Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
• air dipompakan ke dalam ketel oleh pompa, dan dalam ketel uap terjadi
pemasukan kalor sehingga air berubah menjadi uap,
• kemudian uap yang memiliki tekanan dan temperatur tertentu masuk ke
dalam turbin uap, lalu energi uap tersebut dipakai untuk memutar
Turbin, sehingga dihasilkan energi mekanik,
• selanjutnya energi tsb dipakai untuk memutar Beban ( Generator ).
• Kemudian uap bekas dari Turbin dialirkan ke dalam kondensor
• Air pengembunan di dalam kondensor disebut air Kondensat. Kemudian
dengan mempergunakan pompa air, kondensat dialirkan kembali ke
dalam ketel uap dan demikian seterusnya.
Siklus terbuka ( open cycle )
wnet
th
Qm
atau
wt wp
th
Qm
th
h3 h 4 h 2 h1
h3 h 2
• W adalah kerja persatuan berat fluida kerja.
• Harga entalpi ( h ) dapat dicari pada Tabel Uap atau
diagram Mollier apabila tekanan dan temperatur di- ketahui.
Tabel Uap
• Sifat-sifat termodinamik berbagai bahan telah diterbitkan dalam bentuk Tabel,
kebanyakan mengikuti table kukus yg dibuat oleh : Keenan, Heyes, Hill dan Moore
• maka ada suatu faktor yg diberi notasi x yg merupakan kwalitas dimana nilainya berada
t
h3` h 4` h 2 h1
h3` h 2
Efisiensi yg dihasilkan akan lebih besar, namun perlu diperhatikan hal-
hal sbb :
temperatur dan tekanan kerja sangat tergantung pada jenis dan
kekuatan material
Investasi yg diperlukan menjadi lebih besar
Analisa pada kondisi tidak ideal :
Entropi ( s )
kerja yang diperlukan Pompa pada kondisi ideal adalah :
wp = h2s – h1
= vf ( P2 – P1 )
= 0,00101 m3/Kg ( 3000 – 10 ) Kpa = 3,0199 Kj/Kg
kerja yang diperlukan pompa pada kondisi nyata ( sebenarnya )
wp = h2 – h1
= vf ( P2 - P1 ) / eff. pompa
= 3,0199 / 0,85
= 3,553 Kj/Kg
Jadi kerja yang diperlukan pompa lebih besar karena untuk mengatasi keru-
gian tekanan pada Ketel Uapnya.
Dari Tabel uap didapat h1 = 191,8 Kj/Kg ( berdasarkan tekanan 10 Kpa )
dengan demikian maka h2s = h1 + wp ideal
= 191,8 + 3,0199 = 194,8199 Kj/Kg
dan enthalpi pada kondisi nyata :
h2 = h1 + wp. nyata
= 191,8 + 3,553 = 195,353 Kj/Kg
Untuk menghitung h4s, maka perlu langkah-langkah berikut :
berdasarkan data 3 Mpa; 300 0 C didapat s3 = 6,5398 Kj/Kg.K
s3 dianggap sama dengan s4s ( proses isentropis )
s3 = s4s
s4s = sf + x4s . sfg
6,5398 = 0,6491 + x4s . 7,5019
maka x4s = 78.52 %
Jadi h4s = hf4s + x4s . hfg4s
= 191,8 + 78,52 % . 2392,8
= 2070,63 Kj/Kg
Kerja yang dihasilkan Turbin pada kondisi ideal :
Wt = h3 – h4s
= 2993,5 – 2070,63 = 922,87 Kj/Kg
Kerja yang dihasilkan Turbin pada kondisi nyata :
Wt = ( h3 - h4 ) . eff. turbin
= 922,87 . 90 %
= 830,583 Kj/Kg
1. Efisiensi thermal pada kondisi ideal :
( h3 – h4s ) - ( h2s – h1 )/ ( kalor yang dimasukkan ke dalam sistem )
( h3 - h 2s ) ( 2993,5 – 194,8199 )
= 32,86 %
2. efisiensi thermal pada kondisi nyata :
= Wt.nyata - Wp.nyata
( kalor masuk )
= 850,583 - 3,553 / ( h3 – h2 )
= 847,03 / ( 2993,5 - 195,353 )
= 29,55 %
laju uap yang diperlukan untuk menghasilkan daya output 20 MW
1
20.000
Wtnyata Wpnyata
1
20.000
830,583 3,553