Anda di halaman 1dari 73

MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA ,

KESEHATAN KERJA ( K3 )
di
TEMPAT KERJA

OLEH

Ninik Dwi Pratiwi, S.Pi


Tujuan Pembelajaran

Menjelaskan tentang keselamatan dan kesehatan


kerja ( K 3 )
 Melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan
kerja
Melakukan tindakan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam kondisi berbahaya/ darurat
Memelihara peralatan keselamatan dan kesehatan
kerja

NEUTRON
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
salah satu persyaratan

Asean Free
Trade
Agreement
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 05
(AFTA)
tahun 1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

mewajibkan setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 100


(seratus) orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh
karakteristik proses bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti
peledakan, kebakaran, pencemaran, dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan
SMK3.
Tempat Kerja
Tempat kerja menurut UU tentang keselamatan kerja

tiap ruangan atau lapangan, tertutup


atau terbuka, bergerak atau tetap,
dimana tenaga kerja bekerja, atau yang
sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana
terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya

Contoh tempat kerja agribisnis perikanan


1. kolam
2. gudang pakan,
3. labolatorium hama dan penyakit ikan, ruang jaga, serta
ruang-ruang lain yang fungsinya mendukung aktivitas.
* Lokasi budidaya ikan air tawar, ada pekerja
dan ada sumber bahaya
Keselamatan kerja
keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolaannya, landasan tempat
kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan

Kecelakaan
suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak
dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari
suatu aktifitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban
manusia dan atau harta benda.

Resiko (Risk)
menyatakan kemungkinan terjadinya kecelakaan/kerugian
pada periode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu.
Tujuan Ditetapkannya Syarat-syarat
keselamatan kerja adalah untuk :

Mencegah dan mengurangi kecelakaan;


Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;

Memberi pertolongan pada kecelakaan;


Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat
kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan
penularan;
Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya;
Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang;
Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;
Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah

tinggi.
Tujuan akhir kesehatan dan keselamatan kerja
adalah Produktivitas tenaga kerja yang tinggi
sehingga perusahaan dapat bekerja efisien
Penerapan K3 pada kegiatan produksi ini sangat
berkaitan dengan metode produksi budidaya ikan air
tawar yang digunakan

Metode produksi dalam budidaya ikan air tawar ada tiga yaitu:
(1)Metode produksi secara ekstensif,
(2) Metode produksi secara semi intensif dan,
(3) Metode produksi secara intensif.
Kesehatan dan keselamatan kerja pada setiap metode budidaya ikan ini sangat
berbeda karena sangat berbeda terkait peralatan-peralatan produksi yang
digunakannya untuk mencapai target usaha budidaya ikan air tawar.
ekstensif cenderung tidak membutuhkan
metode semi intensif dan intensif
bantuan alat-alat yang menggunakan
membutuhkan bantuan peralatan listrik
listrik selain alat-alat konvensional seperti
sebagai pemacu kegiatan produksinya
cangkul dan golok (tetap mengandung
resiko bahaya) pada saat membuat kolam
Pada metode sem dan intensif karena membutuhkan
adanya pakan buatan, maka perlu disiapkan alat / mesin
pembuatan pakan buatan. Mesin ini tentu memiliki
resiko dalam pemakaiannya sehingga harus diantisipasi
melalui K3 ini.
Peralatan yang harus disediakan dalam budidaya ikan secara
semi intensif dan intensif harus lengkap

No Peruntukan Alat Jenis-jenis alat


1 Peralatan pemberian  Timbangan
pakan  Ancho
 Ember / baskom/
 Saringan
2 Peralatan pengukuran  Thermometer, secchi disk, DO meter, pH
kualitas air meter, Mikroskop
3 Peralatan hama penyakit  Seser halus. Mikroskop, refrigerator, peralatan
ikan gelas (baker glass, enlemeyer, petri dish,
tabung reaksi, pipet, gelas ukur dan injection.
4 Peralatan pengolah  Traktor/ hand traktor, cangkul, parang/ golok,
tanah kolam filter air, selang air.
5 Peralatan pemijahan ikan  Alat bedah, talenan, tissue grinder, spuit
secara buatan injection, baki, baskom, automatic heater,
aerator / blower, selang & batu aerasi, alat
sipon. Alat bedah dan kain lap.
6 Peralatan panen  Tabung oksigen, kantong plastic, timbangan,
kotak stryrofoam, selang oksigen dan hapa.
7 Peralatan listrik  Genset
 Pompa air
Setelah peralatan yang akan digunakan dalam budidaya ikan
tersedia langkah selanjutnya sebelum digunakan adalah
mengecek kesiapan peralatan

