A. Perkembangan dan Hukum Perkembangan
Dalam Buku Dictionary of Psychology dikemukakan
bahwa : “The progressive and continous change in the
organism from birth to death” . Artinya : Perkembangan
adalah merupakan perubahan yang progresif dan terus
menerus dalam diri organism sejak lahir hingga mati.
Atau dengan kata lain, perkembangan ialah proses
perubahan fungsi organ-organ fisik secara kualitatif.
Jadi, penekanan arti perkembangan terletak pada
proses penyempurnaan fungsi psikologis pada organ-
organ fisik.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan akan
berlanjut terus hingga manusia mengakhiri hidupnya.
Sedangkan pertumbuhan hanya terjadi sampai manusia
mencapai kematangan fisiknya (maturation) dalam usia
tertentu, kecuali bagian tubuh tertentu seperti rambut
dan kukuh.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Manusia dalam perkembangannya dipengaruhi oleh
adanya beberapa factor, a.l.
• Ki Hajar Dewantara menyebutkan Faktor Dasar dan
Faktor Ajar.
• Aliran Nativisme menyebut faktor bawaan (native)
lebih kuat pengaruhnya.
• Aliran Empirisme menyebutkan factor pengalaman
(empiris) yang lebih kuat pengaruhnya.
• Aliran Konvergensi mengatakan bahwa factor
bawaan dan pengalaman memilki pengaruh
yang sama dalam perkembangan individu.
• Adapun factor dasar atau bawaan atau indogen,
yaitu : bakat, minat, kemauan, kecerdasan,
fantasi dan sebagainya.
• Sedangkan factor ajar atau pengalaman atau
eksogen diataranya adalah : keluarga, sekolah,
masyarakat, kebudayaan, media dan lain-lain.
C. Hukum-Hukum Perkembangan Manusia :
• Hukum Konvergensi : Gabungan antara unsur bawaan dan
pengalaman
• Hukum mempertahankan diri : manusia memiliki naluri utk
mempertahankan diri dari bahaya, seperti respon yg
diperlihatkan terhadap rasa lapar, haus, dll.
• Hukum masa peka : adalah masa-masa tertentu dimana
setiap individu sangat peka terhadap rangsangan sehingga
dapat mempengaruhi panca indera, bicara, pikiran, dsb.
• Hukum kesatuan anggota : maksudnya bahwa perkembangan
fungsi-fungsi panca indera, bicara, pikiran, perasaan, saling
berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang tdk dapat
dipisahkan.
• Hukum tempo perkembangan : bahwa setiap individu
mengalami tempo kecepatan perkembangan yang berbeda. Ada
cepat bicara, ada lambat menangkap pelajaran, dll.
• Hukum Irama Perkembangan : irama perkembangan setiap
orang berbeda. Adakalanya tenang dan adakalanya terguncang;
tenang dan teratur. Misalnya terkadang anak 3-7 tahun
mengalami irama goncang sehingga terkadang sulit diatur.
Demikian pula ketika memasuki usia pubertas, dst.
• Hukum Rekapitulasi : maksudnya perkembangan jiwa setiap
individu merupakan pengulangan dari kehidupan dan
kebudayaan sebelumnya. Misalnya: pada si anak ada masa
mereka bermain dengan saling kejar-kejaran, perang-perangan,
senang memelihara binatang, bercocok tanam, berdagang/jual-
jualan, dst.
• Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
• Tatap Muka : VI ( Keenam )
• Pokok Bahasan : TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
SECARA PEDAGOGIS
•
b. Teori Belajar Cognitive – Development
Teori ini dikembangkan oleh Piaget.
Beliau adalah seorang psikolog
“developmental” yakni mengenai tahap-
tahap perkembangan kognisi/intelektualitas.
Dalam penelitiannya beliau menemukan
bahwa kemampuan belajar individu erat
kaitannya dengan perkembangan kognisi dan
perubahan umur seseorang.
Jadi, dalam belajar seorang pembelajar harus
diberikan ruang atau kesempatan untuk
belajar apa yang belum diketahuinya. Dengan
begitu maka ia dapat menga komo-dasi atau
mendapatkan sesuatu dari proses belajar itu
sesuai dengan perkembangan yang
dialaminya secara psikologis. Intinya, anak
diberi kesempatan belajar sesuai perkem-
bangan pribadi dan perubahan usianya.
c. Teori Belajar Cognitive : Discovery Learning
Teori ini dikembangkan oleh J. Bruner.
Berangkat dari pendapat Pieget tentang
Cognitive Learning, J. Bruner berpendapat
bahwa anak harus berperanan secara aktif
dalam belajar. Untuk itu, Bruner memakai cara
dengan apa yang disebutnya “Discovery
Learning” (belajar menemukan), yaitu cara
belajar dimana anak mengorganisasi bahan yang
dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir sebagai
temuan.
3. Teori Belajar Psikologi Humanistis
Pada dasarnya, teori humanistic adalah teori
belajar yang memanusiakan manusia.
Pembelajaran dipusatkan pada pribadi sesorang.
Teori ini tidak terlepas dari pendidikan yang
berfokus pada bagaimana mengahasilkan sesuatu
yang efektif, bagaimana belajar yang bisa
meningkatkan kreativitas dan memanfaatkan
potensi yang ada pada seseorang. Teori
humanistic ini muncul sebagai perlawanan
terhadap teori belajar sebelumnya, yaitu Teori
Behavioristik, yang dianggap terlalu kaku, pasif.
Teori ini dikembangkan oleh beberapa tokoh filsafat
humanism, antara lain :
a. Arthur Combs
Arthur Combs menyatakan bahwa belajar
merupakan hal yang bisa terjadi tatkala bagi
seseorang ada artinya. Guru tidak bisa memaksa
seseorang untuk mempelajari hal yang tidak disukai
atau dianggap tidak relevan. Ketika muncul
perlawanan, hal itu sebenarnya merupakan bentuk
prilaku buruk yang mencerminkan ketidakmauan
seseorang untuk mempelajari hal yang bukan
minatnya, karena sama saja dengan melakukan
sesuatu yang baginya tidak mendatangkan
kepuasaan.
b. Abraham Maslow
Beliau berpendapat bahwa proses belajar
pada manusia merupakan proses yang
dilaluinya untuk mengaktualisasikan dirinya.
Belajar adalah proses untuk mengerti
sekaligus memahami siapa diri kita sendiri,
bagaimana kita menjadi diri kita sendiri,
sampai potensi apa yang ada pada diri kita
untuk kita kembangkan ke arah tertentu.
c. Carl Rogers
Ia berpendapat bahwa setiap manusia
memiliki kecenderungan untuk mencapai
kesempurnaan hidup, membentuk konsep
hidup yang unik, dan tingkahlakunya selaras
dengan konsep kehidupan yang dimilikinya.
Menurutnya, pembelajaran terjadi melalui
fenomena hidup atau pengalaman yang
dialami setiap orang.
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Tatap Muka : XI (Sebelas)
: XII (Dua belas)
Pokok Bahasan : Tujuan dan Prinsip-Prinsip Belajar