Anda di halaman 1dari 20

ASAS, PRINSIP, DAN TUJUAN

USAHA MIKRO, KECIL, DAN


MENENGAH (UMKM)
Kelompok 1
Jefri Espana 160810301142
Afdhika Drajat Dwi S 160810301156
Andry Irmawan D 160810301157
ASAS-ASAS USAHA MIKRO KECIL DAN
MENENGAH (UMKM)
1. Asas Kekeluargaan

2. Asas Demokrasi Ekonomi

3. Asas Kebersamaan

4. Asas Efisiensi Berkeadilan

5. Asas Berkelanjutan

6. Asas Berwawasan Lingkungan

7. Asas Kemandirian

8. Asas Kesimbangan Kemajuan

9. Asas Kesatuan Ekonomi Nasional


PRINSIP PEMBERDAYAAN UMKM
1. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan UMKM

untuk berkarya dengan prakarsa sendiri

2. Mewujudkan kebijakan public yang transparan, akuntabel, dan

berkeadilan

3. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar

sesuai dengan kompetensi UMKM

4. Peningkatan daya saing UMKM

5. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara

terpadu
TUJUAN PEMBERDAYAAN UMKM
1. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang
seimbang,berkembang,dan berkeadilan

2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi


usaha yang tangguh dan mandiri

3. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, penciptaan


lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan
pengentasan kemisikinan
4. Kriteria-kriteria UMKM
Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah
KRITERIA
UKURAN USAHA
ASET OMSET

USAHA MIKRO Maksimal 50jt Maksimal 300jt

USAHA KECIL >50jt – 500jt Maksimal 300jt

>2,5 milyar – 50
USAHA MENENGAH >500 jt – 10 milyar milyar
PENUMBUHAN IKLIM USAHA
1. Pemerintah dan pemerintah daerah yang berperan melakukan
penumbuhan iklim usaha.

2. Dunia usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif membantu


menumbuhkan iklim usaha sebagaimana dimaksud pasal 7 ayat (1),
UU No 20 Tahun 2008 tentang Umkm
ASPEK PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN
UMKM
Aspek pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a ditujukan untuk:

1. memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga keuangan bukan bank.

2. memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringannya sehingga dapat

diakses oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

3. memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat, tepat, murah,

dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan.

4. membantu para pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk mendapatkan pembiayaan

dan jasa/produk keuangan lainnya yang disediakan oleh perbankan dan lembaga

keuangan bukan bank, baik yang menggunakan sistem konvensional maupun sistem

syariah dengan jaminan yang disediakan oleh Pemerintah


Sebagaimana Pasal 21 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, Aspek Pembiayaan UMKM

diatur :

1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan pembiayaan bagi Usaha Mikro dan

Kecil.

2. Badan Usaha Milik Negara dapat menyediakan pembiayaan dari penyisihan bagian laba

tahunan yang dialokasikan kepada Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk pemberian

pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya.

3. Usaha Besar nasional dan asing dapat menyediakan pembiayaan yang dialokasikan

kepada Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk pemberian pinjaman, penjaminan, hibah,

dan pembiayaan lainnya.

4. Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Dunia Usaha dapat memberikan hibah,

mengusahakan bantuan luar negeri, dan mengusahakan sumber pembiayaan lain yang

sah serta tidak mengikat untuk Usaha Mikro dan Kecil.

5. Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif dalam bentuk

kemudahan persyaratan perizinan, keringanan tarif sarana dan prasarana, dan bentuk
ASPEK SARANA DAN PRASARANA SERTA
INFORMASI UMKM

1. Sarana dan Prasarana UMKM

Sesuai Pasal 9, aspek sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud


dalam pasal 7 ayat (1) huruf b ditujukan untuk :

a. Mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan


mengembangkan pertumbuhan Usaha Mikro dan Kecil, dan

b. Memberikan keringanan tarif prasarana tertentu bagi


Usaha Mikro dan Kecil
2. Informasi UMKM

Berdasarkan pasal 10 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM bahwa aspek informasi
usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (1) huruf c ditujukan untuk :

a. Membentuk dan mempermudah pemanfaatan bank data dan jaringan


informasi bisnis.

b. Mengadakan dan menyebarkan informasi mengenai pasar, sumber


pembiayaan, komoditas, penjaminan, desain dan teknologi dan mutu

c. Memberikan jaminan transparansi dan akses yang sama bagi semua pelaku
UMKM.
ASPEK PERIZINAN UMKM
Berdasarkan pasal 12 UU No. 20 tahun 2008 tentang UMKM :
 Menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan usaha
dengan sistem pelayanan terpadu satu pintu
 Membebaskan biaya perizinan bagi Usaha Mikro dan
memberikan keringanan biaya perizinan bagi Usaha
Kecil
PROMOSI DAGANG UMKM
Aspek promosi dagang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf g,
ditujukan untuk:

1. meningkatkan promosi produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di dalam


dan di luar negeri;

2. memperluas sumber pendanaan untuk promosi produk Usaha Mikro, Kecil,


dan Menengah di dalam dan di luar negeri;

3. memberikan insentif dan tata cara pemberian insentif untuk Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah yang mampu menyediakan pendanaan secara mandiri
dalam kegiatan promosi produk di dalam dan di luar negeri;

4. memfasilitasi pemilikan hak atas kekayaan intelektual atas produk dan desain
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam kegiatan usaha dalam negeri dan
ekspor.
PENGEMBANGAN BIDANG PEMASARAN
UMKM
Pengembangan dalam bidang pemasaran, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16

ayat (1) huruf b dilakukan dengan cara:

1. melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran;

2. menyebarluaskan informasi pasar;

3. meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran;

4. menyediakan sarana pemasaran yang meliputi penyelenggaraan uji coba

pasar, lembaga pemasaran, penyediaan rumah dagang, dan promosi Usaha

Mikro dan Kecil;

5. memberikan dukungan promosi produk, jaringan pemasaran, dan distribusi;

6. menyediakan tenaga konsultan profesional dalam bidang pemasaran.


ASPEK DUKUNGAN KELEMBAGAAN UMKM
1. Inkubator Bisnis

2. Lembaga Layanan Pengembangan Usaha

3. Konsultan keuangan Mitra bank


PERJANJIAN UMKM
Berdasarkan Pasal 34 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, Dalam Kemitraan diatur:

1. Perjanjian kemitraan dituangkan dalam perjanjian tertulis yang sekurang-kurangnya

mengatur kegiatan usaha, hak dan kewajiban masing-masing pihak, bentuk

pengembangan, jangka waktu, dan penyelesaian perselisihan.

2. Perjanjian kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada pihak

yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Perjanjian kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh bertentangan

dengan prinsip dasar kemandirian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta tidak

menciptakan ketergantungan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah terhadap Usaha

Besar.
POLA KEMITRAAN UMKM
Kemitraan dilaksanakan dengan pola:

1. inti-plasma;

2. subkontrak;

3. waralaba;

4. perdagangan umum;

5. distribusi dan keagenan;

6. bentuk-bentuk kemitraan lain, seperti: bagi hasil, kerjasama operasional,

usaha patungan (joint venture), dan penyumberluaran (outsourching).


SANKSI ADMINISTRASI
1. Usaha Besar yang melanggar ketentuan Pasal 35 ayat (1) dikenakan sanksi

administratif berupa pencabutan izin usaha dan/atau denda paling banyak

Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) oleh instansi yang berwenang.

2. Usaha Menengah yang melanggar ketentuan Pasal 35 ayat (2) dikenakan sanksi

administratif berupa pencabutan izin usaha dan/atau denda paling banyak

Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) oleh instansi yang berwenang.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian sanksi administratif

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan

Pemerintah.
KETENTUAN PIDANA
Setiap orang yang menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan

mengaku atau memakai nama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

sehingga mendapatkan kemudahan untuk memperoleh dana, tempat

usaha, bidang dan kegiatan usaha, atau pengadaan barang dan jasa

untuk pemerintah yang diperuntukkan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun

dan pidana denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar

rupiah).
KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN OLEH
SEORANG WIRAUSAHAWAN
Menurut Hisrich et al. (2005), ada 3 jenis
keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang
wirausahawan yaitu :
1. Keterampilan Teknis

2. Keterampilan Manajemen Bisnis

3. Keterampilan Berkewirausahaan
TERIMAKASIH...!!!

Anda mungkin juga menyukai