Anda di halaman 1dari 29

Infeksi Parasit (Mala

ria & Skabies)

Kelompok 8 D o s e n Pe n ga m p u : a p t . Ifo ra . M , Fa r m

1. I q r i m a D w i A r i s ti ( 1 7 0 1 1 2 7 ) Ke l a s : V I B
2. Muharani Syamningsih (1701129)

3. M u ti a H a fi z a ( 1 7 0 1 1 3 0 )

4. Fa n n y A u d i a S h a n ti k a ( 1 7 0 1 1 3 2 )

5. Irmayani (17 01133 )

6. Lucy Andriani M (1701135)


Malaria

Pendahuluan
M a l a r i a a d a l a h s u at u p e nya k i t a k u t m a u p u n k ro n i k d i s e b a b ka n o l
e h p ro tozo a g e n u s P l a s m o d i u m d e n g a n m a n i fe st a s i b e r u p a d e m a
m , a n e m i a d a n p e m b e s a r a n l i m p a . S e d a n g ka n m e u r u t a h l i l a i n m
a l a r i a m e r u p a ka n s u a t u p e nya k i t i n fe ks i a ku t m a u p u n k ro n i k ya n
g d i s e b a ka n o l e h i n fe ks i P l a s m o d i u m y a n g m e ny e r a n g e r i t r o s i t d
a n d i ta n d a i d e n g a n d i te m u ka n nya b e nt u k a s e ks u a l d a l a m d a ra h ,
d e n ga n g e j a l a d e m a m , m e n g g i g i l , a n e m i a , d a n p e m b e s a ra n l i m p a .
Klasifikasi Parasit Malaria
a. Plasmodium falciparum
Plasmodium falsiparum merupakan jenis yang paling berbahaya
karena siklus perkembangan yang cepat merusak sel darah merah
dan dapat menyumbat aliran darah sehingga dapat mengakibatkan
anemia dan cerebral. Malaria ini dapat berkembang dengan baik di
daerah tropis dan sub tropis, dan mendominasi di beberapa negara
seperti Afrika dan Indonesia.

b. Plasmodium vivax
Plasmodium ini tersebar di daerah tropis dan sub-tropis seluruh
dunia. Hidup pada sel darah merah, siklus seksual terjadi pada 48
jam. Menyebabkan penyakit tertian yang ringan dimana demam
terjadi setiap tiga hari. Parasit ini bisa dorman di hati manusia
“hipnozoid” dan dapat kambuh setelah beberapa bulan bahkan
tahun.
Klasifikasi Parasit Malaria
c. Plasmodium ovale
Plasmodium ovale banyak ditemukan di Afrika terutama Afrika Barat dan
pulau-pulau di Pasifik Barat, morfologi mirip Plasmodium vivax.
Menyebabkan malaria ovale atau malaria tertiana benigna ovale, dapat
dorman dihati manusia.

d. Plasmodium malariae
Menyebabkan malaria malariae atau malaria kuartana. Siklus di sel darah
merah terjadi selama 72 jam dan menimbulkan demam setiap empat hari.

e. Plasmodium knowlesi
Parasit ini merupakan kasus baru yang hanya ditemukan di Asia Tenggara,
penularannya melalui monyet (monyet berekor panjang, monyet berekor
coil) dan babi yang terinfeksi. Siklus perkembangannya sangat cepat
bereplikasi 24 jam dan dapat menjadi sangat parah. P. knowlesi dapat
menyerupai baik Plasmodium falciparum atau Plasmodium malariae.
Epidemio logi Parasit Malaria
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perempuan mempunyai respon imun yang lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki, namun
kehamilan dapat maningkatkan resiko malaria. Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi seseorang terinfeksi malaria adalah:

1. Ras atau suku bangsa


Pada penduduk benua Afrika prevalensi Hemoglobin S (HbS) cukup tinggi sehingga lebih tahan terhadap infeksi P. falciparum karena HbS
dapat menghambat perkembangbiakan P. falciparum.

2. Kekurangan enzim tertentu


Kekurangan terhadap enzim Glukosa 6 Phosphat Dehidrogenase (G6PD) memberikan perlindungan terhadap infeksi P. falciparum yang berat.
Defisiensi terhadap enzim ini merupakan penyakit genetik dengan manifestasi utama pada wanita.

