(FIXED
ASSETS)
Menurut Dwi (2012 : 271) bahwa definisi aset
tetap adalah: aset tetap berwujud yang:
Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif; dan
Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari
Jenis-jenis aset tetap:
satu periode.
Tanah
Gedung
Peralatan kantor
Kendaraan
Mesin Pabrik
Berdasarkan definisi di atas terdapat beberapa
hal penting terkait aset tetap yaitu:
Aset tetap adalah aset berwujud yaitu
mempunyai bentuk pisik (seperti tanah,
bangunan), berbeda dengan paten atau merek
dagang yang tidak mempunyai bentuk pisik
(merupakan aset tak berwuijud)
Aset tetap mempunyai tujuan penggunaan
khusus yaitu digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif. Aset seperti tanah yang
dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk
dijual, bukan merupakan aset tetap.
Aset tetap termasuk kedalam aset tidak lancar
karena diharapkan akan digunakan untuk lebih
HARGA PEROLEHAN
Harga perolehan aset tetap adalah semua biaya
yang dibayarkan atau kewajiban yang timbul untuk
memperoleh suatu aset tetap sampai aset tetap
tersebut siap untuk digunakan. Berikut ini contoh
komponen harga perolehan:
Tanah:
Harga beli tanah
Komisi untuk makelar
Bea Balik Nama
Jika tanah tersebut dalam bentuk kolam
atau sawah, biaya pengurukan
Jika tanah tersebut dalam bentuk tanah
berbukit, biaya perataan tanah.
Contoh: Pada tanggal 1 Januari 2018, PT. ABC
membeli sebidang tanah dengan harga beli Rp
100.000.000,- untuk membeli tanah tersebut
dibayar komisi makelar sebesar Rp 2.000.000,-
Untuk membuat sertifikat tanah atas nama PT.
ABC, dilakukanlah bea balik nama dengan biaya
Rp 3.000.000,- Tanah yang dibeli di atas dalam
bentuk kolam ikan. Untuk itu diperlukan tanah
dengan harga Rp 20.000.000,-
Berdasarkan data di atas, maka harga
perolehan tanah adalah sebagai berikut:
Harga beli tanah Rp 100.000.000,-
Biaya komisi makelar 2.000.000,-
Bea balik nama 3.000.000,-
Biaya pengurukan 20.000.000,- +
Harga perolehan tanah Rp
125.000.000,-
Ayat jurnal untuk mencatat perolehan
tanah :
Tanah 125.000
Kas 125.000
MESIN
Apabila dibeli mesin yang belum di rakit di
Jakarta dan akan dipasang di Padang, maka
komponen harga perolehan adalah sebagai
berikut:
Harga beli komponen mesin
Biaya angkut dari Jakarta ke Padang
Biaya asuransi
Biaya perakitan mesin
Biaya uji coba mesin.
Contoh soal:
Pada tanggal 1 Januari 2018, PT. ABC
membeli 1 unit mesin di Jakarta dengan
harga Rp 40.000.000,- mesin yang dibeli
dalam bentuk komponen-komponen mesin
yang belum dirakit. Biaya pengangkutan
mesin ke Padang Rp 5.000.000,- biaya
asuransi mesin selama dalam perjalanan Rp
1.000.000,-. Sesampai di Padang, dibayar
biaya perakitan mesin Rp 5.000.000,- Setelah
mesin dipasang, dikeluarkan biaya uji coba
sebesar Rp 1.000.000,-.
Berdasarkan data di atas, maka perhitungan harga
perolehan mesin adalah sebagai berikut:
Harga beli komponen mesin Rp 40.000.000,-
Biaya angkut dari Jakarta ke Padang
5.000.000,-
Biaya asuransi 1.000.000,-
Biaya perakitan mesin 5.000.000,-
Biaya uji coba mesin. 1.000.000,- +
Harga perolehan mesin Rp52.000.000,-
KENDARAAN
Apabila dibeli kendaraan di Jakarta dan
akan dibawa ke Padang, maka komponen
harga perolehan kendaraan adalah
sebagai berikut:
Harga beli kendaraan
Biaya angkut dari Jakarta ke Padang
Biaya asuransi
Bea balik nama
Contoh soal:
Pada tanggal 1 Januari 2018, PT. ABC
membeli mobil bekas di Jakarta dengan
harga Rp 150.000.000,- untuk mendapatkan
mobil tersebut, PT. ABC membayar makelar
Rp 1.000.000,- Ongkos angkut mobil dari
Jakarta ke Padang Rp 5.000.000,- dan biaya
asuransi mobil selama dalam perjalanan Rp
1.000.000,- Setelah mobil sampai di Padang,
PT. ABC melakukan balik nama terhadap
kepemilikan mobil tersebut. Biaya balik
nama Rp 3.000.000,-.
Berdasarkan data di atas, maka harga perolehan
mobil adalah sebagai berikut:
Harga beli kendaraan Rp
150.000.000,-
Biaya makelar 1.000.000,-
Biaya angkut dari Jakarta ke Padang
5.000.000,-
Biaya asuransi 1.000.000,-
Bea balik nama 3.000.000,- +
Harga perolehan mobil Rp 160.000.000,-
BANGUNAN
Apabila bangunan dibeli jadi, maka
komponen harga perolehan kendaraan
adalah sebagai berikut:
Harga beli bangunan
Komisi makelar (jika ada)
Bea balik nama
Apabila bangunan dibangun sendiri oleh
perusahaan, maka harga perolehan
bangunan sebesar biaya yang telah
dikeluarkan untuk membangun bangunan
tersebut sampai dengan siap untuk
digunakan.
Contoh soal:
Pada tanggal 1 Februari 2018, PT. ABC membeli 1
unit gedung dengan harga Rp 200.000.000,-.
Untuk mendapatkan gedung dimaksud, dibayar
komisi makelar Rp 4.000.000,- dan bea balik
nama Rp 10.000.000,-
Berdasarkan data di atas, maka perhitungan
harga perolehan gedung adalah sebagai berikut:
Harga beli bangunan Rp 200.000.000,-
Komisi makelar (jika ada) 4.000.000,-
Bea balik nama 10.000.000,- +
Harga perolehan gedung Rp 214.000.000,-
Pembelian secara Lump-Sum (Gabungan)
15
Contoh:
• PT. EBAY membeli aset tetap dari sebuah
perusahaan yang dalam proses likuidasi. Aset
tetap yang dibeli terdiri dari tanah, bangunan dan
mesin-mesin. Pembelian dilakukan secara paket
(lumpsum) dengan harga Rp80.000.000,00.
Harga pasar setiap AT tersebut diketahui sebagai
berikut:
Gedung : Rp.25.000.000,00
Tanah : 50.000.000,00
Mesin : 25.000.000,00
16
• Maka harga perolehan masing AT yang diakui oleh
PT. EBAY dihitung dengan cara sebagai berikut:
• Gedung : Rp25.000.000,00 x Rp80.000.000,00 = Rp20.000.000,00
Rp100.000.000,00
Rp50.000.000,00
• Tanah : x Rp80.000.000,00 = Rp40.000.000,00
Rp100.000.000,00
• Mesin : Rp25.000.000,00
x Rp80.000.000,00 = Rp20.000.000,00
Rp100.000.000,00
17
PENYUSUTAN
Menurut akuntansi ada 4 faktor yang harus
dipertimbangkan dalam
penghitungan besarnya biaya penyusutan suatu aktiva,
yaitu:
1. NILAI PEROLEHAN AKTIVA
Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset
tetap tersebut mulai dari biaya pembelian hingga semua
biaya yang timbul hingga aset tetap tersebut siap
beroperasi
2. NILAI RESIDU/NILAI SISA
Merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk
apabila aktiva tersebut dijual pada saat penarikan atau
penghentian (retirement) aktiva
3. DASAR PENYUSUTAN
Pengalokasian harga perolehan dari suatu aktiva tetap
karena adanya
penurunan nilai aktiva tetap tersebut
MENGHITUNG PENYUSUTAN ASET TETAP
Contoh :
Pada tanggal 4 Januari 2018 PT ABC membeli
sebuah mesin untuk produksi seharga Rp200.000.000.
Mesin tersebut diperkirakan memiliki umur ekonomis
selama 5 tahun dengan nilai residu Rp20.000.000.
Maka berapa penyusutan mesin tersebut per tahun?
Th 1
Penyusutan
= (Rp200.000.000 – Rp20.000.000) : 5 tahun
= Rp36.000.000 per tahun
Ak.Penyusutan : 36.000.000
Akhir Biaya Akumulasi Nilai Buku
Th ke- Penyusutan Penyusuta
n
1 36.000.000 36.000.000 164.000.00
0
2 36.000.000 72.000.000 128.000.00
0
3 36.000.000 108.000.000 92.000.000
4 36.000.000 144.000.000 56.000.000
5 36.000.000 180.000.000 20.000.000
Perhitungan dengan tidak menggunakan
nilai residu :
= Harga Perolehan : umur ekonomis (hitungan
per bulan, karena beban penyusutan dihitung
per bulan)
Contoh :
Pada tanggal 2 Januari 2019 PT. Adi Jaya
membeli sebuah mesin produksi seharga Rp.
250.000.000, Mesin tersebut ditaksir memiliki
umur ekonomis 10 tahun. Hitunglah penyusutan
pada tahun 2019 dan buatlah tabel penyusutan
selama 5 tahun.
Tabel 5 tahun
Th 11
Beban Penyusutan = 5/12 x (13.000.000 – 1.000.000) : 10
= 500.000,-
Akhir Biaya Akumulasi Nilai Buku
Th ke- Penyusuta Penyusutan
n
1 700.000 700.000 12.300.000
2 1.200.000 1.900.000 11.100.000
3 1.200.000 3.100.000 9.900.000
4 1.200.000 4.300.000 8.700.000
5 1.200.000 5.500.000 7.500.000
6 1.200.000 6.700.000 6.300.000
7 1.200.000 7.900.000 5.100.000
8 1.200.000 9.100.000 3.900.000
9 1.200.000 10.300.000 2.700.000
10 1.200.000 11.500.000 1.500.000
11 500.000 12.000.000 1.000.000
Metode penyusutan saldo menurun
(Declining balance Method)
Metode penyusutan saldo menurun
merupakan metode penyusutan aktiv tetap
yang ditentukan berdasarkan persentase
tertentu yang dihitung dari harga buku pada
periode tertentu. Persentase penyusutan saldo
menurun memiliki besar dua kali dari persentase
penyusutan garis lurus. Metode penyusutan saldo
menurun ditentukan dengan rumus sebagai berikut
:
Penyusutan = [(100% : Umur Ekonomis) x 2] x
Harga Beli/Nilai Buku
Contoh :
Pada tanggal 2 Januari 2018, PT Aneka membeli
mesin sebesar Rp200.000.000. mesin tersebut
diperkirakan memiliki umur ekonomis selama 10
tahun. Berapa nilai penyusutan mesin tersebut jika
dihitung menggunakan metode penyusutan saldo
menurun?
Penyusutan Th 1 : 100% : 10 = 10%
10% x 2 = 20%
20% x 200.000.000 =
40.000.000
Nilai Buku 200.000.000 – 40.000.000 =
160.000.000
Penyusutan Th 2 : 20% x 160.000.000 =
32.000.000
Nilai Buku 160.000.000 – 32.000.000 =
128.000.000
Penyusutan Th 3 : ........
Akumulasi = 40.000.000 + 32.000.000
72.000.000
Akhir Biaya Akumulasi Nilai Buku
Th ke- Penyusutan Penyusuta
n
1 40.000.000 40.000.000 160.000.00
0
2 32.000.000 72.000.000 128.000.00
0
3 25.600.000 97.600.000 102.400.00
0
4 20.480.000 118.080.000 81.920.000
5 16.384.000 134.464.000 65.536.000
Contoh :
Sebuah mesin dibeli tanggal 1 Oktober 2018
dengan harga perolehan Rp10.000.000,00.
