Anda di halaman 1dari 17

MINGGU KE 1

PERPAJAKAN
Pokok Bahasan:
1. Pengertian, karakteristik, dasar hukum dan sejarah PPN
2. Pengertian PKP dan pengusaha kecil
3. Saat dan tempat pajak terhutang
4. Mekanisme pemungutan PPN
5. Objek Pajak PPN
6. Bukan Objek pajak PPN

Tujuan Instruksional Khusus:


Agar mahasiswa mampu memahami, menyebutkan, dan menjelaskan
pengertian, karakteristik, dasar hukum dan ejarah PPN, pengertian PKP dan
pengusaha kecil, mekanisme pemungutan PPN, objek pajak PPN dan bukan
objek pajak PPN

Referensi:
1. Waluyo (2014), Perpajakan Indonesia, Buku 2 edisi 9, Jakarta: Salemba Empat
2. UU No.42/2009 tentang Perubahan ketiga atas UU no 8 tahun 1983 tentang PPN
dan PPnBM
3. Peraturan – peraturan terkait (PP, KMK, SE )

PERPAJAKAN Page 1
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)
PPN merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri
( dalam daerah pabean ), baik konsumsi barang maupun konsumsi jasa

Dasar Hukum:
UU No.42/2009 tentang Perubahan ketiga atas UU no 8 tahun 1983 tentang PPN barang dan
jasa dan PPnBM

Karakteristik / Ciri-ciri PPN :


1. Merupakan pajak tidak langsung yang dipungut pada setiap mata rantai jalur
perusahaan
2. Multi stage tax (suatu jenis pajak atas konsumsi yang pengenaannya dilakukan
pada setiap mata jalur rantai produksi dan jalur distribusi )
3. Merupakan pajak konsumsi di dalam negeri
4. Meruapakan pajak objektif
5. PPN terhutang dibayar ke kas negara dihitung dengan menggunakan Indirect
Substraction Method / Credit Method/ Invoice Method
6. PPN bersifat netral dan tidak menimbulkan pajak berganda
7. Mekanisme yang diharapkan ederhana dengan menggunkan tarif tunggal.

PERPAJAKAN Page 2
Sejarah penerapan PPN di Indonesia adalah :
1. Masa Pajak Pembangunan I ( PPb I )
2. Masa Pajak Peredaran 1950 (PPe 1950)
3. Masa Pajak Penjualan 1951 (PPn 1951)
4. Masa Pajak Pertambahan Nilai 1984 (PPN 1984 ) dan diatur terakhir
dengan UU no 18 tahun 2000

Pengusaha

adalah OP atau badan dalam bentuk apapun di dalam


Kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang,
mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha
perdagangan,memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar
daerah pabean , melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa,
atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.

PERPAJAKAN Page 3
Pengusaha Kena Pajak (PKP):
adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan
atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang dikenakan pajak berdasarkan UU

Batasan Pengusaha Kena Pajak (PKP)


Menurut Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor : 197/PMK.03/2013 yang
ditetapkan tanggal 20 Desember 2013 dan mulai berlaku efektif sejak 1
Januari 2014.

Menyatakan : Pengusaha wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai


Pengusaha Kena Pajak, apabila sampai dengan suatu bulan dalam tahun
buku jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan brutonya melebihi
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah)

Kewajiban melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena


Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama akhir bulan
berikutnya setelah bulan saat jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan
brutonya melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar rupaih)

PERPAJAKAN Page 4
Kewajiban PKP:
a. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai PKP
b. Memungut PPN dan PPnBM yang terhutang
c. Menyetor PPN dan PPnBM yang terhutang
d. Melaporkan PPN PPnBM yang terhutang

Pengusaha Kecil (menurut PMK No 197/PMK.03/2013 )


Pengusaha kecil merupakan pengusaha yang selama 1 (satu) tahun buku
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak,
dengan jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto tidak lebih dari
Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah)
Jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah jumlah keseluruhan penyerahan BKP dan atau JKP yang
dilakukan pengusaha dalam rangka kegiatan usahanya.

Apabila akibat peraturan ini ada pengusaha yang sudah jadi PKP, padahal omzetnya
masih dibawah 4,8 M, maka dia bisa mengajukan permohonan Pencabutan
Pengukuhan sebagai PKP

PERPAJAKAN Page 5
ISTILAH DALAM PPN
Barang adalah:
- Barang Berwujud (yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa
barang bergerak atau barang tidak bergerak)
- Barang Tidak Berwujud

Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang yang dikenai pajak berdasarkan
UU ini

Penyerahan BKP adalah setiap kegiatan penyerahan BKP

Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan suatu perikatan


atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang, fasilitas,
kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang
dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan
dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan.

PERPAJAKAN Page 6
Jasa Kena Pajak (JKP) adalah jasa yang dikenai pajak berdasarkan UU ini

Penyerahan JKP adalah setiap kegiatan pemberian JKP

Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean adalah setiap
kegiatan pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean.

Impor adalah setiap kegiatan memasukkan barang dari luar Daerah


Pabean ke dalam Daerah Pabean.

Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah


Pabean adalah setiap kegiatan pemanfaatan Barang Kena Pajak
Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.

PERPAJAKAN Page 7
Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud adalah setiap kegiatan
mengeluarkan Barang Kena Pajak Berwujud dari dalam Daerah
Pabean ke luar Daerah Pabean.

Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud adalah setiap kegiatan


penyerahan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari dalam
Daerah Pabean di luar Daerah Pabean.

Ekspor Jasa Kena Pajak adalah setiap kegiatan penyerahan Jasa


Kena Pajak ke luar Daerah Pabean.

Daerah Pabean adalah wilayah republik Indonesia , meliputi


wilayah darat, perairan dan ruang udara diatasnya serta
tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas
Kontinen yang didalamnya berlaku UU yang mengatur
mengenai Kepabeanan

PERPAJAKAN Page 8
Mekanisme pemungutan PPN di Indonesia :
1. Indirect Substraction Method, dimana PKP (Pengusaha
Kena Pajak) yang menyerahkan Barang Kena Pajak
(BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) sebagai Subjek
Pajaknya
2. Indirect Substraction Method, dimana Pemungut PPN
yang membayar atas penyerahan Barang Kena Pajak
(BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) sebagai Subjek
Pajaknya
3. Self Imposition Method, dimana Importir, Pihak yang
memanfaatkan BKP Tidak Berwujud/JKP, Pihak yang
membangun sendiri sebagai subjek pajaknya

PERPAJAKAN Page 9
 
Objek Pajak PPN:
1. Penyerahan BKP di dalam daerah pabean yang dilakukan
oleh PKP
2. Impor BKP
3. Penyerahan JKP didalam derah pabean yang dilakukan oleh
PKP
4. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean di
dalam daerah pabean
5. Pemanfaatan JKP dari luar derah pabean di dalam daerah
pabean
6. Ekspor BKP berwujud oleh PKP
7. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak berwujud oleh PKP
8. Ekspor JKP oleh PKP

PERPAJAKAN Page 10
TERMASUK DALAM PENGERTIAN PENYERAHAN BARANG
KENA PAJAK :

1 Penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian;


2. Pengalihan Barang Kena Pajak oleh karena suatu perjanjian sewa
beli dan perjanjian leasing;
3. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau
melalui juru lelang;
4. Pemakaian sendiri dan atau pemberian cuma-Cuma atas Barang
Kena Pajak;
5. Persediaan Barang Kena Pajak dan aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan, sepanjang PPN atas perolehan aktiva
tersebut menurut ketentuan dapat dikreditkan;
6. Penyerahan Barang Kena Pajak dari Pusat ke Cabang atau
sebaliknya dan penyerahan Barang Kena Pajak antar Cabang;
7. Penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi
8. Penyerahan BKP oleh PKPdalam rangka perjanjian pembiayaan
yang dilakukan secara syariah yang penyerahannya dianggap
langsung dari PKP kepada pihak yang membutuhkan BKP

PERPAJAKAN Page 11
SYARAT PENYERAHAN BARANG YANG DIKENAKAN PPN:
1.Barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak;
2.Barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan BKP tidak berwujud.
3.Penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean
4.Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya. .

SYARAT PENYERAHAN JASA YANG DIKENAKAN PPN:


1. Jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak
2. Penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean
3. Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya

PERPAJAKAN Page 12
TIDAK TERMASUK DALAM PENGERTIAN PENYERAHAN BARANG
KENA PAJAK:
1.Penyerahan Barang Kena Pajak kepada makelar sebagaimana dimaksud dalam Kitab
Undang-undang Hukum Dagang;

2.Penyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminan utang piutang;

3. Penyerahan Barang Kena Pajak dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya dan penyerahan
Barang Kena Pajak antar Cabang, dalam hal Pengusaha Kena Pajak memperoleh ijin
pemusatan tempat pajak terutang

4. Pengalihan BKP dalam rangka Penggabungan, peleburan, pemerkaran, pemecahan dan


pengambilalihan usaha dengan syarat pihak yang memberi dan menerima adalah PKP

5. BKP berupa aktiva yang tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan yang masih tersisi
pada saat pembubaran perusahaan dan yang pajak masukan atas perolehannya tidak dapat
dikreditkan

PERPAJAKAN Page 13
Barang yang tidak dikenai PPN
Pada dasarnya semua Barang kena PPN kecuali Negative List (pasal 4A) yaitu :

1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung


dari sumbernya.
(seperti minyak mentah /crude oil; gas bumi; panas bumi; pasir dan kerikil;
batubara sebelum diproses menjadi briket batubara; dan bijih besi, bijih
timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, dan bijih perak serta bijih
bauksit. Selain itu uga barang hasil tambang galian C UU PDRD karena sudah
kena pajak daerah)
2. Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak.
(seperti beras dan gabah, jagung, sagu, kedelai, garam baik yang berjodium
maupun yang tidak berjodium, Daging, Telur, Susu, Sayur-sayuran dan Buah-
buahan)
3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan,
warung dan sejenisnya meliputi makanan dan minuman baik yang
dikonsumsi ditempat maupun yang dibawa pulang. Tidak termasuk makanan
dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau catering
4. Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga

PERPAJAKAN Page 14
Jasa Yang tidak dikenai PPN
Semua jasa pada dasarnya dikenakan pajak kecuali negative list, yaitu :
1. Jasa dibidang pelayanan kesehatan medik
2. Jasa dibidang pelayanan sosial
3. Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko
4. Jasa Keuangan
5. Jasa Asuransi
5. Jasa dibidang keagamaan
6. Jasa dibidang pendidikan
7. Jasa dibidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan Pajak
tontonan termasuk jasa dibidang kesenian yang bersifat komersil
seperti pementasan kesenian tradisional yang diselenggarakan
secara Cuma-Cuma
8. Jasa dibidang penyiaran yang bukan bersifat iklan yaitu jasa
penyiaran radio atau televisi yang dilakukan instansi pemerintah
atau swasta yang bukan bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh
sponsor yang bertujuan komersil

PERPAJAKAN Page 15
9. Jasa dibidang angkutan umum didarat dan air yaitu jasa angkutan
umum didarat, di laut, di danau dan di sungai yang dilakukan oleh
pemerintah maupun swasta
10. Jasa dibidang tenaga kerja
11. Jasa dibidang perhotelan
12. Jasa yang disediakan pemerintah dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum yang jenisnya meliputi jenis-jenis
jasa yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah seperti
pemberian ijin mendirikan bangunan (IMB), pemberian ijin
usaha perdagangan (SIUP), pemberian NPWP, Pembuatan
KTP
13. Jasa penyediaan tempat parkir
14. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam
15. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos
16. Jasa boga atau katering

PERPAJAKAN Page 16
PPN tidak Dipungut sebagian, atau seluruhnya atau
dibebaskan dari pengenaan pajak baik sementara waktu
atau selamanya untuk:

1. Kegiatan di kawasan tertentu atau tempat


tertentu di dalam daerah pabean
2. Penyerahan BKP tertentu atau JKP tertentu
3. Impor BKP tertentu
4. Pemanfaatan BKP tidak berwujud tertentu dari
luar daerah pabean di dalam daerah pabean dan
5. Pemanfaatan JKP tertentu dari luar daerah
pabean di dalam daerah pabean

PERPAJAKAN Page 17

Anda mungkin juga menyukai