BAB III-IV - V Responsi Interna
BAB III-IV - V Responsi Interna
Add an image
4
• ONSET
• KELUHAN
PENYERTA
•-
• ONSET
• Demam
• Keringat pada
malam hari • satu setengah bulan
sebelum masuk rumah
sakit • KRONOLOGIS
• FAKTOR
• KUALITAS
MODIFIKASI
• Berkurang • Hilang timbul,
dengan obat tidak mengigil. • Bermula 1 bulan SMRS,dikatakan hilang
penurun panas • KUANTITAS timbul, dan sempat menurun kalau obat
• Suhu penurun panas diminum. Dengan suhu
berkisar paling tinggi berkisar 39ºC.
39ºC
• KELUHAN
yang lalu
• LOKASI
• Nyeri saat menelan
PENYERTA
• Nyeri saat
• Lapisan berwarna
menelan putih pada rongga
mulut • KRONOLOGIS
• Pasien juga mengeluh adanya lapisan berwarna keputihan
• FAKTOR
pada rongga mulut. Keluhan ini dikatakan muncul kurang
MODIFIKASI • KUALITAS lebih 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Lapisan putih
• Tidak bias hilang
walaupun digosok • Sampai dikatakan semakin banyak namun tidak sampai memenuhi
seluruh rongga mulut pasien. Lapisan putih tersebut
dengan sikat • KUANTITAS tenggorokan dan dikatakan sampai ke tenggorokan. Pasien mengatakan bahwa
• menganggu menimbulkan rasa keluhan ini disertai dengan adanya keluhan nyeri, terutama
aktivitas nyeri pada saat menelan. Nyeri dikatakan seperti tersayat-sayat.
seharian Pasien sudah mencoba menggosok dengan sikat gigi, namun
tumbuh kembali. Tidak ada darah saat membersihkan lapisan
tersebut. Saat ini, pasien mengatakan lapisan putihnya sudah
berkurang, begitu pula dengan rasa nyeri.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 8
Nafsu makan dan minum pasien dikatakan menurun dan berat badan pasien
dikatakan menurun lebih dari 5 kg dalam 1,5 bulan terakhir tanpa penyebab yang
jelas. Mual, muntah, dan pusing disangkal oleh pasien. BAB cair disangkal. BAK
lancar, berwarna kuning.
• GCS : E4 V5 M6
• Respirasi : 26 kali/menit
• Berat badan : 49 kg
14
Thoraks : Simetris statis dinamis
Cor : Inspeksi: Iktus kordis tidak tampak,
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V MCL Sinistra, kuat
angkat (-), thrill (-)
Perkusi : batas kanan jantung parasternal line dekstra
batas kiri jantung midclavicula line sinistra
Auskultasi : S1 S2 tunggal regular murmur (-)
15
• Pulmo
Inspeksi : Simetris statis dan dinamis, retraksi (-)
Palpasi : Simetris statis dan dinamis
Normal Normal
Vokal Fremitus Normal Normal
Normal Normal
Sonor Sonor
Sonor Sonor
+ + + + - -
+ + - - - -
Auskultasi : Vesikuler : + Ronki
+ : Wheezing
- -
: - -
Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-), jaringan parut (-)
Auskultasi : bising usus (+), normal
Perkusi : Timpani (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar (liverspan + 10 cm)dan lien tidak teraba
17
•P E M E R I K S A A N P E N U N J A N G
1.Darah lengkap Parameter Hasil Satuan Keterangan Nilai rujukan
WBC 10.50 103/μL 4,1 – 11,0
Neutrofil 89.99 % Tinggi 47 – 80 %
Limfosit 4.83 % Rendah 20 – 40 %
10/7/2019
Monosit 3.86 % Rendah 2,0 – 8,0 %
%
Eosinofil 0,88 0,00 – 4,0 %
%
Basofil 0,44 0,0 – 1,0 %
Cl 94 Mmol/L 96-108
SGOT 70.3 U/L Tinggi 11,00 – 27,00
SGPT 87.90 U/L Tinggi 11,00 – 34,00
BUN 9.80 mg/dL Tinggi 8,00 - 23,00
Kreatinin 0,36 mg/dL Rendah 0,50 – 0,90
Glukosa
Sewaktu 110 mg/dL 70-140
21
•6 . P e m e r i k s a a n H I V R N A
Nama
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
Pemeriksaan
Konvensional 3.34 x 105 Copies/mL Tidak terdeteksi
HIV RNA
SI 5.81 x 105 IU/mL Tidak terdeteksi
KERJA
• 4. HAP Late Onset
• 5. Hipoalbumin et causa
inflamasi kronis
The Power of PowerPoint | thepopp.com 23
• IVFD NaCl 0,9 % : D5 = 1:1 20 tpm
• Ad vitam
• dubia ad bonam
• Ad functionam
• dubia ad bonam
• Ad sanationam
• dubia ad malam
Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular endemis di Indonesia dan saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia
terutama negara berkembang. Antara TB dan HIV mempunyai hubungan yang kuat karena dengan infeksi HIV maka angka penyakit
TB mengalami peningkatan lagi. Prinsip pengobatan OAT pada TB-HIV pada dasarnya sama dengan pengobatan TB tanpa HIV/AIDS,
yaitu kombinasi beberapa jenis obat dengan dosis dan waktu yang tepat. Rekomendasi penggunaan ARV pada penderita TB-HIV
diharapkan dapat menurunkan angka kematian ko-infeksi TB-HIV, potensi menurunkan transmisi bila semua pasien HIV memulai
terapi ARV lebih cepat, meningkatkan kualitas hidup, dan menurunkan kekambuhan TB. Pada daerah dengan angka prevalens HIV
yang tinggi di populasi dengan kemungkinan koinfeksi TB-HIV, maka konseling dan pemeriksaan HIV diindikasikan untuk seluruh
pasien TB sebagai bagian dari penatalaksanaan rutin