Anda di halaman 1dari 22

Farmakologi

• Efek awal umumnya terlihat setelah 4-6 minggu


terapi.
• Pendekatan standar – SSRI / Clompramine
SSRI (selective Serotonin
Reuptake Inhibitors)
• SSRI – Fluoxentine (Prozac), sitalopram (calexa),
escitalopram (Zoloft) – telah dsetujui U.S Food &
Drug Administration (FDA) untuk terapi OCD
• Dosis yg lebih tinggi – memberikan efek
menguntungkan – fluoxetine 80 mg per hari.
• ES : gangguan tidur, mual dan diare, sakit kepala,
ansietas dan kegelisahan
Clomipramine

• Obat pertama yg disetujui U.S FDA – OCD


• Penggunaan dosis harus dititrasi meningkat selama
2 hingga 3 minggu untuk menghindari efek
gastrointestinal dan hipotensi ortostatik, mulut
kering dan konstipasi.
Terapi Perilaku

• Pajanan dan pencegahan respons


• Desensitisasi
• Penghentian pikiran
• Terapi implosi
• Aversive conditioning
Pasien harus benar-benar berkomitmen terhadap
perbaikan.
• Psikoterapi
• Terapi lain : dukungan keluarga, terapi kelompok
Gangguan Stress Pascatrauma
dan Gangguan Stress Akut
• Sindrom yang timbul setelah seseorang melihat, terlibat
di dalam, atau mendenganr stressor traumatik yang
ekstrem.
• Bereaksi – rasa takut dan tidak berdaya,
• Diagnosis – gejala harus bertahan > 1 bulan setelah
peristiwa dan mempengaruhi area penting kehidupan
secara signifikan, seperti keluarga dan pekerjaan.
• Stress akut – dalam 4 minggu setelah peristiwa dan
membaik dalam 2 hari hingga 4 minggu
Epidemiologi

• PTSD – 8% populasi umum


• Perempuan 10-12 %
• Laki-laki 5-6%
• Dapat timbul di usia berapapun
Etiologi
• Stressor – timbul dari pengalaman (penyiksaan, bencana alam,
pemerkosaan, kecelakaan serius, dll) yang melampaui kapasitas
hidup seseorang serta menimbulkan penderitaan bagi setiap orang.

• Faktor predisposisi : gangguan psikiatrik, trauma


masa kanak-kanak, mudah menjadi
cemas/khawatir, paranoid, antisosial dll
• Faktor psikodinamik : penghidupan kembali
trauma masa kanak-kanak/ konflik yang
sebelumnya telah ada secara simbolis dibangkitkan
kembali oleh peristiwa traumatik yang baru.
• Faktor perilaku-kognitif : orang yang
mengalaminya tidak mamu memproses/
merasionalisasikan trauma yang mencetuskan
gangguan ini.
• Faktor biologi :
Peristiwa traumatik yang mengancam nyawa  amigdala 
aktivasi beberapa neurotransmitter, bahan-bahan neurokimiawi
sebagai respons tubuh untuk menghadapi peristiwa tersebut 
amigdala memberikan stimulus berupa tanda darurat kepada :
1. Sistem saraf simpatis
2. Sistem saraf parasimpatis
3. Aksis hipotalamus-hiposisi-kelenjar adrenal
Peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, peningkatan
aliran darah dan glukosa pada otot skeletal agar siap
menghadapi ancaman.
Tubuh meningkatkan pengeluaran katekolamin untuk
menyediakan energy untuk menghadapi ancaman
Menurut DSM IV, kejadian yang meningkatkan kejadian gangguan
stress pasca trauma:
• Kekerasan personal (kekerasan seksual),
• penyerangan fisik, perampokan).
• Penculikan, penyanderaan, penyiksaan.
• Serangan militer, teroris.
• Ditahan penjara.
• Kecelakaan/bencana alam.
• Mengalami penyakit berat mengancam kehidupan.
• Kecelakaan mobil yang berat
Gambaran klinis dan diagnosis
• Adanya ingatan kembali akan peristiwa traumatik yang
pernah dialami sebelumnya
• Datang ke dokter dengan gejala : depresi, bunuh diri,
penarikan diri dari ling.sosial, sulit tidur,
penyalagunaan alkohol/zat aditif lainnya serta berbagai
keluhan fisik lainnya (nyeri kronik, IBS, dll)
• Diagnosis PTSD dapat ditegakkan  apakah individu
pernah mengalami peristiwa traumatik tertentu
(kekerasan fisik, kecelakan hebat, dll)
Tatalaksana
Edukasi, dukungan psikososial, teknik untuk meredakan kecemasan (relaksasi, mengatur
pernafasan serta mengontrol pikiran) dan modifikasi pola hidup sehat (diet sehat, hindari
alkohol)
1. Medikamentosa : Antidepresan Gol SSRI → Pilihan pertama
• Fluoxetin 10-60mg/hr.
• Sertraline 50-200mg/hr.
• Fluvoxamin 50-300mg/hr.
• Lain: Amitriptilin 50-300mg/hr & Imipramin 50-300mg/hr.
2. Psikoterapi
• Psikoterapi kognitif-perilaku.
• Psikoterapi kelompok
3. Hypnotherapy.
Ganggaun Ansietas
Menyeluruh
• Kondisi gangguan yang ditandai dengan
kecemasan dan kekhawatiran berlebihan dan tidak
rasional bahkan terkadang tidak realistic terhadap
berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari.
• Hampir sepanjang hari dan berlangsung
sekurangnya 6 bulan.
Etilogi

