Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pemodelan Empirik
1
Tujuan Pembelajaran
Saat kuselesaikan bab ini, kuingin dapat melakukan
hal-hal berikut.
• Disain
Tahap 2 • Estimasi
Tahap 4
percobaan model
• Akuisisi data
• Analisis data
• Validasi model • Aplikasi
• Pemrosesan
awal data model
Tahap 1 Tahap 3
5
Jenis Data
NO JENIS DATA
1 Time-domain
KETERANGAN
• Satu atau lebih variabel input dan satu atau lebih variabel
I/O data output, di-sampel sebagai sebuah fungsi waktu.
• Datanya dapat berupa real atau kompleks
2 Time-series • Hanya ada satu atau lebih data variabel output, tidak ada
data input yang dihitung.
• Dapat berupa time-domain atau frequency-domain
3 Frequency- Transformasi Fourier dari sinyal time-domain input dan output
domain data
4 Frequency- • Harga-harga respons-frekuensi kompleks untuk sistem linear
response data yang dikarakterisasi oleh fungsi alih G-nya
• Dapat diukur menggunakan penganalisis spektrum 6
• Disebut juga frequency function data
Jenis Model Matematika
Model
Statik Statik
(Aljabar) Komparatif
Dinamik
9
Pemodelan Proses
Model Empirik vs Mekanistik
Model Empirik
Diturunkan dari uji kinerja pada proses
nyata
Tidak didasarkan pada mekanisme yang
melandasinya
Mencocokkan fungsi tertentu untuk
mencocokkan proses
Hanya gambaran lokal dari proses saja
(bukan ekstrapolasi)
Model hanya sebaik datanya
10
Pemodelan Proses
Model Empirik vs Mekanistik
Model Mekanistik
Berlandaskan pada pemahaman kita tentang sebuah proses
Diturunkan dari prinsip pertama
Mengobservasi hukum kekekalan massa, energi dan
momentum
Berguna untuk simulasi dan eksplorasi kondisi operasi
yang baru
Mungkin mengandung konstanta yang tidak diketahui
11
yang harus diestimasi
Pemodelan Empirik
Kita telah menginvestasikan sejumlah usaha untuk
Mempelajari pemodelan dasar. Kenapa kini kita
Mempelajari pendekatan empirik?
PERTANYAAN BENAR/SALAH
13
Prosedur Pembuatan Pemodelan
Empirik
Pengetahuan awal Mulai
Bukan hanya
Disain Eksperimen
Pengendalian
proses Percobaan Pabrik
Menentukan Struktur Model
Estimasi Parameter
Evaluasi Diagnosis
Data
Alternatif Verifikasi Model
14
Lengkap
Prosedur Pembuatan Pemodelan
Empirik
Mulai
Percobaan Pabrik
Estimasi Parameter
Evaluasi Diagnosis
T
A Verifikasi Model
Lengkap
17
Pressure Control
Set Point
18
Panel Kontroler: Setpoint Testing
19
Needle Valve: Disturbance Testing
20
Prosedur Pembuatan Pemodelan
Empirik
Disain Eksperimen
• Definisi perturbasi
• Variabel yang diukur
Percobaan Pabrik
• Durasi
Lengkap
21
Prosedur Pembuatan Pemodelan
Empirik
Mulai
Disain Eksperimen
Percobaan Pabrik
Estimasi Parameter
• Apakah model cocok dengan data yang
Evaluasi Diagnosis digunakan untuk mengevaluasi
parameter?
Verifikasi Model
• Apakah model cocok dengan sejumlah
Lengkap data baru yang tidak digunakan dalam
estimasi parameter. 22
Prosedur Pembuatan Pemodelan
Empirik
Mulai
Disain Eksperimen
•Apa sasaran kita?
Percobaan Pabrik
Kita mendapatkan model yang
Menentukan Struktur Model cukup baik untuk disain
kontrol, penyetelan kontroler,
Estimasi Parameter disain proses.
Evaluasi Diagnosis
• Bagaimana kita tahu?
Kita harus mempercayai buku
Verifikasi Model
dan dosen dari sekarang.
Lengkap
Tapi, kita akan sering mencek
di waktu yang akan datang!
23
Process Reaction Curve (PRC)
Process reaction curve (PRC) - Metode yang paling sederhana
dan paling sering digunakan. Juga memberikan interpretasi
visual yang menarik.
