Anda di halaman 1dari 29

Tutorial

Skenario 2
Dosen Tutor: Ibu Ika Kusuma Wardani, S.Tr, Keb.,
MMRS

OLEH: KELOMPOK 6
ANGGOTA KELOMPOK
MUHAMMAD ABDI :
SYIFA’ ENNISA
DIZA AFIRA HUTASUHUT 1711111210020
STEVANI 1711111220034
ULFA ASMA WITA BANCIN 1711111320013
SYIFA SABILA HANANDA 1711111120022
DAANIYAH RAMASARI 1711111120023
LUFHTINA AMALIAN 1711111220033
RAHMAH 1711111220009
DEWI WULANDARI 1711111220018
ADHIMAS RILO PAMBUDI 1711111320011
SEPTENIA PUTRI AYU 1711111210002
NINGTYAS 1711111320013
SKENARIO
APA YANG HARUS DGM LAKUKAN
Seorang dokter gigi muda kedatangan pasien laki-laki berusia 45
tahun datang di mengeluhkan gigi-giginya yang kotor disertai bau
mulut. Hasil anamnesis menunjukkan bahwa pasien memiliki bad
habit yaitu perokok aktif. Plak dan karang gigi ditemukan
dibagian lingual rahang bawah gigi anterior. Probing kedalaman
rata-rata 4 mm terutama dibagian lingual anterior RB. Terdapat
kegoyangan derajat 2 kemudian mempersilahkan pasien untuk
duduk di dental chair kemudian melakukan rencana perawatan.
ANALISIS MASALAH
1. Apa hubungan perokok aktif dengan kondisi di rongga mulut pasien?
Jawab:
• Bahan zat adiktif (nikotin) rokok -> kerusakan jaringan periodontal.
• Nikotin -> penumpukan plak -> kalkulus
• Zat adiktif -> mengiritasi gingiva -> mengurangi asupan aliran darah ke
gingiva dan mengganggu proses penyembuhan luka gingiva.
• Nikotin dan tar merusak kerja pembuluh darah -> respon reparasi gingiva
terhambat, gigi berwarna kecoklatan.

2. Bagaimana rencana perawatan pada skenario tersebuat ?


Jawab:
• Pada kasus kegoyangan gigi yang disebabkan oleh plak dan kalkulus, ->
scalling dan root planning.
• Memperbaiki OH -> scalling dan root planning. Gigi goyang derajat 2 bisa
dilakukan splinting
• Edukasi pasien : mengurangi konsumsi rokok sehari-harinya
• Scaling -> Aquacare, splinting, dianjurkan berhenti merokok
• Anamnesa, pemeriksaan EO dan IO
3. Apa diagnosa pada skenario tersebut ?
Jawab: Periodontitis kronis karna pada skenario pasien berumur 45 tahun dan
derajat kegoyangan gigi 2

4. Apa yang terjadi pada RM pasien jika tidak melakukan perawatan ?


Jawab:
• Terjadinya kumpulan plak
• Kehilangan gigi
• Susah makan-malnutrisi
• Kanker rongga mulut
• Perubahan warna dari gigi geligi dan bertambahnya keratinisasi epitelium
mulut disertai produksi bercak putih pada perokok berat di daerah pipi dan
palatum.
• Resorbsi tulang
• Resorbsi tulang alveolar dan gigi tanggal, resesi gingiva parah, lesi
prekanker hingga kanker mulut
• Inflamasi pada jaringan periodontal semakin memburuk, terjadi resorbsi
tulang dan perdarahan hingga avulsi gigi
5. Bagaimana apabila kegoyangan gigi dibiarkan ?
Jawab
• Derajat kegoyangan akan semakin meningkat, soket gigi akan semakin
loose/longgar dan akhirnya gigi mengalami avulsi.
• Gigi goyang -> kehilangan gigi -> daerah edentulous -> resopsi tulang
alveolar
6. Apa etiologi dari diagnosis kasus tersebut ?
Jawab:
• Perokok aktif -> penumpukan plak
• OH buruk dan bad habit
• Bad habit yaitu merokok mengandung zat nikotin dan tar
• Tingkat kepedulian rendah untuk menjaga OH
• Usia tua -> respon periodontal menurun
• Bakteri plak
• Etiologi utama: plak, kalkulus dan mikroba
• Faktor pendukung: OH buruk, perokok aktif, usia tua, preventif care
kurang
• Penumpukan plak pada gingiva -> mengiritasi gingiva -> kerusakan
periodontal
 
7. Apakah usia dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya perawatan pada
kasus diatas ?
Jawab:
• Iya, usia berpengaruh. Semakin tua -> respon periodontal semakin
menurun terutama jika memiliki bad habit dan OH rendah
• Ya, usia dapat memengaruhi lamanya proses penyembuhan karena usia
yang mudaa memiliki sistem daya tahann tubuh yang masih baik dan
regenerasi proses penyembuhan luka yang cepat
• Iya, usia mempengaruhi healing time dari semua jaringan tubuh, termasuk
jaringan periodontal. Semakin tua -> semakin lama healing time yang
dibutuhkan

8. Bagaimana prognosis perawatan skenario tersebut ?


Jawab:
• Prognosis berhubungan dengan etiologi, pasien merupakan perokok
dengan OH buruk, dimana rokok dan OH merupakan faktor yang
mempengaruhi prognosis. Jadi, apabila pasien mampu menghentikan
kebiasaan merokoknya dan mampu menjaga oral hygiene dengan baik,
serta rutin menjalankan perawatan yang disarankan dokter gigi, prognosis
yang didapatkan bisa menjadi baik.
9. Apa klasifikasi untuk kedalaman poket yang diderita pasien ?
Jawab:
• Kedalaman poket 4mm masuk dalam keadaan patologis
• Klasifikasi moderate dengan pocket periodontal 4mm
• Berdasarkan morfologi dan hubungan dengan strukturnya ada gingival pocket
dan periodontal poket. berdasarkan jumlah permukaan yang terkena. ada
simple pocket, compound pocket, complex pocket.

10. Apakah edukasi yang tepat yang dapat diberikan kepada pasien ?
Jawab:
• Mengurangi rokok dan menjaga OH dengan baik
• Menyikat gigi dengan rutin, dan rutin ke drg
• Menjelaskan tentang pengaruh merokoknya pada kondisi penderita
• Menjelaskan bahwa rokok memperlambat proses penyembuhan
• Ditanyakan terlebih dahulu frekuensi merokoknya berapa batang per hari,
Edukasi bagaimana prognosisnya karena frekuensi merokok menentukan
prognosisnya

11.Factor apa saja yang mempengaruhi pada scenario tersebut ?


Jawab: Faktor usia , sosial ekonomi , dan jenis kelamin
PROBLEM
TREE

PERIODONTITIS KRONIS

TANDA PEMERIKSAA PENATALAKSANA KOMPLIKAS PROGNOSI


DEFINISI ETIOLOGI
KLINIS N AN I S
SASARAN
BELAJAR
● Menjelaskan definisi periodontitis kronis.
● Menjelaskan etiologi periodontitis kronis.
● Menjelaskan tanda klinis periodontitis kronis.
● Menjelaskan penatalaksanaan periodontitis kronis.
● Menjelaskan Komplikasi periodontitis kronis.
● Menjelaskan prognosis periodontitis kronis.
● Menjelaskan pertimbangan rencana perawatan.
DEFINISI
PERIODONTITS
KRONIS
Periodontitis kronis didefinisikan sebagai penyakit infeksi
yang mengakibatkan inflamasi pada jaringan pendukung
gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme,
mengakibatkan hilangnya perlekatan gingiva secara
progresif, kerusakan ligamen periodontal dan penurunan
tulang alveolar.

(Wijayanto HD, 2016)


ETIOLOGI PERIODONTITS
KRONIS

01 Komposisi oral microflora → destruksi periodontal

02 Akumulasi plak

03 Kalkulus
ETIOLOGI PERIODONTITS
KRONIS
Aspek
01
Mikrobiologi
Organisme gram negative di biofilm subgingiva.
Cth: Porphyromonas gingivalis, Tannerella forsythia dan
Treponema denticola.

02 Akumulasi plak
Bentuk morfologi gigi yang berbeda.
Margin restorasi yang overhanging.
Furkasi yang terbuka.

RETENSI
ETIOLOGI PERIODONTITS
KRONIS

Faktor Kebiasaan dan


03
Lingkungan
Merokok
Faktor psikologis (cth: stress dan depresi)

(Newman et al., 2015)


TANDA KLINIS PERIODONTITS
KRONIS
• Plak dan kalkulus supragingiva dan subgingiva
• Pembengkakan gingiva, kemerahan, hilangnya stippling gingiva
• Perubahan margin gingiva ( resesi menjadi datar )
• Terbentuknya poket
• Bleeding on probing (BOP)
• Attachment loss ( Angular atau Horizontal )
• Kehilangan tulang
• Furkasi akar
• Peningkatan mobilitas gigi
• Perubahan posisi gigi
• Kehilangan gigi (Newman et al., 2015)
PEMERIKSAAN PERIODONTITS
KRONIS
STEP 2 STEP 3
Melakukan pemeriksaan mulut Mengukur kedalaman celah antara gusi dan gigi
untuk mencari penumpukan dengan menempatkan probe gigi di samping atau
plak, tartar dan gusi berdarah di bawah gusi

STEP 1 STEP 4
Meninjau riwayat medis Melakukan pemeriksaan
untuk mengidentifikasi rontgen untuk mendeteksi
faktor apa yang kerusakan tulang
memengaruhi gejala
FASE TERAPI PERIODONTAL
Pre-eliminary (Emergency)
• Dental atau periapical—ekstraksi gigi yang tidak dapat dipertahankan.
• Periodontal
Fase I (Non-bedah)
• Kontrol plak dan edukasi pasien
• Menghilangkan kalkulus supragingival dan subgingiva, scaling dan root
planning
• Koreksi faktor iritasi akibat restorasi dan prostetik yang kurang baik
• Manajemen lesi karies dan restorasi
• Terapi antimikroba
• Terapi oklusal
• Minor orthodontic movement
FASE TERAPI PERIODONTAL
• Splinting dan prostetik sementara
• Re-evaluasi jaringan periodontal
Fase II (Bedah)
• Terapi periodontal meliputi implant
• Terapi endodontik
Fase III (Restoratif)
• Restorasi akhir
• Pemakaian fixed dan removable prostodontik
• Evaluasi respon terhadap prosedur restorasi
• Pemeriksaan periodontal
FASE TERAPI PERIODONTAL
Fase IV (Pemeliharaan)
Pengecekan secara berkala:
• Kalkulus dan plak
• Kondisi gingiva (poket, inflamasi)
• Oklusi, kegoyangan gigi
• Perubahan patologis lainnya

(Newman et al., 2015)


PERTIMBANGAN
RENCANA PERAWATAN
Fase I (non-bedah) bertujuan untuk menghilangkan faktor
etiologi dari penyakit periodontal. Ketika fase ini berhasil
dilakukan, maka progress dari penyakit periodontal berhenti.
Pasien kemudian dilanjutkan ke fase IV (pemeliharaan).
Ketika fase pemeliharaan dilakukan (evaluasi secara berkala),
pasien diarahkan ke fase II (bedah) atau fase III (restoratif)
untuk perawatan. Fase-fase ini meliputi bedah periodontal
untuk perawatan dan meningkatkan kondisi periodontal dan
sekitarnya.
(Newman et al., 2015)
PENATALAKSANAAN PERIODONTITS
KRONIS
Scaling dan penghalusan akar dilakukan untuk
menghilangkan plak, kalkulus, serta endotoksin dan sementum
nekrotik dari permukaan akar.
Tujuan: mengurangi kedalaman poket, memperbaiki tingkat
perlekatan epitel, dan menyiapkan jaringan gingiva untuk perawatan
bedah.
PENATALAKSANAAN PERIODONTITS
KRONIS
Prosedur Kuretase tertutup dan flap kuretase untuk
menghilangkan faktor-faktor etiogenik. kuretase bertujuan untuk
mengurangi dan menghilangkan terjadinya poket periodontal serta
memperbaiki perlekatan dan merangsang terbentuknya perlekatan
baru.
PENATALAKSANAAN PERIODONTITS
KRONIS
Tanaman herbal yang secara empiris biasa digunakan sebagai
obat tradisional adalah sirih merah yang mengandung minyak atsiri,
alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid yang bersifat antibakteri dan
antiinflamasi.
PENATALAKSANAAN PERIODONTITS
KRONIS

Splinting adalah cara untuk


mengontrol dan menstabilisasi
kegoyangan gigi.

(Sidiqa AN, Herryawan. 2017) (Andriani I, Chairunnisa FA. 2019) (Suwandi, T.


KOMPLIKASI PERIODONTITS KRONIS

Bakteri yang terdapat pada penyakit periodontitis dapat


menyebabkan kerusakan tulang dan kerusakan
pembuluh darah. Kerusakan tulang yang lama akan
menimbulkan gigi goyang atau tanggal. Pada keadaan
sakit yang terus menerus dapat menimbulkan infeksi
periodontal yang mempengaruhi kontrol glisemik.
Inflamasi dan infeksi yang terus menerus akan
berhubungan dengan kelahiran prematur spontan dan
berat lahir rendah
(Kusumawardani, 2019).
PROGNOSIS PERIODONTITS KRONIS

Pada kasus dimana attachment loss dan bone less dengan


tingkat lanjut (periodontitis kronis ringan-sedang),
prognosis akan baik selama inflamasi terkontrol, OH
baik, faktor pencetus plak dihilangkan. Pada kasus yang
lebih parah meliputi furkasi dan peningkatan mobilitas
gigi atau pada pasien yang tidak kooperatif, prognosis
turun menjadi buruk.

(Newman et al., 2015)


DAFTAR PUSTAKA
1. Andriani I, Chairunnisa FA. 2019. Periodontitis Kronis dan Penatalaksanaan Kasus dengan
Kuretase. Insisiva Dental Journal; 8(1): 28-30.
2. Kusumawardani B, Robin DMC. 2019. Penyakit Dentomaksilofasial. Intimedia. Malang.
3. Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza PR. 2015. Carranza’s Clinical Periodontology
twelfth edition. Elsevier: Missouri.
4. Sidiqa AN, Herryawan. 2017. EFEKTIFITAS GEL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) PADA
PERAWATAN PERIODONTITIS KRONIS. KARTIKA-JURNAL ILMIAH FARMASI. 5(1):1-6.
5. Suwandi, T. 2010. Perawatan awal penutupan diastema gigi goyang pada penderita periodontitis
kronis dewasa. Jurnal PDGI. 59(3): 105-109.
6. Wijayanto HD, Syaify A, Sudibyo. 2016. Penggunaan Suplemen Glukosamin-Kondroitin Sulfat
Per-oral pada Pasien Osteoarthritis Pasca Scaling dan Root Planning (Kajian pada Gingival Index,
Bleeding on Probing dan Pocket Depth). J Ked Gi; 7(2): 74.
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai