Anda di halaman 1dari 13

NAMA:

M. Raja Latief Siregar


(160401090)
Yunus Leonardo Haloho
(160401006)
Johandhi Setyawan Purba
(160401094)
Wahyu Madya Silalahi
(160401096)
Gilang Lazuardi
(160401105)

FORCED VIBRATION DAMPED


Getaran Paksa Teredam

Getaran disini mengalami gaya redaman yang


menghambat gerakan, dan gaya paksa dari luar yang
memaksa benda untuk terus bergetar.

Fp  Mobil ini sedang bergerak maju mundur!

Fp = Gaya Paksa = Fmax sin w’’t

Fb Fr = Gaya Redaman = - b.dx/dt

m F = Gaya Aksi = m.a = m.d2x/dt2


F
Fr
Fb = Gaya Balik (Reaksi) = - k.x
Persamaan Gaya pada Getaran Paksa Teredam dapat
dituliskan sebagai:

m.d2x/dt2 = - k.x - b.dx/dt + Fmax sin w’’t

d2x/dt2 = - k.x/m – b(dx/dt)/m + Fmax sin w’’t/m

dAmbil
x/dt2 :+k/m
b(dx/dt)/m + k.x/m
= 2r ; =Fmax
Fmax = fw’’t/m
/msin
2
= w2 ; b/m max

( Ingat , fmax disini adalah gaya per massa, bukan frekwensi! )

Maka persamaan menjadi : d2x/dt2 + 2r(dx/dt) + w 2x = fmax sin w’’t ……..

(1)
Bentuk penyelesaian dari persamaan diferensial ini adalah :
x = A sin (w’’.t -q ) ….…(2)  A dan w’’ = konstan
Apabila persamaan (2) ini didiferensialkan ke t diperoleh :
dx/dt = w’’Acos (w’’.t -q ) …(3) ; d2x/dt2 = -w’’2A sin (w’’.t -q ) …(4)

Masukkan persamaan (3) dan (4) ke persamaan (1), maka diperoleh:


-w’’2A sin (w’’.t -q ) + 2rw’’Acos (w’’.t -q ) +w 2A sin (w’’.t -q ) = fmax sin w’’t

fmax sin w’’t = fmax sin {(w’’t -q) + q}

-w’’2A sin (w’’.t -q ) + 2rw’’Acos (w’’.t -q ) +w 2A sin (w’’.t -q ) =


fmax sin (w’’t -q) cosq + fmax cos(w’’t -q) sinq

A(w2-w’’2)sin (w’’.t -q )+ 2rw’’Acos (w’’.t -q ) =


fmax sin (w’’t -q) cosq + fmax cos(w’’t -q) sinq

Untuk semua nilai t yang memenuhi persamaan ini maka : harga koefisien
dari tiap suku dikedua sisi haruslah sama, sehingga : koefisien fungsi sinus di
sisi kiri sama dengan di sisi kanan, demikian pula koefisien fungsi cosinus di
sisi kiri sama dengan koefisien di sisi kanan,
A(w2-w’’2) = fmax cosq ......(5) dan 2rw’’A = fmax sinq ..........(6)
Jika persamaan (5) dan (6) masing-masing dikuadratkan kemudian dijumlahkan,
maka diperoleh:
{A(w2-w’’2)}2 + (2rw’’A)2= fmax2 cos2q + fmax2 sin2q = fmax2 (cos2q + sin2q)

A2{(w2-w’’2)2 + (2rw’’)2} = fmax2


Jadi besar:
A = fmax /√(w2-w’’2)2 + (2rw’’) 2...(7)

Dengan memasukkan harga A pada persamaan (7) ke persamaan (2) maka


diperoleh:
Persamaan Simpangan Getaran Paksa Teredam :

x = fmax sin(w’’t -q) /√(w2-w’’2)2 + (2rw’’)2...........(8)


(Ingat, fmax adalah = Fmax /m = Gaya Paksa Maksimum per

massa benda yang bergetar!) Amplitudo getarannya adalah

A = fmax /√(w2-w’’2)2 + (2rw’’)2 , dan merupakan besaran


yang konstan.
Besar kecepatan benda yang bergetar dapat ditentukan dengan menurunkan
(mendiferensialkan) simpangan x ke waktu t, diperoleh :
v =dx/dt=d{fmax sin(w’’t-q)/√(w2-w’’2)2 +(2rw’’)2 }/dt =

w’’.fmax cos(w’’t -q)/√(w2-w’’2)2 + (2rw’’)2

Jadi kecepatan getaran pada saat t :


v = w’’.fmax cos(w’’t -q)/√(w2-w’’2)2 +

(2rw’’)2...................(8)
Untuk menentukan besar sudut  dapat dilakukan dengan cara membagi
persamaan (6) dengan persamaan (5) :
(2rw’’A = fmax sinq) / (A(w2-w’’2) = fmax cosq) )
diperoleh :
sinq /cosq = 2rw’’A /(A(w2-w’’2)
Maka:

tg q = 2rw’’ / (w2-w’’2)……….......(9)
Resonansi Amplitudo:
Persamaan amplitudo A menunjukkan bahwa getaran paksa tergantung kepada
harga : (w2-w’’2), yakni tergantung kepada besar harga frekwensi sudut alami w
dan frekwensi sudut paksa w’’ dari getaran. Jika beda harga antara keduanya
semakin kecil maka harga amplitudo semakin besar (Keterangan : w = 2pf ,
dimana f = frekwensi getaran alami, sedang w’’ =2pf’’,dimana f’’= frekwensi
getaran paksa!).Ada frekwensi getaran paksa tertentu yang membuat besar
amplitudo getaran menjadi maksimum, yang dinamakan Frekwensi Resonansi,
dan fenomena dimana amplitudo menjadi maksimum ini diberi nama : Resonansi
Amplitudo. Amplitudo getaran akan menjadi maksimum jika harga denominator
dari √(w2-w’’2)2 + (2rw’’) 2 adalah minimum. Hal ini terjadi jika koefisien dari
diferensial (turunan) pertamanya 0, jadi :

d{(w2-w’’2)2 + (2rw’’)2 }/dw’’ = 0


2(w2-w’’2)(-2w’’) + 4r2(2w’’) = 0  w2-w’’2 =2r2 
Dengan demikian : w’’ = √ (w2-2r2)
Karena frekwensi getaran paksa adalah : f ’’= w’’/ 2p (Ingat, w’’ = 2p f
'') maka :
Besar Frekwensi Resonansi (yang membuat amplitudo getaran menjadi
maksimum) :
f ’’ = √ (w2-2r2) / 2p ….……………(10)
Jika redamannya kecil ( r kecil), maka frekwensi resonansi f’’ sangat
mendekati frekwensi alami f = w/2p , sehingga jika r=0 maka w’’= w
Efek redaman pada respons terhadap resonansi : Ketika kondisi
amplitudo adalah maksimum, w ’’ = √ (w2-2r2) , maka Amaks = fmaks /

2r√(r2+w’’2)  fmaks = Fmax/m

Ini menunjukkan bahwa amplitudo maksimum tergantung kepada redaman ”r”,


semakin kecil redaman, semakin besar harga amplitudo maksimumnya.
Efek Redaman pada Ketajaman Resonansi : Amplitudo
getaran paksa adalah maksimum untuk suatu nilai tertentu dari
frekwensi paksa. Untuk redaman kecil, nilai frekwensi paksa
nyaris sama dengan frekwensi alami. Dibawah kondisi ini
maka terjadi resonansi. Telah diketahui bahwa amplitudo dari
getaran paksa adalah :
A = fmax /√(w2-w’’2)2 + (2rw’’)2 dimana adalah frekwensi sudut

alami, frekwensi sudut paksa dan r adalah konstanta redaman.


Ini menunjukkan bahwa amplitudo getaran paksa tergantung
kepada besar relatif dari frekwensi paksa w’’ dan frekwensi
alami w, serta konstanta redaman ”r”.
Di bawah ini digambarkan hubungan antara amplitudo getaran paksa A
dengan perbandingan /” untuk sejumlah redaman yang bervariasi :

A (a) r=0

(b)
r = kecil

(c)
r = medium
(d)
r = besar

0 0,5 1 1,5 2
Keterangan : Untuk frekwensi sudut paksa w’’sangat kecil, amplitudo adalah
nyaris sama untuk semua harga redaman. Ketika w’’ bertambah maka
amplitudo juga bertambah dan menjadi maksimum pada harga w’’ tertentu
yang mana tergantung pada redaman. Kurva (a) menunjukkan amplitudo
ketika r = 0, yakni ketika nggak ada redaman. Dalam keadaan ini amplitudo
menjadi tak terhingga pada saat w ’’ = w . Kurva (b), (c), dan (d) menunjukkan
bahwa pada saat r bertambah maka puncak kurva bergerak kearah kiri yakni
harga w’’ untuk mana amplitudo maksimumnya berkurang. Lebih lanjut, ketika
redaman ”r” bertambah, puncak bergerak kearah bawah, yakni amplitudo
maksimum dari getaran paksa semakin menurun. Pada saat w’’ bertambah,
amplitudo cenderung kearah nol. Dapat dilihat bahwa kurva untuk harga ”r”
yang kecil akan jatuh dengan cepat dibanding ”r” yang lebih besar.
Ini berarti bahwa untuk permulaan yang sama dari kondisi resonansi,
amplitudo getaran akan jatuh dengan cepat ketika redaman adalah kecil, dan
jatuh pelan-pelan ketika redamannya besar. Dapat disimpulkan bahwa :
semakin kecil redaman, maka resonansi semakin tajam.
Contoh Soal
Sekian
dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai