2. Curah hujan
Curah hujan mempunyai peranan yang penting dalam proses pembentukan
tanah. Aktivitas hujan berpengaruh dimulai dari adanya tetesan air hujan
yang mampu mengkikis batuan (bahan yang lain) yang ada di permukaan
tanah. Di samping itu adanya air hujan yang meresap ke dalam tanah akan
mempercepat berbagai reksi kimia yang ada dalam tanah, sehingga
mempercepat proses pembentukan tanah. Namun demikian curah hujan
juga berperan merusak lapisan tanah yang telah tebentuk. Sebagai contoh
banyak kejadian erosi maupun tanah longsor yang diakibatkan oleh hujan.
Di samping itu hujan juga menyebabkan terjadinya pelindihan berbagai
unsur yang ada pada lapisan tanah atas.
C. Organisme
Semua makhluk hidup, baik selama masih hidup
maupun setelah mati mempunyai pengaruh dalam
pembentukan tanah. Di antara makhluk hidup yang
paling berperan dalam pembentukan tanah adalah
vegetasi, karena vegetasi mempunyai kedudukan yang
tetap dalam waktu yang lama, berbeda dengan manusia
dan binatang yang selalu bergerak atau berpindah
tempat.
D. Relief/topografi
Topografi atau relief berpengaruh dalam mempercepat
atau memperlambat proses pembentukan tanah. Pada
daerah yang mempunyai relief miring proses erosi
tanah lebih intensif sehingga tanah yang terbentuk di
lereng seperti terhambat. Sedangkan pada daerah datar
aliran air permukaan lambat, erosi kecil, sehingga
proses pembentukan tanah lebih cepat. Oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa daerah semakin miring maka
faktor penghambat pembentukan tanah semakin besar.
E. Waktu
Pembentukan tanah membutuhkan waktu. Lama waktu
pembentukan tanah terutama tergantung dari bahan
induk dan iklim. Batuan yang keras lebih sulit
terbentuk tanah daripada batuan yang lunak. Demikian
juga iklim di daerah tropis akan lebih mudah dalam
proses pembentukan tanah daripada iklim di daerah
sedang atau arid. Oleh karena itu tanah-tanah di daerah
tropis biasanya lebih tebal dibandingkan dengan
tempat lainnya.
HORIZON TANAH
A. Profil Tanah
Proses pembentukan tanah (genesa) dimulai dari
pelapukan batuan induk menjadi bahan induk tanah,
diikuti pencampuran bahan organik dengan bahan
mineral di permukaan tanah, pembentukan struktur
tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas
tanah ke bagian bawah, dan berbagai proses lain yang
dapat menghasilkan horizon-horizon tanah. Horizon
tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk
karena hasil proses pembentukan tanah. Proses
pembentukan horizon-horizon tanah tersebut akan
menghasilkan tanah.
Dalam pembuatan profil tanah di lapangan, terdapat tiga syarat yang harus
diperhatikan yaitu: vertikal, baru, dan tidak terkena sinar matahari secara
langsung. Profil tanah yang sempurna berturut-turut dari atas ke bawah
memiliki horizon O, A, B, dan C.
Pembentukan Horizon Tanah meliputi:
1. Horizon organik
Horizon organik adalah lapisan tanah yang sebagian besar terdiri dari
bahan organik, baik masih segar maupun sudah membusuk,
terbentuk paling atas di atas horizon mineral.
2. Horizon mineral
Horizon mineral adalah lapisan tanah yang sebagian besar
mengandung mineral, terbentuk pada horizon A dan B, di atas sedikit
horizon C. Horizon ini memiliki ciri sebagai berikut:
a. Akumulasi basa, lempung besi, aluminium, dan bahan organik.
b. Terdapat residu lempung karena larutnya karbonat dan garam-garam.
c. Hasil perubahan (alterasi) dari bahan asalnya.
d. Berwarna kelam.
e. Teksturnya berat dan strukturnya lebih rapat.
3. Regolith
Regolith adalah lapisan batuan yang cukup besar yang terbentuk oleh
pelapukan batuan induk, sementasi, gleisasi, sedimentasi, dan sebagainya.
4. Lapisan O1
Lapisan O1 adalah lapisan tanah yang mayoritas berwarna kehitaman
sesuai dengan vegetasi penutup (pengaruh dari humus). Sering pula
dengan bahan asal, misalnya tulang daun, batang, sisa rubuh hewan.
Lapisan ini dinamakan juga lapisan mulsa.
5. Lapisan O2
Lapisan O2 adalah lapisan tanah sisa organikme yang terurai melalui
pelapukan sehingga tidak seutuhnya menampakkan lagi bahan asalnya.
Lapisan ini disebut juga lapisan humus.
6. Lapisan A1
Lapisan A1 adalah lapisan tanah yang strukturnya lemah, warna bagian
atas masih tersamar-samar dipengaruhi kandungan lapisan organik dan
kandungan mineral masih campur dengan bahan organik.
7. Lapisan A2
Lapisan A2 adalah lapisan tanah yang sudah ditemukan mineral silika tanah
(kuarsa SiO2). Tanah agak gumpal, warna cerah (kepucatan) karena mineral
terlarut ke bawah, tekstur kasar, struktur lebih longgar. Lapisan ini disebut
horizon eluviasi, artinya banyak mengalami pencucian (pada musim hujan
air yang meresap ke dalam tanah melarutkan mineral).
8. Lapisan B1
Lapisan B1 adalah horizon peralihan dimana mineral-mineral bahan induk
masih nampak dan pencucian masih kecil.
9. Lapisan B2
Lapisan B2 adalah horizon yang paling maksimal, karena terjadi akumulasi
Fe+, Mg+2 Al3+. Tekstur halus (berat), struktur gumpal (paling padat), dan
warna coklat-merah.
10. Lapisan B3
Lapisan B3 adalah horizon peralihan dari B ke C atau R. Butir-butir mineral
dari batuan induk masih nampak (percampuran antara B dengan C).
11. Lapisan C
Lapisan C adalah horizon mineral bukan dalam bentuk batuan, tetapi
tersusun bahan-bahan tersendiri dan relatif tidak terpengaruh oleh
proses perkembangan tanah.
12. Lapisan R
Lapisan R adalah lapisan yang belum terurai, masih dalam bentuk
batuan induk (asli) yang disebut juga parent rock atau bedrock.
13. Top soil
Top soil adalah lapisan tanah paling atas yang subur dan banyak
mengandung bahan organik.
14. Sub soil
Sub soil adalah lapisan tanah di bawah lapisan organik dan memiliki
profil yang masih jelas dan yang belum berkembang.
15. Solum tanah
Solum tanah adalah tubuh tanah yang mengalami perkembangan secara
genetik. Tubuh tanah meliputi lapisan organik sampai di atas lapisan C.