• Teori biologi
Area otak yang diduga terlibat  lobus oksipitalis
yang mempunyai reseptor benzodiazepine tertinggi
di otak.
Sistem serotogenerik yang abnormal
Neurotransmitter  GABA, serotonin,
norepinefrin, glutamate, dan kolesistokinin
• Teori Genetik
- Studi  terdapat hubungan genetic pasien GAD dan gangguan
depresi mayor pada pasien wanita
- Sekitar 25% dari keluarga tingkat pertama penderita GAD juga
menderita gangguan yang sama.
• Teori psikoanalitik
- Ansietas  gejala dari konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan.
• Teori kognitif perilaku
- Penderita berespons secara salah dan tidak tepat terhadap ancaman,
- Disebabkan  perhatian yang selektif terhadap hal-hal negatif pada
lingkungan
- Adanya distorsi pada proses informasi dan pandangan yang sangat
negatif terhadap kemampuan diri untuk mengahadapi ancaman
Diagnosis
• Kriteria diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh menurut DSM V-TR

A. Kecemasan/kekhawatiran yang berlebihan yang timbul hampir setiap hari, sepanjang


hari, terjadi selama minimal 6 Bulan, tentang sejumlah aktivitas atau kejadian.
B. Penderita merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya
C. Kecemasan dan kekhawatiran disertai 3 atau lebih dari 6 gejala berikut ini (dengan
sekurangnya beberapa gejala lebih banyak terjadi dibandingkan tidak terjadi selama 6
bulan terakhir)
- Kegelisahan
- Merasa mudah lelah
- Sulit berkonsetrasi/pikiran menjadi kosong
- Iritabilitas
- Ketegangan otot
- Gangguan tidur
D. Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguan axis I, misalnya:
-Kecemasan/ketakutan adalah bukan tentang, menderita suatu serangan panik
-Merasa malu pada situasi umum
-Merasa jauh dari rumah/sanak saudara dekat
-Penambahan BB
-Menderita keluhan fisik berganda/penyakit serius
-Kecemasan & kekhawatiran tidak terjadi semata-mata selama gangguan stres pasca
trauma

E. Kecemasan, Kekhawatiran/gejala fisik menyebabkan penderitaan yang bermakna klini


atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya

F. Gangguan yang terjadi bukan efek fisiologis dari suatu zat atau kondisi medis dan bukan
suatu gangguan mood, psikotik
Gambaran klinis

• Ansietas
• Ketegangan motorik
• Hiperaktivitas autonom
• Kewaspadaan secara kognitif
Ke dokter umum  keluhan somatik
Ke dokter spesialis  diare kronik
Pasien biasanya memperlihatkan perilaku mencari perhatian
Diagnosis Banding
• Kecemasan akibat kondisi medis umum/gangguan yang berkaitan
dengan penggunaan zat
• Gangguan panik
• Fobia
• Gangguan obsesif kompulsif
• Hipokondriasis
• Gangguan somatisasi
• Gangguan penyesuaian dengan kecemasan
• Gangguan kepribadian
Prognosis

• Suatu keadaan kronis yang mungkin berlangsung


seumur hidup
• 25% penderita akhirnya mengalami gangguan
panik, depresi mayor
Terapi

• Farmakoterapi
- Benzodiazepin  pilihan pertama.
- Buspiron  efektif pada 60-80% penderita GAD
- SSRI  selektif pada pasien GAD dengan riwayat depresi
• Psikoterapi
- Terapi kognitif-perilaku
- Terapi suportif
- Psikoterapi berorientasi tilikan

Anda mungkin juga menyukai