Taksiran usia ekonomis selama 5 tahun.
Penyusutan setiap tahun dihitung sebagai berikut:
Menghitung besarnya prosentase penyusutan: 100%
: 5 = 20%. Dengan demikian besarnya prosentase
menurut metode menurun ganda adalah 2 x 20% =
40%
Akumulasi Harga
Period Penyusuta buku
e Perhitungan n Mesin
Akunt Beban Penyusutan Per 31 Per 31
ansi Desember Desember
2018 3/12 x 40% x 10.000.000,00 = 1.000.000,0 9.000.000,0
1.000.000,00 0 0
4.600.000,0 5.400.000,0
2019 40% x 9.000.000,00 = 3.600.000,00 0 0
6.760.000,0 3.240.000,0
2020 40% x 5.400.000,00 = 2.160.000,00 0 0
2021 40% x 3.240.000,00 = 1.296.000,00 8.056.000,0 1.944.000,0
0 0
8.833.600,0 1.166.400,0
2022 40% x 1.944.000,00 = 777.600,00 0 0
9/12 x 40% x 1.166.400,00 = 9.183.520,0 816.480,0
2023 349.920,00 0 0
METODE JUMLAH ANGKA TAHUN
Metode penyusutan aset tetap berdasarkan
jumlah angka tahun memiliki konsep yang
sama dengan metode penyusutan saldo
menurun berganda. Metode penyusutan
aset tetap berdasarkan jumlah angka tahun
juga merupakan metode penyusutan yang
dipercepat dengan pertimbangan bahwa
biaya pemeliharaan dan perbaikan asset
tetap akan cenderung meningkat dengan
bertambahnya usia aset tetap.
Dalam metode ini, beban penyusutan
ditentukan dengan mengalikan biaya
perolehan awal aset dikurangi estimasi nilai
sisa dengan pecahan yang lebih kecil setiap
tahunnya.
Angka penyebut dalam pecahan yang
digunakan untuk menentukan beban
penyusutan adalah jumlah
angka tahun selama masa manfaat aset.
Sebagai contoh, aset tetap dengan masa
kegunaan 4 tahun akan memiliki angka
penyebut 10 (4 + 3 + 2 + 1).
Penyusutan metode unit produksi merupakan cara
menghitung depresiasi atau penyusutan
berdasarkan suatu pengukuran tertentu.
Pengukuran tertentu itu ada kaitannya dengan
unit produksi. Contoh unit produksi pada suatu
truk misalnya adalah berdasarkan ukuran
kilometer yang telah dijalani.
Akhir tahun 1:
Misalnya selama tahun ke 1 ini truk sudah
berjalan 30.000 km.
Maka beban penyusutan = 6.000 rupiah x 30.000
= 180.000.000
Akumulasi penyusutan = 180.000.000
Akhir tahun 2:
Misalnya selama tahun ke 2 ini truk sudah berjalan
20.000 km.
Maka beban penyusutan = 6.000 rupiah x 20.000 =
120.000.000
Akumulasi penyusutan = 180.000.000 + 120.000.000 =
300.000.000
Nilai buku = 610.000.000 - 300.000.000 = 310.000.000
Akhir tahun 3:
Misalnya selama tahun ke 3 ini truk sudah berjalan
25.000 km.
Maka beban penyusutan = 6.000 rupiah x 25.000 =
150.000.000
Akumulasi penyusutan = 300.000.000 + 150.000.000 =
450.000.000
Nilai buku = 610.000.000 - 450.000.000.000 =
Akhir tahun 4:
Misalnya selama tahun ke 4 ini truk sudah berjalan
25.000 km.
Maka beban penyusutan = 6.000 rupiah x 25.000 =
150.000.000
Akumulasi penyusutan = 450.000.000 + 150.000.000
= 600.000.000
Nilai buku = 610.000.000 - 600.000.000.000 =
10.000.000
Contoh 2:
Pada tanggal 2 Januari 2018, PT Foraz membeli
sebuah mesin untuk meningkatkan
produksinya.
Harga perolehan Mesin Sebesar Rp
135.000.000,00 dengan taksiran nilai sisa
(salvage value) sebesar Rp 15.000.000,00.
Dan ditaksir, mesin tersebut hanya mampu
berproduksi sampai dengan 4 tahun !
Perhitungan:
JAT (Jumlah Angka Tahun) : 1+2+3+4 =
10
Dasar Rp 135.000.000,00 - Rp
=
Penyusutan 15.000.000,00
= Rp 120.000.000,00
Tahun Tarif Dasar Penyusutan
Penyusutan
1. 4/10 Rp. 120.000.000,00 Rp.
48.000.000,00
2 3/10 Rp. 120.000.000,00 Rp.
36.000.000,00
3 2/10 Rp. 120.000.000,00 Rp.
24.000.000,00
4 1/10 Rp. 120.000.000,00 Rp.
12.000.000,00
Metode Unit Produksi
2
Jika rugi, dicatat dengan
jurnal :
Kas Rp……………….
Akumulasi Penyusutan
Rp……………….
Mesin
Rugi Penjualan Aktiva
Rp……………….
Tetap
Mesin Rp……………….
Contoh :
Kendaraan angkutan dengan harga perolehan Rp.
144.000.000,00 telah disusutkan sebesar Rp.
37.000.000,00. Pada tanggal 5 Januari 2018 dijual
tunai dengan harga Rp. 110.000.000,00.
Perhitungan laba rugi penjualan kendaraan tersebut
adalah sebagai berikut :
Laba Penjualan = Hasil Penjualan - (Harga
Perolehan - Akumulasi penyusutan)
Laba Penjualan = Rp. 110.000.000,00 - (Rp.
144.000.000,00 - Rp. 37.000.000,00)
Laba Penjualan = Rp. 110.000.000,00 - Rp. 107.000.000,00
Laba Penjualan = Rp. 3.000.000,00
Maka jurnalnya :
Kas Rp. 110.000.000,00
Akumulasi penyusutan Rp. 37.000.000,00
Kendaraan Rp.
144.000.000,00
Laba Penjualan Rp.
3.000.000,00
Penghentian pemakaian aktiva tetap
dengan cara ditukar dengan yang
baru
Contoh :
Sebuah mesin dibeli pada bulan Januari 2018
seharga Rp. 144.000.000,00 dan sampai tanggal
31 Desember 2018 telah disusutkan Rp.
37.000.000,00. Pada tanggal 8 Januari 2019,
ditukar dengan mesin baru yang sejenis dengan
harga Rp. 190.000.000,00. Jika dalam pertukaran
menambah uang sebesar Rp. 85.000.000,00,
maka buatlah jurnalnya .
Jawab :
Selisih nilai buku = Harga beli mesin - (Harga mesin lama -
Akumulasi penyusutan)
Selisih nilai buku = Rp. 190.000.000,00 - (Rp. 144.000.000,00 -
Rp. 37.000.000,00)
Selisih nilai buku = Rp. 190.000.000,00 - Rp. 107.000.000,00
Selisih nilai buku = Rp. 83.000.000,00
Maka jurnalnya :
Mesin Rp. 190.000.000,00
Akumulasi penyusutan mesin Rp. 37.000.000,00
Rugi pertukaran mesin Rp. 2.000.000,00
Mesin Rp. 144.000.000,00
Kas Rp. 85.000.000,00
Aktiva tetap ditukar dengan aktiva
tetap tidak sejenis
Contoh :
Sebuah truk denga harga perolehan Rp.
120.000.000,00 telah disusukan Rp.
60.000.000,00. Pada tanggal 5 Januari 2018,
ditukarkan dengan sebuah kendaraan dengan
harga Rp. 190.000.000,00. Jika harus
menambah uang tunai sebesar 135.000.000,00
maka buatlah jurnalnya .
Jawaban :
Maka jurnalnya :
Kendaraan Rp. 190.000.000,00
Akumulasi penyusutan truk Rp.
60.000.000,00
Rugi pertukaran kendaraan Rp. 5.000.000,00
Truk Rp.
120.000.000,00
Kas Rp.
135.000.000,00