Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Agama
Islam
Ilmu pengetahuan
teknologi dan seni dalam
islam
Kelompok VI:
Muh. Esa Jaelani ( D061191119 )
Umar Al Amir ( D061191100 )
Anugrahtama Ramadhan (D061191074 )
Ahmad Aslam ( D061181318 )
Ilmu pengetahuan teknologi dan seni dalam
islam
Rumusan masalah
1. Iptek dan objeknya
2. Urgensi iptek dalam kehidupan
3. Iptek dan sumbernya
4. Integrasi antara iman,ilmu dan amal
5. Keutamaan beriman dan beramal
6. Tanggung jawab ilmuan terhadap alam dan
lingkungan
7. Seni dalam islam
1. IPTEK DAN OBJEKNYA
Dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda maknanya.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca indra,
intuisi dan firasat sedangkan, ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi,
disistematisasi dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji
kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis kata ilmu berarti
kejelasan, oleh karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan.
Dalam Al-Qur’an, ilmu digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan obyek
pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan. Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi
diri pada salah satu bidang kajian.
Pandangan Al-Qur’an tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari
analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Q.S.
Al-A’laq;1-5). Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang
budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari
ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif
dan netral. Dalam situasi tertentu teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk
merusak dan potensi kekuasaan.
Teknologi juga dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi
manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negative berupa ketimpangan-
ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam
semesta. Dalam pemikiran islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya
tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal
budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunah rasul. Atas dasar itu ilmu dalam
pemikiran islam ada yang bersifat abadi (mutlak) karena bersumber dari allah. Ada pula
ilmu yang bersifat perolehan (nisbi) karena bersumber dari akal pikiran manusia.
Pandangan Islam tentang seni. Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan menjadi
salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui
kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala
keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Maka apakah mereka tidak melihat ke
langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan
tiada baginya sedikit pun retak-retak?” [QS 50: 6].
Allah itu indah dan menyukai keindahan. Inilah prinsip yang didoktrinkan Nabi Muhammad
SAW kepada para sahabatnya. Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda
“Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terbetik sifat sombong seberat atom.”
Ada orang berkata,” Sesungguhnya seseorang senang berpakaian bagus dan bersandal
bagus.” Nabi bersabda,” Sesungguhnya Allah Maha Indah, menyukai keindahan.
Sedangkan sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR.
Muslim).
2. URGENSI IPTEK DALAM KEHIDUPAN
Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam
kehidupan umat manusia. Martabat manusia disamping ditentukan oleh peribadahannya
kepada Allah, juga ditentukan oleh kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni. Bahkan di dalam Al Qur’an sendiri Allah menyatakan, bahwa hanya
orang yang berilmulah yang benar-benar takut kepada Allah. Hal ini dinyatakan dalam QS.
35 (Fathir) : 28.
Allah akan mengangkat derajat dan martabat orang-orang yang beriman dan berilmu,
seperti difirmankan dalam QS. 58 (Al-Mujadilah) : 11.
Kehidupan agama Islam di panggung sejarah peradaban manusia memiliki arti tersendiri,
termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan. Islam memberi warna khas corak peradaban yang
diwariskan Romawi-Yunani yang pernah Berjaya selama satu millenium sebelumnya.
Walaupun pada awalnya karakteristik ini tidak mudah bekerja, karena pengaruh
peradaban Hellenisme yang begitu kuat, namun dalam waktu yang tidak begitu panjang
akhirnya kaum muslimin dapat memainkan sendiri peran peradabannya yang unik selama
beberapa abad. Ilmu dalam Islam berdasarkan paham kesatupaduan yang merupakan inti
wahyu Allah SWT sebagaimana seni Islam murni yang melahirkan bentuk plastis yang dapat
membuat orang merenungkan Keesaan Ilahi, begitu pula semua ilmu yang pantas disebut
bersifat islami menunjukkan kesatupaduan dan saling berhubungan dari segala yang ada.
Dengan merenungkan kesatupaduan alam orang dapat menuju kea rah Keagungan dan
Keesaan Ilahi.
3. IPTEK DAN SUMBERNYA
Orang yang beriman akan bersungguh sungguh dalam menjalankan amal kebaikan sebab ia percaya Allah
selalu ada dan dia mendapat kebahagiaan dunia berupa ketenangan hidup sebagai buah dari keimanannya dan
kebahagiaan akherat menjadi tujuan utamanya. “Barangsiapa mengerjakan amal saleh dalam keadaan
beriman, maka Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan pahala jauh lebih baik dari apa yang
mereke kerjakan”. (QS An Nahl : 97)
3. Selamat dari Azab Neraka
“Wajah wajah orang beriman pada hari itu berseri seri. Kepada Tuhannya lah mereka melihat”. (QS Al
Qiyamah : 22-23). Penjelasan dari firman Allah tersebut ialah janji Allah untuk hamba Nya bahwa orang orang
yang beriman akan mendapat kenikmatan berupa kebahagiaan di akherat nanti sebab Allah menjauhkannya
dari azab neraka.
4. Mendapat Kenikmatan Memandang Wajah Allah
Kenikmatan yang paling tinggi di akherat ialah memandang wajah Allah yang hanya akan dialami oleh para
penghuni surga, hanya orang orang beriman yang di akherat nanti akan mendapat kenikmatan
tersebut,“Sesungguhnya kalian (orang orang yang memiliki iman) akan melihat Rabb kalian sebagaimana
kalian melihat bulan purnama ini, kalian tidak berdesak desakan dalam melihatnya”. (HR Muslim)
5. Menjadi Orang yang Teguh
Orang yang mendapat anugrah keimanan dari Allah akan menjadi orang yang paling kuat dan berpegang teguh dalam menjaga dan
mengamalkan amal perbuatannya, Allah akan memberinya kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi tiap musibah dan terhindar dari jalan
yang sesat.
“Allah meneguhkan orang orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akherat”. (QS Ibrahim :
27)
6. Mendapat Petunjuk dari Allah
Petunjuk dalam hal ini ialah petunjuk dalam kehidupan sehari hari, yakni petunjuk tentang syariat islam, petunjuk ketika menghadapi
berbagai ujian, dan petunjuk ketika seseorang membutuhkan sebuah keputusan penting. Allah akan memberinya petunjuk sehingga orang
tersebut terhindar dari keburukan duniawi dan jalan yang sesat. “Kami tunjuki dengan dia siapa yang beriman dan yang Kami kehendaki
diantara hamba hamba Kami. Dan sesungguhnya Kami benar benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. (QS As Syura : 52)
7. Merupakan Ajaran Inti yang Agung dan Pondasi yang Kuat
Terdapat sebuah hadist yang diriwayatkan Umar bin Al Khattab tentang kisah datangnya Malaikat Jibril dan bertanya kepada
Rasulullah, “Kabarkanlah kepadaku tentang iman! Rasulullah menjawab : engkau beriman kepada Allah, malaikat malaikat Nya, kitab
kitab Nya, rasul rasul Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk”. (HR Muslim). Hadist tersebut
mengungkapkan bahwa iman adalah sebuah pondasi dasar untuk menjalankan berbagai amalan lainnya, dimulai dari iman kepada Allah
hingga iman kepada takdir Nya.
8. Bukti atau Wujud Nyata Menyembah kepada Allah
Rasulullah menafsirkan keimanan dengan amalan yang nyata (perbuatan dan lisan), bukan dengan amalan hati saja. Sebab iman dibangun
dengan keyakinan dalam hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan. “Tahukah kalian apa itu beriman kepada Allah? Yaitu bersaksi bahwa
tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan menegakkan shalat, membayar zakat, serta berpuasa di bulan Ramadhan”. (HR Muslim).
Hadist tersebut menjelaskan bahwa iman disempurnakan dengan amalan nyata secara lisan dengan bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan
amalan nyata dengan tindakan berupa shalat dll.
9. Wujud Cinta kepada Rasul Nya
“Tidak sempurna keimanan salah seorang diantara kalian sampai aku (Rasulullah) lebih dia cintai dari orang tuanya, anak anaknya, dan
seluruh manusia”. (HR Bukhari). Penjelasan dari hadist tersebut ialah iman bukan hanya kepada Allah saja tetapi juga kepada Rasul Nya dan
dibuktikan mengikuti perintah atau sunnah sunnah beliau, membenarkan apa yang beliau kabarkan, dan menjauhi yang beliau larang,
walaupun hal itu bertentangan dengan urusan atau kebiasaan dalam keluarga nya, sebab syariat agama memiliki tempat yang tertinggi dan
tidak dibenarkan mengikuti hal yang maksiat walaupun hal itu dilakukan oleh orang terdekat.
10. Mendapat Ampunan atas Dosa Dosa
Setiap manusia tentu pernah berbuat dosa atau khilaf, baik karena lalai atau berada pada kondisi yang dia belum mendapat petunjuk tentang
nya. Allah senantiasa menerima taubat hamba Nya apalagi jika hamba Nya tersebut memiliki kepercayaan sepenuhya pada Allah, yakni
percaya bahwa Allah maha Esa dan senantiasa memberikan pintu ampunan untuk hamba Nya, “Jika kamu benar benar mencintai Allah
ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa dosa mu”. (QS Ali Imran : 31)
11. Terhindar dari Sifat Dengki
iri dengki dalam islam berarti tidak suka terhadap kebahagiaan atau kebaikan yang didapat orang lain, orang yang beriman akan
terhindar dari sifat tersebut sebab ia merasa cukup dengan adanya Allah dalam hatinya dan merasa bahagia pula dengan kebahagian
yang didapat saudaranya. Rasulullah pernah bersabda mengenai kesempurnaan hati orang yang beriman, “Tidak sempurna keimanan
salah seorang dari kalian sampai dia mencintai kebaikan untuk saudaranya seperti sesuatu yang dia cintai untuk dirinya”. (HR
Bukhari)
12. Menjadi Orang yang Amanah
“Bukanlah keimanan bagi mereka yang tidak memiliki amanah”. (HR Muslim). Orang yang beriman akan menjalankan
kewajibannya dengan sungguh sungguh yaitu dengan menjaga hak hak dalam menunaikan tugas, misalnya dalam salah satu perintah
Allah ialah berzakat, ia akan memberikan sebagian harta nya kepada yang berhak dengan niat karena Allah. amanah dalam islam
sudah sangat jelas wajib diutamakan dan dijunjung tinggi ya sobat. Tidak boleh kita acuh tak acuh dengan amanah yang sudah
diberikan kepada orang lain kepada kita.
13. Terhindar dari Perbuatan Maksiat
“Tidaklah seseorang berzina, minum minuman keras, atau melakukan pencurian dalam keadaan beriman”. (HR Bukhari). Jelas dari
hadist tersebut bahwa orang yang beriman senantiasa mewujudkan keimanannya dengan tindakan nyata berupa amal kebaikan
sehingga dia tidak mungkin menjalankan perbuatan maksiat.
14. Mendapat Ketentraman Hati
“Orang yang beriman hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah”. (QS Ar Rad : 13).
15. Mendapat Naungan Allah di Hari Kiamat
Di hari kiamat akan terjadi peristiwa yang tidak bisa dibayangkan dengan akal sehat, salah satu nya adalah matahari yang didekatnya
jaraknya hingga hanya 1 mil dengan manusia, dll. Hal itu tentu menjadi sesuatu yang sangat berat bagi orang orang kafir, tapi tidak
halnya dengan orang yang beriman, Allah akan melindungi nya dari berbagi kesulitan dan siksaan di hari kiamat. “Kami menolong
para Rasul Kami dan orang orang yang beriman pada hari berdirinya saksi saksi (hari kiamat)”. (QS Al Mu’min : 51)
16. Tidak Bergantung pada Makhluk Lain
Artinya ialah orang yang beriman senantiasa yakin dan percaya kepada Allah, hanya berusaha dan berdoa kepada Nya sehingga tidak
memiliki sikap menggantungkan diri pada makhluk lain.
17. Perintah Wajib dari Rasulullah
Rasulullah memerintahkan agar umat Nya memiliki rasa iman (percaya) kepada Allah, beliau juga senantiasa berdoa agar mendapat
hidayah dari rasa keimanan tersebut, “Ya Allah, hiasilah kami dengan perhiasan keimanan. Dan jadikanlah kami sebagai orang yang
mendapat petunjuk serta memberi petunjuk (kepada orang lain)” (HR Muslim)
6. Tanggung jawab ilmuan terhadap alam dan lingkungan
Adaa dua fungsi utama manusia di dunia, yaitu sebagai ‘abdun (hamba Allah) dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi
dari abdun adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah
tanggung jawab kepada diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.
Fungsi yang ke dua sebagai khalifah/ wakil Allah di muka bumi, ia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan
alam dan lingkungannya tempat mereka tinggal. Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber
daya serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan. Karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri.
Untuk menggali potensi dan memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan yang memadai. Hanya orang-orang yang memiliki
ilmu pengetahuan yang cukuplah atau para ilmuwan dan para intelektual yang sanggup mengeksplorasi sumber alam ini. Akan
tetapi para ilmuwan itu harus sadar bahwa potensi sumber daya alam akan habis terkuras untuk pemenuhan kebutuhan hidup
manusia apabila tidak dijaga keseimbangannya.
Oleh sebab itu tanggung jawab kekhalifahan banyak bertumpu pada para ilmuwan dan cendikiawan. Mereka mempunyai
tanggung jawab jauh lebih besar disbanding dengan manusia-manusia yang tidak memiliki ilmu pengetahuan. Bagi mereka
yang memiliki ilmu pengetahuan tidak mungkin mengeksploitasi ala mini secara berlebihan, paling hanya sekedar kebutuhan
primernya bukan untuk pemenuhan kepuasan hawa nafsunya, karena mereka tidak memiliki kemampuan dan kesanggupan
untuk mengeksploitasi secara besar-besaran terhadap sumber alam ini. Demikian pula mereka tidak akan sanggup menjaga
keseimbangan dan kelestariannya secara sistematis.
Kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebabkan karena ulah manusia sendiri. Mereka banyak yang berkhianat
terhadap perjanjiannya sendiri kepada Allah. Mereka tidak menjaga amanat Allah sebagai khalifah yang bertugas untuk menjaga
kelestarian ala mini sebagaimana firman Allah dalam QS. 30 (Al-Rum): 41.
7. Seni dalam islam
Seni merupakan ekspresi dari jiwa yang halus dan indah yang lahir dari bagian terdalam dari
jiwa manusia yang didorong oleh kecenderungan pada keindahan. Seperti kesenian dalam
islam di wujudkan dalam seni bangunan, arsitektur, lui, ukir, suara, tari, dan lain-lain.
Hadist nabi yang diriwayatkan didalam shahih bukhari dan muslim
Bahwa abu bakar pernah masuk ke rumah aisyah untuk menemui nabi saw. Ketika itu ada dua
gadis disisi aisyah yang sedang bernyanyi, lalu abu bakar menghardiknya seraya berkata
“apakah pantas ada seruling dirumah rasulullah saw. Menimpali”biarkanlah mereka wahai abu
bakar, sesungguhnya hari ini adalah hari raya
Ahli musik di generasi tabi’in
Ibnu misyah (wafat tahun 705 m), yusuf bin sulaiman al-khotib (wafat tahun 785), khalil bin
ahmad yang telah mengarang buku teori musik mengenai note dan irama.
Konsep seni menurut prespeltif islam
Seni islam merupakan sebagian daripada kebudayaan islam dan perbedaan antara seni islam
dengan bukan islam ialah dari segi niat atau tujuan dan nilai akhlak yang terkandung dalam
hasil seni islam. Pencapaian yang dibuat oleh seni islam itu juga merupakan sumbangan
daripada tamadun islam dimana tujuan seni islam ini adalah karena allah swt. Keindahan
merupakan salah satu ciri keesaan. Kebesaran dan kesempurnaan allah swt lantas segala yang
diciptaannya juga merupakan pancaran keindahan.