Anda di halaman 1dari 28

KEPUASAN KERJA

(Job Statisfaction)

FINANCIA MAYASARI, SE, MM


Pengertian Kepuasan Kerja
Menurut Stephen Robbins (2003:91) istilah
kepuasan kerja adalah sikap umum seorang
individu terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi
menunjukan sikap yang positif terhadap kerja itu;
seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya
menunjukan sikap yang negatif terhadap pekerjaan
itu.
Malayu S.P. Hasibuan (2006:202)
kepuasan kerja adalah sikap emosional yang
menyenangkan dan mencintai
pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh
moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.
Indikator Kepuasan Kerja
Indikator kepuasan kerja dapat diukur
dengan kedisiplinan, moral kerja, dan
pergantian karyawan (turnover) kecil, maka
secara relatif kepuasan kerja karyawan baik.
Sebaliknya, jika kedisiplinan, moral kerja,
dan turnover karyawan besar maka
kepuasan kerja karyawan diperusahaan
berkurang (Hasibuan, 2001: 202)
Variabel - Variabel Kepuasan Kerja

Menurut Mangkunegara (2005 : 117-119)


kepuasan kerja berhubungan dengan
variabel-variabel seperti pergantian
karyawan (turnover), tingkat absensi, umur,
dan tingkat pekerjaan.
1. Turnover

Turnover tenaga kerja berhubungan dengan

ketidakpuasan kerja. Turnover terjadi pada saat tenaga

kerja meninggalkan organisasi dan harus digantikan.

Turnover yang tinggi menimbulkan biaya yang tinggi,

salah satunya adalah pengaruh atas produktivitas.


2. Tingkat Ketidakhadiran kerja

Pegawai-pegawai yang kurang puas

cenderung tingkat ketidakhadirannya tinggi.

Mereka sering tidak hadir kerja dengan alasan

yang tidak logis dan subjektif.


3. Umur

Ada kecenderungan pegawai yang tua lebih merasa puas

daripada pegawai yang berumur relatif muda. Hal ini

diasumsikan bahwa pegawai yang tua lebih berpengalaman

menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan, sehingga

terdapat kesenjangan atau ketidakseimbangan dapat

menyebabkan mereka menjadi tidak puas.


4. Tingkat Pekerjaan

Pegawai-pegawai menduduki tingkat pekerjaan yang lebih

tinggi cenderung lebih merasa lebih puas daripada pegawai

yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih rendah. Pegawai-

pegawai yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi menunjukkan

kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam mengemukakan

ide-ide serta kreatif dalam bekerja.


Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

1. Menurut Heidjrachman dan Husnan (2002 :


1994) mengemukakan beberapa faktor mengenai
kebutuhan dan keinginan pegawai, yaitu: gaji yang
baik, pekerjaan yang aman, rekan sekerja yang
kompak, penghargaan terhadap pekerjaan,
pekerjaan yang berarti, kesempatan untuk maju,
pimpinan yang adil dan bijaksana, pengarahan dan
perintah yang wajar, dan organisasi atau tempat
kerja yang dihargai oleh masyarakat.
2. Harold E. Burt mengemukakan pendapatnya
tentang faktor – faktor yang dapat
menimbulkan kepuasan kerja adalah:
a. Faktor hubungan antar karyawan, antara lain:
Hubungan antara manajer dengan karyawan
Faktor fisik dan kondisi kerja
Hubungan sosial diantara karyawan
Sugesti dari teman sekerja
Emosi dan situasi kerja
b. Faktor individual, yaitu yang berhubungan
dengan sikap orang terhadap pekerjaannya,
umur orang sewaktu bekerja, dan jenis kelamin.
c. Faktor luar (extern), yang berhubungan
dengan keadaan keluarga karyawan, rekreasi,
pendidikan (training, up grading, dsb)
Teori Kepuasan Kerja Menurut
Wexley dan Yukl
1. Discrepancy theory (teori ketidaksesuaian)
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh
Porter (1961), yang mendefinisikan bahwa
setiap orang menginginkan agar sejumlah
pekerjaan yang telah dilakukan akan dihargai
sebesar yang diterima.
2. Equity theory (teori keadilan)
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Zaleznik
(1958), kemudian dikembangkan oleh Adam (1963).
Teori ini menunjukkan kepada seseorang merasa puas
atau tidak puas atas suatu situasi tergantung pada
perasaan adil (equity) atau tidak adail (inequity).
Perasaan adil dan tidak adil atas suatu situasi didapat
oleh setiap orang dengan cara membandingkan dirinya
dengan orang lain pada tingkat dan jenis pekerjaan
yang sama, pada tempat yang berbeda.
3. Two factor theory (teori dua faktor)
Berdasarkan hasil penelitian Herzberg membagi situasi
yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap
pekerjaannya menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Motivation adalah merupakan faktor yang
mendorong semangat guna mencapai kinerja yang
lebih tinggi. Faktor motivasi terdiri dari pekerjaan itu
sendiri (the work it self), prestasi yang diraih
(achievement), peluang untuk maju (advancement),
pengakuan orang lain (ricognition), tanggung jawab
(responsible).
b. Hygiene factors (faktor kesehatan) adalah
gambaran kebutuhan fisiologis individu yang
diharapkan untuk dipenuhi.Hygiene factors
(faktor kesehatan) meliputi gaji, kehidupan
pribadi, kualitas supervisi, kondisi kerja, jaminan
kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan
dan administrasi perusahaan.
Seberapa Puas Individu Dengan
Pekerjaan Mereka
• Rata-rata individu merasa puas dengan
keseluruhan pekerjaan mereka, dengan kerja itu
sendiri, serta dengan pengawas dan rekan kerja
mereka. Namun, mereka cenderung tidak begitu
puas dengan bayaran dan peluang promosi yang
diberikan perusahaan.
• Kepuasan kerja tidak hanya berkaitan dengan
kondisi pekerjaan. Sebagai contoh, beberapa
individu dipengaruhi untuk menyukai hampir
segala hal, dan individu lain merasa tidak
senang bahkan dalam pekerjaan yang
tampaknya sangat hebat. Penelitian
menunjukkan bahwa individu yang
mempunyai kepribadian negatif (sebagai
contoh, mereka yang cenderung galak, kritis
dan negatif) biasanya kurang puas dengan
pekerjaan mereka.
Pengaruh dari Karyawan yang
Tidak Puas dan Puas di Tempat Kerja
• Keluar (exit): Ketidakpuasan yang diungkapkan
melalui perilaku yang ditujukan untuk
meninggalkan organisasi;
• Ada konsekuensi karyawan menyukai pekerjaan
mereka,dan ada konsekuensi ketika karyawan
tidak menyukai pekerjaan mereka.
• Aspirasi (voice): Ketidakpuasan yang
diungkapkan melalui usaha usaha yang aktif dan
konstruktif untuk memperbaiki kondisi;
• Kesetiaan (loyalty): Ketidakpuasan yang
diungkapkan dengan secara aktif
menunggu membaiknya kondisi;
• Pengabaian (neglect): Ketidakpuasan yang
diungkapkan dengan membiarkan kondisi
menjadi lebih buruk
Kepuasan Kerja dan Kepuasan
Pelanggan
Dalam organisasi jasa, karyawan yang cenderung lebih
ramah, ceria, dan responsif yang dihargai oleh para
pelanggan. Karena karyawan yang puas tidak mudah
berpindah kerja, pelanggan kemungkinan besar menemui
wajah-wajah yang familiar dan menerima layanan yang
berpengalaman. Kualitas ini membangun kepuasan dan
kesetiaan pelanggan.
• Selain itu, hubungan tersebut tampaknya bisa
diterapkan sebaliknya: Pelanggan yang tidak puas
bisa meningkatkan ketidak puasan kerja seorang
karyawan. Karyawan yang mempunyai hubungan
tetap dengan pelanggan melaporkan bahwa
pelanggan yang kasar, tidak mempertimbangkan
orang lain, atau menuntut dengan tidak masuk akal
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, mereka juga berfokus
pada pembangunan kepuasan karyawan-mengakui
bahwa kepuasan karyawan bisa memberikan
kontribusi terhadap tujuan mereka untuk memiliki
pelanggan yang bahagia
Kepuasan Kerja dan Ketidak Hadiran

• Kepuasan kerja dan ketidakhadiran


berhubungan negatif, tetapi korelasi
tersebut berkisar antara sedang sampai
lemah. Sementara adalah masuk akal
bahwa karyawan yang tidak puas
cenderung melalaikan pekerjaan, faktor-
faktor lain memiliki pengaruh pada
hubungan tersebut dan mengurangi
koefisien korelasi.
Kepuasan Kerja dan Perputaran
Karyawan
• Kepuasan juga berhubungan secara negatif
dengan perputaran karyawan, tetapi korelasi
tersebut lebih kuat daripada apa yang kita
ketahui untuk ketidakhadiran. Namun sekali lagi,
faktor-faktor lain seperti kondisi pasar tenaga
kerja, harapan tentang peluang pekerjaan
alternatif, dan lamanya masa jabatan dengan
organisasi merupakan batasan penting tentang
keputusan yang aktual untuk meninggalkan
pekerjaan seseorang pada saat ini
Kepuasan Kerja dan Perilaku Menyimpang
Ditempat Kerja
• Ketidakpuasan kerja memprediksi banyak
perilaku khusus, termasuk upaya pembentukan
serikat kerja, penyalahgunaan hakikat, pencurian
ditempat kerja, pergaulan yang tidak pantas, dan
kelambanan. Para peneliti berpendapat bahwa
perilaku ini adalah indikator sebuah sindrom
yang lebih luas yang kita sebut perilaku
menyimpang ditempat kerja (atau penarikan diri
karyawan)
Aspek – Aspek Yang Mempengaruhi
Kepuasan Kerja
1. Pekerjaan itu sendiri (Work It self).
Setiap pekerjaan memerlukan suatu
keterampilan tertentu sesuai dengan bidang
nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu
pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa
keahliannya dibutuhkan dalam melakukan
pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau
mengurangi kepuasan kerja.
2. Atasan (Supervisior).
Atasan yang baik berarti mau menghargai
pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan,
atasan bisa dianggap sebagai figur
ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3. Teman sekerja (Workers).
Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan
antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai
lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis
pekerjaannya.
4. Promosi (Promotion).
Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada
tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan
karier selama bekerja.
5. Gaji/Upah (Pay).
Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai
yang dianggap layak atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai