Anda di halaman 1dari 48

Gambaran Radiologi Tumor Paru

Nicky Septiana
1765050316

Dosen Pembimbing: Dr. Yvone Sp.Rad


ANATOMI PARU
DEFINISI

Kanker paru adalah keganasan yang berasal dari saluran


pernapasan (bronkus, bronkiolus, alveolus) dan parenkim paru.
Etiologi
Langkah menilai suatu massa

• Lesi cenderung tidak ganas


Daerah Lesi koin mediastinum dan
bila tidak ada pertumbuhan
massa yang berarti dalam 2
• lesi berduri, terkalsifikasi lainnya tahun
• maka lesi lebih
tulang • Lesi cenderung tidak ganas
terlobulasi, atau bila tidak ada pertumbuhan
ireguler menunjukkan • Kalsifikasi jarang dicurigai konsolidasi • Bila ada, maka
massa yang berarti dalam 2
keganasan terdapat pada dicurigai massa ganas • Tumor dapat tmenyebabkan tahun
keganasan kecuali yang bermestastasis kelainan pada daerah distal • Tumor yang dicurigai ganas
pada tepi lesi ke paru seperti infeksi yang akan menyebabkan
menyebabkan konsolidasi limfadenopati mediastinal
Tepi lesi Air bronchogram dan/atau metastasis ke
tulang
Lihat foto
Lihat daerah distal sebelumnya
dari lesi
Klasifikasi
Kanker Paru

Small Cell Lung Cancer (SCLC)


Non-small Cell Lung Cancer
(NSCLC)
Kanker tipe lainnya
Small Cell Lung Cancer (SCLC)

SCLC mencakup 10-15% dari keseluruhan kanker paru. SCLC


memiliki korelasi positif yang kuat dengan kebiasaan merokok serta
cepat tumbuh dan menyebar ke organ lainnya. Hal yang
membedakan dari adenokarsinoma yaitu kanker ini lebih responsif
terhadap kemoterapi.
Non-small Cell Lung Cancer (NSCLC)

NSCLC merupakan jenis kanker yang paling umum


ditemukan (85-90%) dan dibagi lagi menjadi beberapa jenis
sebagai berikut:
Adenokarsinoma merupakan tipe yang paling banyak ditemukan
(40%),
KANKER TIPE LAINNYA

Kanker ini hanya mencakup 5-15% dari kanker paru yang meliputi:
Karsinoid bronkial
Kanker metastasis.
STAGING KANKER PARU

Menurut International staging System For Lung Cancer, penentuan staging


kanker paru dilihat dari 3 komponen yaitu tumor, nodus limfe, dan metastasis.
SC L C )
g C a n c e r (N
ell Lu n
ma l l C
G I NG No n - s
STA
Tumor (T)

Kategori T Keterangan
T0 Tidak tampak tumor atau lesi primer
TX Tumor primer tidak dapat ditentukan dengan hasil radiologi dan
bronkosopi tetapi sitologi sputum atau bilasan bronkus positif (ditemukan
sel ganas)
TIS Carcinoma in situ
T1 Ukuran terbesar tumor primer ≤ 3 cm tanpa lesi invasi
intrabronkus yang sampai ke maksimal bronkus lobaris. T1 juga
terbagi menjadi 2 kelompok:
T1a  ukuran tumor primer ≤ 2 cm
T1b  ukuran tumor primer > 2 cm tetapi ≤3 cm
T2 Ukuran tumor > 3 cm dan ≤ 7 cm, invasi intrabronkus dengan
jarak lesi ≥ 2 cm dari distal karina, berhubungan dengan
atelektaksis atau pneumonitis obstruksif pada daerah hilus atau
invasi ke pleura visceral. T2 juga dapat dibagi 2 yaitu :
T2a  ukuran tumor primer > 3 cm dan ≤ 5 cm
T2b  ukuran tumor primer > 5 cm dan ≤7 cm
T3 Ukuran tumor primer > 7 cm atau tumor menginvasi dinding dada
termasuk sulkus superior, diafragma, nervus phrenikus, pleura
mediastinum, dan perikardium. Selain itu juga lesi intrabronkus ≤
2 cm distal karina. Tumor berhubungan dengan atelektaksis
pneumonitis obstruktif di paru. Lebih dari 1 nodul dalam lobus
yang sama dengan tumor primer.
T4 Ukuran tumor primer berapapun, tetapi telah melibatkan atau
invasi ke mediastinal, trakea, jantung, pembuluh darah besar,
karina, nervus laring, esofagus, vertebra atau lebih dari satu nodul
berbeda lobus pada sisi yang sama dengan tumor primer.
Nodus Limfatikus Regional (N)
Kategori N Keterangan

