Anda di halaman 1dari 14

Pendidikan

Agama
Islam

Ilmu pengetahuan
teknologi dan seni dalam
islam
Kelompok VI:
Muh. Esa Jaelani ( D061191119 )
Umar Al Amir ( D061191100 )
Anugrahtama Ramadhan (D061191074 )
Ahmad Aslam ( D061181318 )
Ilmu pengetahuan teknologi dan seni dalam
islam
 Rumusan masalah
1. Iptek dan objeknya
2. Urgensi iptek dalam kehidupan
3. Iptek dan sumbernya
4. Integrasi antara iman,ilmu dan amal
5. Keutamaan beriman dan beramal
6. Tanggung jawab ilmuan terhadap alam dan
lingkungan
7. Seni dalam islam
1. IPTEK DAN OBJEKNYA
 Dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda maknanya.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca indra,
intuisi dan firasat sedangkan, ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi,
disistematisasi dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji
kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis kata ilmu berarti
kejelasan, oleh karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan.
Dalam Al-Qur’an, ilmu digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan obyek
pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan. Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi
diri pada salah satu bidang kajian.
 Pandangan Al-Qur’an tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari
analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Q.S.
Al-A’laq;1-5). Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang
budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari
ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif
dan netral. Dalam situasi tertentu teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk
merusak dan potensi kekuasaan.
 Teknologi juga dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi
manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negative berupa ketimpangan-
ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam
semesta. Dalam pemikiran islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya
tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal
budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunah rasul. Atas dasar itu ilmu dalam
pemikiran islam ada yang bersifat abadi (mutlak) karena bersumber dari allah. Ada pula
ilmu yang bersifat perolehan (nisbi) karena bersumber dari akal pikiran manusia.
 Pandangan Islam tentang seni. Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan menjadi
salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui
kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala
keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Maka apakah mereka tidak melihat ke
langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan
tiada baginya sedikit pun retak-retak?” [QS 50: 6].
 Allah itu indah dan menyukai keindahan. Inilah prinsip yang didoktrinkan Nabi Muhammad
SAW kepada para sahabatnya. Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda
“Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terbetik sifat sombong seberat atom.”
Ada orang berkata,” Sesungguhnya seseorang senang berpakaian bagus dan bersandal
bagus.” Nabi bersabda,” Sesungguhnya Allah Maha Indah, menyukai keindahan.
Sedangkan sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR.
Muslim).
2. URGENSI IPTEK DALAM KEHIDUPAN
 Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam
kehidupan umat manusia. Martabat manusia disamping ditentukan oleh peribadahannya
kepada Allah, juga ditentukan oleh kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni. Bahkan di dalam Al Qur’an sendiri Allah menyatakan, bahwa hanya
orang yang berilmulah yang benar-benar takut kepada Allah. Hal ini dinyatakan dalam QS.
35 (Fathir) : 28.
 Allah akan mengangkat derajat dan martabat orang-orang yang beriman dan berilmu,
seperti difirmankan  dalam QS. 58 (Al-Mujadilah) : 11.
Kehidupan agama Islam di panggung sejarah peradaban manusia memiliki arti tersendiri,
termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan. Islam memberi warna khas corak peradaban yang
diwariskan Romawi-Yunani yang pernah Berjaya selama satu millenium sebelumnya.
Walaupun pada awalnya karakteristik ini tidak mudah bekerja, karena pengaruh
peradaban Hellenisme yang begitu kuat, namun dalam waktu yang tidak begitu panjang
akhirnya kaum muslimin dapat memainkan sendiri peran peradabannya yang unik selama
beberapa abad. Ilmu dalam Islam berdasarkan paham kesatupaduan yang merupakan inti
wahyu Allah SWT sebagaimana seni Islam murni yang melahirkan bentuk plastis yang dapat
membuat orang merenungkan Keesaan Ilahi, begitu pula semua ilmu yang pantas disebut
bersifat islami menunjukkan kesatupaduan dan saling berhubungan dari segala yang ada.
Dengan merenungkan kesatupaduan alam orang dapat menuju kea rah Keagungan dan
Keesaan Ilahi.
3. IPTEK DAN SUMBERNYA

Ilmu pengetahuan dan teknologi telah disinggung dari berbagai sisi


dalam Al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam.
Islam mengajarkan umatnya untuk menyeimbangkan kehidupan
dunia dan akhirat. Dikutip dari ucapan Albert Einstein "Ilmu (dunia)
tanpa sinaran agama akan buta, dan agama tanpa ditopang ilmu
pengetahuan dan teknologi akan menjadi lemah".
Dalam Al-Qur'an manusia memiliki potensi untuk mengembangkan
dan mendapatkan ilmu atas izin Allah SWT, karena begitu banyak
ayat dalam Al-Qur'an yang memerintahkan manusia untuk
meaktualisasikan potensinya. Seperti firman Allah SWT dalam Q.S.
Ar-Rahman ayat 33 :
"Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak
dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan."
4. INTEGRASI ANTARA IMAN,ILMU, DAN AMAL
 Menurut Islam, ilmu pada hakekatnya tidak bersifat dikotomik seperti : ilmu
agama-ilmu umum, ulama-intelektual, madrasah-sekolah, santri-pelajar dan
sebagainya. Menurut Al-Qur’an, dua ayat Allah dihadapkan kepada manusia:
Ayat al-kauniyah (alam semesta dan manusia: individu, komunal dan
temporalnya)
Ayat al-qauliyah (Al-Qur’an dan sunnah rasul)
 Interpretasi manusia terhadap fenomena kauniyah melahirkan ilmu
pengetahuan: biologi, fisika, kimia, sosiologi, antropologi, komunikasi, ilmu
politik, sejarah dan lain-lain. Interpretasi manusia terhadap fenomena qauliyah
melahirkan pemahaman agama (actual). Kebenaran hakiki dan sumber ilmu
ialah pada Allah swt. Ilmu harus difungsikan sesuai dengan petunjuk Allah swt.
(QS. Fushshilat/41:53 dan QS. Ali-Imran/3:164).
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu
sistem yang disebut Dienul Islam. Didalamnya terkandung tiga unsur pokok
yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal
shaleh/ikhsan, sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an S.Ibrahim/14:24-
25.
 
 Ayat ini menganalogikan bangunan Dienul Islam bagaikan
sebatang pohon yang baik, iman diidentikkan dengan akar dari
sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu
diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan dahan-
dahan/cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat
buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. Perbuatan
baik seseorang tidak akan bernilai amal saleh apabila perbuatan
tersebut tidak dibangun di atas nilai-nilai iman dan ilmu yang
benar. Sama halnya pengembangan ipteks yang lepas dari
keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak
akan menghasilkan kemaslahatan bagi ummat manusia dan alam
lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi
kehidupannya sendiri.
 Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT akan memberikan jaminan
kemaslahatan bagi kehidupan ummat manusia termasuk bagi
lingkungannya (QS. Al-Mujadalah/58:11).
5. Keutamaan beriman dan beramal
 Iman menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah percaya. Sedangkan
menurut istilahiman dalam islam berarti percaya dalam hati, dinyatakan dengan
ucapan, serta diamalkan dengan perbuatan sehari hari. Dalam kehidupan dunia ini
kita menyadari ada begitu banyak benda di sekitar yang dapat dilihat dan dipegang,
ada pula berbagai keajaiban yang tidak memungkinkan jika diciptakan oleh
manusia. Di bumi tempat tinggal kita ada berbagai ciptaan yang luar biasa mulai
dari gunung, lautan, hujan, dan berbagai ciptaan alami lainnya.
 Di angkasa juga kita melihat berbagai benda yang indah seperti bulan dan matahari,
langit yang amat luas, dan bintang bintang yang tak terhitung jumlahnya. Semua itu
tentu tidak mungkin ada sendirinya, Rabb kita Yang Maha Kuasa lah yang
menciptakan itu semua. Hal ini tercantum jelas dalam firman Allah berikut :“Dan
Dialah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara
keduanya”. (QS Al Furqan : 59) Sebagai umat muslim, kita harus beriman dengan
percaya kepada Allah, percaya pada kekuasaannya, mengikuti segala perintah dan
larangan Nya, serta membuktikan kepercayaan tersebut dengan melakukan amalan
kebaikan,sebab iman menjadi dasar atau awal dari dijalankannya amal amal
kebaikan yang lainnya, berikut 17 keutamaan iman dalam islam :
 1. Nikmat yang Paling Utama dan Istimewa
Merupakan nikmat yang paling istimewa jika seseorang diberikan rasa iman dalam hatinya, dengan keimanan,
seseorang seorang hamba tidak akan ragu dalam menjalankan perintah dan menjauh larangan Nya,iman ada
karena hidayah dari Allah dan ketekunan seorang hamba dalam beribadah, jika seorang hamba percaya
seutuhnya pada takdir Allah, secara langsung ia akan menjadi orang yang sungguh sungguh dalam
menjalankan setiap amal kebaikan.
“Dan Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah dalam hatimu serta
menjadikan kamu benci pada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang orang yang
mengikuti jalan lurus, sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah maha mengetahui lagi maha
bijaksana”. (QS Al Hujurat : 7-8)
 2. Mendapat Kebahagiaan Dunia Akherat

Orang yang beriman akan bersungguh sungguh dalam menjalankan amal kebaikan sebab ia percaya Allah
selalu ada dan dia mendapat kebahagiaan dunia berupa ketenangan hidup sebagai buah dari keimanannya dan
kebahagiaan akherat menjadi tujuan utamanya. “Barangsiapa mengerjakan amal saleh dalam keadaan
beriman, maka Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan pahala jauh lebih baik dari apa yang
mereke kerjakan”. (QS An Nahl : 97)
 3. Selamat dari Azab Neraka

“Wajah wajah orang beriman pada hari itu berseri seri. Kepada Tuhannya lah mereka melihat”. (QS Al
Qiyamah : 22-23). Penjelasan dari firman Allah tersebut ialah janji Allah untuk hamba Nya bahwa orang orang
yang beriman akan mendapat kenikmatan berupa kebahagiaan di akherat nanti sebab Allah menjauhkannya
dari azab neraka.
 4. Mendapat Kenikmatan Memandang Wajah Allah

Kenikmatan yang paling tinggi di akherat ialah memandang wajah Allah yang hanya akan dialami oleh para
penghuni surga, hanya orang orang beriman yang di akherat nanti akan mendapat kenikmatan
tersebut,“Sesungguhnya kalian (orang orang yang memiliki iman) akan melihat Rabb kalian sebagaimana
kalian melihat bulan purnama ini, kalian tidak berdesak desakan dalam melihatnya”. (HR Muslim)
 5. Menjadi Orang yang Teguh
Orang yang mendapat anugrah keimanan dari Allah akan menjadi orang yang paling kuat dan berpegang teguh dalam menjaga dan
mengamalkan amal perbuatannya, Allah akan memberinya kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi tiap musibah dan terhindar dari jalan
yang sesat.
 “Allah meneguhkan orang orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akherat”. (QS Ibrahim :
27)
 6. Mendapat Petunjuk dari Allah
Petunjuk dalam hal ini ialah petunjuk dalam kehidupan sehari hari, yakni petunjuk tentang syariat islam, petunjuk ketika menghadapi
berbagai ujian, dan petunjuk ketika seseorang membutuhkan sebuah keputusan penting. Allah akan memberinya petunjuk sehingga orang
tersebut terhindar dari keburukan duniawi dan jalan yang sesat. “Kami tunjuki dengan dia siapa yang beriman dan yang Kami kehendaki
diantara hamba hamba Kami. Dan sesungguhnya Kami benar benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. (QS As Syura : 52)
 7. Merupakan Ajaran Inti yang Agung dan Pondasi yang Kuat
Terdapat sebuah hadist yang diriwayatkan Umar bin Al Khattab tentang kisah datangnya Malaikat Jibril dan bertanya kepada
Rasulullah, “Kabarkanlah kepadaku tentang iman! Rasulullah menjawab : engkau beriman kepada Allah, malaikat malaikat Nya, kitab
kitab Nya, rasul rasul Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk”. (HR Muslim). Hadist tersebut
mengungkapkan bahwa iman adalah sebuah pondasi dasar untuk menjalankan berbagai amalan lainnya, dimulai dari iman kepada Allah
hingga iman kepada takdir Nya.
 8. Bukti atau Wujud Nyata Menyembah kepada Allah
Rasulullah menafsirkan keimanan dengan amalan yang nyata (perbuatan dan lisan), bukan dengan amalan hati saja. Sebab iman dibangun
dengan keyakinan dalam hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan. “Tahukah kalian apa itu beriman kepada Allah? Yaitu bersaksi bahwa
tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan menegakkan shalat, membayar zakat, serta berpuasa di bulan Ramadhan”. (HR Muslim).
Hadist tersebut menjelaskan bahwa iman disempurnakan dengan amalan nyata secara lisan dengan bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan
amalan nyata dengan tindakan berupa shalat dll.
 9. Wujud Cinta kepada Rasul Nya
“Tidak sempurna keimanan salah seorang diantara kalian sampai aku (Rasulullah) lebih dia cintai dari orang tuanya, anak anaknya, dan
seluruh manusia”. (HR Bukhari). Penjelasan dari hadist tersebut ialah iman bukan hanya kepada Allah saja tetapi juga kepada Rasul Nya dan
dibuktikan mengikuti perintah atau sunnah sunnah beliau, membenarkan apa yang beliau kabarkan, dan menjauhi yang beliau larang,
walaupun hal itu bertentangan dengan urusan atau kebiasaan dalam keluarga nya, sebab syariat agama memiliki tempat yang tertinggi dan
tidak dibenarkan mengikuti hal yang maksiat walaupun hal itu dilakukan oleh orang terdekat.
 10. Mendapat Ampunan atas Dosa Dosa
Setiap manusia tentu pernah berbuat dosa atau khilaf, baik karena lalai atau berada pada kondisi yang dia belum mendapat petunjuk tentang
nya. Allah senantiasa menerima taubat hamba Nya apalagi jika hamba Nya tersebut memiliki kepercayaan sepenuhya pada Allah, yakni
percaya bahwa Allah maha Esa dan senantiasa memberikan pintu ampunan untuk hamba Nya, “Jika kamu benar benar mencintai Allah
ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi  dan mengampuni dosa dosa mu”. (QS Ali Imran : 31)
 11. Terhindar dari Sifat Dengki
iri dengki dalam islam berarti tidak suka terhadap kebahagiaan atau kebaikan yang didapat orang lain, orang yang beriman akan
terhindar dari sifat tersebut sebab ia merasa cukup dengan adanya Allah dalam hatinya dan merasa bahagia pula dengan kebahagian
yang didapat saudaranya. Rasulullah pernah bersabda mengenai kesempurnaan hati orang yang beriman, “Tidak sempurna keimanan
salah seorang dari kalian sampai dia mencintai kebaikan untuk saudaranya seperti sesuatu yang dia cintai untuk dirinya”. (HR
Bukhari)
 12. Menjadi Orang yang Amanah

“Bukanlah keimanan bagi mereka yang tidak memiliki amanah”. (HR Muslim). Orang yang beriman akan menjalankan
kewajibannya dengan sungguh sungguh yaitu dengan menjaga hak hak dalam menunaikan tugas, misalnya dalam salah satu perintah
Allah ialah berzakat, ia akan memberikan sebagian harta nya kepada yang berhak dengan niat karena Allah. amanah dalam islam
 sudah sangat jelas wajib diutamakan dan dijunjung tinggi ya sobat. Tidak boleh kita acuh tak acuh dengan amanah yang sudah
diberikan kepada orang lain kepada kita.
 13. Terhindar dari Perbuatan Maksiat

“Tidaklah seseorang berzina, minum minuman keras, atau melakukan pencurian dalam keadaan beriman”. (HR Bukhari). Jelas dari
hadist tersebut bahwa orang yang beriman senantiasa mewujudkan keimanannya dengan tindakan nyata berupa amal kebaikan
sehingga dia tidak mungkin menjalankan perbuatan maksiat.
 14. Mendapat Ketentraman Hati

“Orang yang beriman hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah”. (QS Ar Rad : 13).
 15. Mendapat Naungan Allah di Hari Kiamat

Di hari kiamat akan terjadi peristiwa yang tidak bisa dibayangkan dengan akal sehat, salah satu nya adalah matahari yang didekatnya
jaraknya hingga hanya 1 mil dengan manusia, dll. Hal itu tentu menjadi sesuatu yang sangat berat bagi orang orang kafir, tapi tidak
halnya dengan orang yang beriman, Allah akan melindungi  nya dari berbagi kesulitan dan siksaan di hari kiamat. “Kami menolong
para Rasul Kami dan orang orang yang beriman pada hari berdirinya saksi saksi (hari kiamat)”. (QS Al Mu’min : 51)
 16. Tidak Bergantung pada Makhluk Lain

Artinya ialah orang yang beriman senantiasa yakin dan percaya kepada Allah, hanya berusaha dan berdoa kepada Nya sehingga tidak
memiliki sikap menggantungkan diri pada makhluk lain.
 17. Perintah Wajib dari Rasulullah

Rasulullah memerintahkan agar umat Nya memiliki rasa iman (percaya) kepada Allah, beliau juga senantiasa berdoa agar mendapat
hidayah dari rasa keimanan tersebut, “Ya Allah, hiasilah kami dengan perhiasan keimanan. Dan jadikanlah kami sebagai orang yang
mendapat petunjuk serta memberi petunjuk (kepada orang lain)” (HR Muslim)
6. Tanggung jawab ilmuan terhadap alam dan lingkungan
Adaa dua fungsi utama manusia di dunia, yaitu sebagai ‘abdun (hamba Allah) dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi
dari abdun adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah
tanggung jawab kepada diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.
Fungsi yang ke dua sebagai khalifah/ wakil Allah di muka bumi, ia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan
alam dan lingkungannya tempat mereka tinggal. Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber
daya serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan. Karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri.
Untuk menggali potensi dan memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan yang memadai. Hanya orang-orang yang memiliki
ilmu pengetahuan yang cukuplah atau para ilmuwan dan para intelektual yang sanggup mengeksplorasi sumber alam ini. Akan
tetapi para ilmuwan itu harus sadar bahwa potensi sumber daya alam akan habis terkuras untuk pemenuhan kebutuhan hidup
manusia apabila tidak dijaga keseimbangannya.
 
Oleh sebab itu tanggung jawab kekhalifahan banyak bertumpu pada para ilmuwan dan cendikiawan. Mereka mempunyai
tanggung jawab jauh lebih besar disbanding dengan manusia-manusia yang tidak memiliki ilmu pengetahuan. Bagi mereka
yang memiliki ilmu pengetahuan tidak mungkin mengeksploitasi ala mini secara berlebihan, paling hanya sekedar kebutuhan
primernya bukan untuk pemenuhan kepuasan hawa nafsunya, karena mereka tidak memiliki kemampuan dan kesanggupan
untuk mengeksploitasi secara besar-besaran terhadap sumber alam ini. Demikian pula mereka tidak akan sanggup menjaga
keseimbangan dan kelestariannya secara sistematis.
 
Kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebabkan karena ulah manusia sendiri. Mereka banyak yang berkhianat
terhadap perjanjiannya sendiri kepada Allah. Mereka tidak menjaga amanat Allah sebagai khalifah yang bertugas untuk menjaga
kelestarian ala mini sebagaimana firman Allah dalam QS. 30 (Al-Rum): 41.
7. Seni dalam islam

Seni merupakan ekspresi dari jiwa yang halus dan indah yang lahir dari bagian terdalam dari
jiwa manusia yang didorong oleh kecenderungan pada keindahan. Seperti kesenian dalam
islam di wujudkan dalam seni bangunan, arsitektur, lui, ukir, suara, tari, dan lain-lain.
Hadist nabi yang diriwayatkan didalam shahih bukhari dan muslim
Bahwa abu bakar pernah masuk ke rumah aisyah untuk menemui nabi saw. Ketika itu ada dua
gadis disisi aisyah yang sedang bernyanyi, lalu abu bakar menghardiknya seraya berkata
“apakah pantas ada seruling dirumah rasulullah saw. Menimpali”biarkanlah mereka wahai abu
bakar, sesungguhnya hari ini adalah hari raya
Ahli musik di generasi tabi’in
Ibnu misyah (wafat tahun 705 m), yusuf bin sulaiman al-khotib (wafat tahun 785), khalil bin
ahmad yang telah mengarang buku teori musik mengenai note dan irama.
 Konsep seni menurut prespeltif islam

Seni islam merupakan sebagian daripada kebudayaan islam dan perbedaan antara seni islam
dengan bukan islam ialah dari segi niat atau tujuan dan nilai akhlak yang terkandung dalam
hasil seni islam. Pencapaian yang dibuat oleh seni islam itu juga merupakan sumbangan
daripada tamadun islam dimana tujuan seni islam ini adalah karena allah swt. Keindahan
merupakan salah satu ciri keesaan. Kebesaran dan kesempurnaan allah swt lantas segala yang
diciptaannya juga merupakan pancaran keindahan.

Anda mungkin juga menyukai