3. Kekebalan pada malaria terjadi apabila tubuh mampu mengancurkan Plasmodium yang masuk atau mampu menghalangi
perkembangannya.
Hanya pada daerah dimana orang-orang mempunyai gametosit dalam darahnya dapat menjadikan nyamuk anopheles terinfeksi. Anak-anak
mungkin terutama penting dalam hal ini. Penularan malaria terjadi pada kebanyakan daerah tropis dan subtropics, walaupun Amerika
Serikat, Kanada, Eropa, Australia dan Israel sekarang bebas malaria local, wabah setempat dapat terjadi melalui infeksi nyamuk local oleh
wisatawan yang datang dari daerah endemis9. Malaria congenital, disebabkan oleh penularan agen penyebab melalui barier plasenta, jarang
ada. Sebaliknya malaria neonates, agak sering dan dapat sebagai akibat dari pencampuran darah ibu yang terinfeksi dengan darah bayi
selama proses kelahiran.
Etiologi Parasit Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang di sebabkan oleh plasmodium, yang selain men
gi nfeksi manusia juga menginfeksi binatang seperti burung , repti l , mamali a. Termasuk genu
s pl asmodium dari fami li pl asmodidae,ordo Eucoccidiorida, klas Sporozoasi da, dan phyllum
Api complexa .

Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosi t (sel darah merah) dan mengalami pembia
kan secara aseksual di jaringan hati dan di eritrosit. Pembi akan seksual terjadi pada tubuh
nyamuk Anopheles beti na. Terdapat empat plasmodium yang menginfeksi manusia, yang ser
ing di jumpai adal ah Pl asmodium vivax yang menyebabkan malari a terti ana dan Plasmodi u
m fal ciparum yang menyebabkan malaria tropika. Pl asmodium malari ae juga pernah terjadi
di Indonesi a namun sangat jarang. Plasmodi um ovale pernah di laporkan terjadi di Irian Jay
a, pul au Timor dan pul au Owi (utara Iri an Jaya). Sejak tahun 2004 telah di laporkan malaria
baru dikenal sebagai mal ari a ke 5 (the fi ft h malaria) yang disebabkan ol eh Pl asmodium kno
wlesi yang sebelumnya hanya menginfeksi monyet ekor panjang, namun sekarang dapat pul
a menginfeksi manusi a
Presentasi Klinis Malaria
1. Masa inkubasi

Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari tergantung dari spesies


parasit (terpendek untuk P. falciparum dan terpanjanga untuk P.
malariae), beratnya infeksi dan pada pengobatan sebelumnya atau pada
derajat resistensi hospes. Selain itu juga cara infeksi yang mungkin
disebabkan gigitan nyamuk atau secara induksi (misalnya transfuse darah
yang mengandung stadium aseksual).

2. Keluhan-keluhan prodromal
Keluhan-keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam,
berupa: malaise, lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada
tulang dan otot, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang-
kadang merasa dingin di punggung. Keluhan prodromal sering terjadi pada
P. vivax dan P. ovale, sedangkan P. falciparum dan P. malariae keluhan
prodromal tidak jelas.
Presentasi Klinis Malaria
3. Gejala-gejala umum
Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (malaria
proxym) secara berurutan yang disebut trias malaria, yaitu :

1. Stadium dingin (cold stage)


Stadium ini berlangsung + 15 menit sampai dengan 1 jam. Dimulai dengan
menggigil dan perasaan sangat dingin, gigi gemeretak, nadi cepat tetapi lemah,
bibir dan jari-jari pucat kebiru-biruan (sianotik), kulit kering dan terkadang disertai
muntah.

2. Stadium demam (hot stage)


Stadium ini berlangsung + 2 – 4 jam. Penderita merasa kepanasan. Muka merah,
kulit kering, sakit kepala dan sering kali muntah. Nadi menjadi kuat kembali,
merasa sangat haus dan suhu tubuh dapat meningkat hingga 41oC atau lebih.
Pada anak-anak, suhu tubuh yang sangat tinggi dapat menimbulkan kejang-
kejang.

3. Stadium berkeringat (sweating stage)


Stadium ini berlangsung + 2 – 4 jam. Penderita berkeringat sangat banyak. Suhu
Gejala klasik (trias malaria) berlangsung selama 6 – 10 jam, biasanya tubuh kembali turun, kadang-kadang sampai di bawah normal. Setelah itu
dialami oleh penderita yang berasal dari daerah non endemis malaria, biasanya penderita beristirahat hingga tertidur. Setelah bangun tidur penderita
penderita yang belum mempunyai kekebalan (immunitas) terhadap merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain sehingga dapat kembali melakukan
malaria atau penderita yang baru pertama kali menderita malaria. kegiatan sehari-hari.
Patogenesis Malaria
Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang dan lingkungan. Patogenesis lebih ditekankan pada
t e r j a d i n y a p e n i n g k a t a n p e r m e a b i l i t a s p e m b u l u h d a r a h d a r i p a d a k o a g u l a s i i n t r a v a s k u l e r. O l e h k a r e n a s k i z o g o n i m e n y e b a b
kan kerusakan eritrosit maka akan terjadi anemia. Beratnya anemi tidak sebanding dengan parasitemia menunjukkan adan
ya kelainan eritrosit selain yang mengandung parasit. Hal ini diduga akibat adanya toksin malaria yang menyebabkan gan
g g u a n f u n g s i e r i t r o s i t d a n s e b a g i a n e r i t r o s i t p e c a h m e l a l u i l i m p a s e h i n g g a p a r a s i t k e l u a r. F a k t o r l a i n y a n g m e n y e b a b k a n t
erjadinya anemia mungkin karena terbentuknya antibodi terhadap eritrosit. Limpa mengalami pembesaran dan pembendun
gan serta pigmentasi sehingga mudah pecah. Dalam limpa dijumpai banyak parasit dalam makrofag dan sering terjadi fag
ositosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi. Pada malaria kronis terjadi hyperplasia dari retikulosit
diserta peningkatan makrofag.

Pada malaria berat mekanisme patogenesisnya berkaitan dengan invasi merozoit ke dalam eritrosit sehingga menyebabkan e
ritrosit yang mengandung parasit mengalami perubahan struktur danbiomolekular sel untuk mempertahankan kehidupan pa
rasit. Perubahan tersebut meliputi mekanisme, diantaranya transport membran sel, sitoadherensi, sekuestrasi dan resettin
g.

S i t o a d h e r e n s i m e r u p a k a n p e r i s t i w a p e r l e k a t a n e r i t r o s i t y a n g t e l a h t e r i n f e k s i P. F a l c i p a r u m p a d a r e s e p t o r d i b a g i a n e n d o t e l i u
m v e n u l e d a n k a p i l e r. S e l a i n i t u e r i t r o s i t j u g a d a p a t m e l e k a t p a d a e r i t r o s i t y a n g t i d a k t e r i n f e k s i s e h i n g g a t e r b e n t u k r o s e t .

Resetting adalah suatu fenomena perlekatan antara sebuah eritrosit yang mengandung merozoit matang yang diselubungi ol
eh sekitar 10 atau lebih eritrosit non parasit, sehingga berbentu seperti bunga. Salah satu faktor yang mempengaruhi terj
adinya resetting adalah golongan darah dimana terdapatnya antigen golongan darah A dan B yang bertindak sebagai rese
ptor pada permukaan eritrosit yang tidak terinfeksi.
Diagnosis Malaria
Anamnesis

Ke l u h a n u t a m a d a p at m e l i p u ti d e m a m , m e n g g i g i l , d a p at d i s e r ta i s a k i t ke p a l a , m u a l , m u nta h , d i a re d a n ny e r i o to t ata u
p e ga l - p e ga l . R i wayat b e r k u n j u n g d a n b e r m a l a m 1 - 4 m i n g g u ya n g l a l u ke d a e ra h e n d e m i k m a l a r i a . R i wayat ti n g ga l d i d
a e ra h e n d e m i k m a l a r i a . R i wayat s a k i t m a l a r i a . R i wayat m i n u m o b at m a l a r i a s at u b u l a n te ra k h i r. G e j a l a k l i n i s p a d a a n
a k d a p at ti d a k j e l a s . R i wayat m e n d a p at t ra n s f u s i d a ra h .

Pe m e r i ks a a n fi s i k

a . M a l a r i a R i n ga n

D e m a m ( p e n g u k u ra n d e n ga n t e r m o m e t e r ≥ 3 7 , 5 ° C ) , Ko n j u n gti va at a u te l a p a k t a n ga n p u c at , Pe m b e s a ra n l i m p a ( s p l e n o
m e ga l i ) , d a n Pe m b e s a ra n h ati ( h e p at o m e ga l i ) .

b . M a l a r i a B e rat

M o r ta l i ta s : H a m p i r 10 0 % t a n p a p e n g o b at a n , Tat a l a ks a n a a d e k u at : 2 0 % , In fe ks i o l e h P. fa l c i p a r u m d i s e r t a i d e n g a n s a l a h
s a t u a t a u l e b i h ke l a i n a n y a i t u M a l a r i a s e r e b r a l , G a n g g u a n st at u s m e nt a l , Ke j a n g m u l ti p e l , Ko m a , H i p o g l i ke m i a : g u l a
d a ra h < 5 0 m g / d L , D i st re s s p e r n afa s a n , Te m p e rat u r > 4 0 o C , ti d a k re s p o n s i f d e n ga n a s e t a m i n o fe n , H i p o te n s i , O l i g u r i
a at a u a n u r i a , A n e m i a d e n ga n n i l a i h e m ato k r i t < 2 0 % ata u m e n u r u n d e n ga n c e p at , Kre ati n i n > 1 , 5 m g / d L , Pa ra s i te m i a
> 5 % , B e nt u k La n j u t ( t ro p ozo i t l a n j u t ata u s c h i zo nt ) P. Fa l c i p a r u m p a d a a p u s a n d a ra h t e p i , H e m o g l o b i n u r i a , Pe rd a ra
h a n s p o nta n , d a n Ku n i n g .
Diagnosis Malaria
Pemeriksaan laboratorium

a . P e m e r i k s a a n d e n g a n m i k r o s ko p

P e m e r i k s a a n s e d i a a n d a r a h ( S D ) t e b a l d a n ti p i s d i P u s ke s m a s / I a p a n g a n / r u m a h s a k i t u n t u k m e n e n t u k a n A d a ti d a k n y a p a r a s i t m a l a r i a
( p o s i ti f a t a u n e g a ti f ) , S p e s i e s d a n s t a d i u m p l a s m o d i u m , K e p a d a t a n p a r a s i t e .

U n t u k p e n d e r i t a t e r s a n g k a m a l a r i a b e r a t p e r l u m e m p e r h a ti k a n h a l - h a l s e b a g a i b e r i k u t :

1 . B i l a p e m e r i k s a a n s e d i a a n d a r a h p e r t a m a n e g a ti f, p e r l u d i p e r i k s a u l a n g s e ti a p 6 j a m s a m p a i 3 h a r i b e r t u r u t- t u r u t .

2 . B i l a h a s i l p e m e r i k s a a n s e d i a a n d a r a h t e b a l s e l a m a 3 h a r i b e r t u r u t- t u r u t ti d a k d i t e m u k a n p a r a s i t m a k a d i a g n o s i s m a l a r i a d i s i n g k i r k a
n.

b . P e m e r i k s a a n d e n g a n t e s d i a g n o s ti k c e p a t ( R a p i d D i a g n o s ti c Te s t )

M e k a n i s m e ke r j a t e s i n i b e r d a s a r k a n d e t e k s i a n ti g e n p a r a s i t m a l a r i a , d e n g a n m e n g g u n a k a n m e t o d a i m u n o k r o m a t o g r a fi , d a l a m b e n t u k
d i p s ti k Te s i n i s a n g a t b e r m a n f a a t p a d a u n i t g a w a t d a r u r a t , p a d a s a a t t e r j a d i ke j a d i a n l u a r b i a s a d a n d i d a e r a h t e r p e n c i l y a n g ti d a k
t e r s e d i a f a s i l i t a s l a b s e r t a u n t u k s u r v e y t e r t e n t u . H a l y a n g p e n ti n g l a i n n y a a d a l a h p e n y i m p a n a n R D T i n i s e b a i k n y a d a l a m l e m a r i e s
t e t a p i ti d a k d a l a m f r e e z e r p e n d i n g i n .

c. Pemeriksaan penunjang untuk malaria berat:

p e m e r i k s a a n p e n i n j a n g m e l i p u ti ; d a r a h r u ti n , k i m i a d a r a h l a i n ( g u l a d a r a h , s e r u m b i l i r u b i n , S G O T & S G P T, a l k a l i fo s f a t a s e , a l b u m i n / g l
o b u l i n , u r e u m , k r e a ti n i n , n a t r i u m d a n k a l i u m , a n a I i s i s g a s d a r a h , E KG , F o t o t o r a k s , A n a l i s i s c a i r a n s e r e b r o s p i n a l i s , B i a k a n d a r a h d a
n u ji serologi, dan Urinalisis.
Penatalaksanaan M
alaria
Pe n g o b at a n ya n g d i b e r i ka n a d a l a h p e n g o
b at a n ra d i ka l m a l a r i a d e n ga n m e m b u n
u h s e m u a sta d i u m p a ra s i t ya n g a d a d i
dalam tubuh manusia. Adapun tujuan p
e n g o b at a n ra d i ka l u nt u k m e n d a p at ke s
e m b u h a n k i l i n i s d a n p a ra s i t o l o g i k s e r t
a m e m u t u s ka n ra nta i p e n u l a ra n . S e m u
a o b at a nti m a l a r i a ti d a k b o l e h d i b e r i k
a n d a l a m ke a d a a n p e r u t ko s o n g ka re n a
b e rs i fat i r i t a s i l a m b u n g , o l e h s e b a b i t u
p e n d e r i ta h a r u s m a ka n te r l e b i h d a h u l u
s e ti a p a ka n m i n u m o b at a nti m a l a r i a .
Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi.

1. Malaria Falsiparum
Lini pertama pengobatan malaria falsiparum adalah seperti yang tertera dibawah ini:
Lini pertama = Artesunat + Amodiakuin + Primakuin
Obat kombinasi diberikan per-oral selama tiga hari dengan dosis tunggal harian sebagai berikut: Amodiakuin basa = 10
mg/kgbb dan Artesunat = 4 mg/kgbb

Pengobatan lini kedua malaria falsiparum diberikan, jika pengobatan lini pertama tidak efektif dimana ditemukan: gejala
klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi).
Lini kedua = Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin
Kina diberikan per-oral, 3 kali sehari dengan dosis 10 mg/kgbb/kali selama 7(tujuh) hari.Doksisiklin diberikan 2 kali per-hari
selama 7 (tujuh) hari, dengan dosis orang dewasa adalah 4 mg/Kgbb/hari, sedangkan untuk anak usia 8-14 tahun adalah 2
mg/kgbb/hari. Doksisiklin tidak diberikan pada ibu hamil dan anak usia <8 tahun. Bila tidak ada doksisiklin, dapat digunakan
tetrasiklin. Tetrasiklin diberikan 4 kali perhari selama 7 (tujuh) hari, dengan dosis 4- 5 mg/kgbb/kali Seperti halnya
doksisiklin, tetrasiklin tidak boleh diberikan pada anak dengan umur di bawah. 8 tahun dan ibu hamil. Pengobatan dengan
primakuin diberikan seperti pada lini pertama
Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi.

2. Pengobatan malaria vivaks, malaria ovale

Lini pertama pengobatan malaria vivaks dan malaria ovale adalah seperti yang tertera
dibawah ini:
Lini Pertama = Klorokuin + Primakuin
Kombinasi ini digunakan sebagai pilihan utama untuk pengobatan malaria vivaks dan malaria ovale. Klorokuin diberikan 1
kali per-hari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg basa/kgbb. Dosis Primakuin adalah 0.25 mg/kgbb per hari yang
diberikan selama 14 hari dan diberikan bersama klorokuin.Seperti pengobatan malaria falsiparum, primakuin tidak boleh
diberikan kepada: ibu hamil, bayi <1 tahun, dan penderita defisiensi G6-PD. Pengobatan malaria vivaks resisten klorokuin.

Lini kedua : Kina + Primakuin


Dosis Primakuin adalah 0,25 mg/kgbb per hari yang diberikan selama 14 hari. Seperti pengobatan malaria pada umumnya,
primakuin tidak boleh diberikan kepada Ibu hamil, bayi < 1tahun, dan penderita defisiensi G6-PD. Dosis kina adalah
30mg/kgbb/hari yang diberikan 3 kali per hari. Pemberian kina pada anak usia di bawah 1 tahun harus dihitung berdasarkan
berat badan. Dosis dan cara pemberian primakuin adalah sama dengan cara pemberian primakuin pada malaria vivaks
terdahulu yaitu 0.25 mg/kgbb perhari selama 14 hari.
Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi.

3. Pengobatan malaria malariae

Pengobatan malaria malariae cukup diberikan dengan klorokuin 1 kali per-hari selama 3 hari, dengan dosis
total 25 mg basa/kgbb Pengobatan juga dapat diberikan berdasarkan golongan umur penderita

Pengobatan alterflatif = Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin


Pengobatan Malaria Dengan Komplikasi.

Pemberian obat anti malaria berat

Obat alternatif malaria berat :


Kina dihidroklorida parenteral
Scabies

Pendahuluan
S ka b i e s a d a l a h i n fe ks i k u l i t ya n g d i s e b a b ka n S a r c o p te s s c a b i e i t u
n g a u ( m i t e ) b e r u ku r a n ke c i l y a n g h i d u p d i d a l a m ku l i t p e n d e r i ta .
Tu n g a u y a n g t e r s e b a r l u a s d i s e l u r u h d u n i a i n i d a p a t d i t u l a r ka n d
a r i h e w a n ke m a n u s i a d a n s e b a l i k ny a . Tu n g a u i n i b e r u ku r a n 2 0 0 - 4
5 0 m i k r o n , b e r b e nt u k l o n j o n g , b a g i a n d o r s a l ko nv e ks s e d a n g ka n
b a g i a n v e nt r a l p i p i h ( S o e d a r t o, 2 0 0 9 ) . Pe ny a k i t s ka b i e s d i s e b u t j
u g a t h e i t c h , s e v e n y e a r i t c h , N o r w e g i a n i t c h , g u d i ka n , g u d i g , g a
t a l a g o g o, b u d u ka n d a n p e ny a k i t a m p e r a
Klasifikasi Parasit Scabies
Skabies pada orang bersih (scabies in the clean)
Tipe ini sering ditemukan bersamaan dengan penyakit menular lain.
Ditandai dengan gejala minimal dan sukar ditemukan terowongan.
Kutu biasanya menghilang akibat mandi secara teratur.

Skabies pada bayi dan anak kecil


 Gambaran klinis tidak khas, terowongan sulit ditemukan namun
vesikel lebih banyak, dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk
kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki.

Skabies noduler (nodular scanies)


Lesi berupa nodul coklat kemerahan yang gatal pada daerah
tertutup. Nodul dapat bertahan beberapa bulan hingga beberapa
tahun walaupun telah diberikan obat anti skabies.
Klasifikasi Parasit Scabies
Skabies in cognito
Skabies akibat pengobatan dengan menggunakan kortikosteroid
topikal atau sistemik. Pemberian obat ini hanya dapat memperbaiki
gejala klinik (rasa gatal) tapi penyakitnya tetap ada dan tetap
menular.

Skabies yag ditularkan oleh hewan (Animal transmitted scabies)


Gejala ringan, rasa gatal kurang, tidak timbul terowongan, lesi
terutama terdapat pada tempat-tempat kontak, dapat sembuh
sendiri bila menjauhi hewan tersebut dan mandi yang bersih.

Skabies krustosa (crustes scabies / scabies keratorik)


Tipe ini jarang terjadi, namun bila ditemui kasus ini, dan terjadi
keterlambatan diagnosis maka kondisi ini akan sangat menular.
Klasifikasi Parasit Scabies
Skabies terbaring di tempat tidur (bed ridden)
 Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus
terbaring di tempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya
terbatas.

Skabies yang disertai penyakit menular seksual lain


 Apabila ada skabies di daerah genital perlu dicari kemungkinan
penyakit menular seksual yang lain, dimulai dengan pemeriksaan
biakan atau gonoroe dan pemeriksaan serologi untuk sifilis.