Tujuan Pengecekan Peralatan :

1. diharapkan alat yang disiapkan dapat


dioperasionalkan dengan benar
2, Mengecek keberfungsinya karena setiap alat
mempunyai fungsi yang berbeda-beda
3. pencegahan terhadap kecelakaan kerja
Beberapa hal yang biasanya menyebabkan
kecelakaan akibat penggunaan peralatan listrik
diantaranya adalah :

1. Beban listrik terlalu besar untuk satu stop kontak


sehingga dapat menimbulkan pemanasan yang dapat
membakar kulit kabel.

2.Sistem kabling yang tidak memenuhi persyaratan


standar

3. Kesalahan menyambungkan peralatan pada sumber


listrik yang jauh lebih tinggi dari voltase  yang
seharusnya

4. Adanya tikus-tikus yang mengerat kabel sehingga


dapat menimbulkan hubungan pendekatau kebakaran.
Diagram Prosedur K3 secara umum
Identifikasi sumber bahaya ini dilakukan dengan
mempertimbangkan :

*Kondisi dan kejadian yang menimbulkan


potensi bahaya
*Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja
yang mungkin dapat terjadi.

Alat produksi dengan potensi bahaya


(Genset, Automatic Heater, Aerator dan
Blower akuarium)
* Keterampilan yang diperlukan dalammenjelaskan
tentang keselamatan & Kesehatan kerja (K3)

1. Menyiapkan Perlengkapan dan Peralatan K3

Peralatan Pemadam Kebakaran


•Saluran kran air aktif dan selang panjang bebas
bocor
•Karung goni ukuran kecil, sedang dan besar
•Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

2. Memperagakan Sarana & Prasarana K3


P Pull the pin (Tarik pin) Tarik pin
A Aim low at the base of flames Arahkan pada dasar sumber api
S Squeeze the handle Tekan tuas
S Sweep side to side Semprotkan satu sisi ke sisi yang lain
* Sikap kerja yang diperlukan dalam menjelaskan
tentang keselamatan & Kesehatan kerja (K3)

*Cermat dan teliti dalam mengidentifikasi


sumber bahaya;

*Taat asas dalam mengaplikasikan SOP K3 yang


ditetapkan perusahaan;

*Berpikir analitis serta evaluatif waktu melakukan


analisis.
* MELAKSANAKAN PROSEDUR KESELAMATAN
& KESEHATAN KERJA (K3)
PELAKSANAAN K3 DALAM USAHA AGRIBISNIS
PERIKANAN

Usaha agribisnis perikanan


secara umum
air tawar perikanan air laut air payau

Tempat kerja dengan


Tempat kerja dengan resiko Tempat kerja dengan
resiko karakteristik air
karekteristik air laut resiko karakteristik air
tawar
payau
PELAKSANAAN K3 DALAM USAHA AGRIBISNIS
PERIKANAN

Usaha agribisnis perikanan berdasarkan tempat / lokasinya


usaha

Agribisnis perikanan
Jenis perairan dan tempat /
di jaring apung
lokasi agribisnis perikanan
akan membedakan
Agribisnis perikanan di pelaksanaan K3 nya
dalam kolam dikarenakan kondisi tempat
kerja yang berbeda sehingga
memerlukan pengelolaan K3
Agribisnis perikanan di yang sesuai dengan
dalam keramba
karakteristiknya
Jaring apung
kolam
Karamba
Kolam Beton
Bak Fiber
Kolam Terpal
UNSUR UNSUR
PENUNJANG K3

UNSUR
UNSUR NON
MATERIAL MATERIAL
komponen-komponen / unsur-unsur pendukung K3 yang
ada didalamnya antara lain

* Alat Pelindung Diri (APD) seperti; sepatu boot, sarung tangan karet
harus tersedia cukup dan dalam kondisi baik
* Perlengkapan K3 berupa; spanduk, papan informasi, rambu-rambu,
APAR, obat-obatan P3K, Poster, jas hujan, lampu malam dll harus
tersedia cukup dan dalam kondisi yang baik.
* Peralatan kerja;
* Alat bantu kerja;
* Barak, sanitasi dan air minum bagi pekerja
* Pembayaran premi jamsostek / BPJS
* Penanganan emergensi (nomor telepon rumah sakit terdekat,
polsek, pemadam kebakaran dll)
* Penanganan emergensi (nomor
telepon rumah sakit terdekat,
polsek, pemadam kebakaran
UNSUR UNSUR Unsur Material
Unsur-unsur
penunjang K3

APAR
Pakaian pelindung atau peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan
budidaya ikan (

1. Pelindung dari panas


matahari (topi)
2. Pelindung pernafasan
(masker)
3. Pelindung kaki (sepatu
booth)
4. Pelindung tangan (sarung
tangan)
5. Pelindung body (pakaian
kerja)
6. Pengelap keringat (handuk
kecil)
Perlengkapan dan peralatan keselamatan
dan Kesehatan Kerja

jaring terapung

Baju pelampung

Perahu APAR
Perlengkapan dan peralatan keselamatan dan
Kesehatan Kerja

sapu, serbet pel, agar kotoran


Kamoceng,, selang yang melekat pada
air. tangan dan kuku
tidak membuat
kontaminasi baik
pada bahan
maupun alat
Sterilkan semua alat yang akan
dipakai dalam
oven (khususnya untuk pekerjaan
yang bersifat
aseptis). Tujuannya adalah untuk
mempercepat
pengeringan, dan alat menjadi steril
(suci hama).
UNSUR NON MATERIAL

1. buku petunjuk penggunaan alat,


2. rambu-rambu dan isyarat
bahaya,
3. Himbauan-himbauan,
4. Petugas keamanan
Sikap kerja yang diperlukan dalam melaksanakan
prosedur keselamatan & kesehatan kerja (K3)

*Benar dan tepat


*Taat asas dalam melaksanakan SOP yang telah
disepakati perusahaan.
MELAKUKAN TINDAKAN KESELAMATAN &
KESEHATAN KERJA (K3) DALAM KONDISI
BERBAHAYA/ DARURAT
Prosedur Tindakan K3 dalam Kondisi
Berbahaya
Pendarahan Luar :
•Pendarahan pembuluh rambut (capiler ); biasanya sembuh sendiri
•Pendarahan pembuluh darah balik (Vena); Darah merembes perlahan, warna
darah merah tua
•Pendarahan pembuluh nadi (arteri); darah warna merah muda, keluar
memancar sesuai irama jantung

Pendarahan Dalam :
•Terjadi di dalam rongga tubuh ; darah keluar melalui hidung, telinga, mulut,
dan lubang-lubang pelepasan;
•Penyebabnya; pecahnya pembuluh darah, benturan hebat, robeknya
pembuluh darah oleh ujung tulang yang patah
Tindakan pertolongan pendarahan

Pendarahan Luar
Cara mengatasi pendarahan luar yaitu :
1)Luka ditekan dengan gaas steril / verband / kain bersih
2)Bila alat-alat lengkap dapat dicoba menjahit luka

3. Khusus pendarahan karena


putusnya pembuluh nadi pada alat
gerak (tangan/kaki) yaitu pengikatan
bagian atas dari luka (torniquet)
yaitu dengan simpul tali kemudian
masukkan potongan kayu diantara
simpul tali dan kulit kemudian putar
kuat-kuat.
Perlu diperhatikan ikatan harus jelas terlihat.
Simpul kendorkan selama kurang lebih 1
menit, pada tiap-tiap 15 menit sekali, sambil
menekan bagian yang luka. Demikian
seterusnya sampai tiba di rumah sakit.
Tindakan pertolongan pendarahan

Cara Menggunakan Pembalut Untuk Menekan Cara membalut Pada Selangkangan Dan Daerah
Pembuluh Darah.(Shryock, 1991) Pinggul.(Shryock, 1991)
Tindakan pertolongan pendarahan

Pendarahan Dalam
Cara pertolongannya yaitu :
•Usahakan mencegah terjadinya shock
•Beri banyak minum sebagai ganti cairan darah yang keluar
•Kalau sarana dan keadaan memungkinkan pasang infus
•Hubungi dokter terdekat atau usahakan secepatnya dibawa ke rumah sakit.

Penanganan Patah Tulang


Pada saat diidentifikasi korban
diperkirakan mengalami patah
tulang, upayakan korban tidak
banyak bergerak

Pertolongan pertama untuk patah tulang


jari (Shryock, 1991)
PENANGANAN KORBAN PATAH TULANG

Mengurangi luka akibat gesekan tulang yang patah


Mengurangi rasa sakit bagi korban
Menenangkan korban supaya terhindar dari shock dan,
Upayakan korban tetap sadar supaya pernafasannya bisa terjaga
Cara membalut kepala (Shryock, 1991)
Reaksi yang muncul secara umum untuk keracunan
dari makanan / minuman / tertelannya zat
berbahaya antara lain
•sakit perut
•Muntah
•Mencret
•Menjurus pada shock
•Menggelepar
•Tidak sadarkan diri, bahkan ada yang langsung meninggal dunia.

Tindakan yang harus dilakukan adalah :


•Korban diistirahatkan di tempat tidur
•Jika pasien belum muntah, upayakan kuras perutnya dengan
merangsangnya supaya muntah
•Jagalah pasien tetap hangat dan tenang untuk mengurangi
bahaya karena shock.
Melakukan tindakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dalam kondisi Bahaya
( Kebakaran )
Bila sendiri, segera padamkan api dengan alat pemadam terdekat .
Bila mungkin beritahu orang lain baru dulu baru memadamkan api.
Bila berdua atau lebih seorang membunyikan alarm yang lainnya
memadamkan dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) berbahan Non.
Co. Selamatkan material atau dokumen.
Segera hubungi dinas kebakaran apabila tidak dapat
menanggulangi kebakaran sebutkan identitas, nama lokasi,
kondisi dan korban
- Ikuti prosedur darurat dan evakuasi
Pencegahan yang harus dilakukan meliputi dilarang merokok,
dilarang membawa/menggunakan korek api, dilarang
menggunakan kalkulator yang tidak flame proof, dilarang
memindahkan atau mempermainkan alat pemadam kebakaran
kecuali keperluan kebakaran/pengecekan
Bila ada korban celaka, lakukan P3K sesuai prosedur
Melakukan tindakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dalam kondisi Bahaya ( terkena gigitan ular )
 Tetap tenang.
 Diamkan lengan atau kaki yang digigit ular, dan jangan banyak gerak
agar racun ular tidak menyebar.
 Posisikan diri sebisa mungkin dan usahakan daerah gigitan lebih
rendah dari jantung.
 Bersihkan luka, tapi jangan siram dengan air, dan tutup dengan kain
bersih dan kering. Bersihkan luka, tapi jangan siram dengan air, dan tutup
dengan kain bersih dan kering.
Gunakan spalk atau bidai untuk mengurangi pergerakan
daerah yang terkena, Jangan menggunakan es untuk meng-
kompres area gigitan ular.
mengeluarkan darah yang sudah terkontaminasi dengan bisa
dapat menggunakan alat ekstraktor
cobalah untuk mengingat warna dan bentuknya ular
sehingga dapat menggambarkannya dan akan membantu
dalam perawatan nantinya.

segera pergi ke Unit Gawat Darurat (UGD) khususnya jika area yang terkena
gigitan berubah warna, bengkak, dan nyeri.
Melakukan tindakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dalam kondisi Bahaya ( terkena aliran listrik )
Segera bertindak dengan mematikan aliran listrik.
Cabut steker,atau matikan sekring/MCB pusat.
Kemudian minta seseorang untuk mencari
bantuan,memanggil ambulans,atau pertolongan lain

Jauhkan penderita dari sumber listrik


segera pindahkan korban ke tempat aman serta
bersirkulasi udara lancar. Baringkan korban lalu
evaluasi kesadaran penderita apakah sadar atau tidak,
serta periksa denyut nadi dan pernapasannya.

Periksa denyut nadi di lehernya. Jika tidak ada


tanda-tanda setelah 5 detik, tekan dadanya
sebanyak 5 kali dengan kedua telapak tangan
Anda –telapak tangan kiri berada di atas dada
dan yang lain di atas punggung tangan kiri.
Pastikan posisi tangan Anda berada satu garis
dengan putingnya. Periksa lagi. Jika tetap tidak
ada. Ulangi.
Bila mengalami luka bakar, segera berikan pertolongan pertama pada luka bakar
Bila korban mengalami muntah, upayakan untuk dikeluarkan.
Pertolongan Pertama Pada Luka BAkar
 Memerlukan pertolongan dokter segera.
 Menutup bagian yang terbakar dengan kain steril.
 Hindarkan pengunaan obat gosol, garam dan semprotan khusu.
 Mengangkat bagian tangan/kaki yang terbakar di atas
permukaan badan.
 Mendinginkan bagian yang terbakar dengan alat pendingin
khusus dan hindarkan pengunaan es langsung.
 Apabila luka bakar di bagian muka, menundukkan penderita
dan segera memeriksa pernafasannya.
 Hindarkan memecahkan lepuhan lepuhan akibat terbakar atau
mengambil kulit yang terbakar.
 Memberikan larutan garam dan air soda kepada penderita
apabila muntah.
 Hindarkan membuka pakaian penderita dari bagian yang
terbakar, kecuali bagian yang terbakar masih menyala.
Pertolongan pertama pada orang yang pingsan :

