MAHA
L
Peny Tersier Sub
berat/suli spesiali
t s
Pengobatan
penyakit Sekunde Spesialisti
sedang/ khusus s
r
Promotif-preventif; Dokter Pelayanan Primer
Pengendalian penyakit (mampu memenuhi
kronis; Penyakit akut
Primer
sebagian besar
dan kebutuhan kesehatan
masalah kesehatan sehari- individu & keluarga)
BIAY KEBUTUHAN hariMASYARAKAT KOMPETENSI DOKTER
A
Kompetens Maha
i l
Medicine
Internal
Gynecology
Obs-
Surgery
y Pediatrics
Ophthalmolog
Dermatology
Sub-Spesialis
III III
Etc
Spesialis II
Spesialis
II DK / DU /
Family Dokter
Ib
Medicine Pelayana
I Dokte Kedokteran n Primer Ia
r Dasar
SAAT Bidang ilmu GOA Murah
kedokteran
INI DokterLyang mampu
Marjinalisasi Dokter Revitalisasi Dokter Pelayanan memenuhi sebagian
Pelayanan Primer Primer melalui program besar kebutuhan
pendidikan dokter kesehatan individu dan
Kondisi ini tidak keluarga
mendukung
JKN
PERKEMBANGAN PERATURAN
PERUNDANGAN
• TINDAK LANJUT UNDANG-UNDANG TENTANG BPJS
MENSYARATKAN ADANYA SISTEM RUJUKAN YANG LEBIH
EFEKTIF DIMANA PERAN DOKTER LAYANAN PRIMER SEBAGAI
GATE KEEPER, YAITU MENYARING PASIEN YANG AKAN
DIRUJUK.
DLP DIWAJIBKAN UNTUK MELAYANI 150 PENYAKIT DILAYANAN
PRIMER, DAN HANYA MERUJUK APABILA MEMENUHI
PERSYARATAN RUJUKAN (SESUAI DENGAN KOMPETENSI DLP)
SEHINGGA KEDEPAN SEMUA KASUS LAYANAN PRIMER
TERSEBUT TIDAK (KURANG) DITEMUKAN DIRUMAH SAKIT
PENDIDIKAN (RUMAH SAKIT RUJUKAN)
KONSEP
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PELAYANAN KESEHATAN
1. Pengelolaan Upaya kesehatan yang terpadu,
berkesinambungan, paripurna dan berkualitas, meliputi
upaya peningkatan, pencegahan , pengobatan, dan
pemulihan, yang diselenggarakan guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-
tingginya.
2. Upaya Kesehatan merupakan salah satu subsistem
Sistem
Kesehatan Nasional
3. Unsur Subsistem Upaya Kesehatan :
a. Upaya Kesehatan
b. Fasilitas pelayanan kesehatan
c. Sumber daya Upaya Kesehatan SKN 2012 Perpres
72/2012
d. Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan 2
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
• Sistem pelayanan kesehatan yang mememberikan
pelayanan esensial (health care/primary care)
• Pelayanan Kesehatan Dasar (Primary Health Care) adalah
pelayanan kesehatan esensial yang diselenggarakan
berdasarkan tatacara dan teknologi praktis, sesuai dengan
kaedah ilmu pengetahuan serta diterima oleh masyarakat,
dapat dicapai oleh perorangan dan keluarga dalam
masyarakat melalui peran aktif secara penuh dengan
biaya yang dapat dipikul oleh masyarakat dan negara
untuk memelihara setiap tahap perkembangan serta yang
didukung oleh semangat kemandirian dan menentukan diri
sendiri (WHO, 1978)
5
SISTIM PELAYANAN KESEHATAN
SKN 2012 Perpres
PELAYANA 72/2012
N
TERSIER
PELAYANA
UKM N UKP
SEKUNDER
PELAYANA
N
PRIMER
MASYARAKAT
KARAKTERISTIK STRATIFIKASI PELAYANAN
KESEHATAN
NO Karakteristik Pelayanan Pelayanan Pelayanan
primer sekunder tertier
UKW UKM
• Pembangunan nasional Tersier
berwawasan kesehatan
(Sub-Sp) • Air bersih & Sanitasi
(pertanian, transportasi, • Gizi masyarakat
industri, makanan, dll)
Sekunder • Pendidikan
(Yankes Spesialistis) Kesehatan
• Tata ruang alam –
manusia & kegiatannya • Surveilans penyakit
• Pencegahan primer
Primer • Pencegahan primer
(Yankes Primer mampu &
mengatasi sebagian besar sekunder
kebutuhan kesehatan individu
& keluarga)
Kontak pertama ke SISTEM
pelayanan kedokteran
UKP
UKW = Upaya Kesehatan Wilayah
UKM= Upaya Kesehatan Masyarakat UKM
UKP = Upaya Kesehatan Perseorangan UKW
PELAYANAN KESEHATAN
PRIMER
UKM
UKP
Revitalisasi UKM
Peningkatan Efektifitas UKBM Optimalisasi Fasyankes Primer
sebagai Gatekeeper
Optimalisasi Sistim Rujukan
4
PENGERTIAN
DOKTER LAYANAN PRIMER
• Dokter Setara spesialis di bidang generalis
yang secara konsisten menerapkan prinsip
dan ilmu Kedokteran keluarga dalam
melakukan pelayanan kesehatan.
• Untuk memaksimalkan perannya maka DLP
harus ditunjang dengan Ilmu Kedokteran
Komunitas dan Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan mampu memimpin / menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan Primer
• Merupakan dokter yg telah selesai FK dan
menambah jenjang peningkatan kompetensi,
kemampuan, keterampilan dan bekerja di
layanan primer
PENGERTIAN UMUM
PENJELASAN PENGERTIAN
• Ahli di bidang generalis:
Dokter yang menempuh pendidikan lanjutan dengan kualifikasi sama dengan dokter spesialis
(Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia tingkat 8) untuk menangani masalah kesehatan pada
individu, keluarga dan masyarakat, dengan tidak memilih usia, jenis kelamin, keluhan dan
penyakit.
MAHAL
Jumlah Penyakit 75
Jumlah Keterampilan Klinis 44 Dokter Medis
Dasar
KOMPETENSI DOKTER PELAYANAN PRIMER
Kompetensi Mahal
Medicine
Gynecology
Surgery
Pediatrics
Ophthalmology
ogy
Sub-Spesialis
III III
Internal
Obs-
Dermatol
Etc
Spesialis II
Spesialis
II DK / DU /
Family Medicine Dokter
Ib
Pelayanan
I Dokter Kedokteran Dasar Primer Ia
Murah
SAAT INI Bidang ilmu kedokteran GOAL
Dokter yang mampu
Marjinalisasi Dokter Revitalisasi Dokter Pelayanan memenuhi sebagian
Pelayanan Primer Primer melalui program besar kebutuhan
pendidikan dokter kesehatan individu dan
Kondisi ini tidak keluarga
mendukung
JKN
KOMPETENSI DOKTER PELAYANAN PRIMER
Kompetensi Mahal
Medicine
Internal
Gynecology
Obs-
Surgery
y Pediatrics
Ophthalmolog
Dermatology
Sub-Spesialis
III III
Etc
Spesialis II
Spesialis
II DK / DU /
Family Medicine Dokter Ib
Pelayanan
I Dokter Kedokteran Dasar Primer Ia
Murah
SAAT INI Bidang ilmu kedokteran GOAL
Dokter yang mampu
Marjinalisasi Dokter Revitalisasi Dokter Pelayanan memenuhi
Pelayanan Primer Primer melalui program sebagian besar
pendidikan dokter kebutuhan kesehatan
Kondisi ini tidak individu dan keluarga
mendukung JKN
LOGICAL FRAMEWORK
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS PELAYANAN PRIMER
Pola Pencarian Layanan Kesehatan Strata Fasilitas Kesehatan Peran dan Fungsi
3-5% ke
Kendali
Biaya 50 Kendali
Mutu
• BACK-UP untuk mengatasi masalah
strata
sekunder
% kesehatan yang tidak dapat diselesaikan
Dokter Pelayanan Primer (DPP)
RS, Klinik Sp
• GATEKEEPER untuk memenuhi sebagian
besar kebutuhan kesehatan warga
50
(promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif)
25-33% ke
• 1 DPP mengayomi + 2500 warga
%
strata primer Klinik/Praktik Mandiri • Rerata kontak per orang per tahun + 4 kali
Dokter Pelayanan Primer • Sekitar 10-12% dirujuk ke strata sekunder
di tengah masyarakat
Integrasi dan rayonisasi fasilitas kesehatan SETIAP WARGA wajib mendaftarkan diri ke 1
Gambaran peristiwa kesakitan
untuk menjamin ketersediaan, keadilan, mutu, klinik/praktik mandiri strata primer yang
per 1000 orang dalam sebulan
keterjangkauan, kesinambungan & keamanan berada di wilayahnya
Source: Lord Dawson's Report on Future Provision of Medical and Allied Services 1920. Green, The Ecology of medical care revisited 2001. Starfield, Primary Care, Balancing
Health Needs, Service, and Technology 1998. Modified by Gatot Soetono
Ranah DLP
Ilmu Kesehatan
ilmu kedokteran Komunitas
Masyarakat
PELAYANAN KESEHATAN
PERSEORANGAN
“ KOMPREHENSIF”
KENDALI KENDALI
BIAYA Pasal. 22 MUTU
Tersie
r
Sekunder
Gatekeeper (!)
sebagai kontak pertama pada
pelayanan kesehatan formal dan
Primer penapis rujukan sesuai dengan
Pedoman Pelayanan Medik.
21
Tugas dan Fungsi Gate Keeper (!)
Tugas sebagai gatekeeper :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan peserta secara paripurna, terpadu dan bermutu
2. Mengatur pelayanan kesehatan lanjutan melalui sistem rujukan.
3. Penasehat, konselor, dan pendidik untuk mewujudkan keluarga sehat
4. Manajer sumber daya
Fungsi Gatekeeper
Menjaga masyarakat, keluarga, individu tetap sehat dgn memperhatikan :
5. pola hidup sehat
6. menjauhkan at risk
7. individual / mass screening
8. diagnosa dini
9. prompt treatment
10. rehabilitasi
PRINSIP PELAYANAN DOKTER LAYANAN PRIMER (!)
1. Komunikasi efektif
2. Keterampilan Klinis
3. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
4. Pengelolaan Masalah Kesehatan
5. Pengelolaan Informasi
6. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
7. Etika, Moral, Medikolegal dan
Profesionalisme serta Keselamatan
Pasien
• Kompetensi dokter layanan primer diwarnai oleh
3. Kepemimpinan Kepemimpinan
4. Pengelolaan Kesehatan yang Etika, hukum & Komunikasi holistik,
profesionalisme di komprehensif &
berpusat pada Individu dan pelayanan primer kecakapan budaya
Keluarga
Pengelolaan
5. Pengelolaan Kesehatan yang kesehatan yang
Pengelolaan
kesehatan yang
berorientasi pada Komunitas dan berorientasi pada berpusat pada individu
komunitas & & keluarga
Masyarakat masyarakat
KEMAMPU
AN
Tingkat 1 Dapat mengenali dan 1. Aneurisma jantung
menempatkan gambaran- 2. Hipertensi paru
gambaran klinik sesuai penyakit 3. Kanker ovarium
ini ketika membaca literatur. 4. Sindroma
Dalam korespondensi, ia dapat androgenital
mengenal gambaran klinik ini, dan 5. Penyakit Huntington
tahu bagaimana mendapatkan 6. Duchenne muscular
informasi lebih lanjut. Level ini dystrophy
mengindikasikan overview level. 7. Neuroma
Bila menghadapi pasien dengan akustik
gambaran klinik ini dan menduga 8. Limfoma
penyakitnya, Dokter segera Hodgkin
merujuk. 9. Karsinoma
sel
skuamosa
10. Prolaktino
TINGKAT KOMPETENSI
TINGKAT DESKRIPSI CONTOH
KEMAMPU
AN
Tingkat 2 Mampu membuat diagnosis klinik 1. Mitral stenosis, mitral
berdasarkan pemeriksaan fisik dan regurgitasi.
pemeriksaan tambahan yang diminta 2. VSD, ASD
oleh dokter (misalnya : pemeriksaan 3. TBC dengan
pneumotoraks
laboratorium sederhana atau X-ray). 4. Hernia inguinal
Dokter mampu merujuk pasien 5. Sirosis hepatis
secepatnya ke spesialis yang relevan 6. Batu empedu
dan mampu menindaklanjuti 7. Fistula anal
sesudahnya 8. Gagal ginjal kronik
9. Hidrokel
10. Kehamilan ektopik
TINGKAT
TINGKAT DESKRIPSI CONTOH
KEMAMPU
KOMPETENSI
AN
Tingkat 3a Mampu membuat diagnosis klinik 1. Stable angina
berdasarkan pemeriksaan fisik dan 2. Hipertensi sekunder
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang 3. Pleuritis TB
diminta oleh dokter (misalnya : 4. Pneumonia aspirasi
pemeriksaan laboratorium sederhana atau 5. Apendisitis akut
X-ray). Dokter dapat memutuskan dan 6. Hemoroid
memberi terapi pendahuluan, serta 7. Hepatitis
merujuk ke spesialis yang relevan (bukan 8. Artritis rematoid
kasus gawat darurat).
KEMAMPU
AN
Tingkat 4 Mampu membuat diagnosis klinik 1. Hipertensi esensial
berdasarkan pemeriksaan fisik dan 2. TBC tanpa komplikasi
pemeriksaanpemeriksaan tambahan 3. TBC dengan HIV
yang diminta oleh dokter 4. Asma bronkial
5. Kandidiasis
(misalnya : pemeriksaan 6. Gastritis
laboratorium sederhana atau X-ray). 7. Hepatitis tanpa
Dokter dapat memutuskan dan komplikasi
mampu menangani problem itu 8. Gastroenteritis
secara mandiri hingga tuntas. 9. Infeksi saluran kemih
10. Alergi makanan
11. Akses folikel rambut
12. Anemia defisiensi besi
13. Konjungtivitis
14. Defisiensi nutrisi
15. Obesitas
16. Kejang demam
17. Otitis media
18. Motion sickness
TINGKAT KOMPETENSI KETERAMPILAN
KLINIK
TINGKAT DESKRIPSI CONTOH
KEMAMPU
AN
Tingkat 1 Lulusan dokter memiliki 1. Pungsi arteri
(mengetahui pengetahuan teoritis mengenai 2. CT-scan, MRI
dan keterampilan ini, sehingga dapat 3. Endoskopi
menjelaskan) menjelaskan kepada teman sejawat, 4. Kateterisasi jantung
pasien maupun klien tentang 5. Bronkoskopi
konsep, teori, prinsip maupun 6. EEG
indikasi, serta cara melakukan, 7. Laparaskopi
komplikasi yang timbul, dan 8. Amniosentesis
sebagainya.
TINGKAT KOMPETENSI KETERAMPILAN KLINIK
TINGKAT DESKRIPSI CONTOH
KEMAMPUAN
Tingkat 2 Lulusan dokter memiliki 1. Tes alergi
(pernah pengetahuan teoritis mengenai 2. WSD
melihat atau keterampilan ini (baik konsep, 3. EEG, EMG
pernah di teori, prinsip maupun indikasi, 4. ECT
demonstrasika cara melakukan, komplikasi, dan 5. Pungsi lumbal
n) sebagainya). Selain itu, selama 6. Ekokardiografi
pendidikan pernah melihat atau 7. Biopsi jaringan
pernah didemonstrasikan 8. Blok regional
keterampilan ini. 9. Kolostomi
10. Kolposkopi
11. Seksio Saesaria
12. Timpanometri
13. Perimetri
14. Mengeluarkan benda
asing dari kornea
TINGKAT KOMPETENSI KETERAMPILAN KLINIK
TINGKAT DESKRIPSI CONTOH
KEMAMPU
AN
Tingkat 3 Lulusan dokter memiliki 1. Pemeriksaan apusan
(pernah pengetahuan teoritis darah
melakukan atau mengenai keterampilan ini 2. EKG
pernah (baik konsep, teori, prinsip 3. Tes fungsi paru
menerapkan maupun indikasi, cara 4. Pemberian insulin
dibawah melakukan, komplikasi, dan 5. Kanulasi intravena
supervisi) sebagainya). Selama 6. Pemeriksaan diplopia
pendidikan 7. Pemeriksaan lapangan
pernah melihat atau pernah pandang
didemonstrasikan 8. Pemeriksaan kesadaran
keterampilan ini, dan 9. Pemeriksaan MMSE
pernah menerapkan 10. Pemeriksaan IMT
keterampilan ini beberapa 11. Intubasi
kali di bawah supervisi. 12. Pemeriksaan ortopedi
13. Perawatan luka bakar
14. Sirkumsisi
15. Insersi IUD
TINGKAT KOMPETENSI KETERAMPILAN KLINIK
TINGKAT DESKRIPSI CONTOH
KEMAMPUAN
1
9
Contoh kurikulum prodi
DLP FKUI
3
3
Contoh kurikulum
prodi DLP FKUI
Contoh kurikulum prodi DLP
FKUI
Kurikulum
Sekedar Pemberdaya
penyuluha an
n masyarakat
Doctor Partnership
centere
d
Modul-modul pada pendidikan
masa transisi DLP
Modul A rea kompetensi Tujuan khusus modul Topik
n
o
1 Person/patient centered and Setelah menyelesaikan modul ini, Konsep & prinsip kedokteran
• Etik, hukum dan
family focused approaches diharapkan peserta mampu keluarga Pelayananyang berpusat pada
(pendekatan professionalisme di Memahami prinsip dan konsep pasien dan berfokus pada keluarga
pelayanan yang
berpusat pada layanan primer kedokteran keluarga
Sistem & dinamika keluarga
pasien dan • Komunikasi Memahami konsep pelayanan yang
berfokus pada berpusat pada pasien dan berfokus Pengaruh keluarga terhadap
keluarga) holistik dan pada keluarga
keadaan sehat dan sakit
kecakapan
budaya Dampak penyakit terhadap pasien
• Pengelolaan yang dan
berpusat pada
individu dan
keluarga
Menganalisis sistem dan dinamika keluarga
keluarga pasien Aplikasi dalam penegakkan diagnosis
Menganalisis faktor risiko dan pengaruh holistik & penatalaksanaan
keluarga terhadap keadaan sehat dan komprehensif (termasuk family
sakit anggota individu dalam keluarga folder) Komunikasi personal (CEA,
breaking 4
Menganalisis dampak penyakit terhadap bad news, behavioral change) 9
Modul-modul pada pendidikan
masa transisi DLP
Modul A rea kompetensi Tujuan khusus modul Topik
n
o
2 Enhancing quality of Mengaplikasikan penerapan ilmu-ilmu biomedik, klinik medik, Ketrampilan
• Pengelolaan yang
life from womb to kedokteran keluarga, kedokteran komunitas, ilmu perilaku dan ilmu klinik,
tomb berpusat pada Diagnosis
(peningkatan
kesehatan masyarakat, serta teknologi medis terkini dalam praktik
individu dan keluarga sebagai DLP dan dalam penelitian. holistik dan
kualitas
hidup sejak Melakukan prosedur diagnosis holistik dan penatalaksanaan komprehensif tatalaksana
• Ketrampilan klinis
rahim terhadap masalah kesehatan individu, keluarga, dan komunitas, berdasarkan komprehen
hingga ajal) • Pengelolaan
evidence based-medicine (EBM) sesuai kebutuhan pasien, peraturan sif penyakit
kesehatan perundangan yang berlaku, dana, serta aksesibilitas pelayanan yang dan masalah
berkeadilan. Membangun partisipasi keluarga dalam penatalaksanaan pasien. kesehatan,
yang berpusat
Mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya masyarakat dan (Daftar terlampir)
pada komunitas
dan masyarakat
pemerintah dalam penatalaksanaan penyakit dan masalah kesehatan pasien.
Mengkoordinasikan pelayanan individu dan keluarga, terintegrasi lintas
bidang disiplin ilmu dan profesi kesehatan demi tercapainya tujuan pelayan.
Melakukan prosedur klinis untuk penapisan penyakit sesuai resiko masalah,
kebutuhan pasien dan keluarganya, dan kewenangan sebagai DLP
Melakukan prosedur klinis untuk kegawat daruratan sesuai masalah
dan kebutuhan pasien, dan kewenangan sebagai DLP.
5
Melakukan prosedur klinis untuk stabilisasi dan rujukan yang tepat 0
Modul-modul pada pendidikan
masa transisi DLP
Modul A re a kompetensi Tujuan khusus modul Topik
n
o
3 Masalah
Community diagnosis and • Manajemen Setelah mengikuti modul ini peserta kesehatan yang
advocacy (diagnosis fasyankes menjadi
didik dapat: Menjelaskan konsep
prioritas di
komunitas dan primer daerahnya
diagnosis komunitas
advokasi) • Kepemimpinan masing-masing
Melakukan asesmen, analisis permasalahan kesehatan pada komunitas
baik secara kuantitatif maupun kualitatif
Melakukan prioritas masalah kesehatan yang akan
diintervensi (dikenalkan metodologi
Menentukan penyebab terjadinya masalah kesehatan di komunitas
Melakukan prioritas penyebab masalah
Menyusun rekomendasi dan prioritas penyelesaian masalah kesehatan
di komunitas termasuk pemberdayaan masyarakat
Menginisiasi proses advokasi pada pemangku kepentingan dan
pembuat kebijakan di wilayah tersebut berdasarkan konsep, langkah-
langkah, tehnik advokasi yang benar (teori Sharma dan 8
komponennya, teori advokasi model A, teori The 6 circle theory
of
effectiveness of advocacy, teori advokasi Miller dan Covey)
Memantau dan menilai hasil advokasi yang dilakukan pada komunitas 5
tersebut 1
Modul-modul pada pendidikan
masa transisi DLP
Modul Are a kompetensi Tujuan khusus modul
n
o
4
Program planning and • Pengelolaan kesehatan yang Mengidentifikasi sebuah masalah kesehatan di komunitas serta
evaluation berpusat pada komunitas dan menentukan prioritas masalah
(perencanaan masyarakat
Mengidentifikasi akar permasalahan
dan evaluasi • Manajemen fasyankes primer
Mencari alternatif pemecahan masalah serta penentuan prioritas
program
pemecahan masalah
kesehatan)
Merancang sebuah program kesehatan untuk memecahkan
masalah
kesehatan tersebut
Melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi program kesehatan
5 Inter-professional collaboration Seluruh area kompetensi
team work to serve the Mengenal profesi kesehatan lain, peran, kewenangan (clinical
highest quality of care
(Kerja tim
previlege) dan tugas (clinical appointment) masing-masing
kolaborasi inter- Memiliki kesadaran akan pentingnya bekerjasama dengan profesi lain
profesional untuk
pelayanan dalam tatalaksana pasien secara holistik dan komprehensif
berkualitas prima)
Memiliki kesadaran akan pentingnya bekerjasama dengan profesi lain
dalam menyelesaikan masalah komunitas
Merencanakan dan mendemonstrasikan keterampilan kolaborasi
dengan profesi lain dalam penyelesaian masalah pasien dan/atau
komunitas 5
2
Sifat dasar seorang dokter adalah
melayani dan tidak patut mendahulukan
materi diatas
kebutuhan pasiennya. Jadilah dokter
Bintang Lima
Terima
Kasih…