neomisin, netilmisin, streptomisin dan tobramisin. • Aminoglikosida digunakan untuk mengobati infeksi gram negatif yang serius bersifat bakterisidal. • Konsentrasi terapeutik dalam sirkulasi sistemik pada rute parenteral karena secara oral absorpsinya tidak diserap dalam saluran gastrointestinal. • Pemilihan dosis aminoglikosida bergantung pada obat yang digunakan yang paling sering dipantau gentamisin, tobramisin dan amikasin. lanjutan
• Dosis lazim sebagai dosis tunggal harian gentamisin dan
tobramisin 5-7 mg/kg/hari, dan Dosis amikasin 15-20 mg/kg/hari selama 30-60 menit atau dosis terbagi setiap 8-12 jam. • Model farmakokinetika yang sama dapat digunakan untuk semua aminoglikosida karena senyawa aminoglikosida memiliki klirens, volume distribusi, waktu paruh yang mirip. • Memiliki kecenderungan yang berbeda dalam interaksi dengan penisilin. Farmakodinamika Aminoglikosida
• Aminoglikosida dulu diberikan dalam dosis
konvesional(beberapa kali sehari). • Sifat farmakodinamik menunjukan bahwa pemberian dosis besar dan frekuensi kecil memaksimalkan aktivitas bakterisid aminoglikosida. • Pengalaman dari terkontrol acak pemberian aminoglikosida sekali sehari memberi efikasi yang sama dan resiko toksisitas yang lebih kecil dibandingkan metode pendosisan konvesional. Konsentrasi terapeutik dan toksik dalam plasma
• Konsentrasi plasma puncak gentamisin dan tobramisin dari
interval yang diperpanjang yaitu 5-7 mg/kg/hari adalah 20-30 mg/L dari regimen dosis ganda harian konvesional dalam kisaran 5-8 mg/L,dan pada konsentrasi plasma puncak <2-4 mg/L kemungkinan tidak efektif. • Konsentrasi puncak untuk amikasin 20-30 mg/L dan konsentrasi palung <10 mg/L. • Penerimaan prosedur pendosisan sekali sehari menyebabkan pemantauan konsentrasi serum kurang intensif. • Nomogram nicolau dkk merekomendasikan kadar tunggal diambil 6-14 jam setelah pemberian dosis dan akan menunjukkan grafik interval pendosisan tepat atau perlu diperpanjang . Parameter utama antibiotik aminoglikosida Bioavailabilitas (F)
• Senyawa aminoglikosida sukar larut dalam air
dan lipid sehingga sukar diabsorpsi jika diberikan oral dan harus diberikan parenteral untuk mengobati infeksi sistemik. VOLUME DISTRIBUSI(V) • Volume distribusi aminoglikosida=0.25 L/kg dan telah dilaporkan kisaran yang relatif luas yaitu 0,1-0,5 L/kg. • Volume distribusi pada subjek obes disesuaikan berat badan ideal ditambah 10% dari kelebihan berat badan pasien.
• Volume distribusi pasien yang tidak obes dan tidak
kelebihan cairan dapat diestimasi dengan persamaan Klirens (Cl) • Antibiotika aminoglikosida dieliminasi hampir semuanya melalui rute renal. • klirens kreatinin memiliki nilai mirip pada berbagai kondisi ginjal maka klirens aminoglikosida dapat diestimasi pada persamaan berikut dalam rentang terapeutik. Klirens Non-Renal • Klirens non renal 0,0021 L/kg/jam atau 2,5 mL/menit/70 kg merupakan Faktor lain yang harus dipertimbangkan ketika mengestimasi klirens aminoglikosida. • Klirens non renal diabaikan pada kebanyakan pasien tapi nilai ini signifikan pada pasien gangguan fungsi ginjal. • Pada pasien anefrik fungsional yang menjalani hemodialisis secara intermiten nilai klirens = 0,0043 L/Kg/jam (5mL/menit/70kg)menunjukkan klirens normal yang tersisa dan klirens non renal Interaksi penisilin • Karbenisilin ,tikarsilin, dan senyawa penisillin spektrum diperluas menginaktivasi gentamisin dan tobramisin secara in vitro dan menjadi signifikan secara in vivo pada pasien gagal ginjal.interaksi ini juga terjadi pada tobramisin dan jarang terjadi pada amikasin. • Klirens gentamisin tambahan diperkirakan mengalikan volume distribusi nyata aminoglikosida pasien dengan 0,017 pada pasien fungsi ginjal buruk yang menerima karbenisillin atau tikarsilin. Waktu paruh eliminasi • Waktu paruh eliminasi aminoglikosida ditentukan volume distribusi dan klirens karena kondisi fungsi renal berbeda, waktu paruh bervariasi. • Seorang pria 25 tahun berat badan 70kg memilki serum kreatinin 0,8 mg/dL ,klirens aminoglikosida 100mL/menit atau lebih,jika volume distribusi 0,25 L/kg waktu paruh eliminasi kira kira 2 jam. • Sebaliknya seorang pria 75 tahun denga nilai v mirip dengan pria pertama memilki kreatinin serum 1,4 mg/dLmungkin memiliki klirens aminoglikosida 35mL/menit dan waktu paruh = 6 jam Lanjutan....... • Karena itu dosis aminoglikosida awal dan interval dosisnya dosisnya harus dipilih hati hati. • Penyesuaian farmakokinetika pada setiap pasien bervariasi diharapkan dapat mengoptimalkan hasil terapi yang diperoleh dari konsentrasi aminoglikosida terapeutik tanpa toksik. Nomogram dan Komputer • Nomogram yang digunakan beberapa pusat pengkajian adalah nomogram hartford untuk obat yang diberikan dosis tinggi dan interval dosis yang diperpanjang. • Dosis dalam nomogram 7mg/kg dengan target konsentrasi puncak 20-30 mg/L merupakan 10 kali lipat titik ambang kepekaan untuk gentamisin dan tobramisin yaitu 2mcg/mL Lanjutan........
• Sejumlah program komputer tersedia untuk
membantu klinisi memilih aminoglikosida dan agen terapeutik lainnya.lebih fleksible daripada nomogram yaitu pengguna umumnya dapat memilih interval pendosisan dan konsentrasi puncak atau palung berdasarkan penilaian klinis. Contoh kasus 1 • AC seorang wanita dengan berat badan 70 kg obes mendapatkan 140 mg gentamisin selama setengah jam tiap 8 jam,prediksikan konsentrasi plasma puncak dan palung AC pada keadaan tunak. • Masalah ini dapat diselesaikan dengan mengasumsikan bahwa AC mendapatkan bolus IV intermiten atau mendapatkan infusi setengah jam setiap 8 jam sehingga kadar puncak:t1 menunjukkan interval waktu antara awal infusi dan waktu saat sampel konsentrasi puncak diambil 1 jam dan rata rata adalah interval antar dosis 8 jam Lanjutan • Dengan menggunakan V 17,5 dan konstanta laju eliminasi 0,346 jam -1.maka konsentrasi puncak dapat menggunakan persamaan dan dihitung : • Jika sampel konsentrasi palung diperoleh sesaat sebelum infusi berikutnya diberikan dengan menggunakan nilai V, Konstanta laju eliminasi 0,346 maka konsentrasi palung dapat dihitung : Contoh kasus 2 • We adalah seorang pasien pria usia 20 tahun dengan berat badan 60 kg sedang mendapatkan infus IV tobramisin sebesar 80 mg dalam waktu 30 menit setiap 8 jam. Nilai kreatinin serum meningkat dari 1 menjadi 2 mg/dLdalam 24 jam terakhir.karena fungsi ginjalnya terlihat menurun diambil 3 sampel plasma untuk memonitor konsentrasi dalam serum. Yaitu sesaat sebelum suatu dosis diberikan,1 jam dan 8 jam setelah dosis tersebut diberikan.konsentrasi serum pada waktu tersebut 4,8,5 mg per liter.Hitunglah volume distribusi, konstanta laju eliminasi, dan klirens tobramisin. Penyelesaian
• Langkah pertama adalah menghitung
konstanta laju eliminasi berdasarkan kedua konsentrasi plasma pada fase eliminasi 8 dan 5 mg /L. • Langkah kedua volume distribusi diestimasikan dengan mengasumsikan dosis bolus diberikan segera, C0 merupakan konsentrasi puncak teoritis untuk bolus IV. Dan C adalah konsentrasi terukur yang bernilai 8mg/L ,t merupakan interval waktu 1 jam antara awal infusi dan waktu pengambilan sampel. perhitungan konsentrasi puncak teoritis dapat dihitung lanjutan • Mengingat perubahan konsentrasi puncak dikurangi palung disebabkan dosis pemberian dan volume distribusi, maka V dapat dihitung : lanjutan • Dengan volume distribusi 17,8 L dan konstanta laju eliminasi bernilai 0,067 jam-1 maka klirens dapat dihitung : Contoh kasus 3
• Hj adalah seorang pria berusia 25 tahun tinggi badan
5 kaki 5 inchi (65 inchi);berat badan 55 kg menderita fibrosis sistik.masuk rumah sakit untuk mendapat penanganan eksaserbasi paru akut. Nilai kreatinin serum pasien adalah 0,6 mg/Dl. Pengobatannya diawali dengan pemberian tobramisin 180 mg yang diinfusikan selama 30 menit setiap 8 jam. Hitunglah konsentrasi puncak dan palung pada keadaan tunak yang diprediksikan. penyelesaian • Farmakokinetik aminoglikosida terbukti menunjukkan perubahan pada penyakit fibrosis sistik.ditunjukan dengan meningkatnya nilai V (0.3-0,35 L/kg) klirens yang lebih cepat daripada subjek kelompok kontrol berdasar usia yang sama.maka v dan Cl dengan persamaan : lanjutan
• Dengan klirens yang diestimasi 8,8 L/Jam
sebagai klirens tobramisin dan volume distribusi 16,5 L maka konstanta laju eliminasi dan waktu paruh dihitung dengan persamaan lanjutan • Konsentrasi puncak dan palung pada keadaan tunak dihitung menggunakan infusi singkat:
• Konsentrasi pulung dihitung dengan menghitung penurunan
konsentrasi puncak Contoh kasus 4
• YB pasien berusia 38 tahun berat badan 70
kg.memiliki kreatinin serum sebesar 1,8 mg/dLdan telah mendapatkan tobramisin sebanyak 100 mg dalam bentuk intravena.setengah jam setiap 8 jam selama beberapa hari. Konsentrasi plasma puncak yang diperoleh 1 jam setelah infusi diberikan 8mg/L konsentrasi palung yang diperoleh sesaat sebelum suatu dosis diberikan adalah 3mg/L.estimasikan nilai konstanta laju eliminasi nyata(K) klirens (Cl) dan volume distribusi (v) unttuk tobramisin pada pasien Y.B Penyelesaian • Karena interval waktu 7 jam antara pengambilan sampel melebihi waktu paruh tobramisin yaitu konsentrasi palung kurang dari setengah konsentrasi puncak yang diukur kedua konsentrasi dapat digunakan untuk mengestimasi konstanta laju eliminasi . lanjutan • Dengan konstanta laju eliminasi 0,14 jam konsentrasi puncak teramati sebesar 8mg/L regimen pendosisan sebesar 100 mg diberikan selama setengah jam setiap 8 jam maka volume distribusi dapat dihitung dengan persamaan lanjutan • Klirens dihitung: simpulan
• Volume distribusi yang bernilai 16,2 L ini setara
dengan 0,23 L/kg.keuntungan menghitung parameter farmakokinetik tobramisin yang spesifik untuk pasien ini adalah parameter tersebut dapat digunakan untuk menghitung regimen pendosisan yang akan menghasilkan konsentrasi puncak dan palung yang diinginkan.