TAFSIR Quran
TAFSIR Quran
• Nabi Saw. mengajak mereka bermusyawarah ketika hendak menentukan posisi beliau saat
itu, pada akhirnya Al-Munzir ibnu Amr mengisyaratkan (mengusulkan) agar Nabi Saw.
berada di hadapan kaum (pasukan kaum muslim). Nabi Saw. mengajak mereka
bermusyawarah sebelum Perang Uhud, apakah beliau tetap berada di Madinah atau keluar
menyambut kedatangan musuh. Maka sebagian besar dari mereka mengusulkan agar
semuanya berangkat menghadapi mereka. Lalu Nabi Saw. berangkat bersama pasukannya
menuju ke arah musuh-musuhnya berada.
• Nabi Saw. mengajak mereka bermusyawarah dalam Perang Khandaq, apakah berdamai
dengan golongan yang bersekutu dengan memberikan sepertiga dari hasil buah-buahan
Madinah pada tahun itu. Usul itu ditolak oleh dua orang Sa'd, yaitu Sa'd ibnu Mu'az dan
Sa'd ibnu Ubadah. Akhirnya Nabi Saw. menuruti pendapat mereka.
• Nabi Saw. mengajak mereka bermusyawarah pula dalam Perjanjian Hudaibiyah, apakah
sebaiknya beliau bersama kaum muslim menyerang orang-orang musyrik. Maka Abu
Bakar As-Siddiq berkata, "Sesungguhnya kita datang bukan untuk berperang, melainkan
kita datang untuk melakukan ibadah umrah." Kemudian Nabi Saw. memperkenankan
pendapat Abu Bakar itu.
TAFSIR
• Dalam peristiwa hadisul ifki (berita bohong), Nabi Saw. bersabda:
• Hai kaum muslim, kemukakanlah pendapat kalian kepadaku tentang suatu kaum yang telah
mencemarkan keluargaku dan menuduh mereka berbuat tidak senonoh. Demi Allah, aku belum pernah
melihat suatu keburukan pun pada diri keluargaku, lalu dengan siapakah mereka berbuat tidak senonoh.
Demi Allah, tiada yang aku ketahui kecuali hanya kebaikan belaka.
• Lalu beliau meminta pendapat kepada sahabat Ali dan sahabat Usamah tentang menceraikan Siti
Aisyah r.a.
• Nabi Saw. bermusyawarah pula dengan mereka dalam semua peperangannya, juga dalam masalah-
masalah lainnya.
• Para ahli fiqih berbeda pendapat mengenai masalah, apakah musyawarah bagi Nabi Saw. merupakan
hal yang wajib ataukah hanya dianjurkan (disunatkan) saja untuk mengenakkan hati mereka (para
sahabatnya)? Sebagai jawabannya ada dua pendapat.
• Imam Hakim meriwayatkan di dalam kitab Mustadrak-nya, telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far
Muhammad ibnu Muhammad Al-Bagdadi, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Ayyub Al-Allaf
di Mesir, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Abu Maryam, telah menceritakan kepada kami
Sufyan ibnu Uyaynah, dari Amr ibnu Dinar, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: dan
bermusyawarahlah kamu dengan mereka dalam urusan itu. (Ali Imran:159) Yang dimaksud dengan
mereka ialah sahabat Abu Bakar dan sahabat Umar r.a kemudian Imam Hakim mengatakan bahwa asar
ini sahih dengan syarat Syaikhain, tetapi keduanya tidak mengetengahkannya.
TAFSIR
• Hal yang sama diriwayatkan oleh Al-Kalbi, dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa
ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Bakar dan Umar. Keduanya adalah penolong Rasulullah Saw.
dan sebagai wazir (patih)nya serta sekaligus sebagai kedua orang tua kaum muslim.
• Imam Ahmad meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami
Abdul Hamid, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Abdur Rahman ibnu Ganam, bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda kepada Abu Bakar dan Umar: Seandainya kamu berdua berkumpul dalam suatu
musyawarah, aku tidak akan berbeda denganmu.
• Ibnu Murdawaih meriwayatkan melalui sahabat Ali ibnu Abu Talib yang pernah mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. pernah ditanya mengenai azam (tekad bulat). Maka beliau bersabda:
• Meminta pendapat dari ahlur rayi, kemudian mengikuti pendapat mereka.
• Ibnu Majah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, telah
menceritakan kepada kami Yahya ibnu Bukair, dari Sufyan, dari Abdul Malik ibnu Umair, dari Abu
Salamah, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Penasihat adalah orang yang
dipercaya.
• Imam Abu Daud dan Imam Turmuzi meriwayatkannya pula melalui hadis Abdul Malik dengan konteks
yang lebih panjang daripada hadis di atas, dan dinilai hasan oleh Imam Nasai.
• Ibnu Majah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, telah
menceritakan kepada kami Aswad ibnu Amir, dari Syarik, dari Al-A'masy, dari Abu Amr Asy-Syaibani,
dari ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Penasihat adalah orang
yang dipercaya.
TAFSIR
• Imam Ibnu Majah menyendiri dalam periwayatan hadis ini dengan sanad tersebut.
•
• ia mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar, telah menceritakan
kepada kami Yahya ibnu Zakaria ibnu Abu Zaidah dan Ali ibnu Hasyim, dari Ibnu
Abu Laila, dari Abuz Zubair, dari Jabir yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw.
telah bersabda: Apabila seseorang di antara kalian meminta nasihat kepada
saudaranya, maka hendaklah saudaranya itu memberikan nasihat (saran) kepadanya.
• Hadis ini pun hanya diriwayatkan oleh Ibnu Majah sendiri.
• <b>Firman Allah Swt.:</b>
• <i>Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada
Allah.</i>
• Yakni apabila engkau bermusyawarah dengan mereka dalam urusan itu, dan kamu
telah membulatkan tekadmu, hendaklah kamu bertawakal kepada Allah dalam
urusan itu.
• <i>Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.</i>
TAFSIR
• Tafsir ibn KathirImam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Husain
ibnu Ishaq At-Tusturi, telah menceritakan kepada kami Yahya Al-Hammani, telah
menceritakan kepada kami Ya'qub Al-Qumi dari Ja'far ibnu Abul Mugirah, dari Said
ibnu Jubair dari Ibnu Abbas' yang menceritakan bahwa orang-orang Quraisy datang
kepada orang-orang Yahudi, lalu berkata, "Mukjizat apakah yang dibawa oleh Nabi
Musa kepada kalian?" Orang-orang Yahudi menjawab, "Tongkat dan tangannya
yang tampak putih bagi orang-orang yang memandang." Mereka datang kepada
orang-orang Nasrani, lalu bertanya, "Apakah yang dilakukan oleh Nabi Isa?" Orang-
orang Nasrani menjawab, "Dia dapat menyembuhkan orang yang buta sejak
lahirnya, orang yang berpenyakit supak, dan dapat menghidupkan orang-orang yang
mati." Mereka datang kepada Nabi Saw. dan berkata, "Berdoalah kepada Allah,
semoga Dia menjadikan bagi kami Bukit Safa ini menjadi emas." Maka turunlah
ayat ini, yaitu firman-Nya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal. (Ali Imran:190) Karena itu, renungkanlah oleh kalian hal tersebut.
TAFSIR
• Allah Swt. mencela orang yang tidak mau mengambil pelajaran dari makhluk-Nya yang
menunjukkan kepada Zat-Nya, sifat-sifat-Nya, syariat-Nya, takdir-Nya, dan tanda-tanda
kebesaran-Nya. Untuk itu Allah Swt. berfirman:Dan banyak sekali tanda-tanda
(kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka lalui, sedangkan mereka berpaling
darinya. Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam
keadaan mempersekutukan Allah (dengan sesembahan-sesembahan lain). (Yusuf:105-
106)Allah memuji hamba-hamba-Nya yang mukmin melalui ayat berikut ini: (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia." (Ali
Imran:191)Tidak sekali-kali Engkau ciptakan semuanya sia-sia melainkan dengan
sebenarnya, agar orang-orang yang berbuat buruk dalam per-buatannya Engkau berikan
balasan yang setimpal kepada mereka, dan Engkau berikan pahala yang baik kepada
orang-orang yang berbuat baik.Kemudian orang-orang mukmin menyucikan Allah dari
perbuatan sia-sia dan penciptaan yang batil. Untuk itu mereka mengatakan. yang disitir
oleh firman-Nya: <i>Mahasuci Engkau.</i>Yaitu Mahasuci Engkau dari perbuatan
menciptakan sesuatu dengan sia-sia.<i>...maka peliharalah kami dari siksa neraka.</i>
TAFSIR
• Ath-Thabrani dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “orang-orang Quraisy mendatangi orang-
orang Yahudi dan bertanya kepada mereka, apa tanda-tanda yang dibawa Musa kepada kalian?” orang-orang Yahudi itu
menjawab “Tongkat dan tangan yang putih bagi orang-orang yang melihatnya.” Lalu orang-orang Quraisy itu
mendatangi orang-orang Nasrani, lalu bertanya kepada mereka, “apa tanda-tanda yang diperlihatkan Isa?.” Mereka
menjawab, “Dia dulu menyembuhkan orang yang buta, orang yang sakit kusta dan menghidupkan orang mati.” Lalu
mereka mendatangi Nabi SAW. lalu berkata kepada beliau, “Berdoalah kepada Tuhanmu untuk mengubah bukit shafa
menjadi emas untuk kami.” Lalu beliau berdoa, maka turunlah firman Allah (Q.S Ali Imran 190) ini.Setelah Tuhan
menunjukkan orang-orang munafik dan Yahudi yang suka sekali dipuji dalam hal yang tidak pernah mereka kerjakan,
dan diambil pula hal yang demikian jadi I‟tibar bagi umat Muhammad SAW. Pada penutupnya Allah memberi
peringatan kepada manusia agar tidak terperdaya dengan tipuan dunia yang sementara.Sebagai seorang mukmin selain
mengejar perkara dunia (kebendaan) hendaklah disediakan waktu untuk hidup kerohanian.
• Kejadian yang terjadi di masa lampau sesuai dengan zamannya.Nabi Musa dengan mukjizat tongkatnya atas kehendak
Allah mampu membelah lautan.Nabi Isa mampu menyembuhkan orang sakit kusta hingga menghidupkan orang yang
sudah meninggal.Sekarang tiba masanya untuk berpikir melihat alam, supaya dapat melihat bahwa semuanya itu penuh
dengan mukjizat Ilahi.
Ayat ini mengajak mereka agar memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya. Hal-hal yang menakjubkan di
dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan dan matahari serta peredarannya, laut, gunung-gunung, pohon-pohon, buah-
buahan, binatang-binatang, barang tambang dan sebagainya yang terdapat di alam semesta ini.
KANDUNGAN Q.S ALI IMRAN 190-191
• Tujuan dari ayat ini adalah sebagai pembuktian tentang tauhid, keesaan, dan kekuasaan Allah
Swt. Hukum-hukum alam yang melahirkan kebiasaan-kebiasaan pada hakikatnya ditetapkan
dan diatur oleh Allah Swt Yang Maha Hidup lagi Qayyum (Maha Menguasai dan Maha
Mengelola segala sesuatu) hal ini dapat dipahami dengan adanya undangan kepada manusia
untuk berpikir, karena sesungguhnya dalam penciptaan, yakni kejadian benda-benda angkasa
seperti matahari, bulan, dan jutaan gugusan bintang –bintang yang terdapat di langit, atau
dalam pengaturan sistem kerja langit yang sangat teliti, terdapat tanda-tanda kemahakuasaan
allah bagi ulul yakni orang-orang yang memiliki akal yang murni.
Al-Qur’an memperkenalkan satu kategori lagi dalam dunia keilmuan yang terkait dengan
kegiatan berfikir yaitu ulul albab. Ulul albab adalah orang-orang yang memiliki akal yang
murni sehingga tidak akan mengalami kerancuan dalam berfikir. Orang yang merenungkan
tentang fenomena alam raya akan dapat sampai kepada bukti yang sangat nyata tentang
keesaan dan kekuasaan Allah Swt.
1) dalam penciptaan langit dan bumi ada tanda" kekuasaan Allah bagi seorang hamba yg mau
mencermatinya , dg cara mentafakkuri atau memikirkan ayat" kauniyah Nya2) karakteristik /
ciri" org yg berfikir ttg tanda" kekuasaan Allah adalah : org yg senantiasa berdzikir kpd Allah
dg berbagai keadaannya , org yg selalu menghambahkan diri pada Allah.
HUKUM TAJWID