NEONATORUM
N A MA KE LOMPOK :
- D E S T I YA R A H M A 201805007
- DIDA NURUL 201805010
- NINDA FIRTRIANI 201805029
APA ITU ASFIKSIA?
“ASFIKSIA adalah keadaan dimana bayi
tidak dapat segera bernapas secara
spontan dan teratur setelah lahir.”
More..
NEXT…
ADAPTASI PERNAPASAN BAYI
Patofisiologi asfiksia neonatorum, dapat dijelaskan dalam dua tahap yaitu dengan:
Cara bayi memperoleh O2 atau CO2 sebelum dan setelah lahir [Normal]:
4) O2 yang diabsorpsi pada alveoli oleh pembuluh darah vena pulmonalis dan darah yang banyak
mengandung O2 kembali ke bagian jantung kiri, kemudian dipompa ke seluruh tubuh bayi baru lahir.
Pada saat O2 mengikat dan pembuluh paru relaksasi, duktus arteriolus mulai menyempit. Darah yang
sebelum melalui duktus arteriolus sekarang sudah lewat paru-paru dan segera mengambil O 2 dialirkan
ke seluruh tubuh.
5) Pada akhir masa transisi normal, bayi menghirup udara dan menggunakan paru-parunya untuk
mendapatkan O2.
NEXT…
ADAPTASI ABNORMAL
Patofisiologi asfiksia neonatorum, dapat dijelaskan dalam dua tahap yaitu dengan:
Mengetahui reaksi bayi terhadap kesulitan selama masa transisi normal [Abnormal] :
1) Bayi baru lahir akan menghirup udara ke dalam paru-paru.
Prosesnya:
Mengakibatkan cairan paru keluar Jika ini terganggu, maka arteriol pulmonal akan tetap
dari alveoli ke jaringan intertisial kontriksi, alveoli juga tetap kontriksi dan terisi cairan,
di paru sehingga oksigen sehingga pembuluh darah arteri sistemik tidak dapat
dihantarkan ke arteriol pulmonal. O2.
Pada saat pasokan oksigen berkurang, akan terjadi
kontriksi arteriol pada organ seperti usus, ginjal, otot dan kulit, namun demikian
aliran darah ke jantung dan otak tetap stabil atau meningkat untuk
mempertahankan pasokan oksigen.
NEXT…
Namun, jika kekurangan oksigen berlangsung terus maka terjadi kegagalan peningkatan curah
jantung, penurunan tekanan darah, yang mengakibatkan aliran darah ke seluruh organ
berkurang.
Sebagai akibat dari kekurangan perfusi oksigen dan oksigenasi jaringan, akan menimbulkan
kerusakan jaringan otak yang irreversible, kerusakan organ tubuh lain, atau kematian. Tanda-
tanda Keadaan bayi yang membahayakan akan memperlihatkan satu atau lebih tanda-tanda
klinis : Tanda-tanda tonus otot tersebut seperti :
(a) Tonus otot buruk karena kekurangan oksigen pada otak, otot dan organ lain: depresi
pernafasan karena otak kekurangan oksigen.
(b) Brakikardia (penurunan frekuensi jantung) karena kekurangan oksigen pada otot jantung ASFIKSIA
atau sel otak.
(c) Tekanan darah rendah karena kekurangan oksigen pada otot jantung, kehilangan darah atau
kekurangan aliran darah yang kembali ke plasenta sebelum dan selama proses persalinan.
(d) Takipnu (pernafasan cepat) karena kegagalan absorbsi cairan paru-paru dan sianosis karena
NEXT…
kekurangan oksigen didalam darah.
ETIOLOGI
Ada 4 Faktor yang bisa menyebabkan Asfiksia:
NEXT…
Asfiksia Berat (nilai APGAR 0-3)
Klasifikasi
Your Title Here
Asfiksia Sedang (nilai APGAR 4-6)
Asfiksia
NEXT…
KOMPLIKASI
• Otak: Kejang dan Hipoglikemik
a. Kejang : Asfiksia perinatal menyebabkan terjadinya
ensefalopati hipoksik-iskemik dan merupakan masalah
neurologis yang penting pada masa neonatal. Hal ini
karena terjadi hipoksemia (kurangnya kadar oksigen ke
jaringan otak) dan iskemia.
b. HipoglikemikHipoglikemia adalah kadar glukosa serum
yang kurang dari 45 mg% (<2,6 mmol/liter) selama
bebrapa hari pertama kehidupan. Keadaan ini bersifat
sementara akibat kekurangan produksi glukosa karena
kurangnya depot glikogen di hepar atau menurunnya
gluconeogenesis lemak dan asam amini.
NEXT…
KOMPLIKASI
• Ikterus
Ikterus adalah pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan
mukosa yang terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin
dalam darah. Jika terdapat gangguan dalam fungsi hepar
akibat hipoksia, asidosis atau kekurangan glukosa, keadaan ini
dapat menyebabkan kadar bilirubin indirek dalam darah dapat
meninggiIkterus dapat terjadi pada riwayat bayi baru lahir
dengan asfiksia.
NEXT…
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
NEXT…
•Asfiksia
PENILAIAN
Nilai Napas
NEXT…
A. PENGKAJIAN
A. Sirkulasi B. Eliminasi C. Makanan/cairan
1. Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 1. Dapat berkemih saat lahir. 1. Berat badan : 2500-4000 gram
sampai 180 x/mnt. 2. Panjang badan : 44 - 45 cm
2. Tekanan darah 60 sampai 80 mmHg
3. Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai gestasi)
(sistolik), 40 sampai 45 mmHg
(diastolik).
3. Bunyi jantung, lokasi di mediasternum
dengan titik intensitas maksimal tepat
di kiri dari mediastinum pada ruang
intercosta III/ IV.
4. Murmur biasa terjadi di selama
beberapa jam pertama kehidupan.
5. Tali pusat putih dan bergelatin,
mengandung 2 arteri dan 1 vena.
D. Neurosensori D. Keamanan
E. Pernafasan
1. Tonus otot : fleksi hipertonik dari 1. Skor APGAR : 1 menit s/d 5 menit 1. Suhu rentang dari 36,5º C sampai
semua ekstremitas. dengan skor optimal harus antara 7- 37,5º C.
2. Sadar dan aktif mendemonstrasikan 10. 2. Kulit : lembut, fleksibel,
refleks menghisap selama 30 menit 2. Rentang dari 30-60 permenit, pola pengelupasan tangan/ kaki dapat
pertama setelah kelahiran (periode periodik dapat terlihat. terlihat, warna merah muda atau
pertama reaktivitas). Penampilan 3. Bunyi nafas bilateral, kadang-kadang kemerahan, mungkin belang-belang
asimetris (molding, edema, krekels umum pada awalnya silindrik menunjukkan memar minor (misal :
hematoma). thorak : kartilago xifoid menonjol, kelahiran dengan forceps).
3. Menangis kuat, sehat, nada sedang umum terjadi.
(nada menangis tinggi menunjukkan
abnormalitas genetik, hipoglikemi
atau efek narkotik yang memanjang)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
. Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien
asfiksia antara lain:
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 berhubungan
dengan post asfiksia berat.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan
dengan reflek menghisap lemah.
3. Hipotermia berhubungan dengan adanya roses
persalinan yang lama dengan ditandai akral dingin suhu
tubuh.
4. Resiko infeksi
NEXT…
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana
intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Perawat melakukan intervensi sesuai dengan
yang sudah dirumuskan dan mencantumkan hasil
setelah pengkajian.
EVALUASI
Evaluasi adalah tahap kelima dari proses keperawatan.
Pada tahap ini perawat membandingkan hasil tindakan
yang telah dilakukan dengan hasil yang sudah ditetapkan
serta menilai apakah masalah yang terjadi sudah teratasi
seluruhnya, hanya sebagian, atau bahkan belum teratasi
semuanya.