N0 Tidak ditemukan metastasis ke kelenjar getah bening (KGB)


Nx Metastasis ke kelenjar getah bening (KGB) sulit dinilai secara radiologis

N1 Metastasis ke kelenjar getah bening hilus, peribronkus, intrapulmonal


ipsilateral
N2 Metastasis ke kelenjar getah bening mediastinum ipsilateral dan/atau
subkarina
N3 Metastasis ke kelenjar getah bening (KGB) peribronkial, hilus, intrapulmonal,
mediastinum kontralateral dan atau KGB supra klavikula
Metastasis (M)

Kategori M Keterangan

M0 Tidak ditemukan metastasis


Mx Sulit dinilai dengan gambaran radiologis
M1a Metastasis ke paru kontralateral, nodul di pleura, efusi pleura
ganas, efusi perikardium

M1b Metastasis jauh ke organ lain (otak, tulang, hepar, ginjal, KGB
leher, aksila, adrenal, dll)
Stadium Kanker berdasarkan TMN
Stadiu T (tumor) N (KGB) M (metastasis) 5 year survival (%)
m
IA T1a N0 M0 73
T1b N0 M0
IB T2a N0 M0 58
IIA T1a N1 M0 46
T1b N1 M0
T2b N1 M0
IIB T2b N1 M0 36
T3 N0 M0
IIIA T1a N2 M0 24
T1b N2 M0
T2a N2 M0
T2b N2 M0
T3 N1 M0
T4 N0 M0
T4 N1 M0
IIIB T4 N2 M0 9
T apapun N3 M0
IV T apapun N apapun M1a 13
T apapun N apapun M1b
Perbedaan Tumor Paru Jinak vs Ganas
Kemungkinan jinak Kemungkinan ganas
Ukuran dalam waktu dua tahun Ukuran tidak berubah, diameter <3 Ukuran meningkat dua kali lipat (>30
cm hari dan <18 bulan), diameter > 3 cm

Kalsifikasi Seperti kulit telur, tidak tegas, kasar, Lesi eksentrik, tidak tegas
seperti popcorn, sentral, berlapis-lapis

Kontur Batas reguler Irreguler berupa radiating, lesi atau


penebalan pada bronkus dan
pembuluh darah, berlobul, peripheral
milk glass opacity

Kavitas dengan dinding tebal Dinding lebih tebal dari 5 mm Dinding lebih tebal dari 15 mm

Reaksi pleura Tidak ada Penebalan, retraksi


Batas Tegas Sulit diidentifikasi
Massa pada paru kanan atas Kista ekinokokus

Fibroma pada lingual paru Hamartoma dengan


kalsifikasi popcorn
Karsinoma paru perifer
KSS dengan kavitas pada lobus NSSC pada lobus bawah paru kiri
pada paru kiri atas segmen
kanan atas dengan efusi pleura
posterior
Reverse S Sign of Golden

Tumor yang terletak pada hilus yang


mengakibatkan atelektasis perifer

Lipatan membentuk “S” sebagai batas inferior


dari paru yang kolaps.
Tumor Pancoast

Tumor Pancoast kanker pada lobus atas yang


telah mengenai pleura dan struktur yang
berdekatan seperti iga.

Gambaran tumor pancoast pada bagian apeks


paru kanan.
Stenosis Bronkial

Karsinoma tumbuh secara intramural atau


transmural  sering menimbulkan stenosis
bronkial.
Lumen bronkus tampak menyempit secara
konsentris atau lumen tersumbat total.
Setelah terjadi stenosis, gambaran radiologi
lain yaitu adanya atelektasis parsial atau
komplet
Hilar Tumor Shadow

Gambaran radiologi terdapat peningkatan


opasitas pada regio hilus
Nodul dan massa soliter

Lesi bulat opak > 3 cm = massa.

Keganasan diameter > 6 cm, batas tidak tegas, terdapat


rigler’s notch sign berupa cekungan pada kontur, korona
radiata sebagai akibat ekstensi tumor ke limfa, dan kavitas
dengan dinding tebal

Nodul bulat, berbatas tegas, homogen, konsentris (target),


maka kemungkinan nodul bersifat jinak.
Pneumonic form

Konsilidasi homogen atau bercak dengan batas tidak tegas


pada distribusi segmental atau non segmental.

Kadang terlihat air alveologram dan air bronchogram

Bentuk khusus dari pneumonic carcinoma adalah


multicentric bronchioalveolar adenocarcinoma- pulmonary
adenomatosis.
Karsinoma invasif

Tanda pada foto polos invasi pada iga dan vertebra yang mengakibatkan osteolisis dan fraktur patologis, paralisis
diafragmatika yang disebabkan oleh infiltrasi pada saraf frenikus, striktur esofagus, dan efusi pleura
Pembesaran nodus limfa
mediastinum

Pembesaran pada nodus limfa voluminous, paratrakeal, trakeobronkial, dan peribronkial mengakibatkan
meluasnya bayangan mediastinum sehingga terlihat kontur polisiklik pada paru.
R PARU
ANKE
OGI S K
IOL
RAN RAD
A
GAMB
T S CAN
PADA C
OLITER
DUL S
NO
YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA GAMBARAN
NODUL SOLITER CT SCAN KANKER PARU

UKURAN KALSIFIKASI ATENUASI

BATAS PERTUMBUHAN MORFOLOGI


UKURAN

dapat diidentifikasi lebih lanjut dengan CT scan berdasarkan ukuran, kalsifikasi, atenuasi, batas, morfologi, dan
kecepatan pertumbuhan.
Ukuran :
Lesi berukuran lebih besar dari 3 cm (massa) memiliki kecenderungan bersifat malignan
Lesi berukuran berapapun yang terdeteksi pada pencitraan harus dianggap malignan sampai terbukti tidak
Untuk nodul 4-6 mm, CT scan harus dilakukan 12 bulan kemudian jika pasien berisiko rendah, tidak perlu diulang
lagi jika nodul tidak berubah.
Untuk nodul 6-8 mm, CT scan ulang dilakukan 6-12 bulan dan 18-24 bulan kemudian jika nodul tidak berubah pada
pasien dengan risiko rendah
Untuk nodul lebih besar dari 8 mm, CT scan pada 3, 9, dan 24 bulan pada pasien dengan risiko rendah maupun
tinggi.
Kalsifikasi
Beberapa pola kalsifikasi yang sugestif lesi jinak antara lain:

Gambar 24. Kiri: kalsifikasi difus (homogen), Kanan: kalsifikasi sentral

Gambar 25. Kiri: kalsifikasi konsentrik,Kanan: kalsifikasi popcorn

Pola kalsifikasi lain selain yang disebutkan di atas tidak boleh dipikirkan lesi jinak terlebih
dahulu. Sebagai contoh, kalsifikasi retikular, pungtata, amorfus, atau eksentrik terlihat pada
hingga 6% nodul maligna.
ATENUASI
• Koefisien atenuasi nodul paru adalah ukuran densitas elektron
dibandingkan dengan atenuasi air, dinyatakan dengan Hounsfield
unit (HU). Atenuasi lemak pada nodul sugestif untuk hamartoma.
Atenuasi kalsium biasanya ditemukan pada nodul jinak, walaupun
pada beberapa nodul maligna dapat ditemui kalsifikaSi
• Karakteristik radiografik berhubungan dengan sistem kalsifikasi
patologi Noguchi yaitu: lesi ground glass <5mm biasanya
menunjukkan hiperplasia alveolar atipikal, lesi ground glass
berukuran 5-10 mm biasanya menunjukkan karsinoma
bronkioalveolar, dan lesi padat sebagian dapat menunjukkan subtipe
campur adenokarsinoma
BATAS
Batas yang beraturan menunjukkan nodul maligna
sebesar 20%. Kecenderungan malignansi meningkat
hingga 60% dengan batas tidak beraturan, 90%
dengan spikulasi, dan 95% dengan adanya korona
radiata.
PERTUMBUHAN MORFOLOGI

Lesi maligna biasanya memiliki doubling time (waktu yang


diperlukan oleh lesi untuk mencapai dua kali ukurannya)
Beberapa morfologi yang dapat
Kanker paru yang memiliki pertumbuhan yang paling cepat ditemukan pada kanker paru antara lain:
yaitu small cell carcinoma memiliki rata-rata doubling time Pleural tag dapat ditemukan pada karsinoma letak
sekitar 30 hari. perifer
Lesi yang berhubungan dengan pembuluh darah dapat
Adenokarsinoma memiliki rata-rata doubling time sekitar 180 berupa massa metastatis, diagnosis banding sekuestrasi
hari, sementara karsinoma sel skuamosa memiliki rata-rata bronkopulmonal, malformasi arteri vena
doubling time antar 90-140 hari. Nodul dengan kavitas dinding tebal, diagnosis banding
antara lain abses, emfisema terinfeksi
T SC AN
RAN C
BA
PADA GAM
NTRAL
OR S E
TU M
• kanker paru sentral sering kali terlihat pada gambaran radiologi sebagai massa hilus atau kolaps dan konsolidasi paru
dengan disertai hilangnya volume. Pada CT scan dapat terlihat air bronchogram
• . Pada kolaps/konsolidasi paru akan terlihat enhancement, sedangkan enhancement tumor akan minimal dan tertunda
• Pembesaran hilus sering kali ditemukan pada pasien kanker paru, Pembesaran hilus disebabkan oleh adanya massa
tumor di daerah hilus dan/atau pembesaran nodus limfe
Staging Tumor berdasarkan gambaran CT

Staging tumor paling baik menggunakan CT untuk menentukan ekstensi lokal dan melihat nodul satelit
terdapat beberapa kekurangan CT yaitu prediksi preoperatif dengan CT berbeda dengan staging operatif
pada 45% kasus. Oleh karena itu, mungkin terjadi over- dan under-staging
Staging dengan CT menunjukkan hasil yang kurang memuaskan untuk deteksi keterlibatan nodus limfe
hilus (N1) dan mediastinum (N2 dan N3) serta keterlibatan dinding dada (T3) atau invasi mediastinum
(T4).-> diperlukan pemeriksaan MRI lebih lanjut
Untuk menentukan status metastasis, dilakukan pemeriksaan klinis dan radiologi seperti CT scan
kepala, CT scan atau USG abdomen, dan pemindaian tulang. 13 Beberapa tanda metastasis seperti nodul
pleura, efusi pleura, dan efusi perikardium dapat terlihat dari CT scan.
Diagnosis

Anamnesis
• Sesuaikan atau cocokkan dengan manifestasi dari Ca Paru yang dijelaskan
sebelumnya
Pemeriksaan fisik
• pembesaran KGB (kelenjar getah bening) atau tumor diluar paru. Metastasis ke
organ lain juga dapat dideteksi dengan perabaan hepar, pemeriksaan funduskopi
untuk mendeteksi peninggian tekanan intrakranial dan terjadinya fraktur sebagai
akibat metastasis ke tulang.
Diagnosis “pemeriksaan penunjang”

Biopsi Aspirasi
Radiologi Bronkoskopi
Jarum

Pemeriksaan Cairan
Pleura (Kalau
Sitologi sputum
ditemukan efusi
pleura
Diagnosis banding kanker paru

Kanker
Tuberculosis
Mediastinum
PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :
Kuratif, yaitu untuk memperpanjang masa bebas penyakit dan
meningkatkan angka harapan hidup klien.
Paliatif , untuk mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas
hidup.
Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal, untuk mengurangi
dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun
keluarga.
Suportif, untuk menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal
seperti pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat
anti nyeri dan anti infeksi
TATALAKSANA