Y s
s
K pe
X s s 1
T
1. Mulai dari steady state
2. Step tunggal ke input
3. Kumpulkan data hingga
steady state
24
4. Lakukan kalkulasi
Kenapa Mulai dari Steady-state?
Metode PRC dapat menentukan model antara SATU input dan
sebuah output.
Jika proses tidak berawal pada steady-state, output dipengaruhi
oleh beberapa variabel lain (bukan SATU), sebagai tambahan
pada input yang dimanipulasi, selama respon transien.
Kombinasi input ini akan mengganggu kebutuhan metode
grafik yang memiliki SATU input step, dan perhitungan
berikutnya akan mengarah ke model yang salah
25
Process Reaction Curve (PRC)
i n p u t v a ri a b l e i n d e v i a ti o n (% o p e n )
Metode 1
o u tp u t v a ri a b l e i n d e v i a ti o n (K )
45 15
35
S = maximum slope
11
Kp /
25 7
/S
15
ditunjukka n pada gambar 3
5 -1
-5 -5
0 10 20 30 40
time (min) 26
Data diplotkan dalam variabel
deviasi
Process Reaction Curve (PRC)
i n p u t v a ri a b l e i n d e v i a ti o n (% o p e n )
45 15
Metode 2
o u tp u t v a ri a b l e i n d e v i a ti o n (K )
K p /
35
1.5 (t63% t 28% )
11
0.63
t63%
25 7
0.28
15 3
5 -1
t28% t63%
-5 -5
0 10 20 30 40
time (min) 27
Data diplotkan dalam variabel
deviasi
Metode LILJA
28
55
Mari kita ambil kalkulator dan
praktek dengan data
percobaan ini.
51
47
43
55 39
45
0 10 20 30 40
time
29
Process Reaction Curve (PRC)
Process reaction curve - Metode 1 dan 2
Percobaan dan metode yang juga sama!
Metode 1 Metode 2
• Dikembangkan pertama kali • Dikembangan tahun
• Adanya kesalahan 1960-an
disebabkan oleh evaluasi • Kalkulasinya sederhana
pada slope maksimum
Direkommendasikan 30
Contoh: Problem 6.2
Dihasilkan data input dan output dari reaktor
kimia:
Tentukan modelnya menggunakan PRC metode
1 dan 2
31
Contoh PRC: Problem 6.2
Metode 1
7
Kp = 6.35/8 = 0.79
6
q = 6.0
t = 6.35/0.27 = 23.5 5
S = 7/26 = 0.27 4
t63%
3
Metode 2
t63% = 50 1
t28% = 37
0
t = 19.5 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
-1
q = 6.5
24
32
Process Reaction Curve (PRC)
Mulai
i n p u t v a ri a b l e i n d e v i a ti o n (% o p e n )
45 15
o u tp u t v a ri a b l e i n d e v i a ti o n (K )
Disain Eksperimen
35 11
25 7
Percobaan Pabrik
15 3
Estimasi Parameter
-5 -5
0 10 20 30 40
ti me (min)
Evaluasi Diagnosis
Verifikasi Model
Apa ini percobaan yang
dirancang dengan baik?
33
Lengkap
Process Reaction Curve (PRC) 45 15
Disain Eksperimen
25 7
Percobaan Pabrik
15 3
Estimasi Parameter -5 -5
0 10 20 30 40
time (min)
Evaluasi Diagnosis
Mulai
o u tp u t v a ri a b l e , d e g re e s C
i n p u t v a ri a b l e , % o p e n
35 11
Disain Eksperimen
25 7
Percobaan Pabrik
15 3
Menentukan Struktur Model
5 -1
Estimasi Parameter
-5 -5
Evaluasi Diagnosis 0 10 20 30 40
time
Verifikasi Model
Mulai
35 11
Percobaan Pabrik 15 3
Estimasi Parameter -5 -5
0 10 20 30 40
time
Evaluasi Diagnosis
p
Process Reaction Curve (PRC)
Mulai
Disain Eksperimen
45 10
o u tp u t v a ri a b l e , d e g re e s C
i n p u t v a ri a b l e , % o p e n
35 6
Percobaan Pabrik
25 2
15 -2
Estimasi Parameter
5 -6
Evaluasi Diagnosis
-5 -10
0 20 40 60 80
time
Verifikasi Model
Disain Eksperimen
45 mendekati
10 harga
awal, meski input
o u tp u t v a ri a b l e , d e g re e s C
dikembalikan ke
i n p u t v a ri a b l e , % o p e n
35 6
harga awal
Percobaan Pabrik
25 2
15 -2
Estimasi Parameter
5 -6
Evaluasi Diagnosis
-5 -10
0 20 40 60 80
time
Verifikasi Model
39
Rasio Signal/Noise (2)
Dari grafik tersebut terlihat berdekatan, besar dari variasi noise sangat tipis 0.2 sampai
0.4°C. Suhu awal dan akhir masing-masing 36.5 °C dan 39 °C; oleh karena itu total
perubahan sinyal sekitar 2.5 °C. Apabila kita asumsikan harga noise rata-rata 0.3,
maka rasionya 8.3. Dalam kasus ini, hal ini dapat diterima karena besar noise cukup
kecil (signal/noise > 5) untuk melakukan analisis grafik.
Untuk menentukan apakah data ini diterima untuk estimasi parameter model, hal-hal
yang ada di Table 6.1 harus dijawab.
40
Tes Ketawa
Data percobaan berikut diperoleh dari proses pemanasan seperti
ditunjukkan pada gambar. Lakukan evaluasi apakah data tersebut
dapat digunakan pada metode PRC
41
Tes Ketawa (2)
Semua persyaratan yang ada pada Tabel 6.1
terpenuhi
Data sesuai dengan kriteria, tapi INI TIDAK CUKUP
Kita harus memastikan data tersebut mewakili pengaruh
(satu) MV pada CV, tanpa ada variabel input lain yang
cukup mempengaruhi
Kita mencatat bahwa ketika aliran bahan bakar dinaikkan,
suhu yang diukur turun. Ini membuat kita
mempertanyakan data dan melakukan percobaan lain, saat
ini dengan step kembali untuk mencek gangguan 42
Tes Ketawa (3)
Pelajaran kunci:
Data harus melewati “tes ketawa”. Dari pengetahun teknik
tentang prinsip proses, kita mengenal ketidakkonsistenan
yang kentara (apakah kita menertawakan datanya?)
Sebagai latihan, daftar semua yang mungkin
menyebabkan penurunan suhu, meski bahan bakar
naik. Kita mungkin akan merujuk balik pada sketsa
proses 43
Proses Sama Hasil Berbeda
Kita melakukan percobaan pada proses yang sama (misal
stirred heater tank), tetapi menghasilkan hasil yang berbeda
ketika diulangi
Apakah penyebabnya dan bagaimana menanggulanginya
44
Proses Sama Hasil Berbeda (2)
Ada dua hal penting:
Kemungkinan pertama kenapa respon suhu berbeda
adalah adanya gangguan. Gangguan yang khas untuk
perpindahan kalor adalah suhu masuk, tekanan aliran atas
dari media pemanas, laju alir umpan. Untuk menghindari
gangguan yang tak terukur, orang yang melakukan
percobaan harus memastikan bahwa seluruh variabel
input lainnya yang mempengaruhi output tidak berubah
Kemungkinan lain, disebabkan oleh valve yang sudah
tidak bekerja dengan benar. Untuk menghindari kesalahan
ini, kita harus memonitor posisi sebenarnya untuk
memastikan aliran berubah sesuai dengan yang diinginkan 45
Process Reaction Curve (PRC)
Mulai
Disain Eksperimen
Plot yang diukur vs diprediksi
Percobaan Pabrik 45 15
o u tp u t v a ri a b l e , d e g re e s C
diukur
i n p u t v a ri a b l e , % o p e n
Menentukan Struktur Model 35 11
Estimasi Parameter 25 7
15 3
Evaluasi Diagnosis
diprediksi
5 -1
Verifikasi Model
-5 -5
Lengkap 0 10 20 30 40 46
time
Process Reaction Curve (PRC)
Proses pencampuran tiga-tangki
47
Fig. P7-1 Vacuum Filter
48
Proses Vacuum Filter
Perhatikan vacuum filter yang ditunjukkan pada Fig. P7-1. proses ini
adalah bagian dari pabrik pengolahan limbah. Sludge masuk ke filter
pada sekitar 5% padatan. Dalam vacuum filter, sludge di de-watered ke
sekitar 25% padatan. Filterabilitas dari sludge dalam rotating filter
bergantung pada pH dari sludge yang memasuki filter. Satu cara untuk
mengendalikan moisture dari sludge ke incinerator adalah dengan
menambahkan chemicals (ferric chloride) ke sludge feed untuk menjaga
pH yang diperlukan. Figure P7-1 menunjukkan skema pengendalian
yang diusulkan. The moisture transmitter memiliki rentang dari 55%
hingga 95%.
49
Data berikut diperoleh dari step test pada output of the
controller (MC70) of + 12.5 %CO.
Time, min Moisture, % Time, min Moisture, %
0 75 10.5 70.9
1 75 11.5 70.3
1.5 75 13.5 69.3
2.5 75 15.5 68.6
3.5 74.9 17.5 68
4.5 74.6 19.5 67.6
5.5 74.3 21.5 67.4
6.5 73.6 25.5 67.1
7.5 73.0 29.5 67
8.5 72.3 33.5 67 50
9.5 71.6
PRC 1
Moisture, %
76
74
72
70
68
66
64
62
51
0 5 10 15 20 25 30 35 40
FOPDT: INTERPOLASI
= -8 dan = 12.5%
63% = (0.63)(67-75) = (0.63)(-8) = -5.04 titik di grafik = 75-5.04 = 69.96
Titik ini antara: 69.3 (t = 13.5) dan 70.3 (t = 11.5)
53
Matlab
t=[0 1 1.5 2.5 3.5 4.5 5.5 6.5 7.5 8.5 9.5 10.5 11.5 13.5 15.5 17.5 19.5 21.5 25.5 29.5 33.5]
m=[75 75 75 75 74.9 74.6 74.3 73.6 73.0 72.3 71.6 70.9 70.3 69.3 68.6 68 67.6 67.4 67.1 67 67]
plot(t,m)
hold on
g1=tf(-0.64,[6.99 1])
g1.InputDelay=5.83
g2=tf(-0.64,[5.99 1])
g2.InputDelay=5.95
t1=0:0.5:33.5;
model1=75+12.5*step(g1,t1);
model2=75+12.5*step(g2,t1);
plot(t1,model1,'r--')
54
plot(t1,model2,'k-.')
Perbandingan Aktual dan Model
Aktual Interpolasi
Grafis
55
When the input moisture to the filter was changed by
2.5%, the following data
were obtained.
Time, min Moisture, % Time, min Moisture, %
0 75 11 75.9
1 75 12 76.1
2 75 13 76.2
3 75 14 76.3
4 75 15 76.4
5 75 17 76.6
6 75.1 19 76.7
7 75.3 21 76.8
8 75.4 25 76.9
9 75.6 29 77
10 75.7 33 77 56
PRC 2
Moisture, %
77.5
77
76.5
76
75.5
75
74.5
74
0 5 10 15 20 25 30 35 57
Metode Statistik
Menyediakan banyak pendekatan umum
yang tidak dibatasi oleh
Input step
Model FOPDT (first order plus dead time)
Eksperimen tunggal
Gangguan “yang besar”
Mencapai steady-state di akhir percobaan
Memerlukan
Kalkulasi yang lebih kompleks
58
Metode Statistik
Ide dasarnya adalah merumuskan model
sedemikian rupa sehingga regresi dapat
digunakan untuk mengevaluasi parameter
Kita akan melakukan ini untuk model FOPDT,
meski metode ini sangat umum
Bagaimana kita melakukan ini untuk model di
bawah ini?
s
dY (t ) Y (s) K pe
Y (t ) K p X (t )
dt X (s) s 1 59
Metode Statistik
Kita memiliki pengukuran-pengukuran diskret,mari kita nyatakan
modelnya sebagai sebuah persamaan yang berbeda, dengan prediksi
yang didasarkan pada pengukuran sekarang dan yang telah lalu
Y
'
i 1 predicted
a Yi' measured
b X i' measured
a e t /
b K p (1 e t / )
/ t 60
Metode Statistik
min Yi
i
'
predicted Yi
'
measured
2
45
15
o u tp u t v a ri a b l e , d e g re e s C
menyelesaikan soal regresi
i n p u t v a ri a b l e , % o p e n
35 11
standar untuk
meminimisasi the sum of 25 7
-5 -5
0 10 20 30 40
time
61
Contoh Statistik: Problem 6.2
t X Y Yi+1 Yi Xi-8 Sample
0 30 69.65 0.05 0 0 1
4 30 69.7 0.76 0.05 0 2
8 30 70.41 0.63 0.76 0 3 METODE STATISTIK
12 30 70.28 -0.10 0.63 0 4
16 30 69.55 0.67 -0.1 0 5 Lakukan regresi
20 30 70.32 0.32 0.67 0 6
24
28
32
38
38
38
69.97
69.96
69.68
0.31
0.03
0.57
0.32
0.31
0.03
0
0
8
7
8
9
'
Yi 1 predicted a Yi
'
measured
b X i' measured
Mulai
Random?
Disain Eksperimen
m e a s u re d o u tp u t - p re d ic tio n , d e g re e s
Percobaan Pabrik 1.5
1
Menentukan Struktur Model
0.5
Estimasi Parameter
0
-1
Verifikasi Model
-1.5
0 10 20 30 40
Lengkap time
63
Diplotkan untuk setiap pengukuran (sample)
Metode Least Square
Contoh Pencocokan Least Square Nonlinear proses orde satu
dari data respon step
Model:
Data
64
Metode Least Square
MATLAB untuk LEAST-SQUARE NON LINEAR
function diff = fit_simp(x,X,Y)
% This function is called by lsqnonlin.
% x is a vector which contains the coefficients of the
% equation. X and Y are the option data sets that were
% passed to lsqnonlin.
A=x(1);
B=x(2);
diff = 3.*A.*(1-exp(-X/B)) - Y;
65
Metode Least Square
MAIN PROGRAM
% Define the data sets that you are trying to fit the
% function to.
waktu=[1.154,2.308,3.077,4.231,5.000,6.154,6.923,8.077,9.231,10.000,11.154,12.308,13.077,13.846,
15.000,16.154,17.308,18.077,19.231,20.000,21.154,21.923,23.077,23.846,24.615,25.769,26.923,28.077,29.231,30.000,30.769,31.5
38,32.692,33.846,34.615,35.769,36.923,37.692,38.846,40.000,40.769,41.538,42.692,43.462,44.615,45.769,46.538,47.692,48.462,4
9.423,50.385,51.538,52.308,53.462,54.231,55.385,56.538,57.308,58.077,59.231,60.385];
respon=[-0.125,0.250,0.531,0.938,1.094,1.281,1.594,1.813,2.000,2.188,2.406,2.438,2.500,2.656,2.875,
2.813,3.063,2.938,3.219,3.094,3.375,3.219,3.469,3.313,3.531,3.438,3.688,3.563,3.688,3.625,3.781,3.719,3.750,3.734,3.734,3.875,3
.813,3.844,3.906,3.813,4.000,3.844,3.844,3.813,3.938,3.875,4.031,4.016,4.094,4.031,3.969,3.969,3.906,4.031,3.906,4.125,3.938,4.
094,4.031,3.938,3.906];
HASIL:
Kp = 1.3669
t = 13.6919
67
Perbandingan Model
Empirik
Metode PRC
didasarkan pada interpretasi grafik
sangat sensitif terhadap process noise
guna respon step adalah menyusahkan pada operasi pabrik yang normal
Sering gangguan tak terukur
Sulit melakukan perubahan step yang seketika
Barangkali mustahil untuk proses yang lambat
dibatasi pada model orde satu disebabkan oleh kehandalannya
Cepat dan mudah
Metode Least Square
Pendekatan sistematik
Perhitungannya intensif
Dapat menangani dinamik atau sinyal input manapun
Dapat menangani proses kontrol nonlinear
Handal 68
Rough Model: Ketentuan
Jika satu konstanta waktu model orde-tinggi
lebih besar dari pada lainnya, maka
konstanta waktu efektif FOPDT sama dengan
konstanta waktu terlama/terbesar.
Dead-time efektifnya adalah jumlah seluruh
konstanta waktu yang lebih kecil plus dead-time
model orde-tinggi.
69
Contoh Rough Model
1 50 0,016
G(s) . .
10 s 1 30s 1 3s 1
K = 0,8
Asumsi: 30 detik adalah kontanta waktu yang
lebih besar dari pada kedua lainnya, sehingga:
= 30 detik
= 10 + 3 = 13 detik 13 s
Perkiraaan kasar: 0,8e
G (s)
30 s 1 70
Prosedur Pembuatan Pemodelan
Empirik
Kita telah melakukan PRC untuk isothermal CSTR
dengan reaksi orde satu. Parameter dinamiknya adalah
C A kmol / m 3
Kp 0.50 F
C A0 kmol / m 3
CA0 A B
12.4 min CA V
rA kC A
dC' A
Kini, kita ubah laju alir umpan V F(C' A0 C' A ) VkC' A
dt
sebesar -40% dan mencapai dCA'
C A' KC A' 0
steady-state baru. Berapa dt
dinamik CA0CA sekarang? V F
with and K 71
F kV F kV
Prosedur Pembuatan Pemodelan
Empirik
Cocokkan metodenya
We introduced an impulse to the process at t=0. Develop
and apply a graphical method to determine a dynamic
model of the process.
3
2
output
0 75
0 5 10 15 20 25 30
Pemodelan Empirik – WORKSHOP 2
State whether we can use a first order with dead time model for the
following process. Explain your answer.
F0 ( s ) m 3
Gvalve ( s ) .10
v( s ) % open
T1 ( s ) 1.2 K / m 3
Gtank1 ( s )
F0 ( s ) 250s 1
Tmeasured ( s )
Gsensor ( s )
T2 ( s )
T2 ( s ) 1.0 K / K T 1 .0 K / K
Gtank2 ( s )
T1 ( s ) 300s 1 10s 1
(Time in seconds) 76
Pemodelan Empirik – WORKSHOP 3
We are familiar with analyzers from courses on analytical chemistry. In
an industrial application, we can extract samples and transport them to a
laboratory for measurement.
What equipment is
required so that could we
can achieve faster A
We are performing an experiment, changing the reflux flow and
measuring the purity of the distillate. Discuss the processes that will
affect the empirical dynamic model.
Pure product
Fresh feed
flow is
constant Reactor
X = 50%
Pure,
X = 95% unreacted feed 78
Identifikasi Pemodelan Empirik
Saat kuselesaikan bab ini, kuingin dapat melakukan
hal-hal berikut.
80
Saran untuk Belajar Mandiri
1. Temukan PRC yang diplotkan pada Bab 1-5 di buku ajar. Cocokkan
menggunakan metode grafik.
Diskusikan bagaimana parameter akan berubah jika percobaan
diulangi pada aliran ½ dari harga asalnya.
2. Estimasi jangkauan dinamika yang kita harapkan dari
a. aliran di dalam pipa
b. heat exchangers
c. level di reflux drums
d. komposisi distilasi
e. tekanan distilasi
3. Kembangkan Excel spreadsheet untuk mengestimasi parameter dalam
model FOPDT
81
Model Polinomial Input-Output
(LINEAR)
Model Discrete-Time Form Noise Model
Structure
The noise model is and the noise is coupled to the
dynamics model. ARX does not let you model noise and
ARX dynamics independently. Estimate an ARX model to
obtain a simple model at good signal-to-noise ratios.
Extends the ARX structure by providing more flexibility
for modeling noise using the C parameters (a moving
ARMAX average of white noise). Use ARMAX when the
dominating disturbances enter at the input. Such
disturbances are called load disturbances.
Provides completely independent parameterization for
the dynamics and the noise using rational polynomial
Box-Jenkins functions.
(BJ) Use BJ models when the noise does not enter at the input,
but is primary a measurement disturbance, This structure
provides additional flexibility for modeling noise.
Output- Use when you want to parameterize dynamics, but do not
Error (OE) want to estimate a noise model.
82
83
Nonlinear Black-Box Model
Kenapa perlu model nonlinear?
Model linear tidak cukup
Sistem fisik adalah nonlinear secara inheren
Model linear kurang tepat untuk sinyal output yang diukur dan
tidak dapat diperbaiki dengan merubah struktur atau orde model
Model nonlinear memiliki fleksibilitas lebih dalam menangkap
fenomena kompleks
Jenis-jenis model nonlinear
1. Nonlinear ARX Models
2. Hammerstein-Wiener Models
3. Nonlinear State-Space Models
84