Anda di halaman 1dari 12

PERSEDIAAN BARANG

Kelompok 4:
Kurniati Yusup

Tenti Dehi

Yayan Haidari
Pengertian
Persediaan Barang

Secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk


menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk di jual
kembali atau di gunakan untuk memproduksi barang-barang
yang akan di jual kembali.

Persediaan barang baik dalam usaha dagang maupun dalam


perusahaan manufaktur merupakan jumlah yang akan
mempengaruhi neraca maupun laporan laba rugi, karena itu
persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus
dapat dipisahkan mana yang sudah dapat di bebankan sebagai
biaya (HPP) yang akan di laporkan dalam laporan laba rugi dan
mana yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan
dalam neraca.
Metode Pencatatan
Persediaan Barang

Metode fisik


Menggunakan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada tanggal
penyusunan laporan keuangan. Dalam metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-
buku, setiap pembelian barang di catat dalam rekening pembelian.

Metode buku (perpetual)


Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian
dalam buku pembantu bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk
mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan dan saldo persediaan.
Masalah Pemilikan
Persediaan Barang

Untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan,
dasar yang digunakan adalah hak pemilikan. Barang-barang akan dicatat sebagai
persediaan pihak yang memiliki barang-barang tersebut, sehingga perubahan
catatan persediaan akan didasarkan pada perpindahan hak pemilikan barang.
Kadang-kadang terdapat keadaan dimana sulit untuk menentukan hak pemilikan
barang sehingga dalam praktek akan ditemuai adanya penyimpangan-
penyimpangan.
Kesulitan menentukan perpindahan hak atas barang antara lain
timbul dalam keadaan berikut ini.

Barang-barang dalam
perjalanan (goods in Transit)
Barang-barang yang
dipisahkan
Barang-barang konsinyasi (consigrument
goods) dan Penjualan angsuran (Installment
Sales)
Harga Pokok Persediaan dan Potongan
Pembelian

Dasar utama yang digunakan dalam akuntansi persediaan adalah harga pokok yang
dirumuskan sebagai harga yang dibayar atau yang dipertimbangkan untuk memperoleh
suatu aktiva. Dalam hubungannya dengan persediaan, harga pokok adalah jumlah semua
pengeluaran-pengeluaran langsung atau tidak langsung yang berhubungan dengan
perolehan, penyiapan dan penempatan persediaan tersebut agar dapat dijual.

Potongan seperti ini disebut potongan tunai yang dalam akuntansi dicatat dalam
rekening potongan pembelian. Pada prisipnya potongan yang diterima adalah pengurang
terhadap harga pokok persediaan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mencatat potongan pembelian sebagai pengurangan terhadap harga pokok yaitu,
pembelian dicatat dengan harga bruto dan pembelian dicatat dengan harga neto. Dalam
metode utang dapat dicatat neto atau bruto.
Metode Penentuan Harga Pokok
Persediaan

Untuk dapat menghitung harga pokok penjualan dan harga okok


persediaan akhir dapat digunakan berbagai cara yaitu:

Indenfikasi khusus
Masuk pertama keluar pertama (FIFO)
Rata-rata tertimbang (Weighted Average)
Masuk terakhir keluar pertama (MTKP/LIFO)
Persediaan besi/minimum
Biaya standar (standard costs)
Harga pokok rata-rata sederhana (simpe average)
Harga beli terakhir (latest purchase price)
Metode nilai penjualan relatif
JAWABAN PERTANYAAN