Pembedahan Radiasi Kemoterapi


• Indikasi pembedahan pada kanker • radioterapi dilakukan sebagai • Kemoterapi digunakan untuk
paru adalah untuk NSCLC pengobatan kuratif dan bisa juga mengganggu pola pertumbuhan tumor,
stadium I dan II sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada untuk menangani pasien SCLC atau
tumor dengan komplikasi, seperti dengan metastase luas serta untuk
• Indikasi lain adalah bila ada mengurangi efek obstruksi/ penekanan melengkapi bedah atau terapi radiasi.
kegawatan yang memerlukan terhadap pembuluh darah/ bronkus • Syarat utama harus ditentukan jenis
intervensi bedah, seperti kanker histologis tumor dan tampilan
paru dengan sindroma vena kava • dilakukan untuk meringankan keluhan (performance status) harus lebih dari 60
superiror berat. penderita, seperti sindroma vena kava menurut skala Karnosfky atau 2
• Prinsip pembedahan adalah superiror, nyeri tulang akibat invasi menurut skala WHO
tumor ke dinding dada dan metastasis
sedapat mungkin tumor direseksi tumor di tulang atau otak
lengkap berikut jaringan KGB
intrapulmoner, dengan lobektomi
maupun pneumonektomi
Tatalaksana
Photodynamic Therapy (PDT)

Pada perawatan photodynamic, suatu ocal photosynthesizing (seperti suatu porphyrin, suatu ocal yang terjadi secara alami di tubuh)
disuntikkan kedalam aliran darah beberapa jam sebelum operasi.

ocal ini menempatkan dirinya secara selektif pada sel-sel yang tumbuh dengan cepat seperti sel-sel kanker. Dengan menggunakan suatu
sinar dengan panjang gelombang tertentu melalui suatu tongkat yang dipegang tangan langsung ke tempat dari kanker dan jaringan-
jaringan sekitarnya.

Energi dari sinar mengaktifkan ocal photosensitizing, menyebabkan produksi dari suatu racun yang menghancurkan sel-sel tumor

PDT mempunyai keuntungan-keuntungan yang mana ia dapat secara tepat mengenai sasaran dari lokasi kanker, lebih tidak ocalsi
daripada operasi, dan dapat diulang pada tempat yang sama jika diperlukan.

Kelemahan-kelemahan dari PDT adalah bahwa ia hanya bermanfaat dalam merawat kanker-kanker yang dapat dicapai dengan suatu
sumber sinar dan tidak cocok untuk perawatan kanker-kanker yang luas/ekstensif
PROGNOSIS
Prognosis dari kanker paru tergantung pada kesempatan untuk penyembuhan dan
tergantung dari lokasi dan ukuran tumor, kehadiran gejala-gejala, tipe kanker paru,
dan keadaan kesehatan secara keseluruhan dari pasien.
SCLC mempunyai pertumbuhan paling agresif, sekitar hanya dua sampai empat
bulan setelah didiagnosis jika tidak dirawat.
Jika kemoterapi digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan metode-metode
lain, waktu kualitas hidup dapat diperpanjang empat sampai lima kali. Namun,
kualitas hidup secara keseluruhan rata-rata pasien dengan pengobatan kombinasi
hanya 12 bulan saja.
Prognosis keseluruhan untuk kanker paru adalah jelek jika dibandingkan dengan
beberapa kanker-kanker lain
Kesimpulan

Kanker paru merupakan salah satu keganasan yang paling sering terjadi dengan prognosis yang buruk
Prognosis pasien sesuai dengan stadiumnya, namun kanker ini sulit dideteksi secara dini karena biasanya asimptomatik pada stadium
awal
Modalitas radiologi yang dapat digunakan untuk diagnosis kanker paru meliputi foto polos toraks, CT scan, MRI, PET scan, dan
radiologi nuklir
Foto polos toraks masih banyak digunakan untuk deteksi awal namun relatif tidak sensitive
Modalitas baru yang sekarang lebih sering digunakan untuk diagnosis dan penentuan stadium kanker paru adalah CT scan. MRI juga
memiliki peran dalam diagnosis dan penentuan stadium kanker paru. Namun CT scan lebih sering digunakan karena lebih banyak
tersedia di berbagai tempat di bandingkan dengan MRI dan harganya lebih murah
Gambaran radiologis yang paling sering ditemui pada kanker paru adalah nodul soliter sehingga penting untuk mengetahui
karakteristik nodul yang sugestif malignansi dan diagnosis bandingnya.

Anda mungkin juga menyukai