PEMBANGUNAN
BANGUNAN
GEDUNG
NEGARA
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
2. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2002 tentang Bangunan Gedung
3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
4. Peratuan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ..../PMK..../20...
tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR
73 TAHUN 2011
DAFTAR ISI
I. KETENTUAN UMUM
II. PERSYARATAN BGN
5
PEMBANGUNAN BGN
adalah kegiatan mendirikan bangunan gedung negara
yang diselenggarakan melalui tahapan:
• perencanaan teknis,
• pelaksanaan konstruksi,
• pengawasan teknis.
Pembangunan yang dimaksud dapat berupa:
• pembangunan baru,
• perawatan bangunan gedung,
• perluasan bangunan gedung yang sudah ada,
dan/atau lanjutan pembangunan bangunan
gedung.
II. 1. PERSYARATAN
PERSYARATAN ADMINISTRASI
2. PERSYARATAN
BGN TEKNIS
PERSYARATAN ADMINISTRATIF
1. Status Hak Atas Tanah dan/atau izin pemanfaatan
2. Status Kepemilikan Bangunan Gedung (SKBG)
3. Izin Mendirikan Bangunan Gedung (IMB), termasuk
dokumen AMDAL
4. Dokumen Pendanaan
5. Dokumen Perencanaan
6. Dokumen Pembangunan
7. Dokumen Pendaftaran
PERSYARATAN TEKNIS
1. TATA BANGUNAN 4. STANDAR LUAS
peruntukan dan intensitas Gedung Kantor rata-rata 10 m2/
bangunan personel
wujud / arsitektur bangunan Rumah Negara tipe didasarkan pada
dan lingkungan tingkat jabatan dan golongan penghuni
dampak lingkungan Bangunan Gedung Negara lainnya
2. KEANDALAN BANGUNAN mengikuti ketentuan yg ditetapkan oleh
menteri yang bersangkutan
keselamatan
kesehatan 5. STANDAR JUMLAH LANTAI
kemudahan/aksesibilitas Bangunan Gedung Negara maks. 8
kenyamanan lantai (>8 lt hrs dgn persetujuan menteri)
Rumah Negara maks. 2 lantai
3. KLASIFIKASI
BGN yang dibangun lebih dari 8 lantai harus
Bangunan Sederhana mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Bangunan Tidak Sederhana Menteri.
Bangunan Khusus
KLASIFIKASI
berdasarkan KOMPLEKSITAS
• BG Kantor yang sudah ada disain
Sederhana: BGN dengan prototipe-nya/ sd. 2 lantai/luas sd. 500m2
• Rumah Dinas Tipe C,D, dan E
teknologi-spesifikasi
• Pelayanan kesehatan: Puskesmas
sederhana • Pendidikan: lanjutan dan dasar sd. 2 lantai
9
STANDAR LUAS BANGUNAN GEDUNG KANTOR
Sesuai Perpres 73 tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
STANDAR LUAS BANGUNAN GEDUNG KANTOR
A. RUANG UTAMA
LUAS RUANG (m 2)
R. PELAYANAN KETERANGAN
R. PENUNJANG JABATAN
JABATAN JABATAN
R. KERJA JML
R. JML
R. TAMU R. RAPAT R. TUNGGU R. SEKRET R. STAF R. SIMPAN R. TOILET CATATAN
ISTIRAHAT STAF
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Menteri/ Ketua Lembaga 28,00 40,00 40,00 60,00 20,00 15,00 24,00 14,00 6,00 247,00 8
2 Wakil Menteri K/L 16,00 14,00 20,00 18,00 10,00 10,00 15,00 10,00 4,00 117,00 2
3 Eselon IA/ Anggota Dewan 16,00 14,00 20,00 18,00 10,00 10,00 15,00 10,00 4,00 117,00 5
R.Staf pada setiap
4 Eselon IB 16,00 14,00 20,00 9,00 5,00 7,00 4,40 5,00 3,00 83,40 2 jabatan diperhitungkan
berdasarkan jumlah
5 Eselon IIA 14,00 12,00 14,00 12,00 5,00 7,00 4,40 3,00 3,00 74,40 2
personel @ 2,2 - 3 m2/
6 Eselon IIB 14,00 12,00 10,00 6,00 5,00 5,00 4,40 3,00 3,00 62,40 2 personel, sesuai
dengan tingkat jabatan
7 Eselon IIIA 12,00 6,00 3,00 3,00 24,00 0
R. Toilet
8 Eselon IIIB 12,00 6,00 3,00 bersama
21,00 0
B. RUANG PENUNJANG
JENIS RUANG LUAS KETERANGAN
1 2 3
2
1 Ruang Rapat Utama Kementrian 140 m Kapasitas 100 orang
2
2 Ruang Rapat Utama Es. I 90 m Kapasitas 75 orang
2
3 Ruang Rapat Utama Es. II 40 m Kapasitas 30 orang
2
4 Ruang Studio 4 m / orang Pemakai 10% dari staf
2
5 Ruang Arsip 0,4 m / orang Pemakai seluruh staf
2
6 WC/ Toilet 2 m / 25 orang Pemakai Pejabat Es. V sd Es. III dan seluruh staf
7 Musholla 0,8 m2/ orang Pemakai 20% dari jumlah personel
1 2 3 4
- Menteri
KHUSUS 400 1000
- Kepala Lembaga Tinggi/ Tertinggi Negara
Keterangan :
1. Untuk :
- Untuk Rumah Jabatan Gubernur disetarakan dengan Rumah Tipe Khusus.
- Untuk Rumah Jabatan Bupati/Walikota disetarakan dengan Rumah Negara Tipe A.
Untuk Rumah Jabatan Gubernur/Bupati/Walikota dapat ditambahkan luas ruang untuk Ruang Tamu
Besar/Pendopo
2. Sepanjang tidakyang dihitung sesuai
bertentangan dengankebutuhan dan kewajaran.
luasan persil yang ditetapkan dalam RTRW, toleransi kelebihan luas
-tanah yang diijinkan,
DKI Jakarta untuk:
: 20%
- Ibukota Provinsi : 30%
- Ibukota Kab/ Kota: 40%
- Perdesaan : 50%
11
III.
1. PENGELOLAAN
PROSEDUR TEKNIS
PEMBANGUNAN 2. TAHAPAN
PEMBANGUNAN
BGN
PENGELOLAAN TEKNIS
1. Setiap pembangunan bangunan gedung
negara yang dilaksanakan oleh
kementerian/lembaga/SKPD harus
mendapat bantuan teknis dalam bentuk
pengelolaan teknis;
2. Pengelolaan teknis dilakukan oleh tenaga
pengelola teknis yang bersertifikat;
3. Tenaga pengelola teknis bertugas
membantu dalam pengelolaan kegiatan
pembangunan bangunan gedung negara di
bidang teknis administratif.
Untuk APBN:
Di pusat oleh unsur Kementerian. PUPR di Pusat,
Di daerah oleh unsur Dinas PU Provinsi (dekonsentrasi) atau unsur
Dinas PU Kab/Kota (tugas pembantuan)
TAHAPAN PEMBANGUNAN
TAHAPAN
Perencanaan teknis
Pelaksanaaan konstruksi
Dok
Pengawasan teknis
DIPA/DPA Pembangunan
BIAYA IMB
penyambungan utilitas
BIAYA PEK. NON STANDAR PERMEN PU 45/2007
Dihitung berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar,
dengan terlebih dahulu berkonsultasi kepada instansi Teknis Setempat;
Besarnya biaya perencanaan, manajemen konstruksi/pengawasan, dihitung
berdasarkan billing-rate;
Total nilai biaya pekerjaan non-standar maksimum sebesar 150% dari total biaya
pekerjaan standar, dan dapat berpedoman pada
PERMEN PU NO.45/2007
KEGIATAN PERSIAPAN PERMEN PU
45/2007
•? DIPA/
•? •?
? ?
•? DPA
•? •?
PROSES BANTUAN TEKNIS
TENAGA PENGELOLA TEKNIS KEMENTERIAN PU
PERENCANAAN
PERENCANAAN PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
PERSIAPAN
PERSIAPAN PEMANFAATAN
PEMANFAATAN PENGHAPUSAN
PENGHAPUSAN
TEKNIS
TEKNIS KONSTRUKSI
KONSTRUKSI