Skabies dan Aquired Immuodeficiency syndrome (AIDS)


 Ditemukan skabies atipik dan pneumonia pada seorang penderita. 

Skabies dishidrosiform
Jenis ini ditandai oleh lesi berupa kelompok vesikel dan pustula
pada tangan dan kaki yang sering berulang dan selalu sembuh
dengan obat antiskabies
Epidemio logi Parasit Scabies

Skabies merupakan penyakit epidemik pada banyak masyarakat. Penyakit ini banyak dijumpai pada anak
dan orang dewasa muda, tetapi dapat juga mengenai semua umur. Insidensi sama pada pria dan wanita.
Insidensi skabies di negara berkembang menunjukkan siklus fluktasi yang sampai saat ini belum dapat
dijelaskan. Interval antara akhir dari suatu epidemik dan permulaan epidemik berikutnya kurang lebih 10-15
tahun. Beberapa faktor yang dapat membantu penyebarannya adalah kemiskinan, hygiene yang jelek, seksual
promiskuitas, diagnosis yang salah, demografi, ekologi dan derajat sensitasi individual.

Insidensinya di Indonesia masih cukup tinggi, terendah di Sulawesi Utara dan tertinggi di Jawa Barat.
Selain itu faktor penularannya bisa melalui tidur bersama dalam satu tempat tidur, lewat pakaian,
perlengkapan tidur atau benda -benda lainnya. Seperti yang terjadi di pondok pesantren. Sebagian besar santri
mempunyai kebiasaan untuk bertukar pakaian, alat sholat ataupun alat mandi dengan teman sehingga
penyebaran penyakit skabies menjadi sangat mudah mengingat salah satu penyebab penularan skabies adalah
hygiene yang jelek.
Etiologi Parasit Scabies
Skabies (Scabies, bahasa lati n = keropeng, kudis, gatal) disebabkan oleh tung
au kecil berkaki delapan (Sarcoptes scabiei) dan didapatkan melalui kontak
fi sik yang erat dengan orang lain yang menderita penyakit ini. Penularan pe
nyakit ini seringkali terjadi saat berpegangan tangan dalam waktu yang lam
a dan dapat di katakan penyebab umum terjadinya penyebaran penyakit ini.
Presentasi Klinis Scabies
Skabies Klasik
Skabies klasik merupakan skabies yang umum, menunjukkan gejala
pruritus yang parah (semakin parah pada malam hari), fatigue (lelah),
mudah tersinggung, dan pada beberapa pasien mengalami demam dari
impetigo sekunder atau selulitis. Parasit pada skabies klasik biasanya
sedikit, rata- rata 10 sampai 12 tungau selama infestasi pada 3 bulan
pertama. Pada kulit terbentuk garis abu-abu yang merupakan hasil dari
sekresi tungau yang sedang melaju.

Skabies Crusted
Crusted scabies (skabies berkerak) terjadi pada pasien dengan sistem imun
yang lemah, seperti pada terapi imunosupresif jangka panjang (yaitu
penerima transplantasi organ) atau mereka yang terinfeksi HIV atau infeksi
limfosit T tipe 1. Kelompok rentan lainnya adalah pasien cacat mental atau
fisik, seperti mereka yang memiliki anggota tubuh lumpuh, neuropati
sensorik, atau kusta, karena dalam kondisi tersebut tidak dapat merasakan
gatal atau goresan. Tungau penyebab crusted scabies sama dengan tungau
penyebab klasik skabies, namun banyaknya tungau menjadi pembeda
keduanya. Tungau pada crusted scabies jauh lebih besar dan bisa berkisar
antara ribuan hingga jutaan per pasien, sedangkan pada skabies klasik
hanya 10-12 tungau.
Presentasi Klinis Scabies

Skabies Nodular
Skabies nodular adalah jenis skabies yang jarang terjadi
yang ditandai dengan nodul cokelat kemerahan yang
sangat pruritus setinggi 2 cm yang biasanya ditemukan
pada alat kelamin, bokong, selangkangan, dan aksila.
Nodul dianggap sebagai hasil reaksi hipersensitivitas
terhadap produk tungau karena tungau hampir tidak
pernah diidentifikasi pada lesi ini.
Patogenesis Scabies
Ke l a i n a n k u l i t d a p at d i s e b a b ka n p e n u l a ra n o l e h t u n ga u S a r c o p te s S ca b i e i . Pe n u l a ra n t e r j a d i ka re n a ko nt a k l a n g s u n g d e
n ga n p e n d e r i ta d a n m e nye b a b ka n i n fe k s i d a n s e n s i t a s i p a ra s i t . Ke a d a a n te rs e b u t m e n i m b u l ka n l e s i p r i m e r p a d a t u b u h .