1. Metode fisik
pencatatan metode fisik adalah cara sistem pencatatan persediaan barang barang
dagangan yang mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada
tanggal penyusunan laporan keuangan.
Metode perpetual
Metode perpetual adalah metode pencatatan persediaan barang dagang dengan
cara membuat setiap jenis persediaan rekening sendiri-sendiri yang merupakan
buku pembantu persediaan.
2. Jika dari salah satu di antara kedua persyaratan tersebut ada yang tidak terpenuh,
maka harus segera dilakukan verivikasi ulang atau pengecekan ualng terhadap
pencatatan dari barang-barang persediaan yang masih dalam perjalanan tersebut.
3. Pembelian dicatat dengan harga bruto
jika perusahaan membayar utang sesudah tanggal di tentutakan, berarti tidak
diperoleh potongan dan pembayaran.
Pembelian dicatat dengan harga neto
Apabila pembayaran utang dilakukan sesudah tanggal ditentukan berarti tidak
mendapat potongan.
4. Idenfikasi Khusus, metode ini berdasarkan anggapan bahwa arus barang
harus sama dengan arus biaya. Tiap jenis barang dipisah berdasarkan harga
pokoknya dan tiap kelompok dibuatkan kartu persediaan sendiri.
fifo(first in first out), metode ini berdasarkan harga beli pertama untuk
menentukan harga pokok penjualan apabila terjadi penjualan.
lifo (last in first out), metode ini merupakan kebalikan dari metode fifo. Pada
metode lifo, barang yang paling terakhir dibeli akan dijual/dikeluarkan
lebih dulu.
rata-rata tertimbang, dalam metode ini barang yang dipakai untuk produksi
atau di jual akan dibebani harga pokok.
5. Maksud metode rata-rata bergerak, diperoleh melalui penjumlahan dan
pencarian nilai rata-rata dari sejumlah periode tertentu, kemudian
menghilangkan nilai terlamanya dan menambah nilai baru.
6. Metode FIFO (First In First Out)
Seperti namanya First In First Out, pada metode FIFO barang yang dibeli pertama kali adalah
barang pertama akan dijual. Metode ini sesuai dengan arus biaya aktual (cash flow). Metode
FIFO merupakan metode yang paling umum digunakan dalam penilaian persediaan.Pada
metode FIFO, persediaan barang yang akan keluar untuk kegiatan produksi nilainya
berdasarkan harga yang pertama kali masuk. Sehingga persediaan barang akhir dengan
menggunakan harga yang didasarkan pada harga baru atau harga dengan urutan terakhir yang
dibeli. Oleh karena itu, metode FIFO lebih terlihat untuk perhitungan HPP nya. Biaya yang
digunakan untuk pembelian barang pertama sebagai Cost Of Good Sold (COGS). Perhitungan
harga jual berdasarkan harga dari stok barang transaksi sebelumnya.
Metode LIFO (Last In First Out)
Metode Last In First Out atau masuk terakhir keluar pertama adalah metode pencatatan
persediaan di mana persediaan yang terakhir dibeli akan dijual terlebih dahulu dan persediaan
yang pertama kali dibeli akan dikeluarkan kemudian hari. Namun, perlu diketahui bahwa
menurut PSAK 14 (revisi 2008) perusahaan tidak diperbolehkan lagi menggunakan metode
LIFO dalam menghitung pencatatan persediaannya. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan
metode LIFO pajak perusahaan akan lebih kecil pada saat terjadi inflasi.
 Metode Average
Metode average atau rata-rata tertimbang adalah metode yang digunakan untuk menghitung
biaya per unit persediaan dengan cara rata-rata tertimbang. Caranya dengan membagi jumlah
biaya barang yang tersedia untuk dijual dengan jumlah unit yang tersedia untuk dijual
sehingga akan didapatkan biaya rata-rata per unit. Setelah biaya rata-rata per unit diketahui,
Anda dapat menghitung persediaan akhir dan beban pokok penjualan.
7. Nilai penjualan relatif, cara ini digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama
untuk masing-masing produk yang dihasilkan/ dibeli. Masalah alokasi ini dapat
timbul dalam usaha dagang maupun perusahaan manufaktur.
8. karena ada kesalahan perhitungan persediaan awal maka itu akan terbawa ke
persediaan akhir ke bulan (periode) berikutnya. Maka perlu dilakukan hal-hal
untuk menghindarinya.
9. metode masuk terakhir keluar pertama yaitu metode pencatatan barang persediaan
yang mengasumsikan unit persediaan yang terakhir dibeli akan dijual atau
dikeluarkan terlebih dahulu, dan unit persediaan yang pertama dibeli akan di
keluarkan atau dijual dikemudian hari.
10. masuk terakhir keluar pertama adalah unit yang di jual pertama adalah unit
persediaan yang terakhir masuk ke gudang. Biasanya persediaan akhir barang
dagangan akan dinilai dengan perolehan persediaan yang pertama atau awal
masuk.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai