Anda di halaman 1dari 16

PATEN

hello!
RIFKI IHZA RAMADAN. (B12.2018.03759)
RIYAN HIDAYATTULLAH M. (B12.2018.03872)
DAFFA DARMAWAN. (B12.2018.03907)
MUHAMMAD RIFKI O. (B12.2018.03885)

2
A. RUANG LINGKUP PATEN
Pengertian paten menurut UU no.14 Tahun 2001 adalah hak eksklusif
yang di berikan negara kepada penumu (in-ventor) di bidang teknologi
(proses, hasil produksi , penyempurnaan, dan pengembangan proses atau
hasil produksi) selama waktu tertentu.

pendaftaran paten (bersifat fist to file) tersebut adalah wajib bagi


inventor, dengan demikian perlindungan hukum baru di berikan negara
kepada inventor apabila pendaftaran paten tersebut telah dilaksanakan

3
1. Penemu paten

menurut UU paten NO. 14 Tahun 2001 adalah bisa penemu perorangan


atau badan hokum, disini khusus untuk badan hokum tidak dianggap sebagai
penemu paten tetapi hanya pemegang hak patennya saja. Pemegang paten
tersebut adalah :
a. Penemu sebagai pemilik paten
b. Penerima hak dari pemilik paten
c. Penerima lebih lanjut dari penerima hak

4
2. Penemuan yang dapat diberikan paten

a. Penemuan baru
b. Mengandung langkah inventif, dalam hal ini penemuan tersebut tidak
dapat diduga sebelumnya
c. Dapat diterapkan dibidang industri

5
3. Penemuan yang tidak dapat diberikan paten

a. Proses/hasl produk bertentangan dengan undang-undang. Ketertiban


umum, agama atau kesusilaan
b. Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan, dan pembedahan
c. Teori metode bidang ilmu pengetahuan dan matematika, atau semua
makhluk hidup kecuali jasad renik
d. Proses biologi yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan,
kecuali proses nonbiologis atau proses mikrobiologis

6
4. Penemuan tidak dianggap telah diumumkan
penemuan tidak dianggap telah diumukan jika enam bulan sebelum
permintaan paten diajukan

a. Penemuan dipertunjukan dalam suatu pameran


b. Diakui secara resmi
c. Penemuan tersebut telah digunakan diindonesia oleh penemunya dalam
rangka percobaanya denga tujuan penelitian
d. Invensi juga tidak dianggap telah diumumkan apabila dalam jangka
waktu 12 bulan sebelum tanggal penerimaan

7
5. Jangka waktu paten

a. Pesan diberikan untuk jangka waktu 20 tahun sejak tanggal penerimaan


dan tidak dapat di perpanjang lagi
b. Untuk paten sederhana jangka waktunya adalah 10 tahunsejak tanggal
penerimaan dan tidak dapat di perpanjang lagi

8
B. Permohonan Paten

✘ Permohonan Paten diatur dalam Pasal 20 – 41 UU No. 14 Tahun 2001


✘ Penenmu atau orang yang dikuasakan berhak mengajukan permohonan
paten
✘ Penerima dan pencatatan permohonan paten oleh kantor paten
✘ Setiap permohonan hanya bisa diajukan untuk satu invensi saja
✘ Pengumuman permohonan
✘ Pengajuan permintaan pemeriksaan substantif paling lambat 36 bulan
sejak tanggal penerimaan paten

9
✘ Persetujuan atau enolakan paten selambat-lambatnya 36 bulan sejak
tanggal permohonan paten diterima
✘ Permohonan banding diperiksa oleh KBP, selambat-ambatnya 3 bulan
sejak tanggal surat pemberitahuan enolakan permohonan, keputusan
ditetakan aling lama sembilan bulan sejak berakhirnya jangka waktu
✘ Dalam hal KBP menolak permohonan banding, permohonan dalam waktu
tiga bulan dapat mengajukan gugatan ke pengadilan niaga dan terhadap
keutusan engadilan tersebut dapat diajukan kasasi

10
C. Pengalihan dan lisensi paten

Pemegang paten memiliki hak khusus (eksklusif) untuk


melaksanakan paten yang dimiikinya dan melarang orang lain yang tanpa
persetujuannya menggunakan hak tersebut,baikuntuk patenproduk
maupun paten proses.Di Indonesia pemegang paten wajib melaksanakan
patennya,namuntetap diberikan pengecualian jika pelaksanaan paten
tersebut secara ekonomi hanya layak bila dibuat denga skala regional
yang disetujui direktorat jendralpaten departemen hukum dan HAM.Pasal
66 s/d pasal 87 uu No 14 tahun 2001 yang mengatur tentang pengalihan
dan lisensi paten,yang dapat dilakukan dalam hal :

11
✘ 1.Paten bisa beralih atau dialihkan,baik seluruh maupun sebagian
✘ 2.Pengalihan hak tidak menghapus hak penemu untuk tetap dicantumkan
nama identitasnya dalam paten yang bersangkutan
✘ 3.Lisensi (izin tertulis untuk melaksanakan paten)
✘ 4.Perjanjian Lisensi wajib di cantumkan pada direktorat jendral dengan
dikenai biaya
✘ 5.Lisensi wajib (melaksanakan paten berdasarkan keputusan direktorat
jenderal

12
D. Pembatalan Paten
Pembatalan paten diatur dalam pasal 98 UU No.14 tahun 2001 :
1.Batal demi hukum,apabila pemegang paten tidak membayar biaya tahunan (Pasal 88)
2.Batal atas permohonan pemegang paten (pasal 88)
3.Batal karena gugatan (Pasal 91),dengan alasan:
- paten seharusnya tidak diberikan seperti dimaksud pasal 6,7,dan 12
- sama dengan paten lain yang diberikan
-Pemberian lisensi wajib tidak dapat mencegah bentuk dan cara yang merugikan
4.Akibat pembatalan paten menghapuskan segala akibat hukum yang berkaitan dengan
paten dan hal hal yang berasal dari paten tersebut (pasal 95)

13
E. PATEN SEDERHANA

Paten sederhana diatur dalam pasal 104 sampai dengan pasal 109 UU No. 14
Tahun 2001, dan yang dapat diberikan paten sederhana:
1. Hanya untuk satu invensi.
2. Invensi berupa produk kasat mata (tangible) yang memiliki kualitas
sederhana.
3. Permohonan pemeriksaan substansif atas paten sederhana dapat
dilakukan dengan pengajuan permohonan paling lama enam bulan sejak
tanggal penerimaan dengan dikenai biaya.
4. Paten sederhana tidak dapat dimintakan lisensi wajib.

14
F. PCT & TRIPs
Patent Cooperation Treaty (PCT) adalah Traktat Internasional Kerja Sama Paten yang
bertujuan untuk melaksanakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perlindungan hukum
terhadap setiap invensi, memberikan proteksi dari invensi yang diinginkan dilindungi oleh suatu
negara, akses bagi publik atas informasi teknis invensi baru, dan dalam rangka mempercepat
pembangunan ekonomi dari negara-negara berkembang. Indonesia sejak tahun 1995 telah
menjadi anggota PCT dan dengan keputusan Presiden No. 16 Tahun 1997 telah mengesahkan
PCT, dengan demikian setiap Inventor Indonesia dapat mengajukan permohonan ke PCT
tersebut.
Disamping itu, masih ada beberapa aspek dalam Agreement on Trade-related Aspects of
Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) yang sudah ditampung dalam UU No. 14 Tahun
2001. Sejak Indonesia meratifikasi WTO dengan UU No. 7 Tahun 1994, dan persetujuan TRIPs
merupakan salah satu lampiran dari perjanjian ini, maka kita terikat dengan TRIPs tersebut.
TRIPs merupakan persetujuan perdagangan yang berkaitan dengan hak kekayaan Intelektual
(paten, merek) di mana mulai tahun 2005 setiap negara anggota WTO tersebut tunduk kepada
persetujuan tersebut.

15
thanks!

16

Anda mungkin juga menyukai