Disease, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpe Simplexs Virus) merupakan beberapa jenis infeksi yang bisa dialami oleh wanita yang akan ataupun sedang hamil. Infeksi ini dapat menyebabkan cacat bayi akibat adanya penularan dari ibu ke bayi pada saat hamil.
Infeksi TORCH pada wanita hamil
seringkal tidak menimbulkan gejala atau asimtomatik tetapi dapat memberikan dampak serius bagi janin yang dikandungnya. Infeksi TORCH ini yang termasuk di dalamnya adalah infeksi Rubella, Infeksi virus Rubella pada trimester I kehamilan memiliki risiko kerusakan yang lebih besar dibandingkan dengan infeksi setelah trimester pertama. Infeksi Rubella selama kehamilan menyebabkan Congenital Rubella Syndrome (CRS). CRS dapat mengakibatkan terjadinya abortus, bayi lahir mati, prematur dan cacat bawaan (malformasi).
STRUKTUR VIRUS RUBELLA
Bayi di diagnosis mengalami CRS apabila mengalami 2 gejala pada kriteria A atau 1 kriteria A dan 1 kriteria B, sebagai berikut:
a) Katarak, glaukoma bawaan,
penyakit jantung bawaan (paling sering adalah patient ductus arteriosus atau peripheral pulmonary artery stenosis), kehilangan pendengaran, pigmentasi retina. b) Purpura, splenomegali, jaundice, mikroemsefali, retardasi mental, meningoensefalitis dan radiolucent bone disease (tulang tampak gelap pada hasil foto roentgen). Resiko yang akan terjadi
I. Risiko terjadinya kerusakan
apabila infeksi terjadi pada trimester pertama kehamilan mencapai 80– 90%. II. Risiko infeksi akan menurun 10-20% apabila infeksi terjadi pada trimester II kehamilan (Gnansia, 2004). III. Ibu bisa mengalami keguguran bahkan kematian. Pencegahan/ pengobatan
Vaksin MR 95% efektif untuk
mencegah penyakit campak dan Rubella. Vaksin MR diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 m Imunisasi MR merupakan upaya pencegahan yang harus dilakukan secara rutin dan terus-menerus. Infeksi pasca partum Pengertian
Post partum adalah masa atau
waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya yang berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009). Tujuan penelitian
untuk mengetahui hubungan perawatan luka perineum dengan perilaku personal hygiene ibu post partum Faktor-faktor penyebab pasca partum
Faktor eksternal yang menunjukkan
perilaku negatif pada penelitian ini sebagian besar berperilaku pantang makanan dan mengonsumsi jamu, sedangkan faktor internal yang menunjukkan perilaku negatif adalah tidak mencuci tangan sebelum membersihkan vagina. Faktor penyebab lain terjadinya infeksi nifas diantaranya, daya tahan tubuh yang kurang, perawatan nifas yang kurang baik, kurang gizi atau malnutrisi, anemia, hygiene yang kurang baik, serta kelelahan. Penanganan / tindakan keperawatan
Melakukan perawatan atau
personal hygiene bertujuan untuk mecegah resiko terjadinya infeksi, meliputi kebersihan badan, tangan, kulit/kuku, gigi dan rambut Melakukan perawatan luka perineum untuk bisa mempercepat proses dari penyembuhan luka perineum. TERIMA KASIH