Tinpus Mielitis
Tinpus Mielitis
MIELITIS
Joses Prima 112016042
Nisa Kamila 112017015
Pembimbing:
dr. Nino Widjayanto Sp.S
1. Mielitis oleh virus (Poliomielitis, dll) c) Mielitis tuberkulosa (Penyakit pott
infeksi, pascavaksinasi )
1. Anamnesis (Gejala Klinis)
- Gejala Infeksi
- Gejala Defisit Motorik,
Sensorik, Vegetatif
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Laboratorium
(Lumbal Pungsi)
4. Pemeriksaan Radiologi
(MRI)
Penyakit sistemik AKUT yang disebabkan oleh
INFEKSI VIRUS POLIO dan mengakibatkan
kerusakan pada SEL MOTORIK di kornu
anterior medula spinalis, batang otak dan dapat
pula mengenai mesensefalon, sereblum, ganglia
basal dan motorik korteks serebri.
TRIPOD SIGN
Pemeriksaan likuor serebrospinalis (LCS)
•Pleositosis
•Kadar protein sedikit meninggi
•Kadar glukosa serta elektrolit normal,
•Jumlah sel berkisar antara 10-3000/mm2
•Kadar protein berkisar antara 30-120 mg/100 ml pada
minggu pertama tapi jarang melampaui 150 mg/100 ml,
bertahan selama 3-4 minggu.
Proses radang pada potongan melintang medulla
spinalis.
Inclusion criteria
Adanya gangguan perkembangan motorik, sensorik dan autonom
Progresi untuk titik terendah antara 4 jam – 21 hari setelah waktu gejala (jika pasien sadar
dengan gejala tersebut)
Exclusion criteria
Riwayat radiasi tulang belakang sebelumnya kurang lebih 10 tahun yang lalu
Konsistensi defisit klinis dari distribusi arteri dengan trombosis arteri spinal anterior
Aliran abnormal konsisten di permukaan tulang belakang dengan malformasi arteri vena
Serologi atau gejala klinis dari penyakit jaringan ikat (sarcoidosis, Behcet's disease,
Sjogren's syndrome, SLE)
Manifestasi sistem saraf pusat dari syphilis, Lyme disease, HIV, HTLV-1, mycoplasma,
atau infeksi virus lainnya(e.g. HSV-1, HSV-2, VZV, EBV, CMV, HHV-6, enteroviruses) a
(a) Abnorml MRI Brain menunjukan Msa
(b) Riwayat klinis neuritis optik
Kemungkinan Penyebab Pemeriksaan Penunjang
Infeksi Serologi darah; kultur, serologi, dan PCR
CSF; Foto Thorax dan
pemeriksaan imaging lainnya dengan indikasi
Autoimun Sistemik atau Penyakit Pemeriksaan Fisik; pemeriksaan
Inflamasi serologi; Foto Thorax dan Sendi;
pemeriksaan imaging lainnya dengan indikasi
Paraneoplastik Foto Thorax, CT scan, PET; antibody
paraneoplastik serum dan CSF
Acquired CNS Demyelinating Disease MRI otak dengan kontras gadolinium; CSF
(sklerosis multiple, optic neuromielitis) rutin; pemeriksaan visual evoked potential;
serum NMO-IgG
Post infeksi atau post vaksinasi Anamnesis riwayat infeksi dan
vaksinasi sebelumnya; konfirmasi
serologi adanya infeksi; eksklusi
penyebab lain
Imunoterapi Inisial:
•Penelitian controlled trials meneliti bahwa baclofen, tizanidine, dan benzodiazepin sebagai
terapi untuk pasien dengan spastisitas akibat gangguan otak dan korda spinalis.
•Baclofen 15-80 mg/hari, atau diazepam 3-4 kali 5 mg/hari
Nyeri