BOTANI RENDAH
DOSEN PENGAMPU : DESTI S.Si,M.Si
NAMA KELOMOK :
DESI MIRAWATI
DESTIKA SATIA
RAHMI NURDINA
RIANDINI RAHAYU.S
RAJA DIDIK BUSTAMI
KELAS : 2.B
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2018
Chlorophyta
A. Ganggang hijau / Chlorophyta
adalah salah satu klas dari C. Algae berperan sebagai produsen
ganggang berdasarkan zat warna dalam ekosistem. berbagai jenis
atau pigmentasinya. Ganggang algae yang hidup bebas di air
hijau ada yang bersel tunggal dan terutama tubuhnya yang bersel satu
ada pula yang bersel banyak dan dapat berperan aktif merupakan
berupa benang, lembaran atau penyusun fitoplankton. sebagaian
membentuk koloni spesies besar fitoplankton adalah anggota
ganggang hijau yang bersel algae hijau, pigmen klorofil yang
tunggal ada yang dapat berpindah dimilikinya efektif melakukan
tempat, tetapi ada pula yang
fotosintesis sehingga algae hijau
menetap.
merupakan produsen utama dalam
B. Algae hijau merupakan kelompok
ekosistem perairan.
terbesar dari vegetasi algae. Algae
hijau berbeda dengan devisi
lainnya karena memiliki warna
hijau yang jelas seperti tumbuhan
tingkat tnggi karena mengandung
pigmen klorofil a dan klorofil b
lebih dominan dibandingkan
karoten dan xantofit.
Ciri-Ciri Chlorophyta (Alga Hijau)
Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada ganggang hijau berupa amilum, tersusun
sebagai rantai glukosa tidak bercabang yaitu amilose dan rantai yang
bercabang yaitu amilopektin seringkali amilum terbentuk dalam granula
bersama dengan bahan protein dalam plastida disebut pirenoid.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakan pada chlorophyta terjadi dengan 3 cara yaitu:
1. Secara vegetatif
Perkembanganbiakan vegetatif pada chlorophyta dengan fragmentasi tubuhnya
dan pebelahan sel.
2. Secara seksual
– Melalui konjugasi yaitu perkembangbiakan secara kawin contohnya spirogyra.
– Isogami yaitu peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama.
– Anisogami yaitu peleburan dua gamet yang ukurannya tidak sama.
– Oogami yaitu peleburan dua gamet yang satu kecil dan bergerak (sebagai
sperma) yang lain besar tidak bergerak (sebagai sel telur)
Beberapa contoh dari reproduksi sexual:
– Isogami : Chlorococcum, Chlamydomonos, Hydrodictyon
– Anisogami : Chlamydomonas, Ulva
– Oogami : Chlamydomonas, Valva, Spirogya, Aedogonium
3. Secara aseksual
Perkembanganbiakan secara aseksual dapat terjadi dengan pembentukan:
Asexual
– Zoospora yaitu sel berflagel 2 contohnya Chlamydomonos
– Aplanospora yaitu spora yang tidak bergerak contohnya Chlorococcum
– Autospora yaitu aplanospora yang mirip dengan sel induk contohnya
Chlorella
Klas chlorophyta dibagi menjadi beberapa klas, salah satu diantaranya
adalah klas chlorophyceae.
Habitat : Kebanyakan hidup di air tawar dan ada juga yang hidup di air laut,
tempat-tempat yang lembab dan juga daerah-daerah yang bersuhu ekstrim /
daerah bersalju.
Dampak posotif dan negatif chlorophyta dalam kehidupan
a. Dampak positif
1. Sbagai sumber protein sel tunggal contoh chlorela
2. Sebagai bahan makan contoh volvox sebagai sayuran
3. Sebagai plankton, merupakan salah satu komponen yang penting dalam
rantai makanan di perairan tawar
4. Menghasilkan O2 (oksigen) dan hasil fotositensis yang diperlukan oleh
hewan lain untuk bernafas
b. Dampak negatif
1. Dapat mengganggu jika perairan terlalu subur
2. Membuat air berubah warna dan menjadi bau
3. Menjadi masalah dalam proses penjernihan air
4. Menyebabkan penyumbatan pada saringan pengolahan air.
Akibat pertumbuhan algae hijau terhadap kualitas
air.
Kehadiran alga hijau dalam air dapat meyebabkan :
•Perubahan warna air
•Air menjadi licin karena dapat menghasilkan lendir
•Dapat menimbulkan bau dan rasa pada air
•Dapat menyebabkan kerapuhan pada beton
EUGLENOPHYTA
Euglenophyta merupakan Hasil fotosintesis pada
kelompok protista yang unik karena Euglenophyta disimpan sebagai
dia memiliki sifat mirip tumbuhan cadanganmakanan berupa
dan hewan. Dianggap mirip polisakarida paramilon. Euglenophyta
tumbuhan karena memiliki klorofil a hidup sebagai organisme fotoautotrof
dan b, juga ditemukan karotenoid melalui fotosintesis. Namun bila
sehingga dia akan berfotosintesis. keadaan kurang mendukung, misalnya
Euglenophyta dianggap mirip hewan tidak ada cahaya matahari, maka
karena dapat bergerak aktif dengan Euglenophyta dapat juga hidup sebagai
pertolongan satu atau beberapa bulu organisme heterotrof, yaitu dengan
cambuk (flagela) yang keluar dari memakan sisa-sisa bahan organik.
selnya. Karena mempunyai alat Euglenophyta memiliki habitat di air
gerak, dia dapat hidup di perairan, tawar, misalnya air kolam, sawah,
misalnya air tawar dan air tergenang. danau, dan banyak ditemukan di parit-
parit peternakan yang banyak
mengandung kotoran hewan
Struktur Tubuh Euglenophyta
Hingga saat ini telah diidentifikasi sekitar 1.000 spesies Euglenophyta. Salah satu
spesies yang terkenal adalah Euglena viridis. Dengan menggunakan mikroskop
cahaya, Euglena viridis tampak berwarna hijau. Klorofil tersimpan di dalam
kloroplas yang berbentuk oval. Euglena merupakan anggota yang khas dari
kelompok ini, jumlahnya sekitar 400 species. Perhatikan bentuk selnya!
Sel Euglena berbentuk oval memanjang, tidak kaku, tidak mempunyai dinding
sel yang berisikan selulose, tetapi memiliki lapisan penyokong membran sel dan
protein berupa pelikel yang fleksibel (lentur). Dengan demikian, dia dapat berubah
bentuk dengan mudah. Pada bagian salah satu ujungnya terdapat mulut sel dan dari
mulut sel itu tumbuh beberapa flagela dengan ukuran berbeda. Flagel berukuran
panjang digunakan untuk bergerak dan flagel lainnya berukuran pendek.
Euglenophyta menunjukkan gerak fototaksis, yaitu gerak berpindah tempat menuju
ke arah cahaya matahari.
Tampak juga bintik mata yang dinamakan stigma. Stigma mengandung
fotoreseptor yang ditutupi oleh pigmen berwarna merah dan berfungsi untuk
membedakan terang dan gelap. Euglena juga mempunyai kerongkongan anterior,
meskipun tidak digunakan untuk menelan makanan yang berbentuk partikel
Ciri-Ciri Euglenophyta
Euglenophyta atau Euglenoid memiliki ciri atau karakteristik secara umum,
yaitu sebagai berikut.
■ Uniseluler (bersel tunggal)
■ Dari mulutnya muncul satu sampai empat flagela (bulu cambuk) yang
berfungsi sebagai alat gerak.
■ Pada umumnya memiliki flagela yang tidak sama panjang (Heterokontae)
■ Bersifat motil (cenderung bergerak).
■ Bewarna hijau karena mengandung klorofil.
■ Sel berbentuk oval memanjang.
■ Di salah satu ujungnya terdapat mulut sel.
■ Umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan organik.
■ Autotrof dan atau heterotrof. Bersifat autotrof, karena memiliki klorofil a
dan b, beta karoten dan beberapa xantofil. Bersifat heterotrof karena
memakan partikel organik (ex. bakteri) yang tersedia. Beberapa jenis
Euglena yang autotrof dapat menjadi heterotrof ketika tingkat cahaya
rendah.
■ Bersifat fototrofik (membuat makanan sendiri), osmotrofik (makan dengan
cara difusi), dan fagotrofik (makan dengan cara menangkap makanan).
■ Cadangan makanan berupa paramilum, yaitu bentuk lain dari polisakarida.
■ Tidak memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa tetapi memiliki
membran sel tipis yang tersusun atas lapisan-lapisan protein berbentuk spiral.
■ Memiliki bintik mata yang disebut stigma. Stigma (eyespot) bewarna merah
terang yang sensitif terhadap cahaya. Warna merah pada stigma ini merupakan
pigmen astaxanthin. Bintik mata ini berfungsi untuk melindungi detektor
cahaya yang berada pada dekat dasar flagella. Dengan detektor tersebut,
Euglena dapat bergerak menuju arah cahaya yang intensitasnya sesuai.
■ Tubuh diselimuti pelikel.
■ Memiliki vakuola kontraktil dan vakuola makanan.
■ Ujung anterior dari sel berupa sitostom dan di bawahnya berupa
kerongkongan.
Klasifikasi Euglenophyta
Filum Euglenophyta dibagi menjadi tiga ordo, yaitu:
1. Euglenales
2. Paranemales/Eutreptiales
3. Rhadbdomonadales
Contoh spesies dari kelompok Euglenophyta adalah Euglena viridis dengan
tingkatan taksonomi sebagai berikut.
Kingdom : Protista
Filum : Euglenophyta
Kelas : Euglenoidea
Ordo : Euglenales
Famili : Euglenaceae
Genus : Euglena
2. Padas sel yang bergerak aktif, pembelahan sel memenjang dimulai dari
ujung anterior.
4. Pada yang mempunyai dua flagella dapat terjadi salah satu sel anakan yang
membawa dua flagella lamanya dan sel anakan yang lain akan
menghasilkan dua flagella baru atau dapat terjadi masing-masing sel
anakan memabawa satu flagel dan kemudian masing-masing menghasilkan
satu flagel lagi.
5. Pembelahan sel pada yang tidak bergerak aktif dapat beralangsung dalam
keadaan dibungkus oleh selaput lendir. Kadang-kadang protoplast tidak
keluar dari selaput pembungkusnya sebelum membelah lagi. Dalam kasus
seperti ini akan terbentuk koloni yang tidak permanen, yang pada waktu
tertentu selnya akan bergerak aktif kembali.
6. Pada yang mempunyai dua flagella dapat terjadi salah satu sel anakan yang
membawa dua flagella lamanya dan sel anakan yang lain akan menghasilkan
dua flagella baru atau dapat terjadi masing-masing sel anakan memabawa satu
flagel dan kemudian masing-masing menghasilkan satu flagel lagi.
7. Pembelahan sel pada yang tidak bergerak aktif dapat beralangsung dalam
keadaan dibungkus oleh selaput lendir. Kadang-kadang protoplast tidak keluar
dari selaput pembungkusnya sebelum membelah lagi. Dalam kasus seperti ini
akan terbentuk koloni yang tidak permanen, yang pada waktu tertentu selnya
akan bergerak aktif kembali.
2. Seksual
Adanya kunjugasi/ penggabungan sel vegetatif pada euglenoid yang pernah
dijumpai. Kemudian ada juga yang autogamy (penggabungan dua inti anakan
dalam sel) yang pernah dijumpai pada phacus. Pada umumnya euglena sp.
membelah diri sera memanjang (longitudinal) selama hidup sebagai plankton
yang dapat membelah diri waktu berada dalam kista.
Contoh dan Peranan Euglenophyta dalam Kehidupan
Peranan Euglenophyta
A. Positif
· Bidang perikanan, ganggang merupakan fitoplankton yang berfungsi
sebagai makanan ikan.
· Ekonomi perairan dalam ekosistem perairan, ganggang merupakan
produsen primer, yaitu sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi
bagi hewan-hewan air, seperti ikan, udang, dan serangga air.
· Dalam dunia sains, Euglena sering dijadikan sebagai objek, karena
ganggang ini mudah didapat dan dibiakkan dan sebagai sebagai
pencernaan organik.
B. Negatif
· Mencemari sumber air
· Penimbunan endapan tanah pada dasar kolam dan danau.