K7 Pengomposan-1
K7 Pengomposan-1
Mikroflora Bakteri;
109 - 109; 105 108;
Actinomicetes;
104 - 106
Kapang
Mikrofanuna Protozoa 104 - 105
Makroflora Jamur tingkat tinggi
Cacing tanah,
Makrofauna rayap, semut, kutu,
dll
1. Metode Indore
2. Metode Heap
3. Metode Bangalore
4. Metode Berkeley
5. Vermikompos
Sebidang tempat beralas tanah, ternaungi agar
kompos tidak terkena sinar matahari dan air hujan
secara langsung.
Pengomposan sebaiknya dilakukan di dekat kebun
yang akan diaplikasi kompos atau di dekat sumber
bahan baku yang akan dibuat kompos.
Pemilihan lokasi ini akan menghemat biaya
transportasi dan biaya tenaga kerja. Lokasi juga
dipilih dekat dengan sumber air. Karena apabila
jauh dengan sumber air akan menyulitkan proses
pengomposan.
Untuk mengetahui tingkat
kematangan kompos terdapat
beberapa parameter yang dapat
dilakukan dengan cara mengamati
dan melalui pengujian di
Laboratorium.
Kompos yang sudah matang berbau
seperti tanah dan harum, meskipun
kompos berasal dari sampah kota.
Apabila kompos tercium bau yang tidak
sedap berarti terjadi fermentasi anaerob
dan menghasilkan senyawa-senyawa
berbau yang mungkin berbahaya bagi
tanaman.
Apabila kompos masih berbau seperti
bahan mentahnya berarti kompos belum
matang
Warna kompos yang sudah matang
adalah cokelat kehitam-hitaman.
Apabila kompos masih berwarna hijau
atau warnanya mirip dengan bahan
mentahnya berarti kompos tersebut
belum matang.
Terjadi penyusutan volume/bobot kompos
seiring dengan kematangan kompos.
Besarnya penyusutan tergantung pada
karakteristik bahan mentah dan tingkat
kematangan kompos.
Penyusutan berkisar antara 20-40%.
Apabila penyusutannya masih
kecil/sedikit, kemungkinan proses
pengomposan belum selesai dan kompos
belum matang.
Contoh kompos diambil dari bagian
dalam tumpukan. Kompos kemudian
dimasukkan ke dalam kantong plastik,
ditutup rapat, dan disimpan di dalam
suhu ruang selama kurang lebih satu
minggu.
Apabila setelah satu minggu kompos
tidak berubah bentuk (tidak
meggumpal), tidak berbau atau berbau
seperti tanah berarti kompos sudah
matang.
Contoh kompos diletakkan di dalam bak kecil atau
beberapa pot kecil. Letakkan beberapa benih (3-4
biji). Jumlah benih harus sama.
Pada saat yang bersamaan kecambahkan juga
beberapa benih di atas kapas basah yang diletakkan
di dalam baki dan ditutup dengan kaca/plastik
bening.
Benih akan berkecambah dalam beberapa hari.
Pada hari ke-5 atau ke-7 benih yang berkecambah
dihitung. Bandingkan jumlah kecambah yang
tumbuh di dalam kompos dan di atas kapas basah.
Kompos yang matang dan stabil ditunjukkan oleh
banyaknya benih yang berkecambah.
Suhu kompos yang matang
mendekati suhu awal pengomposan
atau suhu kamar.
Suhu kompos yang masih tinggi
atau di atas 50oC menandakan
bahwa proses degradasi masih
berlangsung aktif.
Kompos yang sudah matang memiliki kandungan air
kurang lebih 55-65%. Cara mengukur kandungan air
kompos adalah sebagai berikut :
Ambil sampel kompos dan ditimbang
Kompos dikeringkan di dalam oven hingga beratnya
konstan, kemudian kompos ditimbang kembali.
Kandungan air kompos dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Kandungan air = Berat basah-berat kering x 100%
Berat basah
No Parameter Satuan Minimum Maksimum
1 Kadar Air % - 50
2 Temperatur o
C suhu air tanah
3 Warna Kehitaman
4 Bau berbau tanah
5 Ukuran partikel Mm 0,55 25
6 Kemampuan ikat air % 58 -
7 pH - 6,8 7,49
8 Bahan asing % * 1,5
Unsur makro
9 Bahan organik % 27 58
10 Nitrogen % 0,40 -
11 Karbon % 9,80 32
No Parameter Satuan Minimum Maksimum
14 Kalium (K2O) % 0 *
Unsur mikro
15 Arsen mg/kg * 13
16 Kadmium (Cd) mg/kg * 3
17 Kobal (Co ) mg/kg * 34
18 Kromium (Cr) mg/kg * 210
19 Tembaga (Cu) mg/kg * 100
20 Merkuri (Hg) mg/kg * 0,8
21 Nikel (Ni) mg/kg * 62
22 Timbal (Pb) mg/kg * 150
23 Selenium (Se) mg/kg * 2
24 Seng (Zn) mg/kg * 500
Unsur lain
No Parameter Satuan Minimum Maksimum
25 Kalsium % * 25,5
26 Magnesium % * 0,6
27 Besi % * 2
28 Alumunium % * 2,2
29 Mangan % * 0.1
Bakteri
30 Fecal Coli MPN/gr 1000
31 Salmonella sp. MPN/4 gr 3
Keterangan : * Nilainya lebih besar dari minimum atau lebih kecil dari
maksimum