Anda di halaman 1dari 81

DOKTER LAYANAN PRIMER

DALAM PELAYANAN KESEHATAN


INDONESIA

Dr. juriadi paddo, mkes.


LATAR BELAKANG

MAHA
L
Peny Tersier Sub
berat/suli spesiali
t s
Pengobatan
penyakit Sekunde Spesialisti
sedang/ khusus s
r
Promotif-preventif; Dokter Pelayanan Primer
Pengendalian penyakit (mampu memenuhi
kronis; Penyakit akut
Primer
sebagian besar
dan kebutuhan kesehatan
masalah kesehatan sehari- individu & keluarga)
BIAY KEBUTUHAN hariMASYARAKAT KOMPETENSI DOKTER
A

Kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan menjadi


acuan dalam menyusun kurikulum pendidikan kedokteran
KOMPETENSI DOKTER PELAYANAN
PRIMER

Kompetens Maha
i l

Medicine
Internal
Gynecology
Obs-
Surgery
y Pediatrics
Ophthalmolog
Dermatology
Sub-Spesialis
III III

Etc
Spesialis II
Spesialis
II DK / DU /
Family Dokter
Ib
Medicine Pelayana
I Dokte Kedokteran n Primer Ia
r Dasar
SAAT Bidang ilmu GOA Murah
kedokteran
INI DokterLyang mampu
Marjinalisasi Dokter Revitalisasi Dokter Pelayanan memenuhi sebagian
Pelayanan Primer Primer melalui program besar kebutuhan
pendidikan dokter kesehatan individu dan
Kondisi ini tidak keluarga

mendukung
JKN
PERKEMBANGAN PERATURAN
PERUNDANGAN
• TINDAK LANJUT UNDANG-UNDANG TENTANG BPJS
MENSYARATKAN ADANYA SISTEM RUJUKAN YANG LEBIH
EFEKTIF DIMANA PERAN DOKTER LAYANAN PRIMER SEBAGAI
GATE KEEPER, YAITU MENYARING PASIEN YANG AKAN
DIRUJUK.
DLP DIWAJIBKAN UNTUK MELAYANI 150 PENYAKIT DILAYANAN
PRIMER, DAN HANYA MERUJUK APABILA MEMENUHI
PERSYARATAN RUJUKAN (SESUAI DENGAN KOMPETENSI DLP)
SEHINGGA KEDEPAN SEMUA KASUS LAYANAN PRIMER
TERSEBUT TIDAK (KURANG) DITEMUKAN DIRUMAH SAKIT
PENDIDIKAN (RUMAH SAKIT RUJUKAN)
KONSEP
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PELAYANAN KESEHATAN
1. Pengelolaan Upaya kesehatan yang terpadu,
berkesinambungan, paripurna dan berkualitas, meliputi
upaya peningkatan, pencegahan , pengobatan, dan
pemulihan, yang diselenggarakan guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-
tingginya.
2. Upaya Kesehatan merupakan salah satu subsistem
Sistem
Kesehatan Nasional
3. Unsur Subsistem Upaya Kesehatan :
a. Upaya Kesehatan
b. Fasilitas pelayanan kesehatan
c. Sumber daya Upaya Kesehatan SKN 2012 Perpres
72/2012
d. Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan 2
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
• Sistem pelayanan kesehatan yang mememberikan
pelayanan esensial (health care/primary care)
• Pelayanan Kesehatan Dasar (Primary Health Care) adalah
pelayanan kesehatan esensial yang diselenggarakan
berdasarkan tatacara dan teknologi praktis, sesuai dengan
kaedah ilmu pengetahuan serta diterima oleh masyarakat,
dapat dicapai oleh perorangan dan keluarga dalam
masyarakat melalui peran aktif secara penuh dengan
biaya yang dapat dipikul oleh masyarakat dan negara
untuk memelihara setiap tahap perkembangan serta yang
didukung oleh semangat kemandirian dan menentukan diri
sendiri (WHO, 1978)
5
SISTIM PELAYANAN KESEHATAN
SKN 2012 Perpres
PELAYANA 72/2012
N
TERSIER

PELAYANA
UKM N UKP
SEKUNDER

PELAYANA
N
PRIMER

MASYARAKAT
KARAKTERISTIK STRATIFIKASI PELAYANAN
KESEHATAN
NO Karakteristik Pelayanan Pelayanan Pelayanan
primer sekunder tertier

Setiap strata memiliki 1 Tenaga Umum Spesialis Sub spesialis


Kesehatan
karakteristik tersediri
• Personalia 2 Fasilitas Sederhana Komplek Canggih
• Fasilitas
• Masalah yang 3 Masalah Sederhana Komplek Lebih
yang komplek
ditanggulangi
ditanggulangi
• Jenis
4 Jenis Rawat Rawat jalan Rawat jalan
pelayanan pelayanan jalan dan inap dan inap
Dari tiga strata di atas,
yang terpenting adalah
pelayanan primerr
MENGAPA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER ?

1. Tulang punggung pelayanan kesehatan


2. Titik Berat Pelayanan Kesehatan Primer adalah Promosi dan Prevensi
yang mendorong meningkatnya peran serta dan kemandirian masyarat
dalam mengatasi berbagai faktor risiko kesehatan
3. Keberhasilan Pelayanan Kesehatan Primer akan mendukung pelaksanaan
Jaminan Sosial Kesehatan Nasional (JKN), dimana akan mengurangi
jumlah pasien yang di rujuk.
4. Mengurangi biaya pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif
5. Pelaksanana pelayanan kesehatan primer di daerah yang baik
akan
mendukung Pembangunan kesehatan Nasional

Pelaksanaan Pelayanan kesehatan primer akan berbeda antar wilayah karena :


1. Kondisi geografis dan demografis
2. Kemampuan fiskal daerah dan individu
3. Status kesehatan masyarakat
4. Perhatian pemda pada pembangunan kesehatan di wilayahnya
DEKLARASI ALMA ATA - PRIMARY HEALTH CARE (PHC)

UKW UKM
• Pembangunan nasional Tersier
berwawasan kesehatan
(Sub-Sp) • Air bersih & Sanitasi
(pertanian, transportasi, • Gizi masyarakat
industri, makanan, dll)
Sekunder • Pendidikan
(Yankes Spesialistis) Kesehatan
• Tata ruang alam –
manusia & kegiatannya • Surveilans penyakit
• Pencegahan primer
Primer • Pencegahan primer
(Yankes Primer mampu &
mengatasi sebagian besar sekunder
kebutuhan kesehatan individu
& keluarga)
Kontak pertama ke SISTEM
pelayanan kedokteran

Individu & Keluarga

UKP
UKW = Upaya Kesehatan Wilayah
UKM= Upaya Kesehatan Masyarakat UKM
UKP = Upaya Kesehatan Perseorangan UKW
PELAYANAN KESEHATAN
PRIMER

UKM
UKP

Peningkatan dan Pencegahan


Pengobatan dan pemulihan

1. Pelayanan peningkatan 1. Pelayanan pengobatan


2. Pelayanan Pemulihan
2. Pelayanan pencegahan 3. Pelayanan peningkatan &
3. Pengobatan pencegahan
4. Pemulihan 4. Gaya hidup sehat (healthy life
style)/PHBS
Kelompok & Masyarkat Perorangan & Keluarga

 Revitalisasi UKM
 Peningkatan Efektifitas UKBM  Optimalisasi Fasyankes Primer
sebagai Gatekeeper
 Optimalisasi Sistim Rujukan

PETA STRATEGIS PELAYANAN


KESEHATAN PRIMER 8
Jenis-Jenis Fasilitas Kesehtan Primer
Milik TNI Angkatan Udara
Pusat Kesehatan Masyarakat • Seksi kesehatan TNI AU
(Puskesmas) • Lembaga Kesehatan Penerbangan dan
• Puskesmas Non Perawatan Antariksa (Laksepra)
• Puskesmas • Lembaga Kesehatan Gigi & Mulut
• Puskesmas Pembantu (Pustu) (Lakesgilut)
• Polindes
• Faskes milik Polisi Republik
Puskesmas Perawatan (Puskesmas
Tempat Tidur) Indonesia
• (POLRI)
Faskes milik TNI • Poliklinik Induk POLRI
• Poliklinik Umum POLRI
• Milik TNI Angkatan Darat • Poliklinik Lain milik POLRI
• Polkes • Tempat Perawatan Sementara (TPS)
• Poskes POLRI
• Milik TNI Angkatan Laut Praktek Dokter Umum / Klinik Umum
• Balkes A, dan D • Praktek Dokter Umum Perseorangan
• Balai Pengobatan A, B, dan C • Praktek Dokter Umum Bersama
• Lembaga Kesehatan Kelautan • Klinik Dokter Umum / Klinik 24 Jam
• Lembaga Kedokteran Gigi • Praktek Dokter Gigi
• Praktek Keperawatan
• Praktek kebidanan
DOKTER LAYANAN PRIMER
(DLP)
PENGERTIAN UMUM

“Dokter Layanan Primer adalah dokter ahli di


bidang generalis yang secara konsisten
menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran
Keluarga, ditunjang dengan Ilmu Kedokteran
Komunitas dan Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan mampu memimpin maupun
menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer.”

4
PENGERTIAN
DOKTER LAYANAN PRIMER
• Dokter Setara spesialis di bidang generalis
yang secara konsisten menerapkan prinsip
dan ilmu Kedokteran keluarga dalam
melakukan pelayanan kesehatan.
• Untuk memaksimalkan perannya maka DLP
harus ditunjang dengan Ilmu Kedokteran
Komunitas dan Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan mampu memimpin / menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan Primer
• Merupakan dokter yg telah selesai FK dan
menambah jenjang peningkatan kompetensi,
kemampuan, keterampilan dan bekerja di
layanan primer
PENGERTIAN UMUM
PENJELASAN PENGERTIAN
• Ahli di bidang generalis:
Dokter yang menempuh pendidikan lanjutan dengan kualifikasi sama dengan dokter spesialis
(Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia tingkat 8) untuk menangani masalah kesehatan pada
individu, keluarga dan masyarakat, dengan tidak memilih usia, jenis kelamin, keluhan dan
penyakit.

• Mampu memimpin dan menyelenggarakan pelayanan


Adalah kompetensi tambahan yang diperoleh dari pendidikan dokter layanan primer Pelayanan
Kesehatan Primer. Strata pelayanan yang merupakan bagian dari sistim pelayanan kesehatan
yang menjadi bagian dari suatu komunitas di masyarakat dan merupakan fasilitas kontak
pertama pasien dengan profesional dalam bidang kesehatan.

• Kualifikasi Setara Spesialis


Menempuh pendidikan dengan kualitas yang sama dengan kualitas pendidikan dokter spesialis
(36-50 SKS – Dikti 2014)
PENGERTIAN UMUM
PENJELASAN PENGERTIAN

• Ilmu Kedokteran Keluarga


Sebuah cabang Ilmu Kedokteran yang memfokuskan pada pelayanan kontak pertama yang
komprehensif dan sinambung, dengan memperhatikan bahwa setiap individu secara utuh, unik
dan spesifik, tanpa memandang usia, jenis kelamin dan penyakit, melayani individu dalam
konteks keluarga, komunitas, dan masyarakat.

• Ilmu Kedokteran Komunitas


Sebuah cabang Ilmu Kedokteran yang memfokuskan pada pelayanan individu dalam
komunitasnya yang spesifik, antara lain kedokteran kerja, kedokteran olah raga, kedokteran
penerbangan, kedokteran kelautan, kedokteran hiperbarik, dan sebagainya

• Ilmu Kesehatan Masyarakat


Sebuah disiplin ilmu yang memfokuskan pada upaya peningkatan status kesehatan masyarakat
dengan metode pendekatan prevensi dan promosi, prolonging life melalui upaya kesehatan dasar
yakni sanitasi lingkungan, pengendalian penyakit infeksi, promosi dan pemberdayaan masyarakat
6
DOKTER LAYANAN PRIMER
Tugas yang diharapkan :
• Tidak hanya mengobati, tetapi bertugas sebagai advokat di bidang
kesehatan bagi pasien.
• Menjadi pendamping bagi pasien, memberikan edukasi,
• menjelaskan dengan detil apa saja yang akan dilakukan oleh
dokter terhadap pasien sampai pasien paham,
• memberikan informasi, memberikan support,
• memberdayakan pasien, mengajari problem solving skills,
• pendekatan kepada pasien, keluarga pasien, dan komunitasnya.
• Mampu secara holistik (biopsikososialculturalspiritual)
• Tidak hanya memeriksa, memberikan resep dan memberi obat,
tetapi juga berinteraksi berbagai faktor munculnya penyakit,
dampak penyakit bagi pasien dan keluarganya.
• Dokter mampu menangani pasien secara komprehensif
yaitu promotive, preventive, curative, rehabilitativedan palliative
care. 
• Dokter ini berkerja di komunitas dan secara berkesinambungan
serta berkelanjutan mengikuti perjalanan kesehatan pasien.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 2013
TENTANG
PENDIDIKAN KEDOKTERAN

Penjelasan Ayat (2) Pasal 8 BAB II


Program dokter layanan primer ditujukan untuk memenuhi kualifikasi
sebagai pelaku awal pada layanan kesehatan tingkat pertama,
melakukan penapisan rujukan tingkat pertama ke tingkat kedua, dan
melakukan kendali mutu serta kendali biaya sesuai dengan standar
kompetensi dokter dalam sistem jaminan kesehatan nasional.

Ayat 3 pasal 8 BAB II


Program dokter layanan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kelanjutan dari program profesi dokter dan program
internsip yang setara dengan program dokter spesialis.
• Program pendidikan layanan primer dapat ditempuh selama tiga
tahun sehingga kedepannya mahasiswa kedokteran dapat
memilih five carrier pathways yaitu sebagai dokter umum, dokter
layanan primer, dokter spesialis, dosen, maupun peneliti.
• Pada tahun 2019, Indonesia diharapkan sudah dapat mencetak
dokter layanan primer bersamaan dengan target BPJS yaitu pada
tahun 2019 seluruh masyarakat Indonesia telah mengikuti JKN.
• Bunyi pasal 8 ayat 3 UU No. 20 tahun 2013 yaitu, “Program dokter
layanan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
kelanjutan dari program profesi dokter dan program internsip
yang setara dengan program dokter spesialis” berarti program
pendidikan dokter layanan primer dapat ditempuh oleh
mahasiswa yang telah lulus uji kompetensi (exit exam) dan
menjalani internship serta merupakan jenjang pendidikan yang
setara spesialis.
• Program pendidikan dokter layanan primer bersifat generalis
bukan spesialis dikarenakan ranah kompetensi DLP tidak
menyangkut satu sistem organ atau keahlian saja.
• Gelar yang akan diberikan kepada dokter yang
telah lulus program pendidikan dokter layanan
primer adalah SpFM (spesialis Famili Medisin).2 
• DLP nantinya diharapkan dapat bertindak
sebagai gate keeper yang akan menangani
sebagian besar kasus di masyarakat sendiri
hingga tuntas.
• DLP diharapkan dapat memberikan pelayanan
yang bersifat holistik, preventif dan promotif
dibandingkan kuratif.1 
• DLP juga harus berorientasi pada kedokteran
keluarga, okupasi, komunitas, manajerial, dan
kepemimpinan.2
Jenjang pendidikan
d o k t eP rh D / Doktor
2 , 5 -3 Dokter Spesialis
thn
3-5
th n
Master/magister
1-2 Dokter Keluarga
th n
2-5
Dokter t hn

Pe n d i d i k a n si 1,5 tahun + internship


profe 1tahun
Sarjana Kedokteran
3, 5
tahun
SMA
Dokter Layanan Primer Demi
Pelayanan Kesehatan
Berkualitas
DLP dibutuhkan lantaran persoalan kesehatan dunia sudah menjadi
rekomendasi dunia kedokteran internasional yang meminta layanan
primer harus dikuatkan.
KOMPETENSI DOKTER

MAHAL

Peny Tersier Sub


berat/sulit spesialis
Pengobatan
penyakit sedang/ Sekunder Spesialistis
khusus

Promotif-preventif; Dokter Pelayanan Primer


Pengendalian penyakit (mampu memenuhi
kronis; Penyakit akut dan
Primer
sebagian besar kebutuhan
masalah kesehatan sehari- kesehatan individu &
hari keluarga)
BIAY KEBUTUHAN MASYARAKAT KOMPETENSI DOKTER
A

Kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan menjadi acuan


dalam menyusun kurikulum pendidikan kedokteran
TINGKAT KEMAMPUAN DOKTER (SKDI 2012)
Jumlah Masalah 290
Jumlah Penyakit 728 4. Mendiagnosis, melakukan
Jumlah keterampilan Klinis 614 penatalaksanaan secara
mandiri dan tuntas:
3. Mendiagnosis, melakukan 4A – Ketika lulus
penatalaksanaan awal, dan 4B – Setelah Internship/ PKB
merujuk:
3A – Bukan Gawat Darurat Jumlah Penyakit 136
3B – Gawat Darurat Jumlah Keterampilan
Klinis 450
2. Membuat Diagnosis Klinik,
Jumlah 155 (3A) dan 95 (3B)
merujuk tepat
Jumlah keterampilan Klinis 59 (3A)
1. Mengenali, dan 61 (3A)
menjelaskan gambaran
klinik penyakit, merujuk Jumlah Penyakit 267
tepat Jumlah Keterampilan Klinis 59

Jumlah Penyakit 75
Jumlah Keterampilan Klinis 44 Dokter Medis
Dasar
KOMPETENSI DOKTER PELAYANAN PRIMER

Kompetensi Mahal

Medicine

Gynecology

Surgery
Pediatrics
Ophthalmology
ogy
Sub-Spesialis
III III

Internal

Obs-

Dermatol
Etc
Spesialis II
Spesialis
II DK / DU /
Family Medicine Dokter
Ib
Pelayanan
I Dokter Kedokteran Dasar Primer Ia
Murah
SAAT INI Bidang ilmu kedokteran GOAL
Dokter yang mampu
Marjinalisasi Dokter Revitalisasi Dokter Pelayanan memenuhi sebagian
Pelayanan Primer Primer melalui program besar kebutuhan
pendidikan dokter kesehatan individu dan
Kondisi ini tidak keluarga

mendukung
JKN
KOMPETENSI DOKTER PELAYANAN PRIMER

Kompetensi Mahal

Medicine
Internal
Gynecology
Obs-
Surgery
y Pediatrics
Ophthalmolog
Dermatology
Sub-Spesialis
III III

Etc
Spesialis II
Spesialis
II DK / DU /
Family Medicine Dokter Ib
Pelayanan
I Dokter Kedokteran Dasar Primer Ia
Murah
SAAT INI Bidang ilmu kedokteran GOAL
Dokter yang mampu
Marjinalisasi Dokter Revitalisasi Dokter Pelayanan memenuhi
Pelayanan Primer Primer melalui program sebagian besar
pendidikan dokter kebutuhan kesehatan
Kondisi ini tidak individu dan keluarga

mendukung JKN
LOGICAL FRAMEWORK
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS PELAYANAN PRIMER
Pola Pencarian Layanan Kesehatan Strata Fasilitas Kesehatan Peran dan Fungsi

h 0,1% ke • PUSAT RUJUKAN untuk mengatasi masalah


Rana are strata Sub Sp khusus, juga sebagai pusat penelitian &
e dic a l c tersier
pengembangan ilmu kedokteran
M

3-5% ke
Kendali
Biaya 50 Kendali
Mutu
• BACK-UP untuk mengatasi masalah
strata
sekunder
% kesehatan yang tidak dapat diselesaikan
Dokter Pelayanan Primer (DPP)
RS, Klinik Sp
• GATEKEEPER untuk memenuhi sebagian
besar kebutuhan kesehatan warga

50
(promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif)
25-33% ke
• 1 DPP mengayomi + 2500 warga
%
strata primer Klinik/Praktik Mandiri • Rerata kontak per orang per tahun + 4 kali
Dokter Pelayanan Primer • Sekitar 10-12% dirujuk ke strata sekunder
di tengah masyarakat

SETIAP WARGA diajak berpola hidup sehat,


75-80% punya gejala Fasilitas pendukung Self-Care mampu mengobati diri sendiri (SELF-CARE) &
dan faktor risiko tahu saat yang tepat berkunjung ke dokter

Integrasi dan rayonisasi fasilitas kesehatan SETIAP WARGA wajib mendaftarkan diri ke 1
Gambaran peristiwa kesakitan
untuk menjamin ketersediaan, keadilan, mutu, klinik/praktik mandiri strata primer yang
per 1000 orang dalam sebulan
keterjangkauan, kesinambungan & keamanan berada di wilayahnya

Source: Lord Dawson's Report on Future Provision of Medical and Allied Services 1920. Green, The Ecology of medical care revisited 2001. Starfield, Primary Care, Balancing
Health Needs, Service, and Technology 1998. Modified by Gatot Soetono
Ranah DLP

Ilmu Kesehatan
ilmu kedokteran Komunitas
Masyarakat

ilmu kedokteran keluarga


The Five Stars Doctor
1.mampu berperan sebagai penyedia
pelayanan kesehatan (care provider),
2.pengambil keputusan (decision-maker),
3.komunikator yang baik (communicator),
4.pemimpin masyarakat (community leader),
5.pengelola manajemen (manager).
Ciri dokter layanan primer adalah: (Goroll, 2006)

1. Menjadi kontak pertama dengan pasien.


2. Menangani pasien untuk semua umur
3. Menangani pasien untuk semua Jenis
kelamin
4. Menangani pasien untuk masalah kesehatan
pada semua Jenis organ
Peran dokter layanan primer adalah: (Goroll, 2006)

1. Menjadi kontak pertama dengan pasien.


2. Membuat diagnosis medis dan penanganannya,
3. Membuat diagnosis psikologis dan penangannya,
4. Memberi pembinaan berkelanjutan (continuing care) .
5. Memberi dukungan personal bagi setiap pasien dengan berbagai
latar belakang dan berbagai stadium penyakit
6. Mengkomunikasikan informasi tentang pencegahan, diagnosis,
pengobatan, dan prognosis.
7. Melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit kronik dan
kecacatan melalui penilaian risiko, pendidikan kesehatan, deteksi
dini penyakit, terapi preventif, dan perubahan perilaku.
8. Merujuk pasien atas indikasi tertentu.
PELAYANAN KESEHATAN YANG DIJAMIN
MENURUT UU NO.40THN 2004

PELAYANAN KESEHATAN
PERSEORANGAN
“ KOMPREHENSIF”

KENDALI KENDALI
BIAYA Pasal. 22 MUTU

OBAT dan BMHP

PELAYANAN KESEHATAN SECARA BERJENJANG


PELAYANAN BERJENJANG
PerMenkes 001/2012 BAB III Pasal 4

(1) Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai


kebutuhan medis dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat
pertama.
(2) Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan
atas
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
(3) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat
pertama.
(4) Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter
dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat
pertama.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3),
dan ayat (4) dikecualikan pada keadaan gawat darurat, bencana,
kekhususan permasalahan kesehatan pasien, dan pertimbangan
geografis.
PELAYANAN BERJENJANG

Tersie
r

Sekunder

Gatekeeper (!)
sebagai kontak pertama pada
pelayanan kesehatan formal dan
Primer penapis rujukan sesuai dengan
Pedoman Pelayanan Medik.

Rujukan balik Rujukan


KONSEP GATEKEEPER
Gatekeeper dalam managed care dapat didefinisikan
sebagai dokter yang berwenang mengatur pelayanan
kesehatan bagi peserta, sebagai tempat pertama yang
dikunjungi pasien, menatalaksana pasien,sekaligus
bertanggungjawab dalam rujukan pelayanan kesehatan
lanjutan sesuai kebutuhan medis peserta.
• Pelayanan sesuai kebutuhan
medik peserta dan holistik
Dokel sebagai
• Promotif dan preventif a.l:
GateKeeper
Deteksi dini
• Personalisasi layanan  hubungan
dokter – pasien/keluarga

21
Tugas dan Fungsi Gate Keeper (!)
Tugas sebagai gatekeeper :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan peserta secara paripurna, terpadu dan bermutu
2. Mengatur pelayanan kesehatan lanjutan melalui sistem rujukan.
3. Penasehat, konselor, dan pendidik untuk mewujudkan keluarga sehat
4. Manajer sumber daya

Fungsi Gatekeeper
Menjaga masyarakat, keluarga, individu tetap sehat dgn memperhatikan :
5. pola hidup sehat
6. menjauhkan at risk
7. individual / mass screening
8. diagnosa dini
9. prompt treatment
10. rehabilitasi
PRINSIP PELAYANAN DOKTER LAYANAN PRIMER (!)

1. Pelayanan Tingkat Pertama (primary care);


2. Pelayanan yang mengutamakan promosi dan pencegahan
(promotif dan preventive);
3. Pelayanan bersifat pribadi (personal care);
4. Pelayanan paripurna (comprehensive care);
5. Pelayanan menyeluruh (holistic care);
6. Pelayanan terpadu (integrated care);
7. Pelayanan berkesinambungan (continuum care);
8. Koordinatif dan kerjasama;
9. Berorientasi pada keluarga dan komunitas (family and
community oriented);
10. Patient safety.
PRASYARAT DOKTER LAYANAN PRIMER

1. Memiliki fasilitas pelayanan


2. Memiliki SDM kesehatan
3. Memiliki peralatan pelayanan kesehatan
4. Mampu memberikan pelayanan jenis pelayana
yang
sesuaitelah ditetapkan n
5. Memiliki sistim administrasi dan pelayana
manajemen kesehatan n
6. Mampu menetapkan biaya pelayanan
7. Memiliki SPO Pelayaan
8. Memiliki jejaring rujukan
SIAPAKAH GATE KEEPER

• Adalah dokter yang bekerja pada pelayanan


kesehatan primer
• Dokter yang pertama kali ditemui masyarakat
• Antara lain :
– Dokter/Dokter Gigi di Klinik Puskesmas
– Dokter/Dokter Gigi di Klinik Pratama
– Dokter/Dokter Gigi Praktik Mandiri
KOMPETENSI
DOKTER LAYANAN PRIMER
• Profesi dokter adalah profesi yang menjalankan
tugas yang kompleks, dengan hasil yang sering
tidak pasti dan menyangkut keselamatan jiwa.
• Mereka bekerja bergantung kepada
keterampilan dan keputusan individual dalam
batas-baras norma yang disepakati oleh
profesi.
• Untuk itu dibutuhkan standar
kompetensi dan pedoman kewenangan
bagi dokter dalam menjalankan tugas
profesionalnya.
STANDAR KOMPETENSI
• Standar kompetensi terdiri
dari:
– Area kompetensi,
– Kompetensi inti,
– Penjabaran kompetensi,
– Tingkat kompetensi.
STANDAR KOMPETENSI DOKTER

1. Komunikasi efektif
2. Keterampilan Klinis
3. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
4. Pengelolaan Masalah Kesehatan
5. Pengelolaan Informasi
6. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
7. Etika, Moral, Medikolegal dan
Profesionalisme serta Keselamatan
Pasien
• Kompetensi dokter layanan primer diwarnai oleh

KOMPETENSI sebagian besar (80%) Ilmu Kedokteran Keluarga


dan ditunjang 20% dari Ilmu Kedokteran Komunitas
dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
• Sebagai profesi yang akan menempuh
Praktik di pendidikan terstruktur setelah pendidikan
Praktik di layanan
layanan sekunder Tidak Dokter, maka DLP merupakan dokter yang telah
primer dan tersier berpraktik kompeten sebagai dokter dan akan ditingkatkan
kompetensinya.

Program • Mengacu pada UU Dikdok, maka Fakultas


Spesialisasi
3-5 tahun
Kedokteran akan menghasilkan lulusan yang
Program memiliki Kompetensi sudah siap / mampu /
Dokter
Bekerja non sah menjalankan profesinya di strata primer.
Layanan
praktik
Primer
kedokteran
3 tahun
misalnya • Selanjutnya, bila dokter bermaksud meningkatkan
struktural, kompetensi profesinya dalam berpraktik, lulusan
LSM, WHO,
Dokter dsb dapat mengikuti Program Pendidikan Dokter
Praktik
Layanan Primer atau Program Pendidikan
Program Spesialis lainnya.
Umum internship
1 tahun • Dengan mengikuti Program Pendidikan DLP, ia
Program Studi
akan mencapai Kompetensi DLP dan menjalankan
Kedokteran profesinya di layanan primer sesuai dengan
5 tahun
kebutuhan Indonesia.
Area Kompetensi
Dokter Layanan Primer terdiri atas

1. Etika, Hukum, dan Profesionalisme


di Pelayanan Primer
2. Komunikasi Holistik,
Komprehensif, dan Kecakapan Ketrampilan Klinis Manajemen
berbasis Fasyankes Primer
Budaya pencegahan

3. Kepemimpinan Kepemimpinan
4. Pengelolaan Kesehatan yang Etika, hukum & Komunikasi holistik,
profesionalisme di komprehensif &
berpusat pada Individu dan pelayanan primer kecakapan budaya
Keluarga
Pengelolaan
5. Pengelolaan Kesehatan yang kesehatan yang
Pengelolaan
kesehatan yang
berorientasi pada Komunitas dan berorientasi pada berpusat pada individu
komunitas & & keluarga
Masyarakat masyarakat

6. Keterampilan Klinis berbasis


pencegahan di layanan primer
7. Manajemen Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer
Definisi kompetensi DLP

Kompetensi dokter layanan primer adalah


kemampuan yang dimiliki oleh dokter yang
lulus dari program studi atau yang telah
mengikuti program rekognisi pembelajaran
lampau dan pendidikan masa transisi menjadi
dokter layanan primer.
Area kompetensi
Komponen
Etika, Hukum dan 1 kompetensi
Profesionalisme di • Menyadari keberadaan dirinya sebagai
Pelayanan Primer bagian dari masyarakat sosial disekitarnya
Kompetensi dan memberikan kontribusi bagi lingkungan
inti kehidupannya
• Mengaplikasikan hak dan kewajiban
sebagai pengelola wahana pendidikan di
pelayanan primer yang merupakan bagian
Mampu menyelaraskan antara
individu, keluarga, komunitas dan
dari sistem kesehatan akademik
masyarakat, dalam mengelola bertaraf internasional
masalah kesehatan dan pengelolaan
fasilitas pelayanan kesehatan primer
• Mempraktikkan dan mendorong sekitarnya
sesuai dengan standar etika dan untuk belajar sepanjang hayat serta
profesi, meliputi akuntabilitas, merespon kebutuhan pendidikan kedokteran
orientasi pelayanan, komitmen pada di layanan primer sebagai pendidik
pengembangan profesionalisme dan
pembelajaran sepanjang hayat • Mampu menjalin dan memelihara
dengan cara membangun karakter kerjasama profesional dalam
profesional, dan kompetensi individu. mengembangkan dan menyelenggarakan
pendidikan kedokteran dan profesi
kesehatan lainnya di layanan kesehatan
primer
Area kompetensi
Komponen kompetensi
Komunikasi 2 • Membina hubungan baik dengan individu, keluarga dan
Holistik, masyarakat berbasis kecakapan budaya di pelayanan
Komprehensif dan kesehatan primer
Kecakapan Budaya
Kompetensi inti • Melakukan penelusuran riwayat penyakit berdasarkan sudut
pandang individu, keluarga dan masyarakat dan latar
Mampu berkomunikasi secara verbal belakang biopsikososiokulturospiritual diikuti dengan
dan non verbal dengan pasien, klarifikasi berdasarkan pengetahuan biomedis
keluarga, masyarakat, sejawat,
profesi lain, dan pemangku
• Menjelaskan kembali dengan bahasa yang dimengerti oleh
pasien mengenai penerapan ilmu biomedik, ilmu humaniora,
kepentingan (stakeholder) sebagai
ilmu kedokteran klinik, dan ilmu kesehatan masyarakat/
pemberi layanan kesehatan,
kedokteran pencegahan / kedokteran komunitas yang terkini
pendidik (educator), peneliti,
untuk membangkitkan motivasi partisipasi keluarga dan
pemimpin, kordinator, dan manajer
masyarakat dalam mengelola masalah kesehatan secara
fasilitas pelayanan kesehatan primer
holistik dan komprehensif
untuk melakukan pengelolaan
masalah kesehatan, advokasi, • Melakukan pengambilan keputusan klinik dengan melibatkan
negosiasi (mediasi), dan mobilisasi individu dan mempertimbangkan keterlibatan keluarga dan
individu, keluarga, masyarakat, dan masyarakat
media massa sehingga berhasil
membangun kemitraan secara
• Mengembangkan koordinasi dan kolaborasi dalam
mewujudkan komunikasi efektif interprofesional dan
berkesinambungan dengan individu,
multidisiplin di layanan kesehatan primer maupun di berbagai
keluarga, masyarakat, sejawat,
tingkat pelayanan
profesi lain, dan pemangku
kepentingan dengan menghargai • Membuat media edukasi dan menggunakannya untuk
dan menggunakan latarbelakang kepentingan promosi dan prevensi
sosial budaya pasien dan lingkungan
setempat sebagai sumberdaya yang
• Menulis artikel ilmiah di bidang layanan kesehatan
primer
bermanfaat.
Area kompetensi
Pengelolaan Komponen
Kesehatan
3 kompetensi
yang Berpusat pada
Individu dan Keluarga
Kompetensi
inti
• Melakukan prosedur diagnosis holistik dan penatalaksanaan
komprehensif serta berkontribusi dalam bentuk laporan kasus
berbasis bukti demi pengembangan ilmu dan pelayanan

Mampu menganalisis dan


• Melakukan prosedur diagnosis dan tatalaksana individu dan
keluarga, dengan pendekatan klinis yang sesuai kebutuhan
mengevaluasi masalah kesehatan
pasien, peraturan perundangan yang berlaku, dana, serta
pasien dalam bidang ilmu, teknologi,
aksesibilitas pelayanan yang berkeadilan
dan praktik kedokteran keluarga
serta merespon dinamika faktor • Mengembangkan penerapan ilmu-ilmu biomedik, klinik medik
eksternal yang meliputi perspektif dan bedah, kedokteran keluarga, kedokteran komunitas,
pasien dan komunitas, lingkungan, ilmu perilaku dan ilmu kesehatan masyarakat dalam praktis
budaya, kebijakan, prioritas masalah sebagai DLP dan dalam penelitian
kesehatan nasional dan fasilitas
pelayanan kesehatan primer,
• mengkoordinasikan pelayanan individu dan keluarga,
terintegrasi lintas bidang disiplin ilmu dan profesi kesehatan
dengan menggunakan pendekatan
demi tercapainya tujuan pelayan.
praktik primer berbasis bukti serta
penerapan prinsip-prinsip pelayanan • menerapkan langkah-langkah EBM dalam
yang holistik, komprehensif, penyelesaian masalah pasien dan keluarganya
bersinambung, terkordinasi, berbasis EBCR
pencegahan, sadar mutu dan sadar
biaya.
Area kompetensi
Komponen kompetensi
Ketrampilan Klinis 4 • Memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran terkini
guna meningkatkan ketrampilan klinik praktis dalam bidang ilmu
berbasis kedokteran keluarga dan komunitas di layanan primer
pencegahan • Melakukan prosedur klinis untuk penapisan penyakit sesuai masalah,
kebutuhan pasien dan kewenangannya, berdasarkan kelompok nama
Kompetensi penyakit serta masalah tanda atau gejala klinik
inti • Melakukan prosedur klinis untuk kegawat daruratan klinis sesuai
masalah, kebutuhan pasien dan kewenangannya, berdasarkan
kelompok nama penyakit serta masalah tanda atau gejala klinik di
layanan primer
• Melakukan prosedur klinis untuk stabilisasi dan rujukan yang tepat
sesuai masalah, kebutuhan pasien dan kewenangannya
• Melakukan prosedur klinis untuk pelayanan paliatif dan hospis serta
Mampu mengelola masalah perawatan di rumah sesuai masalah, kebutuhan pasien dan
kesehatan berdasarkan ilmu kewenangannya, berdasarkan kelompok nama penyakit serta
masalah tanda atau gejala klinik
pengetahuan dan teknologi terkini
untuk melakukan penapisan • Melakukan prosedur klinis untuk pengelolaan rujuk balik yang tepat
sesuai masalah, kebutuhan pasien dan kewenangannya
berbagai masalah kesehatan mulai
dari tahap asimptomatik sampai • Melakukan prosedur klinis untuk rehabilitasi komunitas, okupasi dan
sosial sesuai masalah, kebutuhan pasien dan kewenangannya,
tahap rehabilitasi (continuum of berdasarkan kelompok nama penyakit serta masalah tanda atau gejala
disease), melalui ketrampilan klinis klinik
terlatih dalam kewenangan di • Mengaplikasikan pengembangan ilmu pengetahuan baru melalui
pelayanan primer. praktik layanan primer dalam bidang ilmu kedokteran keluarga dan
komunitas.
• Mengembangkan teknologi kedokteran baru yang inovatif, kreatif dan
teruji dalam bidang ilmu kedokteran keluarga dan komunitas melalui
kegiatan riset dalam bidang ilmu kedokteran keluarga dan komunitas
Area kompetensi
Pengelolaan kesehatan Komponen kompetensi
yang berorientasi pada 5
• Merencanakan dan berkontribusi dalam sebuah riset multidisiplin
komunitas dan terkait bidang ilmu kedokteran keluarga dan kedokteran komunitas
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
masyarakat bidang ilmu kedokteran keluarga yang bermanfaat bagi masyarakat
Kompetensi dan ilmu kesehatan serta mampu mendapat pengakuan nasional
maupun internasional.
inti
• Mengelola riset melalui pengkajian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran dibidang ilmu kedokteran
keluarga dan kedokteran komunitas yang hasilnya dapat
diaplikasikan pada tahap internasional dan layak dipublikasikan di
tingkat nasional dan internasional.
Mampu mengidentifikasi masyarakat • Mengelola riset untuk menapis ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai masyarakat yang memiliki kedokteran terkini di bidang ilmu kedokteran keluarga dan komunitas
risiko (population at risk), dengan yang aplikasinya sesuai dan bermanfaat bagi masyarakat dan ilmu
melakukan analisa terhadap pengetahuan di tingkat nasional dan internasional
determinan sosial kesehatan (social • Mengidentifikasi perhatian masyarakat yang berhubungan dengan
determinants of health), dan kesehatan
diagnosis komunitas (community
diagnosis), untuk meningkatkan
• Mengidentifikasi masalah kesehatan dan risiko masalah kesehatan
serta populasi yang berisiko
kesehatan melalui pencegahan, dan
pemberdayaan masyarakat • Mengembangkan dan menerapkan intervensi dengan tekhnologi
praktis terkini yang efisien dan efektif
(community empowerment) dalam
konteks pengelolaan kesehatan di • Mengevaluasi program kesehatan masyarakat yang sedang
pelayanan primer. diselenggarakan
• Memberdayakan potensi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang bersangkutan
Area kompetensi
Komponen
Manajemen fasilitas 6 kompetensi
pelayanan
kesehatan primer
Kompetensi • Menerapkan patient safety sebagai dasar
manajemen fasilitas pelayanan kesehatan
inti
primer
• Menganalisis masalah kesehatan pada
pelayanan klinis di fasilitas pelayanan
kesehatan primer
• Menatalaksana fasilitas pelayanan kesehatan
Mampu menghasilkan nilai tambah primer yang berorientasi pada kedokteran
dalam proses pengelolaan fasilitas keluarga, kedokteran komunitas dan
pelayanan kesehatan primer melalui kesehatan masyarakat
penerapan fungsi manajemen dan
prinsip kewirausahaan sehingga • Mengaplikasikan konsep manajemen fungsional
dapat meningkatkan mutu (logistik, keuangan, SDM, sarana prasarana,
kesehatan, aksesibilitas, efektfitas
dan efisiensi fasilitas pelayanan
manajemen data dan sistem informasi
kesehatan primer kesehatan) pelayanan kesehatan primer
• Mengaplikasikan konsep good corporate
governance, clinical governance, dan
dinamika lingkungan bisnis untuk
menyusun perencanaan strategis
pelayanan kesehatan primer
Area kompetensi
Komponen kompetensi
7 • Melakukan refleksi diri pada bagaimana niai dan prinsip pribadi
mempengaruhi perilaku kesehatan diri dan dampaknya terhadap orang
lain serta aktif mencari peluang untuk belajar dan berkembang
Kepemimpinan • Mengidentifikasi peluang dan dorongan untuk berubah (misal dari
segi politik, sosial, teknis, ekonomi, organisasi, lingkungan profesi)
Kompetensi yang membawa nilai lebih terhadap pelayanan dengan
memanfaatkan umpan balik berbagai pihak,
inti
• Bertindak secara terbuka dan jujur dengan menghargai budaya,
keyakinan dan kemampuan orang lain dalam pelayanan
• Membangun jaringan, menjaga hubungan, serta mendorong adanya
Mampu membangun mental kontribusi dan pandangan orang lain dalam pelayanan kesehatan
pemimpin agar dapat berperan • Berkomunikasi secara jelas dan efektif dengan orang lain dengan
sebagai pemimpin, kordinator dan memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan serta perasaan
manajer pelayanan kesehatan dan orang lain
fasilitas pelayanan kesehatan
primer, serta mampu membangun
• Bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk
mengevaluasi pelayanan secara konstruktif dan merumuskan rencana
iklim dan budaya organisasi untuk strategis dalam rangka meningkatkan keamanan pasien dan
beradaptasi dan mentrasformasi meminimalkan risiko
seluruh elemen organisai dengan • Menjadi pemimpin dalam sebuah tim pelayanan kesehatan serta
mengembangkan peran memberikan pelayanan yang aman dan efektif dengan
kepemimpinan dalam mengelola menggunakan berbagai sumber daya yang tersedia
masalah kesehatan melalui
kepemimpinan yang efekif (team
• Menyusun, mengkomunikasikan, dan mewujudkan visi dalam
menentukan arah pelayanan dengan mempertimbangkan berbagai
leadership dan drive result). faktor yang akan berdampak pada masa depan
• Memahami konsep pembelajaran dewasa dan ʻclinical teachingʼ serta
evaluasi belajarnya untuk berkontribusi dalam pengembangan
profesionalisme pendidikan dokter
TINGKAT KOMPETENSI
TINGKAT DESKRIPSI CONTOH

KEMAMPU
AN
Tingkat 1 Dapat mengenali dan 1. Aneurisma jantung
menempatkan gambaran- 2. Hipertensi paru
gambaran klinik sesuai penyakit 3. Kanker ovarium
ini ketika membaca literatur. 4. Sindroma
Dalam korespondensi, ia dapat androgenital
mengenal gambaran klinik ini, dan 5. Penyakit Huntington
tahu bagaimana mendapatkan 6. Duchenne muscular
informasi lebih lanjut. Level ini dystrophy
mengindikasikan overview level. 7. Neuroma
Bila menghadapi pasien dengan akustik
gambaran klinik ini dan menduga 8. Limfoma
penyakitnya, Dokter segera Hodgkin
merujuk. 9. Karsinoma
sel
skuamosa
10. Prolaktino
TINGKAT KOMPETENSI
TINGKAT DESKRIPSI CONTOH

KEMAMPU
AN
Tingkat 2 Mampu membuat diagnosis klinik 1. Mitral stenosis, mitral
berdasarkan pemeriksaan fisik dan regurgitasi.
pemeriksaan tambahan yang diminta 2. VSD, ASD
oleh dokter (misalnya : pemeriksaan 3. TBC dengan
pneumotoraks
laboratorium sederhana atau X-ray). 4. Hernia inguinal
Dokter mampu merujuk pasien 5. Sirosis hepatis
secepatnya ke spesialis yang relevan 6. Batu empedu
dan mampu menindaklanjuti 7. Fistula anal
sesudahnya 8. Gagal ginjal kronik
9. Hidrokel
10. Kehamilan ektopik
TINGKAT
TINGKAT DESKRIPSI CONTOH

KEMAMPU
KOMPETENSI
AN
Tingkat 3a Mampu membuat diagnosis klinik 1. Stable angina
berdasarkan pemeriksaan fisik dan 2. Hipertensi sekunder
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang 3. Pleuritis TB
diminta oleh dokter (misalnya : 4. Pneumonia aspirasi
pemeriksaan laboratorium sederhana atau 5. Apendisitis akut
X-ray). Dokter dapat memutuskan dan 6. Hemoroid
memberi terapi pendahuluan, serta 7. Hepatitis
merujuk ke spesialis yang relevan (bukan 8. Artritis rematoid
kasus gawat darurat).

Tingkat 3b Mampu membuat diagnosis klinik 1. Infark miokard


berdasarkan pemeriksaan fisik dan 2. Takikardi supraventrikel
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang 3. Syok septik
diminta oleh dokter (misalnya : 4. Status asmatikus
pemeriksaan laboratorium sederhana atau 5. Pneumotorak
X-ray). Dokter dapat memutuskan dan 6. Perdarahan
memberi terapi pendahuluan, serta gastrointestinal
merujuk ke spesialis yang relevan (kasus 7. Reaksi anafilaktik
gawat darurat). 8. Stroke iskemik
9. Hipoglikemi
TINGKAT KOMPETENSI
TINGKAT DESKRIPSI CONTOH

KEMAMPU
AN
Tingkat 4 Mampu membuat diagnosis klinik 1. Hipertensi esensial
berdasarkan pemeriksaan fisik dan 2. TBC tanpa komplikasi
pemeriksaanpemeriksaan tambahan 3. TBC dengan HIV
yang diminta oleh dokter 4. Asma bronkial
5. Kandidiasis
(misalnya : pemeriksaan 6. Gastritis
laboratorium sederhana atau X-ray). 7. Hepatitis tanpa
Dokter dapat memutuskan dan komplikasi
mampu menangani problem itu 8. Gastroenteritis
secara mandiri hingga tuntas. 9. Infeksi saluran kemih
10. Alergi makanan
11. Akses folikel rambut
12. Anemia defisiensi besi
13. Konjungtivitis
14. Defisiensi nutrisi
15. Obesitas
16. Kejang demam
17. Otitis media
18. Motion sickness
TINGKAT KOMPETENSI KETERAMPILAN
KLINIK
TINGKAT DESKRIPSI CONTOH

KEMAMPU
AN
Tingkat 1 Lulusan dokter memiliki 1. Pungsi arteri
(mengetahui pengetahuan teoritis mengenai 2. CT-scan, MRI
dan keterampilan ini, sehingga dapat 3. Endoskopi
menjelaskan) menjelaskan kepada teman sejawat, 4. Kateterisasi jantung
pasien maupun klien tentang 5. Bronkoskopi
konsep, teori, prinsip maupun 6. EEG
indikasi, serta cara melakukan, 7. Laparaskopi
komplikasi yang timbul, dan 8. Amniosentesis
sebagainya.
TINGKAT KOMPETENSI KETERAMPILAN KLINIK
TINGKAT DESKRIPSI CONTOH
KEMAMPUAN
Tingkat 2 Lulusan dokter memiliki 1. Tes alergi
(pernah pengetahuan teoritis mengenai 2. WSD
melihat atau keterampilan ini (baik konsep, 3. EEG, EMG
pernah di teori, prinsip maupun indikasi, 4. ECT
demonstrasika cara melakukan, komplikasi, dan 5. Pungsi lumbal
n) sebagainya). Selain itu, selama 6. Ekokardiografi
pendidikan pernah melihat atau 7. Biopsi jaringan
pernah didemonstrasikan 8. Blok regional
keterampilan ini. 9. Kolostomi
10. Kolposkopi
11. Seksio Saesaria
12. Timpanometri
13. Perimetri
14. Mengeluarkan benda
asing dari kornea
TINGKAT KOMPETENSI KETERAMPILAN KLINIK
TINGKAT DESKRIPSI CONTOH

KEMAMPU
AN
Tingkat 3 Lulusan dokter memiliki 1. Pemeriksaan apusan
(pernah pengetahuan teoritis darah
melakukan atau mengenai keterampilan ini 2. EKG
pernah (baik konsep, teori, prinsip 3. Tes fungsi paru
menerapkan maupun indikasi, cara 4. Pemberian insulin
dibawah melakukan, komplikasi, dan 5. Kanulasi intravena
supervisi) sebagainya). Selama 6. Pemeriksaan diplopia
pendidikan 7. Pemeriksaan lapangan
pernah melihat atau pernah pandang
didemonstrasikan 8. Pemeriksaan kesadaran
keterampilan ini, dan 9. Pemeriksaan MMSE
pernah menerapkan 10. Pemeriksaan IMT
keterampilan ini beberapa 11. Intubasi
kali di bawah supervisi. 12. Pemeriksaan ortopedi
13. Perawatan luka bakar
14. Sirkumsisi
15. Insersi IUD
TINGKAT KOMPETENSI KETERAMPILAN KLINIK
TINGKAT DESKRIPSI CONTOH
KEMAMPUAN

Tingkat 4 Lulusan dokter memiliki 1. Pemeriksaan fisis


(mampu pengetahuan teoritis mengenai 2. Pungsi vena
melakukan keterampilan ini (baik konsep, 3. Pemeriksaan
secara mandiri) teori, prinsip maupun indikasi, sputum untuk TB
cara melakukan, komplikasi, 4. Resusitasi mulut ke
dan sebagainya). Selama mulut
pendidikan 5. Pemeriksaan
pernah melihat atau pernah reaksi pupil
didemonstrasikan ketrampilan 6. Pemeriksaan
ini, dan pernah menerapkan kekuatan
keterampilan ini beberapa kali otot
di bawah supervisi serta 7. Pemeriksaan
memiliki pengalaman untuk fungsi kordinasi
menggunakan dan menerapkan 8. Pemeriksaan nyeri
keterampilan ini dalam 9. Pemeriksaan GCS
konteks praktik dokter secara 10. Pemeriksaan refleks
mandiri. fisiologis dan
patologis
Keunggulan spesifik DLP
DLP adalah dokter generalis yang ahli sebagai generalis karena
memiliki kemampuan untuk melaksanakan pelayanan secara:
1. Holistik, yaitu melihat pasien sebagai individu yang utuh sehingga
memandangnya dari sudut pandang bio-psiko-sosio-kultural-
spiritual
sekaligus
2. Komprehensif, yaitu memperhatikan pasien bukan hanya
untuk keadaan saat ini, namun dengan berprinsip pencegahan
akan
menatalaksana pasien dan keluarganya mulai dari
pencegahan
primer, sekunder, tersier dan kuartener yang sesuai
dan memungkinkan
3. Bersinambung, yaitu mengkoordinasi pelayanan yang
memungkinkan
untuk memperhatikan apa yang terjadi pada sebelum
1
saat ini dan
7
Keunggulan spesifik DLP
DLP adalah dokter generalis yang ahli sebagai generalis karena
memiliki kemampuan untuk melaksanakan pelayanan secara:
4.Kolaboratif, yaitu bekerjasama interprofesional dengan tenaga
kesehatan lain secara kondusif dan sistimatik sesuai dengan
kompetensi dan kewenangannya masing-masing, mulai dari
sesama pelayanan kesehatan tingkat pertama maupun dengan
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan.
5.Berpusat pada pasien (patient-centered) dan berfokus pada
keluarga, yaitu memperlihatkan keyakinannya bahwa setiap
pasien
memiliki latarbelakang, faktor, pengaruh dan persepsi yang
berbeda sehingga memperhatikan kebutuhan dan kepentingan
pasien dalam konteks keluarga.
6.Berorientasi pada komunitas, lingkungan, bangsa dan negara,
yaitu memperhatikan bahwa pasien merupakan bagian dari
epidemiologi dan kelompok risiko, serta pelayanan
kesehatannya merupakan bagian dari sistim kesehatan
1
nasional.
8
Keunggulan spesifik DLP

DLP adalah dokter generalis yang ahli sebagai generalis karena


memiliki kemampuan untuk melaksanakan pelayanan secara:
7.Profesional, yaitu dapat berkomunikasi efektif dengan pasien dan
keluarga, menjelaskan seluk beluk masalah kesehatan, melakukan
pemeriksaan fisik yang sesuai, mensintesis diagnosis dan rencana
penatalaksanaan, memastikan terjadi kesepahaman antar dokter-
pasien dan keluarganya, serta mengenali kebutuhan pelayanan
untuk melakukan konsultasi dan rujukan kolaboratif dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.

1
9
Contoh kurikulum prodi
DLP FKUI

3
3
Contoh kurikulum
prodi DLP FKUI
Contoh kurikulum prodi DLP
FKUI
Kurikulum

Tahap Magang: Tahap Praktik:


Praktik di Praktik di
Tahap
wahana primer wahana primer
Dokter praktik Pengayaan: PJJ,
(tempat di tempat DLP setara
di layanan
i Pelatihan di RS,
kerjanya sendiri kerjanya sendiri spesialis
n
primer Pelatihan di
atau tempat tanpa
wahana primer
lain) dengan supervisi
supervisi + penyelesaian
tesis

inp pro outp


ut ses ut
Estimasi kebutuhan

Sumber; Naskah akademik DLP 2014


Estimasi jumlah dokter saat ini yang
berminat menjadi DLP

Subpokja Masa Transisi NB-


DLP
Definisi Pendidikan Masa Transisi

• Adalah Pendidikan yang berlaku pada proses pendidikan


non-reguler dalam rangka penyediaan DLP Setara
Spesialis dalam bentuk program adaptasi dengan nama
Program Pendidikan Masa Transisi (PPMT) untuk
memenuhi kebutuhan nasional selama periode masa
transisi.

Subpokja Standar Pendidikan NB


DLP
Peserta Program Pendidikan Masa Transisi

• Adalah dokter praktik umum yang telah berpraktik lebih dari 5


tahun terhitung pada bulan Juni 2016, berminat untuk menjadi
Dokter Layanan Primer Setara Spesialis dan memiliki hasrat
untuk mengembangkan diri (berkarier) di layanan kesehatan
primer.
• Syarat peserta program pendidikan masa transisi:
o
Dokter yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi
o
Berpraktik aktif lebih dari 5 tahun dibuktikan dengan dokumen Surat Ijin
Praktik
o
Mendaftar dengan sukarela untuk mengikuti PPMT DLP setara spesialis

Subpokja Standar Pendidikan NB DLP


Dasar pemikiran Pendidikan
Masa Transisi DLP Setara
Spesialis
• Pendidikan masa transisi DLP setara spesialis
bukan melatihkan kompetensi yang belum dimiliki
peserta, namun mengubah pradigma berpikir dokter
(shifting pradigm)
• Transformasi dokter menjadi DLP setara spesialis
pada masa transisi untuk Indonesia ditentukan
minimum selama 15 tahun sejak 2016, dan
minimum program tiap peserta berdurasi 6 bulan (1
semester)
SHIFTING PARADIGM
Pergeseran paradigma dokter menjadi paradigma DLP setara
spesialis terlihat kecil namun merupakan pekerjaan tidak mudah
dan sangat besar (huge shifting)
Paradig
Paradigma sehat
ma sakit  (preventif)
(kuratif) 
Disease Illness

oriented
oriente 
d
Organ body Person centered
centered  (personal
 care)

Sekedar Pemberdaya
penyuluha  an
n  masyarakat

Doctor Partnership
centere 
d 
Modul-modul pada pendidikan
masa transisi DLP
Modul A rea kompetensi Tujuan khusus modul Topik
n

o
1 Person/patient centered and Setelah menyelesaikan modul ini, Konsep & prinsip kedokteran
• Etik, hukum dan
family focused approaches diharapkan peserta mampu keluarga Pelayananyang berpusat pada
(pendekatan professionalisme di Memahami prinsip dan konsep pasien dan berfokus pada keluarga
pelayanan yang
berpusat pada layanan primer kedokteran keluarga
Sistem & dinamika keluarga
pasien dan • Komunikasi Memahami konsep pelayanan yang
berfokus pada berpusat pada pasien dan berfokus Pengaruh keluarga terhadap
keluarga) holistik dan pada keluarga
keadaan sehat dan sakit
kecakapan
budaya Dampak penyakit terhadap pasien
• Pengelolaan yang dan
berpusat pada
individu dan
keluarga
Menganalisis sistem dan dinamika keluarga
keluarga pasien Aplikasi dalam penegakkan diagnosis
Menganalisis faktor risiko dan pengaruh holistik & penatalaksanaan
keluarga terhadap keadaan sehat dan komprehensif (termasuk family
sakit anggota individu dalam keluarga folder) Komunikasi personal (CEA,
breaking 4
Menganalisis dampak penyakit terhadap bad news, behavioral change) 9
Modul-modul pada pendidikan
masa transisi DLP
Modul A rea kompetensi Tujuan khusus modul Topik
n

o
2 Enhancing quality of Mengaplikasikan penerapan ilmu-ilmu biomedik, klinik medik, Ketrampilan
• Pengelolaan yang
life from womb to kedokteran keluarga, kedokteran komunitas, ilmu perilaku dan ilmu klinik,
tomb berpusat pada Diagnosis
(peningkatan
kesehatan masyarakat, serta teknologi medis terkini dalam praktik
individu dan keluarga sebagai DLP dan dalam penelitian. holistik dan
kualitas
hidup sejak Melakukan prosedur diagnosis holistik dan penatalaksanaan komprehensif tatalaksana
• Ketrampilan klinis
rahim terhadap masalah kesehatan individu, keluarga, dan komunitas, berdasarkan komprehen
hingga ajal) • Pengelolaan
evidence based-medicine (EBM) sesuai kebutuhan pasien, peraturan sif penyakit
kesehatan perundangan yang berlaku, dana, serta aksesibilitas pelayanan yang dan masalah
berkeadilan. Membangun partisipasi keluarga dalam penatalaksanaan pasien. kesehatan,
yang berpusat
Mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya masyarakat dan (Daftar terlampir)
pada komunitas
dan masyarakat
pemerintah dalam penatalaksanaan penyakit dan masalah kesehatan pasien.
Mengkoordinasikan pelayanan individu dan keluarga, terintegrasi lintas
bidang disiplin ilmu dan profesi kesehatan demi tercapainya tujuan pelayan.
Melakukan prosedur klinis untuk penapisan penyakit sesuai resiko masalah,
kebutuhan pasien dan keluarganya, dan kewenangan sebagai DLP
Melakukan prosedur klinis untuk kegawat daruratan sesuai masalah
dan kebutuhan pasien, dan kewenangan sebagai DLP.
5
Melakukan prosedur klinis untuk stabilisasi dan rujukan yang tepat 0
Modul-modul pada pendidikan
masa transisi DLP
Modul A re a kompetensi Tujuan khusus modul Topik
n

o
3 Masalah
Community diagnosis and • Manajemen Setelah mengikuti modul ini peserta kesehatan yang
advocacy (diagnosis fasyankes menjadi
didik dapat: Menjelaskan konsep
prioritas di
komunitas dan primer daerahnya
diagnosis komunitas
advokasi) • Kepemimpinan masing-masing
Melakukan asesmen, analisis permasalahan kesehatan pada komunitas
baik secara kuantitatif maupun kualitatif
Melakukan prioritas masalah kesehatan yang akan
diintervensi (dikenalkan metodologi
Menentukan penyebab terjadinya masalah kesehatan di komunitas
Melakukan prioritas penyebab masalah
Menyusun rekomendasi dan prioritas penyelesaian masalah kesehatan
di komunitas termasuk pemberdayaan masyarakat
Menginisiasi proses advokasi pada pemangku kepentingan dan
pembuat kebijakan di wilayah tersebut berdasarkan konsep, langkah-
langkah, tehnik advokasi yang benar (teori Sharma dan 8
komponennya, teori advokasi model A, teori The 6 circle theory
of
effectiveness of advocacy, teori advokasi Miller dan Covey)
Memantau dan menilai hasil advokasi yang dilakukan pada komunitas 5
tersebut 1
Modul-modul pada pendidikan
masa transisi DLP
Modul Are a kompetensi Tujuan khusus modul
n

o
4
Program planning and • Pengelolaan kesehatan yang Mengidentifikasi sebuah masalah kesehatan di komunitas serta
evaluation berpusat pada komunitas dan menentukan prioritas masalah
(perencanaan masyarakat
Mengidentifikasi akar permasalahan
dan evaluasi • Manajemen fasyankes primer
Mencari alternatif pemecahan masalah serta penentuan prioritas
program
pemecahan masalah
kesehatan)
Merancang sebuah program kesehatan untuk memecahkan
masalah
kesehatan tersebut
Melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi program kesehatan
5 Inter-professional collaboration Seluruh area kompetensi
team work to serve the Mengenal profesi kesehatan lain, peran, kewenangan (clinical
highest quality of care
(Kerja tim
previlege) dan tugas (clinical appointment) masing-masing
kolaborasi inter- Memiliki kesadaran akan pentingnya bekerjasama dengan profesi lain
profesional untuk
pelayanan dalam tatalaksana pasien secara holistik dan komprehensif
berkualitas prima)
Memiliki kesadaran akan pentingnya bekerjasama dengan profesi lain
dalam menyelesaikan masalah komunitas
Merencanakan dan mendemonstrasikan keterampilan kolaborasi
dengan profesi lain dalam penyelesaian masalah pasien dan/atau
komunitas 5
2
Sifat dasar seorang dokter adalah
melayani dan tidak patut mendahulukan
materi diatas
kebutuhan pasiennya. Jadilah dokter
Bintang Lima
Terima
Kasih…

Anda mungkin juga menyukai