1. Membawa dan menempatkan korban


di tempat yang aman
2. Merebahkan korban dengan posisi
terlentang
3. Melonggarkan pakaian korban
4. Membaui korban dengan aroma
menyengat
5. Memberi pernafasan buatan atau
dengan menekan dada korban
untuk memacu jantung jika
diperlukan
faktor-faktor yang mengakibatkan kecelakaan
kerja

Faktor pekerja itu sendiri (Skill, knowledge dan


Attitude),
Sikap tergesa-gesa, Kebingungan, Lupa dalam melaksanakan pedoman
keselamatan kerja

Faktor salah prosedur penggunaan alat,


Faktor lingkungan sekitar proses kerja berlangsung

Faktor manajemen kerja


Identifikasi Sumber Bahaya / penyakit serta Penilaian dan
Pengedalian Resiko dalam Aktivitas Agribisnis
Perikanan

Sumber bahaya yang


teridentifikasi harus dinilai
untuk

menentukan tingkat risiko yang


merupakan tolak ukur
kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
Identifikasi Bahaya dilakukan terhadap seluruh
aktivitas operasional Perusahaan di tempat kerja

1. Aktivitas kerja rutin maupun non-rutin di tempat kerja.


2. Aktivitas semua pihak yang memasuki termpat kerja termasuk
pemasok, pengunjung dan tamu.

3. Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja yang dapat


mengganggu keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja yang
berada di tempat kerja.

4. Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur


operasional, struktur organisasi termasuk penerapannya
terhadap kemampuan manusia.
Identifikasi sumber bahaya dilakukan dengan
mempertimbangkan
*Kondisi dan kejadian yang menimbulkan potensi bahaya
*Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin
dapat terjadi

Penilaian risiko perusahaan harus


merencanakan
proses untuk menentukan manajemen dan
prioritas pengendalian pengendalian
terhadap tingkat risiko kegiatan-kegiatan,
kecelakaan atau penyakit produk jasa yang
akibat kerja. dapat menimbulkan
risiko kecelakaan
kerja yang tinggi.
Pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dilakukan melalui metoda
1. Pengendalian teknis/ rekayasa yang meliputi
eliminasi : menghilangkan sumber/aktivitas berbahaya) substitusi :
mengganti
sumber/alat/mesin/bahan/material/aktivitas/area yang lebih aman,
isolasi, ventilasi, higiene dan sanitasi serta penyediaan alat
pelindung diri bagi tenaga kerja dengan paparan bahaya/resiko
tinggi
2. Pendidikan dan pelatihan
3. Pembangunan kesadaran dan motivasi yang meliputi sistes bonus
insentif, penghargaan dan motivasi diri
4. Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan insiden dan etiologi
5. Penegakan hukum

Keseluruhan identifikasi bahaya, penilaian dan


pengendalian resiko didokumentasikan dan diperbarui
sebagai acuan rencana penerapan K3 di lingkungan
Prodesur menghadapi keadaan
darurat

WAJIB
dimiliki

diuji secara
PERUSAHAAN berkala

oleh

personel yang memiliki


kompetensi kerja
Prodesur menghadapi keadaan
darurat

Pada saat keadaan darurat,


pastikan untuk
menutup/menghentikan
kegiatan/pekerjaan

melakukan evakuasi
(pemindahan) seluruh pekerja
dari tempat kejadian. 
Akibat cedera (terluka,
kelalaian kerja tersengat strum,
dan patah tulang
), cedera yang
disebabkan oleh
gigitan binatang
1. tenaga kerja mengalami berbisa

kebakaran
tempat kerja,
2. mengakibatkan kerugian robeknya jaring,
usaha kolam bocor,
konseleting
listrik sehingga
merusak alat
produksi
Kecelakaan Kerja yang terjadi pada karyawan dapat
menimbulkan penderitaan baik secara fisik, mental
maupun secara sosial

Kecelakaan kerja dapat di klasifikasikan sebagai


berikut :
1. Penderitaan total dengan istirahat sementara
2. Penderitaan untuk selamanya
3. Penderitaan sebagian untuk selamanya
4. Kematian
Penyakit Akibat Kerja adalah
penyakit yang disebabkan oleh faktor
pekerjaan.

61

Blok 4.3 Kesker-YL-2013


Usaha pencegahan dan pemberantasan
PAK
Alat Pelindung Diri
 jenis pekerjaan
Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja
Penempatan sesuai keadaan pekerja
Pemeriksaan kesehatan berkala
Berguna bagi diagnosis dini
Pendidikan kesehatan dan keselamatan
kerja Agar pekerja waspada

62

Blok 4.3 Kesker-YL-2013


Perusahaan menginformasikan kebijakan
perusahaan dalam penerapan K3 melalui :

1. Informasi melalui rapat-rapat


2. Pemasangan leaflet atau spanduk K3
3. Pelatihan internal tentang K3
Pelatihan keselamatan kerja

Seni Kerajinan dan Pariwisata


Keselamatan kerja dalam kegiatan budidaya ikan yang
menggunakan peralatan listrik

beberapa hal yang biasanya menyebabkan kecelakaan


diantaranya

1. Beban listrik terlalu besar untuk satu stop kontak sehingga


dapat menimbulkan pemanasan yang dapat membakar kulit
kabel.
2. Sistem kabling yang tidak memenuhi persyaratan standar
3. Kesalahan menyambungkan peralatan pada sumber listrik
yang jauh lebih tinggi dari voltase  yang seharusnya
4. Adanya tikus-tikus yang mengerat kabel sehingga dapat
menimbulkan hubungan pendek   atau kebakaran.
Keselamatan kerja usaha budidaya ikan yang mempunyai
gudang bahan-bahan kimia harus diperhatikan tentangproses
penyimpanannya

beberapa faktor yang akan mempengaruhi bahan


kimia selama penyimpanan digudang antara lain

1. Interaksi dengan wadah, bahan kimia tertentu dapat


berinteraksi

2. Interaksi antar bahan kimia, selama penyimpanan bahan


kimia dapat berinteraksi dengan bahan kimia lainnya
Akibat
kelalaian
Managemen

kesehatan tenaga kerja


menurun

a) Penetapan jam kerja yang tidak proporsional


b) Tidak melengkapi perlengkapan untuk keselamatan
dan kesehatan
c) Tidak memperhatikan kondisi keamanan dan
keselamatan tempat kerja
d) Tidak membuat tempat kerja yang layak dan
e) Tidak memfasilitasi pemeriksaan kesehatan badan,
kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga
kerja
Prosedur menghadapi insiden

1. Penyediaan fasilitas P3K dengan


jumlah yang cukup dan sesuai sampai
pada mendapat pertolongan medik
lanjutan
2. Proses perawatan
lanjutan.
Prosedur Rencana Pemulihan Keadaan
Darurat

Bertujuan
untuk

mengembalikan pada kondisi yang normal dan


membantu pemulihan tenaga kerja yang
mengalami trauma.
Prosedur pencatatan rekaman hasil pekerjaan K3

1. Menyiapkan format catatan rekaman hasil


pekerjaan penerapan K3 sesuai persyaratan
teknis
2. Melakukan pencatatan rekaman hasil pekerjaan
penerapan K3 pada format dan sesuai prosedur
3. Menandatangani catatan rekaman hasil
pekerjaan K3 sesuai standar
4. Menyimpan catatan rekaman hasil pekerjaan
penerapan K3 pada tempatnya
STUDI KASUS
Perhatikan tempat kerja
Agribisnis Perikanan di Pusat
Belajar (PB) anda. Analisis oleh
anda secara berkelompok (@ 5
orang) kemudian diskusikan
penugasan di bawah ini
Resiko kerja apa saja yang
mungkin terjadi terkait
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup?
Prosedur menghadapi keadaan darurat dan insiden apa
aja yang harus di siapkan oleh pengelola Agribisnis
Perikanan di PB anda?
Uji Kemampuan

Praktik
*Menyelamatkan Orang Terkena Gigitan Ular di
Lokasi Agribisnis Perikanan
*Menyelamatkan Orang Terkena Sengatan Listrik
di lokasi Agribisnis Perikanan
*Memadamkan Kebakaran di Kolam Jaring
Terapung
Blok 4.3 Kesker-YL-2013 73

Anda mungkin juga menyukai