Anda di halaman 1dari 32

PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT

(PKPO)

PEMBIMBING
Ibu Fransiska Dhani Kurniasih, M.Si.,Apt

Disusun Oleh:
Nurbaity Octavianah
Novi Hartatiningsih
Asep Taufik Hidayat
1) PKPO 1 : Pengorganisasian
2) PKPO 2 : Seleksi dan Pengadaan
2.1 : Proses mendapatkan obat
bila tidak tersedia
3) PKPO 3 : Penyimpanan
3.1 : Penyimpanan dengan
persyaratan khusus
3.2 : Obat emergensi
3.3 : Penarikan obat dan
pemusnahan
FOKUS AREA Pelayanan Kefarmasian &
Penggunaan Obat (lanjutan...)

4) PKPO 4 : Peresepan dan Penyaluran


4.1 : Syarat kelengkapan resep
4.2 : Individu yang kompeten
4.3 : Obat yang diberikan
tercatat dalam rekam
medis
5) PKPO 5 : Persiapan dan Penyerahan
5.1 : Kebijakan dan Prosedur
obat telah ditelaah
ketepatan
FOKUS AREA Pelayanan Kefarmasian &
Penggunaan Obat (lanjutan...)

6) PKPO 6 : Pemberian (Administrasi)


obat
6.1 : Pemberian dan verifikasi
obat sesuai resep
6.2 : Regulasi obat yang
dibawa oleh pasien
7) PKPO 7 : Pemantauan (Monitor)
7.1 : Menetapkan, menerapkan,
tindakan ME
GAMBARAN UMUM
Pelayanan kefarmasian adalah suatu
pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dan alat kesehatan
dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien.
TUJUAN PELAYANAN KEFARMASIAN RS:

•Menjamin mutu, manfaat, keamanan dan khasiat sediaan


farmasi dan alat kesehatan;
•Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian;
•Melindungi pasien, masyarakat, dan staf dari penggunaan
obat yang tidak rasional dalam rangka patient safety
•Menjamin sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat
yang lebih aman (medication safety)
•Menurunkan angka kesalahan penggunaan obat
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT

PRINSIP RANCANG PROSES YANG EFEKTIF MULAI DARI


:

1. Seleksi 7. Persiapan (preparing)


2. Pengadaan 8. Penyaluran/dispensing
3. Penyimpanan 9. Pemberian
4. Pemesanan/peresepan 10.Pendokumentasian
5. pencatatan (transcribe) 11.Pemantauan terapi
6. Pendistribusian obat.

7
 ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Standar PKPO.1
Penggunaan obat di RS sesuai dengan UU, dan
Peraturan yg berlaku dan diorganisir secara
efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien.
DOKUMEN
1. Pedoman Pengelolaan obat
2. Struktur Organisasi
3. Pelaporan jika terjadi DRP
4. Pelaporan tindak lanjut terhadap kesalahan
penggunaan obat untuk memperbaiki system
managemen dan penggunaan obat
5. Review manajemen obat selama 1 tahun
6. Permenkes dan daftar sumber info obat
Standar PKPO.1 Lanjutan…
Seorang ahli farmasi berizin, teknisi atau
profesional lain yg terlatih mensupervisi
pharmaceutical.

 Surat Tanda Registrasi Apoteker


(STRA)  Apoteker telah diregistrasi
 Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis
Kefarmasian (STRTTK)Tenaga Teknis
Kefarmasian telah diregistrasi
 Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)
9
Maksud dan tujuan standar PKPO.2
1. RS harus memiliki & mengembangkan formularium
obat dan terapi
2. Penyusunan formularium obat:
 Proses kolaboratif
 Mempertimbangkan kebutuhan &
kes.pasien serta kondisi ekonomisnya.
3. Bila terjadi kehabisan obat (terlambat pengiriman,
stok nasional kurang dll) yang tidak diantisipasi
dalam pengendalian inventaris yang normal  harus
ada suatu proses untuk mengingatkan para pembuat
resep tentang kekurangan obat tersebut dan saran
substitusinya
Maksud dan tujuan standar PKPO.2
4. Ada bukti pelaksanaan apabila ada obat yang baru
ditambahkan dalam formularium
5. Ada bukti implementasi untuk memantau kepatuhan
terhadap formularium baik dari persediaan maupun
penggunaanya
6. Ada bukti pelaksanaan formularium sekurang-
kurangnya dikaji setahun sekali berdasarkan
informasi tentang keamanan dan efektivitas
Maksud dan tujuan standar PKPO. 2.1.
1.Ada regulasi tentang pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai yang aman, bermutu, bermanfaat dan berkhasiat
sesuai peraturan perundang-undangan.
2. Ada bukti bahwa manajemen rantai pengadaan (supply chain
management) dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.
3.Ada bukti pengadaan obat berdasarkan kontrak.

Maksud dan tujuan standar PKPO.2.1.1


1.Ada regulasi tentang pengadaan bila sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai tidak ada dalam stok atau tidak tersedia
saat dibutuhkan.
2.Ada bukti pemberitahuan kepada staf medis serta saran substitusinya.
3.Ada bukti bahwa staf memahami dan mematuhi regulasi tersebut.
PENYIMPANAN
Standar PKPO.3
Obat disimpan dengan baik dan aman.
Standar PKPO.3.1
Kebijakan RS yg mendukung penyimpanan yg tepat dari obat-
obatan/medications dan produk nutrisi yg tersedia SPO Penyimpanan
Obat, Pedoman Pelayanan *termasuk psikotropika/narkotik

TUJUAN : MENCEGAH
HILANGNYA OBAT NARKOTIKA
•Harus ada penanggung jawab
setiap shift
•Harus ada bukti serah terima per
shift dengan stock
Standar PKPO 3.2
Rumah sakit mengatur tata kelola penyimpanan elektrolit
konsentrat yang baik, benar dan aman sesuai peraturan
perundang-undangan.
Elemen Penilaian PKPO.3.2
1.Ada regulasi rumah sakit tentang proses larangan
menyimpan elektrolit konsentrat di daerah rawat
inap kecuali bila dibutuhkan secara klinik, dan
apabila terpaksa disimpan di area rawat inap harus
diatur tentang keamanannya untuk menghindari
kesalahan
2.Ada bukti penyimpanan elektrolit konsentrat yang
baik, benar dan aman sesuai regulasi (O,W)
3.Elektrolit konsentrat diberi label obat yang harus
diwaspadai ( high alert) sesuai regulasi. (O,W)
Standar PKPO.3.3

Rumah sakit menetapkan pengaturan


tentang penyimpanan dan pengawasan
penggunaan obat tertentu.

 
 RS harus membuat rencana lokasi penyimpanan obat emergensi:
 contoh troli obat emergensi yang tersedia di berbagai unit pelayanan,
 obat untuk mengatasi syok anafilatik di tempat penyuntikan
 obat untuk pemulihan anestesi ada di kamar operasi.
 Tempat menyimpan : TROLI/KIT/LEMARI/KOTAK OBAT
EMERGENSI
 Akses terdekat dan selalu siap pakai .
 Terjaga isinya/aman kunci plastik dg no register
 Isi sesuai standar di masing-masing unit
 Tidak boleh dicampur obat lain
 Dipakai hanya untuk emergensi saja dan sesudah Pakai harus melaporkan
untuk segera diganti
 Di cek secara berkala apakah ada yg rusak/kadaluwarsa
Standar PKPO 3.4

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk


memastikan obat emergensi yang tersimpan
di dalam maupun di luar unit farmasi tersedia,
tersimpan aman, dan dimonitor.
 
TROLI EMERGENSI
Standar PKPO.3.5

RS memiliki sistem penarikan kembali (recall),


pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai tidak layak digunakan
karena rusak, mutu substandar atau kadaluwarsa.
PERESEPAN DAN PENYALINAN
Standar PKPO.4
Ada regulasi tentang peresepan / permintaan obat
dan instruksi pengobatan
Standar PKPO.4.1
RS menjabarkan secara lengkap elemen dari suatu permintaan obat
atau penulisan resep serta jenis permintaan yg dapat digunakan
Maksud dan tujuan PKPO.4.1
Persyaratan atau elemen kelengkapan paling sedikit meliputi:
a)data identitas pasien secara akurat (dengan stiker)
b)elemen pokok di semua resep atau permintaan obat atau instruksi
pengobatan
c)kapan diharuskan menggunakan nama dagang atau generik
d)kapan diperlukan penggunaan indikasi, seperti pada PRN (pro re nata,
atau “jika perlu”) atau instruksi pengobatan lain.
e)jenis instruksi pengobatan yang berdasarkan berat badan, seperti untuk
anak anak, lansia yang rapuh, dan populasi khusus sejenis lainnya.
f)kecepatan pemberian (jika berupa infus)
g)instruksi khusus, sebagai contoh: titrasi, tapering, rentang dosis
 
Standar PKPO.4.2
RS mengidentifikasi petugas yg kompeten yg diijinkan untuk
menuliskan resep atau memesan obat-obatan.  SK berisi daftar
dokter yg boleh menulis resep dan staf yg boleh memesan resep

Standar PKPO.4.3
Pencatatan setiap pasien yg menerima obat berisi satu daftar obat
yg diresepkan atau dipesan untuk pasien ,berapa kali obat
diberikan. Termasuk pula obat yg diberikan “bila perlu”. Bila
informasi ini dicatat pada lembaran obat yg terpisah, maka
lembaran tersebut diselipkan dalam status pasien saat dipulangkan
atau dipindahkan.
PERSIAPAN DAN PENYALURAN
Standar PKPO.5
Obat dipersiapkan dan dikeluarkan dalam
lingkungan yg aman dan bersih
PERSIAPAN DAN PENYERAHAN

Maksud dan Tujuan PKPO.5

Untuk menjamin keamanan, mutu, manfaat, dan khasiat obat yang disiapkan dan diserahkan pada
pasien maka rumah sakit diminta menyiapkan dan menyerahkan obat dalam lingkungan yang
aman bagi pasien, petugas, dan lingkungan serta untuk mencegah kontaminasi tempat penyiapan
obat harus sesuai peraturan perundang-undangan dan praktik profesi seperti :

a.Pencampuran obat kemoterapi harus dilakukan di dalam ruang yang bersih (clean room) yang
dilengkapi dengan cytotoxic handling drug safety cabinet dimana petugas sudah terlatih dengan
teknik aseptik serta menggunakan alat perlindung diri yang sesuai

b.Pencampuran obat intravena, epidural dan nutrisi parenteral serta pengemasan kembali obat
suntik harus dilakukan dalam ruang yang bersih (clean room) yang dilengkapi dengan laminary
airflow cabinet dimana petugas sudah terlatih dengan teknik aseptik serta menggunakan alat
perlindung diri yang sesuai

c.Staf yang menyiapkan produk steril terlatih dengan prinsip penyiapan obat dan teknik aseptik
• Pencampuran obat IV
• Repackaging Anti biotic
 Standar PKPO.5.1
 Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur
semua resep/permintaan obat dan instruksi
pengobatan obat yang telaah ketepatannya.
PEMBERIAN
Standar PKPO.6
RS mengidentifikasi petugas yg kompeten
yg diijinkan untuk memberikan obat

Standar PKPO.6.1
Pemberian obat termasuk proses untuk
memverifikasi apakah obat sudah betul
berdasarkan pesanan obat

Standar PKPO.6.2
Kebijakan dan prosedur mengatur obat yg dibawa
ke dalam RS oleh pasien yg mengobati diri sendiri
maupun sbg contoh
PEMANTAUAN
Standar PKPO.7
Efek obat terhadap pasien dimonitor
Standar PKPO.7.1

Kesalahan yg terkait dengan manajemen obat


(medication errors) dilaporkan melalui proses dan
kerangka waktu yg ditetapkan oleh RS
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai