Anda di halaman 1dari 66

Empirical Research:

Implications For Financial Statement Analysis

Citra Aryani
Dian Agustina
Luna Mantyasih
Ratna Nugrahaningsih
INTRODUCTION
• Tujuan, metodologi, dan filosofi yang
mendasari penelitian akuntansi telah berubah
selama beberapa dekade terakhir. Untuk
sebagian besar, perubahan-perubahan ini
mencerminkan pergeseran dalam teori
ekonomi keuangan.
• Tren dalam penelitian akuntansi saat ini
berevolusi dari 3 pendekatan utama.
Tiga Pendekatan Utama dalam Teori
Akuntansi
• The classical approach
Teori akuntansi ini lazim sebelum pertengahan 1960-an.
Pendekatan ini menggunakan perspektif teoretis. Pendekatan
ini berkaitan dengan menyimpulkan metode akuntansi yang
benar dari seperangkat konsep, prinsip, dan tujuan.
• Market-based accounting research
Pendekatan ini berbasis pasar, lebih empiris, serta user
oriented. Ada 2 hal yang mempengaruhi accounting research.
• The positive accounting theory approach
Bukan hanya berbasis pada pasar saja. Tetapi juga pada faktor-
faktor lain seperti: rencana manajemen kompensasi dan
perjanjian pinjaman dengan kreditur.
Hal-hal yang mempengaruhi accounting
research
• Efficient Market Theory
EMH, didefinisikan oleh Fama (1970), menyatakan bahwa pasar
efisien jika asset prices merefleksikan informasi. Informasi ini
dibagi menjadi 3:
1. The weak form. Informasi hanya meliputi informasi ttg past
securities prices. Ini tdk dpt digunakan utk memprediksi future
prices.
2. The semistrong form. Informasi meliputi semua informasi publik
(spt financial statements, government reports, industry reports,
dan analysis).
3. The strong form. Informasi meliputi semua informasi (termasuk
privat information/ insider information).
• Modern Portfolio Theory
Dalam MPT, risk dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Systematic Risk
Systematic risk adl bagian dari ketidakpastian
yang dihadapi oleh perusahaan yang karena
faktor-faktor umum yang dihadapi seluruh
perusahaan, seperti: siklus bisnis, suku bunga,
inflasi, dan seterusnya. Tidak dapat didiversifikasi.
2. Unsystematic Risk
Adalah ketidakpastian yang spesifik untuk suatu
perusahaan tertentu. Dapat didiversifikasi.
Market based reserach ini dpt diklasifikasikan
menjadi beberapa kategori spt:
• Tests of the EMH vs the classical approach
• Tests of the informational content of
accounting alternatives
• Tests of the earnings/ return relationship
 
Test of the EMH vs the Mechanistic
Hypothesis

• Mechanistic hypothesis
Konsisten dgn classical approach pd accounting
theory, pengguna financial statement menerima
informasi yang diberikan. Implisit dr hipotesis ini
mengasumsikan bhw pengguna financial statement
tdk mengakses sumber informasi yg lain.
• EMH
Current price merefleksikan segala informasi yg
tersedia.
Ball and Brown Study
• Karena tes hipotesis mekanistik versus EMH akhirnya
menjadi ketinggalan jaman. Sehingga mulai muncul
pertanyaan tentang bagaimana pasar bereaksi terhadap
informasi akuntansi. Metodologi dan filsafat yang
mendasarinya adl dgn melihat analisis dari seminal Ball dan
Brown (1968) study.
• Temuan utamanya adalah membandingkan hasil yang
abnormal kumulatif sepanjang tahun untuk portofolio kabar
baik dan buruk.
• Antisipasi pasar akan reported earnings menimbulkan
pertanyaan mengenai timeliness of annual reports dan
merupakan peringatan bahwa laporan tahunan bukanlah
satu-satunya sumber informasi yang tersedia untuk pasar.
Information Content Study

• Ball and Brown melakukan pengujian terhadap


“information content” dari accounting data.
Prosedur yang umumnya digunakan meliputi
hasil kumulatif dari abnormal return.
• Sebagai contoh, Beaver dan Dukes (1972)
melakukan pembandingan antara isi informasi
(information content) dari pendapatan dengan
atau tanpa income taxes.
Relationship Between Earnings and Stock Returns

• Studi mengenai hubungan earnings dan stock


returns merupakan hal yang paling umum dari
market based research. Penelitian yang dilakukan
oleh Ball and Brown mengandung 3 kategori,
yaitu:
1. Accounting variable
2. Market-based variable
3. Tes hubungan antara parameter berita
baik/buruk dan abnormal return
Accounting Variable

• Ball and Brown menggunakan sinyal dari eror


peramalan (forecasting error) mengenai
annual net income dan earning per share
(EPS). Beaver et al. (1979) mempertimbangkan
besarnya kesalahan (error), membuat portfolio
dari besarnya ukuran kesalahan. Peneliti lain
menguji quarterly earnings dan menemukan
bahwa quarterly report juga memiliki isi
informasi.
• Sejalan dengan fokus terhadap cash flow di
accounting dan finance, peneliti menguji isi
informasi dari cash flow yang memiliki keterkaitan
dengan net income. Lev (1989) memberikan kritik
bahwa menggunakan earnings untuk menjelaskan
return behaviour terlalu sederhana. Sehingga
beberapa studi meneliti mengenai hubungan antara
returns dan beberapa komponen earnings. Dan juga
meneliti hubungan antara return dan komponen
cash flow.
• Fakta bahwa ekspektasi pasar secara
bersamaan dengan para analis finansial
menuntun peneliti untuk menguji apakah
analisis finansial memimpin pasar dan pasar
mendapatkan ekspektasinya dari analisis
finansial. Beberapa penelitian menemukan
bahwa pasar bereaksi dengan adanya
perubahan peramalan para analis.
Market based variable

• Ukuran periode untuk performa pasar.


Penggunaan market window yang panjang
untuk mencegah adanya kebocoran informasi.
Dan sepotong informasi yang signifikan bisa
saja baru diketahui ketika pengumuman sudah
berlangsung lama. Penggunaan market
window yang sempit akan kehilangan hal ini.
Test of the relationship between the good news and bad news
parameter and abnormal returns.

• Scott (2000) mendefinisikan earnings response


coefficient (ERC) sebagai berikut:
ERC mengukur security’s abnormal market
return akibat adanya komponen yang tidak
diharapkan dalam reported earnings
perusahaan yang mengeluarkan sekuritas
tersebut.
• Nilai ERC diprediksi lebih tinggi jika laba perusahaan
lebih persisten di masa depan. Demikian juga jika
kualitas laba semakin baik, maka diprediksi nilai ERC
akan semakin tinggi. Beta mencerminkan risiko
sistematis. Investor akan menilai laba sekarang
untuk memprediksi laba dan return di masa yang
akan datang. Jika future return tersebut semakin
berisiko, maka reaksi investor terhadap unexpected
earnings perusahaan juga semakin rendah. Dengan
kata lain, jika beta semakin tinggi, maka ERC akan
semakin rendah (Scott, 2000).
Disclosure and Regulatory Requirements

• Economist yang menguji regulation dan


efeknya mulai meragukan bahwa semua
regulasi dimotivasi atas dasar kepentingan
umum dan peningkatan kesejahteraan sosial.
Para politisi dan pembuat aturan sekarang
dipandang memiliki motivasi membuat
regulasi demi keuntungan mereka sendiri dan
memiliki kepentingan pribadi dalam membuat
dan menyebarluaskan regulasi.
Agency Theory

• Manager mengambil langkah untuk memaksimalkan


nilai perusahaan hanya jika itu konsisten dengan
kepentingan mereka. Dalam hal agency theory ini,
dibutuhkan adanya monitoring devices agar perjanjian
antara manager, shareholder dan kreditor dipatuhi.
• Hipotesis spesifik dari pendekatan teori positif
akuntansi yang paling sering diuji adalah:
1. Bonus plan hypothesis
2. Debt covenant or debt/equity hypothesis
3. Political process hypothesis
Bonus Plan Hypothesis

• Dengan menggunakan hipotesis ini, managers


mendapatkan kompensasi dari seberapa baik dia me-
manage perusahaan.
• Implikasi dari hipotesis bonus plan bisa menjadi lebih
kompleks:
• Bonus plan tidak selalu mendorong manajer untuk
meningkatkan earnings. Jika earnings berada di bawah
level minimum yang dibutuhkan untuk pembayaran bonus,
maka manager akan menurunkan earnings karena tidak
ada bonus yang dibayarkan. Dan sebaliknya, jika earnings
telah mencapai level maksimum, maka tidak ada motivasi
bagi manager untuk menambah earnings lebih jauh lagi.
Debt Covenant Hypothesis

• The debt covenant hypothesis menekankan bahwa


managers termotivasi untuk memilih accounting
methods yang meminimalisasi kemungkinan
perjanjian (covenant) dilanggar. Secara operasional,
hal ini biasa disebut sebagai debt/equity hypothesis
yang menegaskan bahwa perusahaan yang memiliki
debt/equity ratio yang lebih tinggi cenderung
memilih accounting policies yang meningkatkan
current income dan mengorbankan future income.
Political Cost Hypothesis

• The political cost hypothesis menyatakan


bahwa perusahaan besar sangat rentan
terhadap tekanan dan political costs. Semakin
besar perusahaan, semakin besar
kemungkinan perusahaan tersebut memilih
accounting methods yang menurunkan profit
sehingga tekanan politik menurun.
Empirical Research:
A Mid-Course Evaluation
Critical Evaluation of Research Findings

• Studi hubungan antara returns/earnings menunjukkan bahwa meskipun


informasi laba digunakan oleh investor, tetapi kegunaan dari informasi
laba tersebut bagi investor sangat terbatas
• Korelasi antara return saham dan laba lemah dan kontribusi laba untuk
memprediksi harga dan return saham rendah
• Laba diyakini sebagai informasi utama yang disajikan dalam laporan
keuangan perusahaan
• Banyak model equity valuation yang hanya menggunakan expected
earnings sebagai variabel eksplanatori
• Earnings memiliki keterbatasan yang mungkin dipengaruhi oleh asumsi
perhitungan dan juga kemungkinan manipulasi yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan, sehingga dibutuhkan informasi lain selain laba
untuk memprediksi return saham perusahaan
Baruch Lev, "On the Usefulness of Earnings and Earnings Research: Lessons and Directions from Two Decades of Empirical
Research," Journal of Accounting Research (Supplement 1989), pp. 153-192
Empirical Research:
A Mid-Course Evaluation
Critical Evaluation of Research Findings

• Penentuan window untuk mengukur cummulative abnormal return (CAR)


saham perusahaan merupakan hal yang penting
• Jika terlalu pendek, CAR tidak dapat menangkap reaksi pasar yang mungkin
terjadi di luar window tersebut karena reaksi investor yang lambat
• Jika terlalu panjang, dapat memberikan pengukuran yang bias mengenai
kontribusi informasi yang diungkapkan oleh perusahaan
• Regresi return/earnings dengan menggunakan periode yang panjang relatif
lebih sedikit dipengaruhi oleh error dalam menghitung expected earnings
dibandingkan jika digunakan periode yang lebih pendek.

Baruch Lev, "On the Usefulness of Earnings and Earnings Research: Lessons and Directions from Two Decades of Empirical
Research," Journal of Accounting Research (Supplement 1989), pp. 153-192
Empirical Research:
A Mid-Course Evaluation
Critical Evaluation of Research Findings

• Watts dan Zimmerman (1990) meninjau kembali literatur tentang positive


accounting, umumnya hasil tsb konsisten dengan bonus plan dan debt/equity
hypothesis
• Sehubungan dengan political cost hypothesis, hasil yang muncul hanya
mendukung untuk perusahaan besar dan didorong oleh industri minyak dan gas.
• Hasil statistik cenderung signifikan tetapi nilai kekuatan penjelas (R2) atau
signifikansi ekonomi model rendah.
• Sebagian besar studi bersangkutan dengan insentif bagi manajemen untuk
bersikap oportunis (memilih metode akuntansi)
• Upaya lebih besar diperlukan untuk memperkuat hubungan antara teori dan
pengujian empiris dalam menentukan apakah pilihan manajemen adalah murni
oportunistik, atau termotivasi oleh pertimbangan efisiensi perusahaan/industri
Empirical Research:
A Mid-Course Evaluation
Market Anomalies

No Kelompok Jenis Khusus Keterangan

1 Anomali 1. Analysts' Semakin banyak analis merekomendasikan


Peristiwa Recomendation untuk membeli suatu saham, semakin tinggi
peluang harga akan turun.

2. Insider Trading Semakin banyak saham yang dibeli oleh insiders,


semakin tinggi kemungkinan harga akan naik.

3. Listings Harga sekuritas cenderung naik setelah


perusahaan mengumumkan akan melakukan
pencatatan saham di bursa.

4. Value Line Harga sekuritas akan terus naik setelah Value


Ratings Changes Line menempatkan rating perusahaan pada
urutan tinggi.
Empirical Research:
A Mid-Course Evaluation
Market Anomalies

No Kelompok Jenis Khusus Keterangan

2 Anomali 1. January Harga sekuritas cenderung naik di bulan Januari,


Musiman khususnya di hari-hari pertama.

2. Week-end Harga sekuritas cenderung naik pada hari Jumat


dan turun hari Senin.
3. Time of Day Harga sekuritas cenderung naik di 45 menit
pertama dan 15 menit terakhir perdagangan.

4. End of Month Harga sekuritas cenderung naik di hari-hari akhir


tiap bulan.
5. Seasonal Saham perusahaan dengan penjualan musiman
tinggi cenderung naik selama musim ramai.
6. Holidays Ditemukan return positif pada hari terakhir
sebelum liburan.
Empirical Research:
A Mid-Course Evaluation
Market Anomalies

No Kelompok Jenis Khusus Keterangan

3 Anomali 1. Size Return pada perusahaan kecil cenderung lebih


Perusahaan besar walaupun sudah disesuaikan dengan
resiko.

2. Closed-end Return pada close-end funds yang dijual dengan


Mutual funds potongan cenderung lebih tinggi.

3. Neglect Perusahaan yang tidak diikuti oleh banyak analis


cenderung menghasilkan return lebih tinggi.

4. Institutional Perusahaan yang dimiliki oleh sedikit institusi


Holdings cenderung memiliki return yang lebih tinggi.
Empirical Research:
A Mid-Course Evaluation
Market Anomalies

No Kelompok Jenis Khusus Keterangan


4 Anomali 1. P/E Saham dengan P/E ratio rendah cenderung
Akuntansi memiliki return yang lebih tinggi.

2. Earnings Saham dengan capaian earnings lebih tinggi dari


Surprise yang diperkirakan cenderung mengalami
peningkatan harga.
3. Price/Sales Jika rasionya rendah cenderung berkinerja lebih
baik.

4. Price/Book Jika rasionya rendah cenderung berkinerja lebih


baik.
5. Devidend Yield Jika yield-nya tinggi cenderung berkinerja lebih
baik.
6. Earnings Saham perusahaan yang tingkat pertumbuhan
Momentum earnings-nya meningkat cenderung berkinerja
lebih baik.
Empirical Research:
A Mid-Course Evaluation
Market Anomalies

Overreactive Markets: Contrarian Strategy


• Debondt dan Thaler (1985) berargumentasi bahwa pasar hanya
menggunakan informasi terbaru (kinerja saham terbaru) untuk
memproyeksikan kinerja saham di masa mendatang
• Saham yang meningkat harganya dianggap sebagai saham baik,
karena itu saham dibeli
• Saham yang menurun harganya dianggap jelek dan akan dijual
• Investor gagal menangkap informasi yang lebih luas
• Kinerja saham mestinya tidak hanya diukur dengan informasi
terbaru, tetapi mestinya diukur dengan informasi yang lengkap dan
komprehensif
• Investor mengalami overreact (reaksi berlebihan) terhadap
munculnya informasi baru tersebut
Direction Of Current Research:
Back To The Future?

Market based dan positive accounting research


berkembang karena:
• Perkembangan dalam teori keuangan dan
ekonomi (efficient market, agency theory)
• Keinginan untuk menemukan hasil empiris untuk
hipotesis yang dapat diuji

Current research menggabungkan antara elemen


dari pendekatan classical dan market based
Ball and Brown Revisited

• Ou (1990), memulai trend pada current research.

• Metode Penelitian:
– Memisahkan perusahaan dengan kategori perusahaan baik
dan buruk
– Membagi perusahaan berdasarkan reported earning tahun
tersebut dan forecasted earning tahun berikutnya
– Mengembangkan model untuk memprediksi apakah
reported earning tahun depan diatas (F+ = good news)
atau dibawah (F- = bad news) forecasted earning
Result
• Ou dan Penmann (1989) dan Holthausen dan Larcker (1992)
Fundamental analysis meneliti apakah financial ratio dapat
digunakan sebagai strategi trading yang baik.

• Holthausen dan Larcker (1992)


Tidak mencari hasil forecast baru melakukan “trade”
berdasarkan expected earning. Tapi menciptakan model yang
langsung melakukan forecast abnormal return.

• Kekurangan penelitian : merupakan analisa empiris, tanpa


adanya dukungan teori
Contextual Approaches and Fundamental
Analysis

• Untuk mengatasi permasalahan diatas, maka dilakukan


analisa mendalam mengenai perusahaan menggunakan
fundamental analysis dan didukung oleh dasar theoretical.

• Lev dan Thiagarajan (1993)


Melakukan pemilihan variabel yang dinyatakan dapat
berguna bagi financial analyst (bukan melalui statistical
model saja).
• Dalam contextual approach, pengaruh dari suatu variabel
mungkin berbeda-beda, tergantung pada kondisi ekonomi
atau industry.

• Abarbanell dan Bushee (1997 dan 1998) dan Pitrowski


(2000) menggunakan apriori conceptual dalam memilih
variabel dan rasio accounting, dan menemukan bahwa hal
tersebut berguna dalam memprediksi future earning dan
stock return.

• Kelemahan : tidak memiliki model yang formal yang


menghubungkan firm value dengan variabel accounting
Coming Full Circle : From Edward
And Bell To Ohlson

• Model Ohlson (residual income model)


melengkapi gap dari penelitian terdahulu.

• Penelitian Ohlson (1995) dan Feltham dan


Ohlson (1995) melengkapi kekurangan dari
penelitian terdahulu
Pengaruh model ini terhadap accounting
research:
• Memberikan dukungan teoritis untuk
beberapa penelitian empiris market based
• Memberikan framework bagi penelitian
dimasa depan dengan menghubungkan secara
langsung variable accounting dan nilai
(intrinsic)
Market In(efficiency) and Accounting

Penelitian yang dijelaskan diatas dan hasilnya secara


implisit menolak market efficiency. Dimana ditunjukkan
bahwa abnormal return dapat diperoleh mengunakan
data accounting. Menolak asumsi bahwa pasar
menggambarkan semua informasi yang tersedia, karena
harga membutuhkan beberapa tahun untuk
menggambarkan accounting information.
Implications of Empirical Research for
Financial Statement Analysis

Penelitian empiris yang telah dibahas memiliki


beberapa asumsi, beberapa yang terlalu naif.
Financial market tidak sederhana dan tidak
bereaksi seketika terhadap informasi
accounting. Reaksinya sangat kompleks sehingga
metodologi yang sangat banyak selama 30 tahun
ini tidak mampu mencakupnya
Implications cont’d
• Penelitian focus pada pengertian cara kerja dari financial
analyst, dan hubungan antara variable accounting dan harga
pasar.

• Positive theory menyatakan pentingnya pertimbangan


contractual dalam menganalisa data accounting. Pertimbangan
ini juga harus disertakan ketika membuat dasar dalam analisa
contextual.

• Classical theory penting untuk mengetahui prinsip yang


mendasari suatu perlakuan, sebelum di interpretasi oleh analis.
Implications cont’d

• Analis harus mengetahui hubungan yang


mempengaruhi informasi accounting yang
melibatkan interaksi antara investor, manager, dan
regulator. Interaksi ini memiliki implikasi terhadap
penilaian security

• Accounting research membuktikan bahwa financial


analysis penting untuk dilakukan. Melalui research
dicoba mendapatkan pemahaman yang lebih baik
mengenai financial analysis
The Value-Relevance of SFAS No. 95
Cash Flows from Operations as Assessed by
Security Market Effects
Introduction
• Tujuan makalah ini adalah untuk menilai relevansi
dari pengungkapan nilai-arus kas operasi yang
dibutuhkan oleh pernyataan laporan arus kas SFAS
No 95 (FASB 1987). Kami fokus pada - apakah arus
kas dari operation disclosures berkaitan dengan
penilaian pasar terhadap perusahaan bisnis. Dalam
menilai nilai-relevansi, jurnal ini meneliti efek
incremental stock price dari SFAS No 95 disclosures
di luar earnings dan estimasi cash flow dari
operation.
• Penyelidikan ini dapat dibahas dari dua
perspektif terkait untuk pengguna laporan
akuntansi-investor individu dan komunitas
investasi pada umumnya. Dari perspektif
investor individu, arus kas dari operasi dapat
berfungsi sebagai tolak ukur kinerja dalam
mengevaluasi kemampuan menghasilkan kas
masa depan dan potensi investasi saat ini.
• Dari perspektif komunitas investasi pada
umumnya, pasar modal berfungsi untuk
mengalokasikan sumber daya masyarakat.
Agar pasar modal efisien, diperlukan
penyediaan informasi yang relevan dalam
menetapkan harga.
• Karena sejumlah besar data perusahaan yang
berpotensi dapat dikomunikasikan kepada
pelaku pasar, para pembuat kebijakan harus
membuat pilihan yang sulit tentang berita
yang paling cocok untuk mencerminkan
kinerja perusahaan dan memberikan dasar
untuk efisien-pembagian risiko dan alokasi
sumber daya masyarakat.
• Penelitian ini fokus pada cash flow dari
operation daripada dua komponen arus kas
lainnya yaitu cash flow dari aktivitas investasi
dan arus kas dari aktivitas pendanaan.
• Konsep (SFAS) Nomor 1, Objectives of Financial Reporting
by Business Enterprises. Sebagai contoh, SFAS No 1 (para.
39) menyatakan bahwa:
... Karena kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
arus kas yang menguntungkan mempengaruhi
kemampuan untuk membayar dividen dan bunga dan
harga pasar dari surat berharga, arus kas yg diharapkan
untuk investor dan kreditur berkaitan dengan arus kas
yang diharapkan untuk perusahaan di mana mereka
telah berinvestasi ......
Arus kas adalah pusat untuk model penilaian di bidang
ekonomi, keuangan dan akuntansi dan beberapa
berpendapat bahwa saat ini arus kas dari operasi
perusahaan tidak relevan dengan nilai perusahaan.
• SFAS Nomor 1 menyatakan bahwa:
Laporan keuangan yang menunjukkan penerimaan kas dan
pembayaran hanya selama waktu yang singkat, seperti satu
tahun, tidak cukup menunjukkan apakah kinerja perusahaan
berhasil atau tidak(para. 43).
Informasi tentang pendapatan perusahaan dan komponen
yang diukur dengan accrual accounting secara umum
memberikan indikasi kinerja perusahaan yang lebih baik
daripada informasi tentang current cash receipts dan
payments (para. 44).
 Oleh karena itu, meskipun kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan arus kas yang menguntungkan tetap menjadi
objek utama yang menarik bagi investor, posisi FASB yang
menggunakan accrual-based earnings lebih baik dalam
menilai arus kas masa depan untuk perusahaan.
Penelitian terdahulu
• Fleksibilitas yang melekat dalam prinsip akuntansi yang berlaku
memberikan manajer kesempatan untuk menggunakan accrual
untuk memanipulasi pendapatan agar sesuai dengan tujuan
mereka sendiri (Bruns dan Merchant 1990).
• Akibatnya, banyak portofolio manajer dan analis menyatakan
bahwa arus kas operasi dapat menjadi indikator yang lebih
bermakna dari nilai suatu perusahaan daripada laba yang
dilaporkan (Dechow 1994, 5).
• Pengukuran cash flow form operations tidak terpengaruh oleh
accrual akuntansi dan deferrals dan akibatnya menghilangkan
salah satu potensi sumber manipulasi. Cash flows from
operations dengan demikian dianggap sebagai ukuran kinerja
perusahaan lebih handal.
• Meskipun keandalannya, pertanyaan mengenai relevansi arus
kas dari operasi menunjukkan batas-batas kegunaannya sebagai
indikator dari nilai perusahaan.
Penelitian Terdahulu
• Tidak seperti ukuran kinerja perusahaan lain, investor
dapat memperkirakan cash flows from operations
menggunakan item laporan keuangan.
• Livnat dan Zarowin (1990), misalnya, laporan tidak
ada hubungan tambahan antara security returns dan
estimated cash flows from operations, setelah
mengendalikan earnings.
• Ali (1994) melaporkan kandungan informasi
tambahan, di luar earnings dan modal kerja dari
operasi, karena hanya sebagian cash flows from
operations memperkirakan perubahan yang kecil dari
tahun ke tahun.
Penelitian Terdahulu
• Bhanson et al. (BMB 1996) menunjukkan kegagalan untuk
menemukan bukti yang konsisten dari relevansi nilai untuk
pre-SFAS No 95 tentang taksiran cash flows from operations
bisa diakibatkan oleh proses estimasi yang digunakan
dalam penelitian masa lalu. Perbedaan antara reported dan
estimated cahs flows from operation muncul karena
berbagai alasan. Kebanyakan dapat ditelusuri pada
kenyataan bahwa perubahan aktiva lancar dan kewajiban
lancar tidak selalu hasil dari aktivitas operasi.
• Akuisisi bisnis juga menghadirkan beberapa masalah dalam
memperkirakan arus kas dari operasi.
• Untuk mencegah adanya pengaruh outlier,
133 observasi dikeluarkan (memiliki tingkat
atau perubahan earning, CFO, atau estimated
CFO bernilai tidak di antara +1.5 dan -1.5)
• Sampel akhir yaitu 3982 observasi yang
memiliki laporan dan estimasi data CF
Tabel 1
• Mean estimated CFO dibandingkan dg nilai pasar awal sebesar 0.158.
• Mean perubahan estimated CF sebesar 0.012 dan korelasinya dengan unexpected return
bernilai 0.14.
• Perubahan ∆Ejt/Pjt-1, ∆CFjt/Pjt-1, ∆EstCFjt/Pjt-1 serta nilai level Ejt/Pjt-1, CFjt/Pjt-1, EstCFjt/Pjt-1 pada
earning dan CFO (reported maupun estimated) secara individual memiliki hubungan yang
signifikan terhadap unexpected return.
• Korelasi antara variabel earning dan CFO di semua kasus positif dan signifikan.
 Meskipun korelasi-korelasi ini meningkatkan probabilitas bahwa earning dapat
menggantikan informasi CFO, namun CF memainkan peran yang sangat penting dalam
memberikan penilaian yang relevan dibandingkan earning.
• Estimated CFO berkorelasi tinggi dengan apa yang tercantum dalam SFAS No. 95 (Pearson=.74
dan Spearman=.80).
 Nilai estimasi memberikan informasi yg sama dg informasi nilai report.
• Perubahan CF antara estimated dan reported memiliki korelasi yang lebih kecil (.19 dan .18).
 Meskipun ada kesamaan dalam reported dan estimated CFO pada data level, nilai
perubahan dari satu periode ke periode selanjutnya berbeda antara reported dan estimated.
• Rjt = annual unexpected return persh j dr 1
April tahun t sampai 31 Maret tahun t+1
• Ejt dan CFjt = earning dan CFO persh j di tahun t
• ∆Ejt dan ∆CFjt = perubahan nilai earning dan
CFO persh j dari tahun t-1 ke tahun t.
Variabel-variabel penjelas ini dikurangi
dengan nilai pasar ekuitas pada tahun t, Pjt.
Tabel 2
• Mean yg mengkombinasikan koefisien – untuk (∆Ejt/Pjt-1 + Ejt/Pjt-1) dan
(∆CFjt/Pjt-1 + CFjt/Pjt-1) bernilai positif signifikan pada conventional level (<
0.01).
 Earning dan CFO masing-masing memberikan nilai relevansi-
tambahan di luar satu sama lain dalam menjelaskan unexpected security
return.
• Mean kombinasi koefisien variabel CFO selama 5 tahun sebesar 0.428 dg
t-statistic 7.376, yg signifikan pada level 0.01.
 Mencerminkan stabilitas koefisien estimasi selama 5 tahun di dalam
sampel. Koefisien-koefisien ini sama seperti analisis pooled dan mean.
• Mean koefisien kombinasi untuk earning (0.433) mendekati nilai
koefisien kombinasi dr CFO (0.428).
 Menunjukkan tingkat harga yang sama untuk earning dan CFO.
Untuk menyajikan dasar perbandingan explanatory power dari
estimated CF terhadap reported disclosure, dilakukan:
1. Menguji apakah nilai estimasi menghasilkan efek incremental
di luar earnings.
2. Memodifikasi Model (1) dengan mensubstitusi EstCFjt/Pjt-1 thd
CFjt/Pjt-1 sebagai berikut:

Dimana:
EstCFjt : Estimated cash flow dari operation untuk perusahaan j pada tahun t
Δ EstCFjt : Perubahan dalam estimated cashflow dari operation untuk perusahaan
j pada tahun t-1 hingga tahun t.
Tabel 3

Koefisien yang dijumlahkan dari Δ EstCFjt/ Pjt-1dan EstCFjt/ Pjt-1 (mean = 0,308) yang
secara signifikan bernilai positif pada tingkat 0,01.
→ membuktikan bahwa estimated cash flow dari operasi tidak memiliki
kandungan informasi tambahan di luar earning.
Untuk menjawab pertanyaan empiris apakah SFAS no.
95 memberikan informasi incremental value-relevance
di luar estimated cash flow, sehingga digunakan model
regresi sebagai berikut:
Tabel 4
• Koefisien gabungan untuk earning (mean = 0,431, t = 4,849),
→ earning mempunyai incremental value-relevance melebihi estimated dan reported
cash flow dari variabel operasi.

• Hasil yang dilaporkan dalam tabel 4, tidak menunjukkan incremental value-relevance


untuk estimated cash flow dari operasi.

• Setelah memasukan SFAS no. 95 reported cash flow pada model (3), koefisien untuk
estimated cash flow dari operasi menjadi tidak signifikan. → Tidak terbukti estimated
cash flow dari operasi berdampak terhadap market security,

• Koefisien gabungan untuk arus kas dari operasi (mean = 0,368, t = 5,935), Δ CF jt/ Pjt-1 +
CFjt/ Pjt-1
→ reported cash flow dari operasi memiliki incremental value-relevance yang
signifikan, di luar earning dan estimated cash flow dari operasi.
Conclusions
• SFAS No 95 reported cash flow dari operasi
mempunyai kekuatan penjelas incremental yang
signifikan untuk security return.

• SFAS no. 95 yang dilaporkan dari data arus kas operasi


memiliki peran dalam menjelaskan security price.
Sebaliknya, given earning dan SFAS no. 95 reported
amount , estimasinya gagal untuk menunjukkan hasil
incremental.
Conclusions cont’d

• Estimated cash flow dari operasi menjelaskan


sebagian besar dari security return yang tidak
dijelaskan oleh accounting earning.

• Arus kas dari operasi memiliki value-relevance


meskipun terdapat berbagai kritik mengenai
persyaratan disclosure saat ini yang dijelaskan
pada SFAS no. 95.
Kelemahan
Meskipun penelitian ini menyediakan bukti value-
relevance arus kas dari operasi, penelitian ini tidak
mempertimbangkan biaya dari disclosure tersebut.

Elliott dan Jacobson (1994) bahwa biaya


pengembangan dan penyajian disclosure, potensi
kerugian kompetitif dan sejumlah faktor lainnya
harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi setiap
kebijakan disclosure publik.

Anda mungkin juga menyukai