Anda di halaman 1dari 14

A.

PENGERTIAN AKHLAQ

Tom...
Akhlaq iku opo yo?.. Yo perlu to JER!
Kiro2 dw peru akhlaq Rumangsamu mung
ra... menungso sing perlu
akhlaq?!....
Akhlaq (etimologi):
Budi pekerti, watak dan tabiat.
 
Kata akhlaq (bahasa Arab ):
Jamak dari khuluqun (‫ )خلق‬yang
menurut lughot diartikan sebagai
budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabiat.
Menurut Rahmat Djatnika,:

1.Akhlak menurut etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab (‫ق‬ ‫خال‬ ‫)ا‬
bentuk jamak dari mufrodnya khuluq (‫)خلق‬, yang berarti budi pekerti.
Sinonimnya adalah etika dan moral.
Etika berasal dari bahasa Latin, etos yang berarti kebiasaan. Moral berasal
dari bahasa Latin juga, mores yang juga berarti kebiasaan.

2. Akhlaq menurut terminolog, kata budi pekerti terdiri dari kata “budi” dan
“pekerti”. Budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan dengan
kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio yang disebut karakter. Pekerti
adalah apa yang terlihat pada manusia, karena didorong oleh perasaan hati
yang disebut dengan behaviour. Jadi, budi pekerti merupakan perpaduan dari
hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia.
Imam Al-Ghazali :

‫اخللق عبارة عن هيئة ىف النفس را سخة عنها تصدر االفعال‬


.‫بسهولة ويسر من غري حاجة إىل فكر ورويّة عقال وسرعا‬
Bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (terlebih
dahulu).

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa hakikat akhlak menurut al-
Ghazali mencakup dua syarat:

Pertama,  perbuatan itu harus konstan, yaitu dilakukan berulang kali dalam
bentuk yang sama, sehingga dapat menjadi kebiasaan. 

Kedua,  perbuatan itu tumbuh dengan mudah tanpa pertimbangan dan


pemikiran, yakni bukan karena adanya tekanan, paksaan dari
orang lain atau bahkan pengaruh-pengaruh dan bujukan yang
indah dan sebagainya.
Konsep Pendidikan Akhlaq

A
B. OBYEK KAJIAN AKHLAQ
Objek kajian yang dibahas dalam ilmu akhlak pada
intinya adalah perbuatan manusia. Perbuatan tersebut
selanjutnya ditentukan kriterianya apakah baik atau
buruk. Dengan demikian obyek pembahasan ilmu Akhlak
berkaitan dengan norma atau penilaian terhadap suatu
perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.
C. URGENSI AKHLAQ

Aspek – aspek ajaran islam, baik aqidah, ibadah


mu’amalah bagi setiap muslim ketiganya
merupakan aspek – aspek yang bersifat taklifi
(kewajiban) yang harus dilaksanakan. Sejarah
membuktikan bahwa semua aspek ajaran tersebut tidak
dapat terlaksana tanpa adanya akhlak yang baik.
Dari sini dapat dipahami bahwa akhlak merupakan
pilar yang sangat penting dalam Islam. Akhlak yang
mulia adalah pertanda kematangan iman serta
merupakan kunci kesuksesan hidup di dunia dan
akhirat
D. NORMA DASAR DAN
TOLAK UKUR AKHLAQ

NORMA DASAR AKHLAK


“Norma” (Latin) : Berarti penyiku, suatu perkakas yg digunakan antara lain oleh
tukang kayu, dari sini memperoleh arti pedoman, ukuran, aturan/kebiasaan.
“Norma “ : Aturan-aturan yg berisi petunjuk tingkah laku yg harus atau tidak boleh
dilakukan manusia dan bersifat mengikat/ wajib.

TOLAK UKUR AKHLAK


Standarisasi /ukuran akhlak oleh sebagian ahli diletakkan sebagai alat penimbang
perbuatan baik-buruk pada faktor yang ada dalam diri manusia. Kalau yg menjadi
ukuran itu dari faktor dalam diri manusia, maka tekanannya adalah akal pikiran dan
suara hati. Bagi umat islam, Al- Qur’an dan Hadis adalah menjadi alat
pengukurakhlak. Menurut Al-Ghazali pengukur Akhlak ialah: ◊ Al-Qur’an; ◊
Sunnah Rasul; ◊ Akal (ijtihad)
E. Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlaq

Ahmad Amin mengatakan :


“Tujuan mempelajari Ilmu Akhlak dan
permasalahannya menyebabkan kita dapat menetapkan
sebagian perbuatan lainnya sebagai yg baik dan
sebagian perbuatan lainnya sebagai yg buruk. Bersikap
adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim termasuk
perbuatan buruk, membayar hutang kepada pemiliknya
termasuk perbuatan baik, sedangkan mengingkari
hutang termasuk perbuatan buruk”.
( Ahmad Amin: Kitab Al Akhlaq, t.t:3)
F. Karakteristik Akhlaq Islam
1.Akhlaq Rabbaniyah (Ketuhanan)
2.Akhlaq Insani (Fitrah Kemanusiaan)
3.Akhlaq Jami’iyah (Universal)
4.Akhlaq Wasithiyah (Keseimbangan)
5.Akhlaq Waqi’iyah (Realitas)
G. Proses Pembentukan Akhlaq

Pembentukan akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa akhlak


adalah hasil usaha pendidikan, latihan, usaha keras dan pembinaan
(muktasabah), bukan terjadi dengan sendirinya. Potensi rohaniah yang ada
dalam diri manusia termasuk di dalamnya akal, nafsu amarah, nafsu
syahwat, fitrah, kata hati, hati nurani, dan intuisi dibina secara optimal
dengan cara dan pendekatan yang tepat. 

Akan tetapi, menurut sebagian ahli bahwa akhlak tidak perlu dibentuk
karena akhlak adalah insting (garizah) yang dibawa manusia sejak lahir.
Bagi golongan ini cendrung kepada perbaikan atau fitrah yang ada dalam
diri manusia dan dapat juga berupa kata hati atau intuisi yang selalu
cendrung pada kebenaran. Dengan pandangan seperti ini maka akhlak akan
tumbuh dengan sendirinya, walaupun tanpa bentuk atau diusahakan (ghair
muktasabah). Kelompok ini lebih lanjut menduga bahwa akhlak adalah
gambaran batin ini tidak akan sanggup mengubah perbuatan batin.
H. Hub. Ilmu Akhlaq dg Ilmu Lain

1. ilmu akhlak adalah suatu ilmu yang sangat


penting dimiliki manusia karena dengan ilmu
akhlak jiwa kita lebih tenang damai, dan
menjadi manusia yang lebih baik.
2. Hubungan ilmu ahlak dengan ilmu tasawuf,
tauhid, psikologi, sosiologi, pendidikan,
filsafat dan hukum adalah untuk mengetahui
apakah keadaaan rohani dan jasmani baik
individu ataupun masyarakat tertentu baik
atau buruk.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai