Anda di halaman 1dari 32

NAMA : NIA NURUMAMAH

KELAS : A
NIM : 3351191432
PSPA XXIX UNJANI

TUGAS MATA KULIAH


BIOFARMASETIK DAN FARMAKOKINETIK KLINIK

Senyawa Aminoglikosida
AMINOGLIKOSIDA

• Golongan ini meliputi amikasin, gentamisin,


neomisin, netilmisin, streptomisin dan tobramisin.
• Aminoglikosida digunakan untuk mengobati infeksi
gram negatif yang serius bersifat bakterisidal.
• Konsentrasi terapeutik dalam sirkulasi sistemik pada
rute parenteral karena secara oral absorpsinya tidak
diserap dalam saluran gastrointestinal.
• Pemilihan dosis aminoglikosida bergantung pada obat
yang digunakan yang paling sering dipantau
gentamisin, tobramisin dan amikasin.
lanjutan

• Dosis lazim sebagai dosis tunggal harian gentamisin dan


tobramisin 5-7 mg/kg/hari, dan Dosis amikasin 15-20
mg/kg/hari selama 30-60 menit atau dosis terbagi setiap 8-12
jam.
• Model farmakokinetika yang sama dapat digunakan untuk
semua aminoglikosida karena senyawa aminoglikosida
memiliki klirens, volume distribusi, waktu paruh yang mirip.
• Memiliki kecenderungan yang berbeda dalam interaksi dengan
penisilin.
Farmakodinamika Aminoglikosida

• Aminoglikosida dulu diberikan dalam dosis


konvesional(beberapa kali sehari).
• Sifat farmakodinamik menunjukan bahwa pemberian
dosis besar dan frekuensi kecil memaksimalkan
aktivitas bakterisid aminoglikosida.
• Pengalaman dari terkontrol acak pemberian
aminoglikosida sekali sehari memberi efikasi yang
sama dan resiko toksisitas yang lebih kecil
dibandingkan metode pendosisan konvesional.
Konsentrasi terapeutik dan toksik dalam plasma

• Konsentrasi plasma puncak gentamisin dan tobramisin dari


interval yang diperpanjang yaitu 5-7 mg/kg/hari adalah 20-30
mg/L dari regimen dosis ganda harian konvesional dalam kisaran
5-8 mg/L,dan pada konsentrasi plasma puncak <2-4 mg/L
kemungkinan tidak efektif.
• Konsentrasi puncak untuk amikasin 20-30 mg/L dan konsentrasi
palung <10 mg/L.
• Penerimaan prosedur pendosisan sekali sehari menyebabkan
pemantauan konsentrasi serum kurang intensif.
• Nomogram nicolau dkk merekomendasikan kadar tunggal
diambil 6-14 jam setelah pemberian dosis dan akan menunjukkan
grafik interval pendosisan tepat atau perlu diperpanjang .
Parameter utama antibiotik aminoglikosida
Bioavailabilitas (F)

• Senyawa aminoglikosida sukar larut dalam air


dan lipid sehingga sukar diabsorpsi jika
diberikan oral dan harus diberikan parenteral
untuk mengobati infeksi sistemik.
VOLUME DISTRIBUSI(V)
• Volume distribusi aminoglikosida=0.25 L/kg dan
telah dilaporkan kisaran yang relatif luas yaitu 0,1-0,5
L/kg.
• Volume distribusi pada subjek obes disesuaikan berat
badan ideal ditambah 10% dari kelebihan berat badan
pasien.

• Volume distribusi pasien yang tidak obes dan tidak


kelebihan cairan dapat diestimasi dengan persamaan
Klirens (Cl)
• Antibiotika aminoglikosida dieliminasi hampir semuanya
melalui rute renal.
• klirens kreatinin memiliki nilai mirip pada berbagai kondisi
ginjal maka klirens aminoglikosida dapat diestimasi pada
persamaan berikut dalam rentang terapeutik.
Klirens Non-Renal
• Klirens non renal 0,0021 L/kg/jam atau 2,5
mL/menit/70 kg merupakan Faktor lain yang harus
dipertimbangkan ketika mengestimasi klirens
aminoglikosida.
• Klirens non renal diabaikan pada kebanyakan pasien
tapi nilai ini signifikan pada pasien gangguan fungsi
ginjal.
• Pada pasien anefrik fungsional yang menjalani
hemodialisis secara intermiten nilai klirens =
0,0043 L/Kg/jam (5mL/menit/70kg)menunjukkan
klirens normal yang tersisa dan klirens non renal
Interaksi penisilin
• Karbenisilin ,tikarsilin, dan senyawa penisillin spektrum
diperluas menginaktivasi gentamisin dan tobramisin secara in
vitro dan menjadi signifikan secara in vivo pada pasien gagal
ginjal.interaksi ini juga terjadi pada tobramisin dan jarang
terjadi pada amikasin.
• Klirens gentamisin tambahan diperkirakan mengalikan volume
distribusi nyata aminoglikosida pasien dengan 0,017 pada
pasien fungsi ginjal buruk yang menerima karbenisillin atau
tikarsilin.
Waktu paruh eliminasi
• Waktu paruh eliminasi aminoglikosida ditentukan volume
distribusi dan klirens karena kondisi fungsi renal berbeda,
waktu paruh bervariasi.
• Seorang pria 25 tahun berat badan 70kg memilki serum
kreatinin 0,8 mg/dL ,klirens aminoglikosida 100mL/menit
atau lebih,jika volume distribusi 0,25 L/kg waktu paruh
eliminasi kira kira 2 jam.
• Sebaliknya seorang pria 75 tahun denga nilai v mirip
dengan pria pertama memilki kreatinin serum 1,4
mg/dLmungkin memiliki klirens aminoglikosida
35mL/menit dan waktu paruh = 6 jam
Lanjutan.......
• Karena itu dosis aminoglikosida awal dan interval
dosisnya dosisnya harus dipilih hati hati.
• Penyesuaian farmakokinetika pada setiap pasien
bervariasi diharapkan dapat mengoptimalkan hasil
terapi yang diperoleh dari konsentrasi aminoglikosida
terapeutik tanpa toksik.
Nomogram dan Komputer
• Nomogram yang digunakan beberapa pusat
pengkajian adalah nomogram hartford untuk
obat yang diberikan dosis tinggi dan interval
dosis yang diperpanjang.
• Dosis dalam nomogram 7mg/kg dengan target
konsentrasi puncak 20-30 mg/L merupakan 10
kali lipat titik ambang kepekaan untuk
gentamisin dan tobramisin yaitu 2mcg/mL
Lanjutan........

• Sejumlah program komputer tersedia untuk


membantu klinisi memilih aminoglikosida dan agen
terapeutik lainnya.lebih fleksible daripada nomogram
yaitu pengguna umumnya dapat memilih interval
pendosisan dan konsentrasi puncak atau palung
berdasarkan penilaian klinis.
Contoh kasus 1
• AC seorang wanita dengan berat badan 70 kg obes
mendapatkan 140 mg gentamisin selama setengah jam
tiap 8 jam,prediksikan konsentrasi plasma puncak dan
palung AC pada keadaan tunak.
• Masalah ini dapat diselesaikan dengan mengasumsikan
bahwa AC mendapatkan bolus IV intermiten atau
mendapatkan infusi setengah jam setiap 8 jam sehingga
kadar puncak:t1 menunjukkan interval waktu antara awal
infusi dan waktu saat sampel konsentrasi puncak diambil
1 jam dan rata rata adalah interval antar dosis 8 jam
Lanjutan
• Dengan menggunakan V 17,5 dan konstanta laju eliminasi
0,346 jam -1.maka konsentrasi puncak dapat menggunakan
persamaan dan dihitung :
• Jika sampel konsentrasi palung diperoleh sesaat
sebelum infusi berikutnya diberikan dengan
menggunakan nilai V, Konstanta laju eliminasi 0,346
maka konsentrasi palung dapat dihitung :
Contoh kasus 2
• We adalah seorang pasien pria usia 20 tahun dengan
berat badan 60 kg sedang mendapatkan infus IV
tobramisin sebesar 80 mg dalam waktu 30 menit
setiap 8 jam. Nilai kreatinin serum meningkat dari 1
menjadi 2 mg/dLdalam 24 jam terakhir.karena fungsi
ginjalnya terlihat menurun diambil 3 sampel plasma
untuk memonitor konsentrasi dalam serum. Yaitu
sesaat sebelum suatu dosis diberikan,1 jam dan 8 jam
setelah dosis tersebut diberikan.konsentrasi serum
pada waktu tersebut 4,8,5 mg per liter.Hitunglah
volume distribusi, konstanta laju eliminasi, dan
klirens tobramisin.
Penyelesaian

• Langkah pertama adalah menghitung


konstanta laju eliminasi berdasarkan kedua
konsentrasi plasma pada fase eliminasi 8 dan 5
mg /L.
• Langkah kedua volume distribusi diestimasikan dengan
mengasumsikan dosis bolus diberikan segera, C0 merupakan
konsentrasi puncak teoritis untuk bolus IV. Dan C adalah
konsentrasi terukur yang bernilai 8mg/L ,t merupakan interval
waktu 1 jam antara awal infusi dan waktu pengambilan
sampel. perhitungan konsentrasi puncak teoritis dapat dihitung
lanjutan
• Mengingat perubahan konsentrasi puncak dikurangi palung
disebabkan dosis pemberian dan volume distribusi, maka V
dapat dihitung :
lanjutan
• Dengan volume distribusi 17,8 L dan konstanta laju
eliminasi bernilai 0,067 jam-1 maka klirens dapat
dihitung :
Contoh kasus 3

• Hj adalah seorang pria berusia 25 tahun tinggi badan


5 kaki 5 inchi (65 inchi);berat badan 55 kg menderita
fibrosis sistik.masuk rumah sakit untuk mendapat
penanganan eksaserbasi paru akut. Nilai kreatinin
serum pasien adalah 0,6 mg/Dl. Pengobatannya
diawali dengan pemberian tobramisin 180 mg yang
diinfusikan selama 30 menit setiap 8 jam. Hitunglah
konsentrasi puncak dan palung pada keadaan tunak
yang diprediksikan.
penyelesaian
• Farmakokinetik aminoglikosida terbukti menunjukkan
perubahan pada penyakit fibrosis sistik.ditunjukan dengan
meningkatnya nilai V (0.3-0,35 L/kg) klirens yang lebih cepat
daripada subjek kelompok kontrol berdasar usia yang
sama.maka v dan Cl dengan persamaan :
lanjutan

• Dengan klirens yang diestimasi 8,8 L/Jam


sebagai klirens tobramisin dan volume
distribusi 16,5 L maka konstanta laju eliminasi
dan waktu paruh dihitung dengan persamaan
lanjutan
• Konsentrasi puncak dan palung pada keadaan tunak dihitung
menggunakan infusi singkat:

• Konsentrasi pulung dihitung dengan menghitung penurunan


konsentrasi puncak
Contoh kasus 4

• YB pasien berusia 38 tahun berat badan 70


kg.memiliki kreatinin serum sebesar 1,8 mg/dLdan
telah mendapatkan tobramisin sebanyak 100 mg
dalam bentuk intravena.setengah jam setiap 8 jam
selama beberapa hari. Konsentrasi plasma puncak
yang diperoleh 1 jam setelah infusi diberikan 8mg/L
konsentrasi palung yang diperoleh sesaat sebelum
suatu dosis diberikan adalah 3mg/L.estimasikan nilai
konstanta laju eliminasi nyata(K) klirens (Cl) dan
volume distribusi (v) unttuk tobramisin pada pasien
Y.B
Penyelesaian
• Karena interval waktu 7 jam antara pengambilan
sampel melebihi waktu paruh tobramisin yaitu
konsentrasi palung kurang dari setengah konsentrasi
puncak yang diukur kedua konsentrasi dapat
digunakan untuk mengestimasi konstanta laju
eliminasi .
lanjutan
• Dengan konstanta laju eliminasi 0,14 jam konsentrasi
puncak teramati sebesar 8mg/L regimen pendosisan
sebesar 100 mg diberikan selama setengah jam setiap
8 jam maka volume distribusi dapat dihitung dengan
persamaan
lanjutan
• Klirens dihitung:
simpulan

• Volume distribusi yang bernilai 16,2 L ini setara


dengan 0,23 L/kg.keuntungan menghitung parameter
farmakokinetik tobramisin yang spesifik untuk pasien
ini adalah parameter tersebut dapat digunakan untuk
menghitung regimen pendosisan yang akan
menghasilkan konsentrasi puncak dan palung yang
diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai