“Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan kelainan kongenital pada sistem respirasi:
Bronkhomalasia dan dampaknya terhadap pemenuhan KDM “
Kelainan Kongenital
Menutup saluran
pernafasan kecil ( bronkus )
Sesak nafas
Cemas DEFISIT
PENGETAHUAN
ANSIETAS
D. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis untuk Bronkomalasia (Wikipedia, 2018) berupa:
Time, Invasisf minimal, bersamaan dengan pemberian tekanan udara positif yang kontinu.
Tekanan udara positif kontinu, Metode menggunakan respiratory ventilation.
Trakheotomi Prosedur pembedahan pada leher untuk membuka/ membuat saluran udaralangsung
melalui sebuah insisi di trakhe (the windpipe).
E. Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pada pengkajian pasien dengan Bronkomalasia (Kharismawati, 2017) biasanya akan didapatkan
data:
Aktivitas/istirahat
Gejala :
Keletihan, kelelahan, malaise.
Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari – hari.
Ketidakmampuan untuk tidur.
Dispnea pada saat istirahat.
F. Diagnosa
Berdasarkan Nanda 2015-2017, diagnosa pada pasien dengan Bronkomalasia berupa:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas tulang rawan.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispneu, anoreksia, mual
muntah.
3. Resiko tinggi terhadap infeksi Intoleran aktifitas berhubungan dengan insufisiensi ventilasi dan
oksigenasi.
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit.
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DX TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak Setelah • Ajarkan pasien pernafasan - Membantu pasien
efektif berhubungan dilakukan diafragmatik dan pernafasan bibir memperpanjang waktu ekspirasi.
dengan defromitas pemeriksaan • Berikan dorongan untuk Dengan teknik ini pasien akan
tulang selam 2x24 jam menyelingi aktivitas dan periode bernafas lebih efisien dan efektif.
dengan kriteria istiraha - memungkinkan pasien untuk
hasil : Perbaikan • Berikan dorongan melakukan aktivitas tanpa distres
dalam pola penggunaan pelatihan otot-otot berlebihan.
nafas. pernafasan jika diharuskan - menguatkan dan
mengkondisikan otot-otot
pernafasan.
NO DX TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
2. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Dukung pasien dalam Otot-otot yang mengalami
berhubungan pemeriksaan menegakkan latihan teratur kontaminasi membutuhkan lebih
dengan insufisiensi selam 2x24 jam dengan menggunakan exercise, banyak O2.
ventilasi dan dengan kriteria berjalan perlahan atau latihan
oksigenasi. hasil: Menunjukan yang sesuai.
perbaikan dengan
aktivitas intoleran
NO DX TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
3. Kurang Setelah dilakukan • Jelaskan proses penyakit - Menurunkan ansietas dan
pengetahuan yang pemeriksaan individu dapat menimbulkan partisipasi
berhubungan selam 2x24 jam pada rencana pengobatan.
dengan kurangnya dengan kriteria • Instruksikan untuk latihan - Nafas bibir dan nafas
informasi tentang hasil: Mengatakan nafas, batuk efektif dan latihan abdominal membantu
proses penyakit pemahaman kondisi umum. meminimalkan kolaps jalan nafas
kondisi/proses dan meningkatkan toleransi
penyakit dan • Diskusikan faktor individu aktivitas
tindakan. yang meningkatkan kondisi - Faktor lingkungan dapat
misalnya udara, serbuk, asap menimbulkan iritasi bronchial
tembakau. dan peningkatan produksi sekret
jalan nafas.
DAFTAR PUSTAKA
HTTPS://WWW.GOOGLE.COM/URL?SA=T&SOURCE=WEB&RCT=J&URL=HTTPS://WWW.SCRIB
D.COM/DOCUMENT/410439388/MAKALAH-PATOFISIOLOGI-ASKEP-BRONKOMALASIA-KEL-1&
VED=2AHUKEWJ90_7YYOFPAHXVF3IKHDJPC1QQFJAAEGQIBRAB&USG=AOVVAW1QKJQR9F
617IAQ0IDIM7SH
TERIMA KASIH