Anda di halaman 1dari 14

REVIU

JURNAL 1

EVALUASI KELAYAKAN PEMEKARAN DAERAH


KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA
PROVINSI SUMATERA SELATAN

Evaluasi Proyek
Ir. Ari Siswanto, M.Sc., Ph.D.
Pendahuluan 2

Latar Belakang
 Keinginan daerah untuk memekarkan diri semakin tak terbendung
 Terdapat 314 usulan daerah otonomi baru hingga Januari 2019 meski
moratorium masih terus berjalan
 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Kementerian Keuangan
terhadap 145 DOB, sebanyak 85% DOB memiliki masalah karena tidak
memenuhi kriteria potensi ekonomi

Pemekaran daerah yang banyak terjadi di Indonesia sekarang ini tidak


didukung oleh kesiapan daerah dalam hal ketersediaan sumber daya alam,
sumber daya manusia, pembiayaan dan infrastruktur penunjang.
.
Lanjutan.... 3

Permasalahan
Evaluasi kelayakan pemekaran daerah baik dari aspek pemenuhan persyaratan
pembentukan DOB maupun penataan daerah dalam mewujudkan pencapaian
tujuan otonomi daerah

Tujuan
Untuk mendapatkan tolok ukur dalam rangka menilai keberhasilan pelaksanaan
pemekaran daerah yang dilaksanakan di Kabupaten Musi Rawas Utara.
 
Manfaat
Sebagai masukan dalam menata kembali pelaksanaan pemekaran daerah sesuai
dengan kecukupan pemenuhan persyaratan dan ketersediaan sumber daya
Histori Pembentukan Kab. Muratara 4

• Kabupaten Termuda d Provinsi Sumatea Selatan (2013)


• Proses pembentukan diiringi dengan banyak aksi kekerasan dan
perusakan yang mengakibatkan adanya korban jiwa
• Aksi pemblokiran jalan Lintas Sumatera dengan cara membakar ban-ban
bekas, penutupan akses secara total lalu lintas jalan Negara yang
menghubungkan Jambi, Palembang dan Bengkulu, serta aksi lempar
batu aparat dengan warga.
• Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk tuntutan, protes, warga
masyarakat Musi Rawas Utara agar Gubernur dan Menteri Dalam Negeri
RI datang menemui warga dan UU pembentukan Kabupaten Musi Rawas
Utara segera disahkan.
“apakah kesejahteraan masyarakat pada akhirnya benar-benar
meningkat setelah daerah tersebut dimekarkan”
PEMBAHASAN 5

• Evaluasi kelayakan wilayah pemekaran dilakukan secara ilmiah


dengan menggunakan indikator-indikator yang ditinjau dari dua
aspek yakni Persyaratan Pembentukan Daerah dan pencapaian
tujuan otonomi daerah yakni Kesejahteraaan Masyarakat.

• Melalui UU Nomor 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, daerah


memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi
pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan
masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat
Persyaratan Pemekaran Daerah 6

Diatur dalam PP No. 78 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Pembentukan,


Penghapusan, dan Penggabungan Daerah

Persyaratan Administratif
• Keputusan DPRD Kab/Kota dan Provinsi,
• Keputusan Kepala Daerah dan Gubernur

Analisis
• Adanya aksi penutupan jalan oleh ribuan warga (Faktor Etnisitas)
• Adanya kepentingan kelompok elit, didahului dengan Pengukuhan
Presidium Musi Rawas Utara. pada tanggal 18 Mei 2010
• Lembaga ini menjadi representasi dari keinginan politik masyarakat
untuk mengusulkan pemekaran, dan lembaga ini pulalah yang
kemudian berurusan langsung ke atas, ke bawah, dan yang
berhubungan langsung dengan pihak eksekutif, legislatif daerah
maupun pusat.
7
Persyaratan Teknis
• Faktor kemampuan ekonomi, kependudukan, potensi daerah,
sosial budaya, sosial politik, luas daerah, pertahanan, keamanan,
kemampuan keuangan, tingkat kesejahteraan masyarakat, dan
rentang kendali.
Analisis
• Proses pengambilan keputusan pemekaran cenderung “urgenitas”, lebih
karena atas dasar mempertahankan keutuhan NKRI
• Kabupaten Musi Rawas Utara masuk dalam kategori daerah tertinggal
(Perpres Nomor 131 Tahun 2015 Tentang Penetapan Daerah Tertinggal
Tahun 2015-2019)
• Dari perspektif politik, penetapan sebagai daerah tertinggal menjadi
bukti bahwa persoalan yang sesungguhnya dihadapi bukanlah masalah
span of control antar daerah, melainkan adanya indikasi lain yang
mengarah kepada perebutan kekuasaan dan sumber daya alam
8
Persyaratan Fisik Kewilayahan
• Meliputi 4 aspek yaitu cakupan wilayah meliputi paling sedikit
5 (lima) kabupaten/kota untuk pembentukan provinsi dan
paling sedikit 5 kecamatan untuk pembentukan kabupaten
dan 4 kecamatan, lokasi calon ibukota, sarana dan prasarana
pemerintahan
Analisis
• Kabupaten Musi Rawas Utara saat pembentukan mempunyai
7 kecamatan
• Terdapat dua opsi calon ibukota kabupaten, Muara Rupit dan
Surulangun Rawas
• Sarana dan prasarana pemerintahan (Gedung Kantor) yang
dimiliki oleh Kabupaten Musi Rawas Utara sebagian besar
masih berstatus sewa dan kondisi yang kurang memadai.
Analisis Kesejahteraan
Masyarakat 9

• Ditinjau dari Kondisi Ekonomi


• Apabila kondisi ekonomi masyarakat semakin membaik, maka secara
tidak langsung hal ini berpengaruh kepada akses masyarakat
terhadap pelayanan publik, baik pendidikan maupun kesehatan

Menurut BPS, berikut beberapa indikator atau ukuran Statistik


Kesejahteraan Rakyat dalam aspek ekonomi:
1. Pertumbuhan Ekonomi
2. Pendapatan Per Kapita
3. Tingkat Kemiskinan
Pertumbuhan Ekonomi 1
0
Gambar 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas
Dasar Harga Konstan Kab Musi Rawas
Utara Tahun 2013 - 2017

Secara umum, laju pertumbuhan


ekonomi di Kabupaten Musi Rawas
Utara terus mengalami peningkatan
secara positif pada tahun 2017 yaitu
sebesar 4,22 persen. Akan tetapi,
berdasarkan gambar 1 tersebut,
terlihat tingginya PDRB perkapita
yang hampir mencapai dua digit,
akan tetapi pada tahun-tahun
berikutnya malah tidak pernah
menyentuh 50% dari capaian pada
tahun 2014.

Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas Utara


Pendapatan per kapita 1
1

Gambar 2. Pendapatan Per Kapita Atas Dasar Harga


Konstan Kab Musi Rawas Utara Tahun 2013 - 2017 (Juta) Dalam waktu 5 tahun,
peningkatan pendapatan
yang cukup baik terjadi
dimana pendapatan perkapita
masyarakat Kabupaten Musi
Rawas Utara mencapai 27
Juta. Namun, jika dilihat lebih
teliti, lonjakan yang cukup
tinggi pada tahun 2014 dan
tidak dimbangi dengan
capaian yang yang lebih baik
atau sama pada tahun-tahun
berikutnya.
Tingkat Kemiskinan 1
2
Tabel 3. Perbandingan Angka Kemiskinan Tingkat Nasional, Provinsi Sumatera Selatan
dan Kabupaten Musi Rawas Utara

Angka kemiskinan di Kabupaten Musi Rawas Utara masih di atas capaian dari Propinsi
Sumatera Selatan dan Nasional. Akan tetapi, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara
dinilai belum berhasil menurunkan angka kemiskinan penduduknya secara signifikan
dalam kurun waktu 5 tahun pasca pemekaran.
Lebih lanjut, berdasarkan data Bappeda Sumatera Selatan di Tahun 2018, persentase
kemiskinannya tertinggi di Sumsel yakni Kabupaten Musi Rawas Utara (Musi Rawas
Utara) sebesar 19,09% dengan biaya hidupnya satu warga mencapai 456.844/bulan.
KESIMPULAN 1
3

• Pembentukan kabupaten Musi Rawas Utara dapat dikatakan masih belum layak untuk
dimekarkan jika ditinjau dari pemenuhan persyaratan pembentukan daerah pada aspek
administratif dan teknis.
• Ditinjau dari persyaratan fisik kewilayahan, Musi Rawas Utara memiliki kekurangan
pada aspek sarana dan prasarana yang didominasi oleh status kepemilikan berupa
sewa menyewa yang memungkinkan terjadinya bureaucratic and political rent-seeking.
• Ditinjau dari aspek kesejahteraan masyarakat, laju pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan perkapita secara umum memiliki tren positif, akan tetapi capaian tersebut
tidak pernah melebihi capaian keberhasilan pada tahun 2014. Artinya stabilitas
ekonomi di Musi Rawas Utara masih sangat rapuh. Banyak pertimbangan yang harus
benar-benar dikaji secara cermat agar kelak kabupaten ini tidak menjadi beban baru
bagi pemerintah pusat.
• Dari sisi tingkat kemiskinan, meksipun Musi Rawas Utara memiliki catatan di atas
capaian provinsi dan nasional, akan tetapi persentasi penduduk miskin Musi Rawas
Utara adalah yang tertinggi di Sumatera Selatan.
1
4

Anda mungkin juga menyukai