jurnalisme
SITI NURBAYA, M.SI
 Jurnalisme radio dicirikan oleh kerja jurnalisme pada umumnya.
Ada proses pengumpulan berita, produksi atau pengolahan fakta
menjadi bentuk-bentuk berita, dan penyiaran berita.
 JB Wahyudi membagi produk radio menjadi dua :
1. Karya artistic—diproduksi dengan pendekatan artistic berlandaskan
fiksi atau fakta, yang dalam hal ini boleh diperlakukan sebagai
fiksi. Karya artistic mengandalkan dramatisasi. Contoh : sandiwara
radio, berita dan iklan.
2. Karya jurnalistik—diproduksi dengan pendekatan jurnalistik, diikat
oleh kaidah, standar, hukum dan kode etik jurnalistik, bertitiktolak
dari fakta, dramatisasi—demi objektivitas dan kesakralan fakta
dijaga sebisa mungkin agar tidak membiaskan karyanya. Contoh :
berita, documenter dan feature.
 Tulang punggung jurnalisme radio adalah berita—news,
dalam berbagai bentuk. Mulai dari kronik, straight news,
siaran tunda, sampai live reportage.

 Disamping news—radio yang memiliki ciri jurnalisme


radio yang kental biasanya dilengkapi dengan siaran-siaran
berbasis talk (talk show). Bentuknya bisa wawancara
dengan sosok-sosok tertentu.
Ciri-ciri Berita Radio
 Andrew Boyd (1994) menyebut ciri-ciri berita radio :
1. Proximity—kedekatan adalah factor yang sangat penting.
Pertanyaannya adalah sejauhmana berita itu bermakna bagi
pendengar kita? Boyd menyatakannya dengan baik : “Huge
problems for them are less important than small problems for us”
(berkonsentrasi lah pada berita kecil, local, dan penting bagi
pendengar).
2. Relevance—kedekatan dan relevansi itu satu paket. Berita yang
tidak relevan dengan pendengar, tidak akan banyak berpengaruh
dalam kehidupan mereka, maka tidak penting bagi mereka. Contoh :
kenaikan harga telur di sebuah kota kecil relevansinya lebih tinggi
daripada kenaikan harga saham Microsoft dalam bursa saham
internasional.
3. Immediacy—News is only news while it is new. Tidak ada gunanya
menyajikan berita basi, karena nyawa radio yang menyebabkan dirinya
lebih unggul disbanding media komunikasi lainnya adalah factor
kesegaran. Perlu diingat, ukuran “basi” di radi sangat cepat.
Hitungannya bisa jam, bukan hari.
Untuk menyiasati berita yang “sayang dibuang” padahal itu sudah basi
maka dapat ditampilkan kembali dengan sudut pandang yang baru dan
lebih fresh atau diolah menjadi soft news.
4. Interest—disesuaikan dengan kepentingan pendengar. Berita tidak
pernah menyatakan dirinya penting atau tidak, newscaster atau
wartawan lah yang menjadikannya penting. Satu hal yang perlu
diketahui adalah berita yang dianggap penting dan menarik minat
khalayak adalah berita tentang orang—entah itu selebritas, penguasa
dan keluarganya maupun elit politik.
5. Drama—berita yang mengandung unsur drama akan lebih
disukai dibandingkan dengan informasi yang datar-datar saja.
Alasannya sederhana karena seru. Kejar-kejaran geng motor,
pemakaman seorang tokoh, upaya penyelamatan korban bencana
alam, semua ini termasuk berita dengan unsur dramatic.

6. Entertainment—kreativitas penyaji berita untuk menampilkan


kicker atau tailpiece sangat penting agar pendengar merasa
dilibatkan secara personal pada pesan atau informasi yang
disampaikan.
Contoh : berita kenaikan saham bisa diawali dengan “Ini berita
yang bakal membuat para pemilik saham AT & T bahagia …
kenaikan saham AT & T mencetak rekor.. dst”

Anda mungkin juga menyukai