Anda di halaman 1dari 14

Penerapan Prosedur

Teknik Relaksasi Napas


Dalam Pada Pasien
Dengan Gangguan
Rasa Nyaman Nyeri

Erdiana Wati Saputri


P3.73.20.1.17.088
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data menurut WHO (World Health Organization)


Jumlah pasien nyeri dengan tindakan operasi pada tahun 2012
sebesar 148 juta jiwa, sedangkan untuk diIndonesia pada tahun 2012
mencapai 1,2 juta jiwa .
Menurut Depkes RI tahun 2011 di Indonesia sendiri juga banyak
yang mengalami fraktur
Menurut Riskesdas (2013) di Indonesia sebanyak 34.409 orang dari
84.774 yang mengalami cedera. sedangkan di DKI Jakarta prevalensi
cedera 9,7% dan penyebab utamanya akibat kecelakaan sepeda motor
44,7% dan jatuh 40,9%. Sebanyak 5,7% mengalami fraktur dan luka
robek 18,1% sehingga membutuhkan penanganan pembedahan.
LANJUTAN...

Menurut hasil penelitian Suhartini, dkk (2013) yang dilakukan pada


pasien pasca operasi fraktur di Irina A BLU RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado, menyatakan bahwa 11 orang (55%) dengan intensitas
nyeri hebat terkontrol berkurang menjadi 10 orang dengan intensitas
nyeri sedang dan 1 orang dengan intensitas tidak nyeri.
Sedangkan hasil penelitian Agung, Indriyani & Sari (2013) terapi
relaksasi napas dalam yang dilakukan pada 30 partisipan sebanyak 20
partisipan post operasi dengan anastesi umum di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Moewardi Surakarta, menunjukkan bahwa teknik relaksasi
napas dalam mampu menurunkan tingkat nyeri secara signifikan pada
pasien post operasi dengan anestesi umum.
LANJUTAN ...

Upaya yang telah dilakukan oleh pihak rumah sakit untuk


menurunkan nyeri yaitu pemberian obat analgesik. Namun, masih
ada pasien yang mengeluhkan nyeri. Mungkin salah satu penyebabnya
karena dalam penatalaksanaan nyeri perawat lebih menekankan
pada pemberian analgesik dan belum melakukan intervensi keperawatan
seperti pembelajaran teknik relaksasi napas dalam. Akibatnya,
ketika efek analgesik menurun atau hilang maka sensasi nyeri akan
dirasakan kembali oleh pasien.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraian tersebut, maka
penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi napas dalam
menurunkan intensitas nyeri, sehingga penulis membuat studi kasus
berjudul “Penerapan Prosedur Teknik Relaksasi Napas Dalam Pada
Pasien Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri”
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah penerapan prosedur teknik
relaksasi napas dalam terhadap penurunan
nyeri? 5
C. TUJUAN STUDI KASUS D. MANFAAT STUDI KASUS

Tujuan Umum Pasien/Masyarakat


• Meningkatkan pengetahuan pasien untuk menurunkan skala nyeri
Mengetahui gambaran penerapan sehingga gangguan rasa nyaman nyeri tidak terjadi dengan
prosedur teknik relaksasi napas prosedur teknik relaksasi napas dalam.
dalam pada pasien dengan • Pasien atau masyarakat dapat menerapkan prosedur relaksasi napas
gangguan rasa nyaman nyeri. dalam secara mandiri untuk mengurangi gangguan rasa nyaman
nyeri.
• Membudayakan pengelolaan prosedur relaksasi napas dalam pada
Tujuan Khusus : pasien dengan gangguan rasa nyaman nyeri.

• Memperoleh gambaran tentang


Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan
gangguan rasa nyaman nyeri.
Menambah wawasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan
• Memperoleh gambaran prosedur dalam prosedur teknik relaksasi napas dalam pada pasien dengan
tentang penerapan relaksasi gangguan rasa nyaman nyeri.

napas dalam.
Penulis
• Memperoleh gambaran tentang
• Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset
efektifitas penerapan prosedur keperawatan, khususnya studi kasus tentang pelaksanaan prosedur
relaksasi napas dalam untuk relaksasi napas dalam pada pasien gangguan rasa nyaman nyeri.
menurunkan atau mengatasi • Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan prosedur
teknik relaksasi napas dalam.
gangguan rasa nyaman nyeri
• Menambah wawasan tentang prosedur relaksasi napas dalam pada
yang dilakukan oleh perawat pasien dengan gangguan rasa nyaman nyeri.
ruangan.
BAB II
Konsep Teknik Relaksasi napas Dalam
1. Pengertian Teknik Relaksasi napas Dalam

Teknik relaksasi napas dalam adalah teknik


nonfarmakologis yang mudah dilakukan untuk
merilekskan atau meregangkan otot – otot untuk
menghilangkan rasa nyeri.

7
2. TUJUAN DAN MANFAAT TEKNIK
RELAKSASI NAPAS DALAM

Menurut Andarmoyo (2013) Menurut Trullyen (2013)

⦁ Penurunan nadi, tekanan darah Tujuan napas dalam adalah untuk


dan pernapasan dalam batas
mencapai ventilasi yang lebih
normal
terkontrol dan efesien serta untuk
⦁ Penurunan konsumsi oksigen
mengurangi kerja bernapas,
dalam batas normal
meningkatkan inflasi alveolar
⦁ Penurunan ketegangan otot
maksimal, meningkatkan relaksasi
⦁ Penurunan kecepatan metabolisme
otot, menghilangkan ansietas,
⦁ Peningkatan kesadaran
menyingkirkan pola akivitas
⦁ Kurang perhatian terhadap pernapasan yang tidak berguna,
stimulasi lingkungan
tidak terkoordinasi, melambatkan
⦁ Tidak ada perubahan posisi yang frekuensi pernapasan, mengurangi
volunteer
udara yang terperangkap serta
⦁ Perasaan damai dan sejahtera
mengurangi kerja bernapas.
⦁ Periode kewaspadaan yang santai,
terjaga dan damai

8
3. PROSEDUR PELAKSANAAN TEKNIK RELAKSASI NAPAS
DALAM

Tahap kerja

⦁ ⦁ Anjurkan bernafas dengan


Ciptakan lingkungan yang
tenang irama normal 3 kali
⦁ Usahakan tetap rileks dan ⦁ Menarik nafas lagi melalui
tenang. hidung dan menghembuskan
⦁ melalui mulut
Menarik nafas dalam dari
hidung dan mengisi paru-paru ⦁ Anjurkan untuk mengulangi
dengan udara melalui hitungan prosedur hingga nyeri terasa
1,2,3 berkurang
⦁ Perlahan-lahan udara ⦁ Ulangi sampai 15 kali,
dihembuskan melalui mulut dan dengan selingi istirahat setiap
sambil merasakan ekstremitas 5 kali.
atas dan bawah rileks

9
BAB III

10
E
E Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data


dalam studi kasus penulis akan
menggunakan metode observasi,
pengukuran tekanan darah,
wawancara dan pengukuran
intensitas nyeri.

11
G. ANALISIS DATA &
PENYAJIAN DATA
Analisis terhadap penerapan prosedur yang
dilakukan penulis pada partisipan 1 dan
pasrtisipan 2, data yang diperoleh dari
wawancara dan observasi dikumpulkan dan
dianalisa kemudian disimpulkan. Pada studi
kasus ini analisa data dilakukan dengan cara
mencari perbedaan dan persamaan yang
kemudian dibandingkan dengan teori dan
penelitian yang sudah ada. Bentuk penyajian
data dilakukan dengan cara menuangkan
setiap ungkapan verbal dari subjek studi
kasus dalam bentuk narasi (deskriptif).
H. ETIKA STUDI KASUS
1. Respect for Person 2. Justice 3. Benefience dan
⦁ Penulis akan Nonmaleficience
⦁ Menjamin
ketersediaan subjek memberikan ⦁ Penulis menjelaskan
bersedia atau tidak perlakuan yang adil kepada partisipan
untuk dijadikan dan tidak membeda- tentang pelaksanaan,
subjek peneliti serta bedakan pada kedua tujuan dan prosedur
menjamin subjek subjek tanpa relaksasi napas
tidak mengalami memandang dalam dan tidak
kerugian atau golongan, agama, membahayakan
bahaya fisik dan dan jenis kelamin partisipan dalam arti
psikologis selama dalam menerapkan peneliti dalam
penelitian. prosedur relaksasi menerapkan
napas dalam dengan prosedur relaksasi
4. Otonomy Standar Operasional napas dalam dengan
⦁ Penulis memberikan Prosedur (SOP) yang Standar Operasional
kebebasan kepada terlampir. Prosedur dan
partisipan untuk menjamin
menandatangani keselamatan subjek,
Informed Consent 5. Confidentiality dan tidak
sesuai dengan hak nya. ⦁ membahayakan
Penulis memastikan
subjek.
kerahasiaan partisipan
tetap aman
(confidentiality).
TERIMA
KASIH!
14

Anda mungkin juga menyukai