Anda di halaman 1dari 14

Manajemen

Permodalan
Bank
DIVISI MANAJEMEN RISIKO
MARET 2020

1
Landasan Hukum Profil Risiko
POJK No.11/POJK.03/2016
SEOJK
No.42/SEOJK.03/2016 Permodalan Bank
SEOJK Pengertian dan
No.38/SEOJK.03/2016 Fungsi
SEOJK No. Macam-Macam
48/SEOJK.03/2017 Modal
Kecukupan Modal
Agenda Basel
Minimum

Basel Accord
BCBS ATMR
Basel I ATMR Kredit
Basel II ATMR Operasional
Basel III ATMR Pasar

2
Landasan Hukum

01  POJK No.11/POJK.03/2016
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank
Umum sebagaimana telah diubah dengan
POJK No.34/POJK.03/2016

02  SEOJK No.42/SEOJK.03/2016
Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang
Menurut Risiko untuk Risiko Kredit dengan
Menggunakan Pendekatan Standar
sebagaimana telah diubah dengan SEOJK
No.11/SEOJK.03/2018

03  SEOJK No.38/SEOJK.03/2016
Pedoman Penggunaan Metode Standar dalam
Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum Bank Umum dengan
memperhitungkan Risiko Pasar

04  SEOJK No. 48/SEOJK.03/2017


Pedoman Perhitungan Tagihan Bersih
Transaksi Derivatif dalam Perhitungan Aset
Tertimbang menurut Risiko untuk Risiko Kredit
dengan menggunakan Pendekatan Standar
(SA-CCR)

3
Basel

Bassel Accord BCBS Basel I Basel II Basel III


Adalah sejumlah set regulasi BCBS didirikan tahun 1974 sebagai Perlunya Lembaga perbankan Pilar pertama pemeliharaan Minimum CAR tetap 8%, dengan
perbankan yang dibuat oleh Basel forum internasional yang memiliki permodalan minimum persyaratan modal untuk mendukung penambahan buffer:
Committee on Bank Supervision bekerjasama dalam hal pengawasan sebesar 8% aktivitas risk taking unit • concervation buffer (2.5% dari
(BCBS) perbankan nilai ATMR);
• capital charge (jumlahnya 1%-
2.5%);
• counter cyclical buffer (jumlahnya
0%-2.5%)
Aturan saat ini terdiri dari Basel I, II untuk memperkuat regulasi, Penghitungan permodalan Pilar kedua menangani tanggapan Pengaturan Rasio Leverage
dan III yang merupakan rekomendasi pengawasan dan praktik bank di menggunakan konsep ”forward pengawasan terhadap pilar pertama
tentang peraturan perbankan seluruh dunia dengan tujuan looking”, yaitu memperhitungan risiko yang memberikan perkakas lanjut
terhadap risiko modal, risiko pasar meningkatkan stabilisasi keuangan kredit yang terkandung dalam bagi pengawas.
dan risiko operasional portofolio aset perbankan yang
berpotensi merugikan bank
Fokus pada risiko kredit Pilar ketiga memperbesar Pengaturan penyediaan dana besar
pengungkapan yang harus dilakukan
bank untuk mendorong mekanisme
pasar sehingga dapat mendukung
fungsi pengawasan bank
Penambahan perhitungan Risiko
Operasional

4
Profil Risiko

Bank wajib menyediakan modal minimum sesuai profil risiko.


Penyediaan modal minimum dihitung dengan menggunakan rasio Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

Profil Risiko Profil Risiko Peringkat 2 Profil Risiko Peringkat 3 Profil Risiko
8%Peringkat
dari 1
Aset 9% sampai dengan 10% (sepuluh persen)
Peringkat 4
11% (sebelas persen)
Tertimbang Menurut kurang dari 10% dari sampai dengan kurang sampai dengan 14%
Risiko (ATMR) ATMR . dari 11% (sebelas (empat belas persen)
persen) dari ATMR. dari ATMR bagi Bank
dengan profil risiko
Peringkat 4 atau
Peringkat 5

Profil risiko didasarkan pada hasil self-assessment Bank. Laporan perhitungan KPMM sesuai
profil risiko mencakup antara lain:
a. strategi pengelolaan modal;
b. identifikasi dan pengukuran risiko material; dan
c. penilaian kecukupan modal.

5
Permodalan Bank

MODAL
Pengertian dan Fungsi; Macam-macam Modal; Kecukupan Modal Minimum

Modal Pelengkap Kecukupan Modal


Pengertian Fungsi Modal Inti (Tier 1)
(Tier 2) Minimum
• Dana yang berasal dari • Sebagai penyangga untuk • Modal disetor; • Cadangan Revaluasi aktiva • Bank harus memelihara
pemilik atau para pemegang menyerap kerugian • Agio Saham; tetap; kecukupan modalnya
saham ditambah dengan agio operasional dan kerugian • Cadangan umum; • Penyisihan penghapusan dengan suatu rasio yang
saham dan hasil usaha yang lainnya. Artinya ia berfungsi • Cadangan tujuan; aktiva produktif; disebut dengan rasio
berasal dari kegiatan bank sebagai pelindung • Laba ditahan; • Modal Pinjaman; kecukupan modal atau
kepentingan deposan • Laba tahun lalu; • Pinjaman subordinasi Modal capital adequacy ratio
• Sebagai dasar bagi penetapan • Laba tahun berjalan; pelengkap ini hanya dapat (CAR)
batas maksimum pemberian diperhitungkan sebagai modal • Terdapat dua metode
kredit setingginya 100% dari jumlah perhitungan kecukupan
• Menjadi dasar perhitungan modal inti modal minimum bank:
bagi partisipan pasar untuk • membandingkan modal
mengevaluasi tingkat dengan dana-dana pihak
kemampuan bank secara ketiga.
relative dalam menghasilkan • membandingkan modal
keuntungan dengan aktiva berisiko yang
lebih dikenal dengan istilah
Aktiva Tertimbang Menurut
Risiko (ATMR).

6
ATMR
ATMR adalah ‘Aset Tertimbang Menurut Risiko‘,
yang merupakan jumlah aset sebuah bank
berdasarkan profil risiko masing-masing aset
tersebut Aktiva Jumlah Bobot Risiko ATMR Keterangan :
Untuk apa ATMR ini dihitung? Kas 5.000 0 0 Untuk bobot risiko kredit tidak
untuk memantau seberapa besar eksposur risiko
Penempatan Pada BI 45.000 0 0 semuanya berbobot 100%, tergantung
suatu bank, yang berasal dari pengelolaan asetnya,
seperti penyaluran kredit dan pembelian aset jenis kreditnya, jadi ada yang 50%, 75%
Giro Pada Bank Lain 10.000 20 2.000 atau 100%. Untuk memudahkan
keuangan lainnya
Penempatan Pada Bank Lan 51.000 20 10.000 perhitungan digunakan bobot 100%.
Sedangkan “bobot risiko” sesuai dengan
PPAP/CKPN (1.000)
ketentuan Bank Indonesia.
Surat Berharga Untuk rekening-rekening off B/S juga
 Bagaimana cara menghitung ATMR ? menggunakan pola perhitungan yang
Sertifikat BI 20.000 0 0
sama.
 Caranya adalah nilai nominal yang terdapat Surat Berharga Pasar Uang 20.000 20 4.000
pada laporan posisi keuangan (Neraca) Jika pada periode tersebut
setelah dikurangi dengan akumulasi PPAP/CKPN (500)
bank memiliki Modal sebesar
penyusutan/ penyisihan atau cadangan Kredit Yang Diberikan 90.000 100 90.000 Rp. 13.100.000.000.000,- maka
kerugian penurunan nilai (CKPN) dikalikan besarnya CAR bank adalah
dengan “bobot risiko”. Masing-masing aktiva PPAP/CKPN (2.500)
(Rp. 13.100.000.000.000,- : Rp.
bank telah diberikan “bobot risiko” oleh Bank Investasi 21.500 100 20.000 131.000.000.000,-) X 100% = 10%.
Indonesia
PPAP/CKPN (1.500)
 Terdapat 2 ATMR yaitu ATMR yang dihitung Aktiva Tetap 7.500 100 5.000
dari on Balance Sheet (on B/S) dan off B/S.
On B/S adalah semua sisi aktiva yang Akumulasi Penyusutan (2.500)
terdapat pada laporan keuangan bank, Jumlah ATMR 131.000
sedangkan yang off B/S adalah yang berasal
dari Tagihan administratif bank.

7
ATMR

Perhitungan KPMM dan Rasio Kecukupan Modal (CAR)

Menghitung Menghitung
Menghitung ATMR
KPMM CAR

• ATMR Risiko Kredit •


• Modal Dasar Menghitung CAR
• ATMR Risiko Operasional
• Modal Yang Belum Disetor
• ATMR Risiko Pasar
• Cadangan Umum
• Laba Tahun Lalu   CAR
• Laba Tahun Berjalan
• Pajak Tangguhan
• Cadangan umum PPA yang
wajib dibentuk atas aset
produktif (1,25% untuk
Risiko Kredit

8
ATMR

ATMR Risiko Kredit ATMR Risiko Pasar ATMR Risiko Operasional


Faktor Risiko • Suku Bunga • Kredit Korporasi • Total Gross Income (BIA)
• Nilai Tukar • Kredit UMKM • Gross Income tiap Lini
• Ekuitas • Kredit Pegawai Bisnis (SA)
• dll • Data Kerugian (AMA)
Metode • Standar • Standar • Standar
• Basic Indicator
Kebutuhan Modal 1. Mencari Modal 1. Mencari ATMR 1. Mencari Modal
2. Mencari ATMR 2. Mencari Modal 2. Mencari ATMR
(Modal x 12,5) (ATMR x 8%) (Modal x 12,5)

9
ATMR RISIKO KREDIT ¿𝑇𝑎𝑔𝑖h𝑎𝑛
  𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖h 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
Eksposur Aset di Neraca sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia
Tagihan Bobot
Bersih Risiko
No Kategori Portofolio Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
Kategori
Aset
Portofolio (1) (2) (3) (4) (5)
1. Tagihan Kepada Pemerintah 401,798 0 0
  a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 401,798 0 0
Tagihan
Peringkat   b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain 0 0 0
Rekening
Debitur
Administratif 2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 95,679 47,840 34,075
3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga 0 0 0
Counterparty Internasional
Credit Risk 4. Tagihan Kepada Bank 48,425 19,387 18,960
  a. Tagihan Jangka Pendek 16,086 3,217 2,790
  b. Tagihan Jangka Panjang 32,339 16,169 16,169
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal 213,363 42,681 42,677
6. Kredit Beragun Properti Komersial 0 0 0
Tagihan Bersih adalah: 7. Kredit Pegawai/Pensiunan 4,485,357 2,242,679 770,830
1. Aset : 8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 204,683 153,512 41,575
(Nilai tercatat aset + tagihan bunga) – (CKPN) 9. Tagihan Kepada Korporasi 35,147 35,147 5,382
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 216,408 312,719 109,255
  a. Kredit Beragun Rumah Tinggal 23,787 23,787 23,787
2. Transaksi Rekening Administratif :   b. Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal 192,621 288,932 85,468
(Kewajiban komitmen atau kontijensi – PPA Khusus) x FKK 11. Aset Lainnya 261,062   150,641
  a. Uang Tunai, Emas dan Commemorative Coin 118,456   0
3. Counterparty Credit Risk   b. Penyertaan (selain yang menjadi faktor pengurang modal) 0 0 0
a. Transaksi Derivatif * :     1) penyertaan
kredit
modal sementara dalam rangka restrukturisasi 0   0
1,4 x (Replacement Cost + Potential Future Exposure )
b. Transaksi Repo :     2) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang tidak terdaftar 0   0
di bursa
(SSB Repo – CKPN) – Kewajiban Repo
c. Transaksi Reverse Repo :     3) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang terdaftar di 0   0
bursa
Tagihan Reverse Repo – CKPN   c. Aset tetap dan inventaris Neto 104,554   104,554
  d. Aset Yang Diambil Alih (AYDA) 16,071   24,107
  e. Antar Kantor Neto 0   0
  f. Lainnya 21,980   21,980
TOTAL 5,961,923 2,853,964 1,173,395

10
ATMR RISIKO KREDIT ¿𝑇𝑎𝑔𝑖h𝑎𝑛
  𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖h 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜

Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat kegagalan Pihak Lawan


Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif
(Counterparty Credit Risk)
ATMR
Tagihan Sebelum ATMR
No Kategori Portofolio Setelah
Bersih MRK MRK ATMR ATMR
(1) (2) (3) (4) (5) No Kategori Portofolio Tagihan Bersih Sebelum Setelah
1. Tagihan Kepada Pemerintah 0 0 0 MRK MRK
  a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 0 0 0
  b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain 0 0 0 (1) (2) (3) (4) (5)
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 0 0 0
1. Tagihan Kepada Pemerintah 0 0 0
3. Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
Internasional 0 0 0
  a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 0 0 0
4. Tagihan kepada Bank 0 0 0
  a. Tagihan Jangka Pendek 0 0 0   b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain 0 0 0
  b. Tagihan Jangka Panjang 0 0 0
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 0 0 0
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal 0 0 0
6. Kredit Beragun Properti Komersial 0 0 0 3. Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan
Lembaga Internasional 0 0 0
7. Kredit Pegawai/Pensiunan 0 0 0
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 0 0 0 4. Tagihan kepada Bank 0 0 0
9. Tagihan Kepada Korporasi 40,636 40,636 40,636   a. Tagihan Jangka Pendek 0 0 0
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 0 0 0
  b. Tagihan Jangka Panjang 0 0 0
  a. Kredit Beragun Rumah Tinggal 0 0 0
  b. Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal 0 0 0 5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio
TOTAL 40,636 40,636 40,636 Ritel 0 0 0

6. Tagihan Kepada Korporasi 0 0 0

TOTAL 0 0 0

11
ATMR RISIKO PASAR

1. Total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko Kredit (sesuai ketentuan yang berlaku mengenai KPMM)*  

SEOJK nomor 38/seojk.03/2016 tentang Modal Inti (setelah diperhitungkan faktor pengurang, sesuai ketentuan yang berlaku mengenai  
2.  
Pedoman Penggunaan Metode Standar KPMM)*  
Dalam Perhitungan KPMM Bank Umum Modal Pelengkap (setelah diperhitungkan faktor pengurang, sesuai ketentuan yang berlaku  
3.  
Dengan Memperhitungkan Risiko Pasar mengenai KPMM)*  
4. Penyertaan yang dilakukan Bank      

Risiko Pasar dalam perhitungan KPMM 5. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR) untuk Risiko Kredit  

mencakup risiko suku bunga, risiko nilai                

tukar,risiko ekuitas, dan/atau risiko 6. TOTAL ATMR RISIKO PASAR        


               
komoditas.
  Risiko Suku Bunga Risiko Perubahan Harga Option 12,5 x Total
Risiko Nilai Tukar Risiko Suku Total (Ekuivalen
Risiko Spesifik Risiko Umum Risiko Nilai Tukar ATMR)
  Bunga
 
  0 0 0 0 0 0 0
 
   
               
Modal Inti yang dialokasikan untuk mengantisipasi Risiko      
7.  
Pasar (minimum 28.5% x total beban modal)      
Modal Pelengkap yang dialokasikan untuk mengantisipasi Risiko Pasar (yaitu yang dapat  
8.  
ditambahkan untuk Modal Pelengkap Tambahan)  
9. Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi persyaratan 0
Kelebihan Pinjaman Subordinasi yang tidak dapat diperhitungkan dalam Modal Pelengkap  
   
Pinjaman Subordinasi dengan maturitas awal minimum 2 tahun dan memenuhi kriteria Pinjaman
 
  Subordinasi yang dapat diperhitungkan sebagai komponen modal  
10. Modal Pelengkap Tambahan yang dialokasikan untuk mengantisipasi Risiko Pasar    
11. TOTAL MODAL (Modal Inti + Modal Pelengkap + Modal Pelengkap Tambahan)   0
12. Dikurangi : ATMR untuk risiko kredit atas seluruh surat berharga dalam Trading Book  
 
    yang telah diperhitungkan Risiko Spesifik (Formulir I.a)  
13. TOTAL ATMR (RISIKO KREDIT + RISIKO PASAR)       0
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum setelah memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko
14. 0.00%
Pasar  
15. Rasio Kelebihan Modal Pelengkap Tambahan       0.00%

12
ATMR RISIKO OPERASIONAL = 12,5 x beban modal Risiko Operasional

SEOJK No. 24/seojk.03/2016 “Perhitungan ATMR


Untuk Risiko Operasional Dengan Menggunakan
Pendekatan Indikator Dasar”

beban modal risiko operasional adalah rata-rata dari


penjumlahan pendapatan bruto (gross income)
tahunan yang mempunyai nilai positif pada 3 (tiga)
tahun terakhir, dikalikan faktor alpha 15% (limabelas
persen).

dimana:
GI = Gross Income yang positif selama 3 (tiga) tahun terakhir.
N = Jumlah tahun yang memiliki gross income yang positif.
A = 15% (ditetapkan oleh Komite Basel berdasarkan
kebutuhan modal pada Skala industri).
KPID = beban modal Risiko Operasional menggunakan BIA

Contoh
Bank A 2019 2018 2017

Pendapatan Bruto 130.025 179.501 254.767

Berdasarkan data di atas, maka pendapatan bruto dalam


rangka menghitung ATMR untuk Risiko Operasional posisi
tahun 2020 adalah sebagai berikut
ATMR Risiko Operasional = 12,5 x beban modal Risiko
Operasional
= 12,5 x [15%{(130.025+179.501+254.767)/3}]
= Rp352.683

13
Thank you
14

Anda mungkin juga menyukai