L e s i p r i m e r s ka b i e s b e r u p a t e ro w o n ga n ya n g b e r i s i t u n ga u , te l u r d a n h a s i l m e ta b o l i s m e . Pa d a s a at m e n g ga l i te ro wo n ga
n t u n ga u m e n ge l u a r ka n s e k re t ya n g d a p at m e l i s i s ka n st rat u m ko r n e u m . S e k re t d a n e ks k re t m e nye b a b ka n s e n s i ti s a s i s e
h i n g ga m e n i m b u l ka n p r u r i t u s ( gata l - gat a l ) d a n l e s i s e k u n d e r. L e s i s e k u n d e r b e r u p a p a p u l , ve s i ke l , p u st u l d a n ka d a n g b
u l a . L e s i t e rs i e r d a p at j u ga te r j a d i b e r u p a e ks ko r i a s i , e ks e m a ti s a s i d a n p i o d e r m a . Tu n ga u h a nya te rd a p at p a d a l e s i p r i
m e r.

Tu n ga u h i d u p d i d a l a m t e ro w o n ga n d i te m p at p re d i l e k s i , ya i t u j a r i t a n ga n p e rg e l a n ga n ta n ga n b a g i a n ve nt ra l , s i ku b a g i
a n l u a r, l i p ata n ke ti a k d e p a n , u m b i l i cu s , g l u t e u s , e kst re m i t a s , ge n i ta l i a e kste r n a p a d a l a k i - l a k i d a n a re o l a m a m m a e p a d
a p e re m p u a n . Pa d a b ay i d a p at m e nye ra n g t e l a p a k t a n ga n d a n te l a p a k ka k i . Pa d a t e m p at p re d i l e ks i d a p at d i t e m u ka n te r
o w o n ga n b e r wa r n a p u ti h a b u - a b u d e n ga n p a n j a n g ya n g b e r va r i a s i , rat a - rat a 1 m m , b e r b e nt u k l u r u s ata u b e r ke l o k- ke l o k
.

Te ro wo n ga n d i t e m u ka n b i l a b e l u m t e rd a p at i n fe ks i s e ku n d e r. D i u j u n g t e ro w o n ga n d a p at d i t e m u ka n ve s i ke l at a u p a p u l
ke c i l . Te ro w o n ga n u m u m nya d i te m u ka n p a d a p e n d e r i t a k u l i t p u ti h d a n s a n gat j a ra n g d i t e m u ka n p a d a p e n d e r i ta d i In d o
n s i a ka re n a u m u m nya p e n d e r i ta d at a n g p a d a st a d i u m l a n j u t s e h i n g ga s u d a h te r j a d i i n fe ks i s e ku n d e r l .
Penatalaksanaan Parasit Scabies
Penatalaksanaan Parasit Scabies
Daftar Pustaka
Currie and J. McCart hy, “Permethrin and Ivermecti n for scabies,” N. Engl. J. Med., vol . 36
2, pp. 717–725, 2010.  

Harijanto PN. Malaria. Buku Ajar Il mu Penyakit Dalam. Ji lid III, edi si IV.FakultasKedokter
an Universitas Indonesia. Jakarta, Hal : 1754-60, 2006.

Kecelj-Leskovec and B. Podrumac, “Scabi es in children,” Acta Dermatovenerologica Al pin


a, Panon. Adriat., vol. 7, no. 3–4, pp. 184–187, 1998.  

Singal and R. Sharma, “ Topical permethri n and oral i vermecti n in the management of sca
bies: A prospecti ve, randomi zed, double bli nd, controll ed study,” Indi an J. Dermatolog
y, Venereol. Leprol., vol. 77, no. 5, p. 581, 2011.
TH ANK S

Anda mungkin juga menyukai