Anda di halaman 1dari 32

TUMOR TESTIS

ANATOMI
DAN TESTIS : organ genitalia berbentuk ovoid
FISIOLOGI
yang terletak di skrotum
Ukuran dewasa : ± 4 x 3 x 2,5 cm
Volume : 15-25 mL

Terdiri dari ± 250 lobuli,


Tiap lobulus terdiri dari
tubulus seminiferi yang
mengandung sel spermatogonia
dan sel sertoli.
Diantara tubuli seminiferus terdapat sel leydig
Fungsi testis :

▹ Fungsi eksokrin : spermatogenesis


▹ Fungsi endokrin : mensekresi hormon
seksual yang mengendalikan
perkembangan dan fungsi seksual
DEFINISI

Tumor Testis: tumor maligna yang paling


sering terjadi pada pria usia 15-35 tahun.
Ditandai dengan painless – palpable
mass.
EPIDEMIOLO
GI
▹ Dapat terjadi pada usia berapa saja.
Tersering pada usia 15-35 tahun.

▹ Insidensi tumor testis terus meningkat


dalam 30 tahun terakhir.
ETIOLOGI

▹ Penyebab belum diketahui


▹ Faktor genetik dan infeksi HIV diduga
mempengaruhi
▹ Faktor risiko:
- kriptokismus
- penggunaan hormon
dietilstilbestrol pada ibu dgn
kehamilan dini
- riwayat tumor testis dalam keluarga
PATOFISIO
-
LOGI

Isokromosom pada lengan pendek


kromosom 12p, ekspresi berlebihan dari
cyclin D2 gene (CCND2)

Terjadi abnormalitas, apoptosis terhambat.


KLASIFIKASI

SEMINOMA

GERMINAL

NON-
TUMOR SEMINOMA
TESTIS
• tumor sel leydig
NON - • tumor sel sertoli
GERMINAL • tumor sel
granulosa
• fibroma
• dll
SEMINOMA :
▹ Meliputi 40% tumor testis
▹ Terdiri dari: tipe klasik, sprmatositik,
anaplastik

NON-SEMINOMA :
▹ Terdiri dari: carcinoma sel embrional,
koriokarsinoma, teratoma, tumor
yolksac
STADIUM
TUMOR
▹ Penilaian klasifikasi berdasarkan TNM
▹ Dilakukan pemeriksaan histopatologi
setelah orkidektomi
▹ TIDAK dilakukan biopsi pada jaringan
tumor sebelum dilakukan tindakan
orkidektomi
TNM
Classificati
on
STADIUM
GEJALA

• pembesaran testis
• massa unilateral di skrotum
• tidak nyeri
• ginekomastia
• nyeri pinggang
• dispnea atau batuk Petunjuk metastasis
• nyeri kepala
• KU makin turun
GEJALA FISIK & PEMERIKSAAN FISIK
PF
▹ Benjolan padat keras pada testis
▹ Nyeri tekan (-)
▹ Transluminasi (-)

▹ Perhatikan : infiltrasi tumor pada


funikulus atau epididimis, massa di
abdomen, benjolan kelenjar
supraklavikula, ginekomastia?
▹ Tanda-tanda metastase
Pemeriksa
an Penanda Tumor :
Penunjang 1. αFP (Alfa Feto Protein) =
2. HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) =
3. LDH (Lactate Dehydrogenase) =
Pemeriksa
an
Penunjang Pencitraan :
1. USG
Pemeriksaan ultrasonografi bermanfaat untuk
membedakan dengan jelas lesi intra atau
ekstratestikuler dan massa padat atau kistik,
namun pemeriksaan ultrasonografi tidak dapat
memperlihatkan tunika albuginea, sehingga
tidak dapat menentukan stadium tumor testis
Pemeriksa
an
Penunjang
2. MRI
MRI dapat mengenali tunika albuginea
secara terperinci sehingga dapat digunakan
untuk menentukan luas ekstensi tumor
testis
3. CT scan
CT Scan berguna untuk menentukan ada
tidaknya metastasis pada retroperitoneum,
Pemeriksa
an
Penunjang ◦ Histopatologi

Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan


histologik sediaan biopsi yang diambil dari
orkidektomi
Diagnosis
Banding
▹ Diagnosis banding meliputi semua
benjolan di dalam skrotum yang
berhubungan dengan testis, seperti
hidrokel, epididimitis, orkitis, atau
cedera pada testis.

▹ Sering pula di diagnosis bandingkan


dengan hernia inguinalis.
TATALAKSANA

ANAMNESIS
PEM. FISIK &
PENUNJANG

RADIOTERAPI
TUMOR ORKIDEKTOMI
TESTIS LIGASI TINGGI
KEMOTERAPI
Metastasis

▹ Rute penyebaran paling sering adalah via limfatik dari


tumor primer ke limfonodi retroperitoneal dan ke tempat
jauh, kecuali choriocarcinoma.
▹ Choriocarcinoma via hematogenous.
▹ Retroperitoneum merupakan tempat metastasis tersering
pada GCT  70-80% pasien.
▹ Tumor testis kanan  nnll interaortocaval  paracaval dan
para aorta.
▹ Tumor testis kiri  nnll paraaorta  interaortocaval.
▹ Pola drainase limfatik retroperitoneum  kanan ke kiri.
▹ Retroperitoneal  cisterna chyli.
Tatalaksana Seminoma

▹ Seminoma  radiosensitif.
▹ Radioterapi adjuvant ke paraaortic (PA) field atau ke hockeystick
field (paraaortic dan ipsilateral iliac nodes) dengan dosis sedang
(total 20-24 Gy) akan menurunkan angka kekambuhan menjadi 1-
3%.
▹ RPLND (Retroperitoneal lymph node disecction)
Tatalaksana NSGCT

▹ Kemoterapi  PEB (Cisplatin, Etoposide, Bleomycin).


▹ RPLND (Retroperitoneal lymph node disecction)
Algoritma
Tatalaksan
a NSGCT
Tatalaksana Metastatic GCT

▹ Seminoma stage IIA/B  radioterapi (dosis 30 Gy


dan 36 Gy).
▹ IIA  PA field dan hockey-stick field.
▹ IIB  batas lateral termasuk metastatic lymph
node dengan margin 1,0-1,5 cm  alternatif :
kemoterapi 4 x etoposide dan cisplatin (EP) atau 3
x PEB pada prognosis baik.
▹ Non-seminoma stage IIA/B  kemoterapi dan
RPLND.
Tatalaksana Advance Metastasis

▹ Kemoterapi primer  3 atau 4 siklus PEB.


Follow Up

▹ Stage I Non Seminoma


Follow Up

▹ Stage I Seminoma
Follow Up

▹ Advance NSGCT dan Seminoma


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai