Anda di halaman 1dari 10

INFLAMMATORY BOWEL DISEASE

Terapi simtomatis
Karena biasanya pasien IBD memiliki gejala seperti diare,
spasme atau nyeri, ketidaknyamanan epigastrium, maka
diberikan obat-obatan seperti antidiare, antispasmodic,
pereda asam lambung, dan lain-lain. Loperamide dan
kombinasi antara diphenoxylate dan atropine berguna untuk
penyakit yang ringan dengan tujuan mengurangi pergerakan
usus dan urgensi rektum. Cholestyramine mengikat garam
empedu sehingga berguna untuk mengurangi diare pada
pasien. Terapi antikholinergik dicyclomide dapat membantu
mengurangi spasme intestinal
Terapi Step-Wise
Pendekatan secara step-wise digunakan dengan
cara memakai obat yang paling ringan terlebih
dahulu, jika obat itu gagal, obat-obatan pada
tahap berikutnya yang digunakan.
Step I
Aminosalisilat
• Aminosalisilat terdiri dari sulfasalzin dan asam 5-aminosalisilat (mesalamin/5-ASA).
• Absorbsi 5-ASA melalui protein integral di membran sel secara mudah dapat
dimetabolisme menjadi N-Acetyl-5-ASA oleh bantuan N-Acetyl-transferase 1 (NAT-1).
Kemudian N-Acetyl-5-ASA berikatan dengan Peroxisome Proliferators-Activated
Reseptor (PPARϒ) yang merupakan reseptor hormon inti pada sel. Setelah itu terjadilah
perubahan konformasi di PPARϒ. Perubahan konformasi tadi menyebabkan
PPARϒ berikatan dengan ko-aktivatornya yaitu DRIP. Heterodimerisasi dengan RXR
(Retinoid X Receptor) menghasilkan PPAR-RXR kompleks yang merupakan regulator
dari transkripsi. PPAR-RXR kompleks tadi mengontrol transkripsi melalui ikatannya
dengan PPRE (Peroxisome Proliferative Response Elements) dan dapat meregulasi
transkripsi gen.
• Hasil dari transkripsi gen tersebut dapat menurunkan regulasi proses peradangan
dengan cara menghambat terbentuknya NF-Kb / MAPK yang mempunyai efek
mereduksi produk peradangan seperti TNF-α, IL-1B, IL-6. Ikatan kompleks ini juga
menghambat aktivitas COX-2 yang memimpin produksi prostaglandin yang juga
merupakan mediator peradangan.
Step IA Antibiotik
Metronidazole dan ciprofloxacin merupakan
antibiotik tersering yang digunakan. Antibiotik
seperti metronidazole dan ciprofloxacin banyak
bermanfaat pada PC, namun tidak digunakan
pada KU karena dapat menyebabkan
meningkatnya risiko kejadian kolitis
pseudomembran yang berhubungan dengan
antibiotika
Step II Kortikosteroid
adalah obat golongan glukokortikoid yang
digunakan untuk PC dan KU derajat sedang dan berat.
Obat yang sering digunakan adalah prednison dan
metilprednison secara oral. Dosis aktif biasanya
dimulai dari 40-60 mg / hari prednison. Dosis yang
lebih tinggi tidak akan mengubah efektivitas terapi,
namun akan menambah efek samping. Setelah pasien
merespon terapi awal (1-2 minggu), maka dosis akan
diturunkan untuk meminimalisir efek samping.
Step III Immune modifier
6-MP dan azathioprine digunakan pada pasien
IBD dengan remisi yang sulit dipertahankan
hanya dengan aminosalisilat saja. Terapi ini
bekerja dengan menyebabkan reduksi jumlah
limfosit sehingga onsetnya menjadi lebih lambat
(dua sampai tiga bulan). Preparat ini digunakan
paling sering untuk pasien dengan penyakit yang
refraktorius, terapi primer untuk fistula, dan
mempertahankan remisi.
Step IV Terapi eksperimental
Terapi eksperimental yang digunakan pasien
dengan CD yaitu methotrexate, thalidomide.
Sedangkan untuk UC yang digunakan
cyclosporine A, nicotine patch, butyrate enema,
dan heparin.
PANCREATIC SUPLEMEN
• Pancrelipase dan pancreatin diberikan kepada pasien
yang memiliki sekresi lipase pankreas endogen yang
tidak memadai.
• Pancreatin adalah ekstrak turunan alkohol yang berasal
dari pankreas babi dengan konsentrasi lipase dan
enzim proteolitik relatif rendah.
• Pancrelipase adalah preparat yang diperkaya.
• Pancrelipase ini mengandung enzim pencernaan, yang
merupakan zat alami yang dibutuhkan oleh tubuh
untuk membantu memecah dan mencerna makanan.

Anda mungkin juga menyukai